It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jujur sih, gw juga takut kalo nanti cowo gw malah nikah, apalagi sekarang dia udah cukup umur, kakak-kakaknya udah nikah semua n punya anak, malah ada yang udah punya cucu,
well, cerita ini membuka pikiran gw, dan mengingatkan lagi ketakutan gw yang dulu
lanjut terus @erickhidayat
#penasaran nih
ingin sekali ku raih asa,
tanpa takut ia kan binasa....
Makasih yah teman teman dukungannya
Demi Neptunus, ane td malem bergadang nungguin updaenya loh...
Randy.. smua gara gara lu... lu musti tanggung jawab.. sekarang tidurin gue gih..
lahir di keluarga keturunan, cukup kaya, anak bungsu. Saat kenalan dengan Setiadi umur 26 di kisaran th 99 jaman cafe tenda semanggi bertebaran.
Tinggi 1.78, dari smp oleh kakak nya di ajak olah raga senang, mulai sma karate. Waktu di amrik studi business mulai pergi ke fitness center, lalu renang dan gym nya terus berlanjut hingga saat itu. Sifatnya agak tertutup karena gak mau org tahu kurang kasih sayang.
Akankah sosok dekisugi muncul om sutradara??? #ngarep.
#plaakk..
jangan hiraukan..
Di saat hati menjajah,
otak hanya mampu mengalah
=====
Di sisi lain, Randy seperti mendapat sosok Rini kembali. Semua kenangan yang terkubur dalam- dalam setelah proses kremasi Rini di kampung halamannya seolah terlahir baru dalam sosok Cindy. Untuk sementara, Randy seolah lupa dengan apa yang ia berikan kepada Setiadi.
Setiadi pun mendengar Randy mulai mendekati Cindy lewat penuturan Cindy sendiri. Mulai dari lunch, dinner, lalu ke dating. Sepertinya apa yang Setiadi takutkan selama ini mulai terbukti. Setiadi merasa dunianya runtuh, semua harapannya tentang Randy kandas. Setiadi mulai kerja ekstra lembur, pulang sangat malam, berhari- hari tak tidur nyenyak, semua fikirannya tertuju kepada Randy yang perlahan- lahan menjauhinya. Untunglah ada Jimmy yang selalu siap di sisinya, menemani Setiadi berjalan melalui lembah kelam itu untuk yang ke dua kalinya. Setiadi mulai memaksa tubuhnya bekerja di luar batas kewajaran, lembur hingga jam 11 malam, pulang hingga jam 12 lewat, jam 5 bangun setelah melewati tidur yang tidak nyenyak dan jam 6 pagi pun sudah berada di kantor, menatap computer dan halaman website dengan mata kosong. Hari Minggu mejadi hari yang paling ia takutkan setelah Randy mulai lebih sering jalan dengan Cindy. Perlahan namun teratur, Setiadi pun melangkah mundur dari kehidupan Randy, membiarkannya mabuk kepayang dengan impian barunya. Masih beruntung Jimmy yang sudah berjanji menjaganya selama masa penderitaannya.
“Di, lu kuat jalani ini? Gua takutnya apa yang kita bilang waktu itu bener- bener jadi kenyataan”
Setiadi tak mampu menjawab, air matanya jatuh melalui pipinya.
“Kenapa yah Jim, gua koq selalu harus berjodoh ama orang straight? Seperti gak ada temen gay yang bisa gua raih…”
Jimmy meraih Setiadi, memeluknya, memberi kekuatan kepada Setiadi
“Di, masih bisa kah lu buka hati lu untuk orang- orang yang lain?”
Setiadi tak mampu menjawab, dia hanya terisak- isak, dadanya serasa sesak. Harapan pun layu sebelum ia berkembang.
“Jim… gua cinta Randy…. Gua gak mampu cinta yang lain… dia terlalu sempurna Jim”
“Dia kan straight. Sekarang lu liat kan dia deketin Cindy, temen kita… Di, apa lu ada salahin Cindy?”
“…Gak bisa Jim, dia terlalu baik. Lagian itu wajar Cindy ama Randy. Gua ama Randy yang tak wajar”
“Jim, apa gua jodohin aja mereka supaya jadian?”
“Hah?? Lu sanggup Di?”
“Mungkin ada benernya kata lu waktu itu, daripada Randy satu hari jadi gay jadi kepunyaan cowok lain, lebih baik dia jadi kepunyaan Cindy aja?”
“Di, bukan itu masalahnya… masalahnya yaitu: Sanggupkah lu melepas Randy yang sudah lu cintai itu kepada teman lu sendiri? Lu liat Randy dengan kesempurnaannya itu peluk temen lu? APAKAH LU SANGGUP, SETIADI???”
Setiadi tak mampu menjawab itu, idenya terlontar begitu saja, tanpa fikir panjang.
Pacul mana pacul??