Awal SMA
MOS di lapangan
Dari rumah, aku sudah persiapkan hati untuk berani berteman dgn teman2 baru, karena jujur, sewaktu SMP aku adalah orang yang introvert, hanya memiliki beberapa teman.
Perjalanan dari rumah ke Sekolah baruku memakan waktu 15 menit dengan kendaraan umum. Pagi itu pukul 6.00 aku sudah nunggu metro buat ke sekolah, akhirnya metro yang aku tunggu datang juga, tapi sial di tengah jalan, tuh metro mogok, pecah ban, jadi aku dan para penumpang lain, terpaksa harus turun.
Dengan jengkel aku duduk dipinggir jalan, diatas batu yang cukup besar dengan alas daun kering yang ada di pinggir jalan untuk menunggu metro yg lain, 10menit lagi jam sudah menuju pukul 6.30, aku mulai cemas, karena hari pertama MOS dimulai pukul 6:30.
Tiba2 ada motor Rx King berwarna hitam, minggir dan menyapa.
"Hei... Kenapa dipinggir jalan" katanya..
Aku cuek saja, karena takut yang dia maksud bukan aku, akhirnya dia turun dari motornya, san menghampiriku, lalu menepuk pundakku, sehingga membuat aku tiba2 terlonjak kaget.
Sambil tertawa kecil, dia menegurku lagi..
"Heehe... Eh, knapa lu dipinggir jalan gini, bentar lagi kan stgh 7, MOS pertama itu jam stgh 7" kata anak itu.
"engghh" jawabku dengan mimik muka penuh tanda tanya.
"eh, sorry, lu anak baru di SMA Persada 1 kan" katanya
"iyah, emang lu anak baru dsana juga?"
"iyah, mau bareng gak lu? Dri pada nunggu metro, gak jelas dteng kapan.. Palingan gy pada ngeteem di terminal.. tar lu telat loh"
"mauuu" jawabku dengan senyum 3 jari karena senang sekali.
"yodah naik cepet, udh mau telat kita"
Akupun menaiki motornya, dengan rasa selamat karena gak jadi telat di hari pertama MOS.
Disekolah, semua murid baru berbaris dilapangan, untuk mendengarkan pembagian kelas dri kaka kelas.
Dilapangan aku dan anak2 yg lain berbaris belum beraturan berdsarkan kelas, aku dan dia baris di barisan belakang, dengan rasa ribet karena perlengkapan mos, belum sempat di simpan di tempat yg disediakan.
Dilapangan akupun memulai percakapan dengannya.
"hmmm.. Makasih yah tdi, klo gak ada lu, gw udh telat kali, trus baris disbelah sana deh" kataku sambil nunjuk kearah barisan anak2 yg telat datang.
"hehee.. Biasa aja kali, gw mah udh biasa jadi pahlawan" sambil nyengir mamerin deretan giginya yg rapih, dan putih..
"oiia, nama lu siapa?" Kataku sambil mengulurkan tangan.
"mario" menerima uluran tanganku sambil senyum yg tulus.
"toni"
Untuk sesaat aku merasakan suatu detak jantung yg gak biasa, aku baru sadar, wajahnya teduh. Meneduhkan jiwa yg sedang mencari sdikit angin di dalam kepenatan.
Sewaktu SMA tingginya gak setinggi aku, kira2 168cm, wajahnya putih, punya lesung pipit, simpelnya dy mirip dwi andika, tapi cakepan mario.. Suerr
Klo tinggiku kira2 wktu SMA 173cm, kulit kdg kuning, kdg tanning, kdg putih, tergantung cuaca..
Pembagian kelaspun berlangsung, nama demi nama disebut, sampai nama mariopun disebut, dia di kelas 1-2.
"eh, tuh yoo nama lu disebut" kataku
"iyah tauu" sambil memandangku dan senyum sebentar lalu pandangannya lurus kedepan lagi
"yodah sana kebarisan kelas lu"
"gak ah, tar aja, gw masih mau ngobrol ama lu, lagian gw yakin klo kita tar 1 kelas" katanya
"ihh, sok yakin deh, lu kan gak punya kumis kaya Ki joko bodo, tau dri mana lu?" Canda ku
"insting gw kuat tau, lu liat aja deh ton" kata mario sambil merem, jari telunjuk kanannya di jidat menirukan gaya seorang paranormal
"let's see" kataku sambil menahan tawa, karena canggung sekali, aku yang biasanya cenderung pendiam di SMP, tiba2 harus menghadapi orang seperti dia.
Gak terasa siswa buat kelas 1-2 sdh habis disebut, dan gak ada namaku dsana. Aku pun langsung mencecar mario.
"eh joko... Maneee?? Katanya insting lu kuat" candaku
"hehhee, brarti tdi ada kesalahan mantra"jawabnya sambil nyengir lebar
"yodah sanaaa, tar lu dihukum loh, gak baris sesuai kelas"
"iyah iyahh.. Tapi kita temenan yahh"
"hahaaha, iyaah.. Yodah sanaa" jawabku
"deeehh toniii" kata mario sambil kedipin mata
"hahhaa...ganjenn lu ah, ganjen ama cowo, tar jomblo seumur hidup baru rasa"
"ihh tuh mulut dongeng bgt,, gak mungkinlah cwo setampan gw gak da yg lirik" kata mario menepuk dadanya sambil berlalu ke barisan kelas dia..
Aku yang sudah keki karena perkataan dan gayanya barusan, setengah berteriak
"ehh, yoo,, bsok gw pnya hadiah buat lu"
"yeeesss... Apaan tuh" menoleh ke arah ku sambil dia melangkah mundur menuju barisan karena masih bicara denganku.
"Kacaa" kataku dengan muka lurus tanpa ekspresi.
"yeee" langsung membalikkan badannya dan mempercepat langkahnya ke barisan dia.
Aku sendirian lagi, langsung terfikir, trnyata aku bukan org yg introvert bgt, buktinya aku bisa langsung akrab ma org baru. Dari situ aku lebih bersemangat untuk lebih mengekspresikan keinginan berteman dengan teman2 yg lain.
Karena kbanyakan melamun, ditinggal mario, tidak terasa semua kelas sudah selesai di bagikan. Dan aku masih ditempat yg sama, belum bergeming, karena aku tidak mendenger aku ada dikelas mana??
"Siall!! Gara2 bengong, gw jdi gak denger kan, kelas gw dmana? Nanya ma siapa nii?" Gerutuku kesal sambil menendang2 kecil tas aku yg ada didepanku.
Terlihat teman SMP ku dulu, tapi aku tak mengenalnya karena sikap introvertku sewaktu SMP.
"eh, cupu.. Lu di skolah ini, dpt kelas apa lu?" Katanya setengah berteriak sambil menuju barisannya.
"gak tau, gw gak denger tdii" kataku setengah teriak juga.
Diapun langsung berlalu dri gw sambil teriak
"hahahaha.. Dasar dongoo,, cupu bgt lu"
Tidak lama dia teriak, tiba2 dia tersungkur jatuh, di bodi si mario, mario dgn polosnya mnta maaf ke dia, sambil senyum, gak ada pertengkaran, krna terlihat itu adalah ketidak sengajaan.
Lalu mario menghampiri ku, krna aku belum bergeming dri barisan, sementara, semua barisan udh dipecah dan dipisah perkelas, untuk diberi pengarahan oleh kk kelas.
"Sukurinn, reseh tuh org, benci bgt gw ma org kaya gitu, ngomong kaya org udh paling oke aja" tiba2 mario berkata saat sdh didekat ku..
"Haah? Knapa yo?? Mksdnya tdi lu sengaja? Hahaahaha" aku tertawa inget tingkah mario tdi nge-bodi dia
"Lu pain masih disini, kelas lu dmana emg?" Kata mario memulai brtanya ttg posisi gw skrg..
"Gak tau yoo, gak denger gw" muka gw trlihat panik. Memang aku orgnya gampang panik
"Haduhh, gw kira tdi lu kelas 1-4, tdi ada nama toni disebut dri kelas 1-4, tapi kan gw gak tau nama lengkap lu" kata mario..
"Gw toni handoko" dengan tampang lesu..
"Ahh!! Tepat,, lu kelas 1-4, gw denger tdi" sambil menjentikkan jarinya
"Ah, serius lu"
"Iyahh, hayoo gw anterr ke barisan lu"
Mariopun mengantarkan aku ke barisan kelas 1-4, disambut tatapan dri cwe2 yg klihatanya terpesona dgn kami berdua.
Setelah mengantarku, dy pun pamit buat balik ke barisan kelasnya, setelah itu aku yakin, klo dia akan jadi sahabat yg bsa diandalkan.
Dibarisan kami semua dri kelas 1-4 diberi pengarahan oleh kk kelas, trnyata akan di bagi kelompok 1 kelompok 10org, dan itu campuran dri seluruh kelas 1, krna kelas 1 ada 5, jdi msg2 kelas diambil 2 org. Ternyata kali ini keberuntungan di pihak ku.. Aku 1 kelompok sama mario..
Setelah dibagi kelompok kami disuruh mecari org yg dimaksud dalam daftar kelompok kami di tiap2 kelas, dan jika sdh berkumpul disuruh ke panitia MOS buat verifikasi.
Aku langsung menghampiri mario, trnyata dy juga sdg berjalan mnghampiri ku.. Terlihat ketika sdg berjalan dy menyapa balik org yg mnyapanya, teman SMP dia sepertinya, benar2 supel!!
"Eh yoo, gw 1 kelompok ama lu, tinggal cari 8 org lagi nii, ada yg 1 SMP sih ama gw, tapi gw gak kenal.. Hehheehe" celotehku..
"yoi, kita bersatu juga akhirnya,, yuk cari yg 8 org lagi" kta mario
Tiba2 dy ke podium, mengambil mic yg ada dsana.
"Tolong diam, perhatikan jgn ribut" mario menyapa lewat mic. Sontak para peserta MOS semua diam, memperhatikan seorang peserta MOS dgn nekad bertingkah diluar kewajaran anak baru.
"Yg namanya disebut disini, silahkan konfirmasi ke toni" sambil menunjukku yg sdg gugup di samping podium, menyaksikan tingkahnya.
Singkatnya kelompok kami pertama yg lapor ke panitia untuk verifikasi.
Saat konfirmasi, terlihat beberapa kk kelas cwe senyum ke arah mario, kagum akan apa yg telah dilakukannya, kk kelas cowopun terlihat bangga, krna menemukan bibit baru. Trnyata setelah verifikasi, kami diberi list berisi, brg2 yg akan di gunakan buat besok, ada buat individu, ada yg buat kelompok.
Setelah itu kami semua disuruh duduk dibawah pohon, untuk menunggu semua kelompok selesai di verifikasi.
Jam sdh menunjukkan hampir pukul 12 ketika semua sdh di verifikasi. Kamipun diberi izin untuk ishoma selama 60 menit. Selesai istirahat kami pun diperbolehkan untuk pulang, menyiapkan barang2 yg akan di bawa bsok.
"Ton, gw anter pulang yook, sambil kita cari barang yg bisa dicari skrg, tar keburu mahal gara2 banyak yg cari" kata mario
"Assikk dianterr, ampe rumah yaah.. Eh, tapi ioo.. Lu anter gw pulang dulu yah, gw gak bwa uang lebih, takut krg, tar baru kita kepasar, trus baru lu anter gw pulang lagii.. SAMPE RUMAH!!!" Jelasku dengan pertebal di akhir kata...
"Ah, ribet,, dah langsung aja kepasar, tar klo lu krg uangnya, pke uang gw dlu, bru tar nyampe rumah lu, DIGANTI!!" Balasnya
"Hahaaha, yodah deh ioo, hayuk ke pasar, keburu panaass nanti" jelasku, sambil naik ke motor mario lbh dlu, yg masih distandar full..
"Yeey, yg nyetir blom naik lu udh naik" kata mario langsung naik dan menyalakan mesinnya..
Kamipun kepasar mandiri yg terdekat dri sekolah. Dipasar kami membeli karung goni, black trash bag, kacang hijau dan bawang putih. Selesai belanja perlengkapan dipasar mariopun mengantarkanku pulang menuju rumah. Diperjalanan kami banyak ngobrol...
"Eh, katanya lu gak bawa duit, malah tdi gw yg minjem duit ke lu 5rbu" mario memulai pembicaraan.
"Kan tdi gw gak tau ioo, harga barang2nya.. Tau lu pinter nawar gitu, gw gak bakal mnta pulang ambil duit"..... "Lagian kok lu bsa pinter nawar deh dipasar gitu, kayak emak2 aja" selidik ku ke mario
"Hehehe, dulu ortu gw jualan di pasar, pas ibu gw ngelahirin gw, dy gak pnya duit ke rumah sakit, jadi terpaksa ngelahirin gw dilapaknya. Mungkin karena itu, gw akrab ma lingkungan pasar" jawab mario dengan nada serius dan menarik nafas dalam, seolah2 sedang menahan kesedihannya.
"Eh, sorry io, gw gak ada maksud.." kata ku dgn rasa sangat bersalah.. Kemudian kami diam beberapa menit.. Sampaiii....
"HAHAHAA.." Mario tiba2 tertawa terbahak
"Kenapa ioo?"
"Kamu tuh, eh lu tuh polos bgt yah.. Gw becanda kalii, emg bisa nawar itu mesti dilahirin dipasar... Hahhaaa.. Toniii...toniii.." Kata mario
"Ah, reseh, gw mnta ganti rugi ah, gw tdi udh ngerasa bersalah bgt, takut lu merasa sedih, ini tuh namanya dis-empatisme.. Penyalahgunaan rasa empati.. Hahaha" sungutku
"Hahahaa,, ngasall bgt lu ah" lanjut mario..
Sekitar 30menit kemudian aku sdh sampe dirumah dgn selamat. Aku lihat jam di hape sdh pukul stgh 5.
"Ah, mario, lu sih ngajak minum es kelapa di pasar, jdi kesorean kan, bsa2 gak jdi nii tas karungnya"
"Yodahlah gak usah panik, kerjain aja dlu, klo lu gak selesai, gw juga kan gak bakal selesai artinya..." "Gw mnta nomer lu dh, yar gampang komunikasinya" kata mario
Akupun menyebut nomer ku, kemudian mario misscall ke hape ku..
"Simpen tuh nomer gw" kata mario
"Iyee.. Lu masih mau mampir atau mau langsung pulang?" Kata ku..
"Pulang aja dh, gw mau kerjain perlengkapan buat MOS bsok juga kan" jawab mario..
"Ooh, yodah, hati2 lu" kata ku..
"Yoii sob.. Gw pulang yahh" kata mario sambil berlalu mengendarai motornya..
Akupun masuk kedalam rumah, disambut senyuman dri ibu ku..
"Sore benar pulangnya dee, tdi temen barumu?" Kata ibuku..
"Iyah bu, namanya mario, anaknya baik tidak seperti teman SMP ku yg lain, yg mau berteman denganku pas mereka butuh saja" lanjutku menjelaskan rinci, krna sdh tau pertanyaan ibu akan mengarah ke arah sikap introvert ku di SMP yg ibu tdk sukai..
"Iyah, ibu senang kamu sudah membuka diri untuk berteman, jdikan dia sahabatmu, dia sepertinya anak baik2" lanjut ibuku...
MOS HARI KEDUA
Tas sudah jadi, semalam aku tidur jam 11malem, dan skrg harus bangun pagi2 krna MOS di mulai jam 7. Aku bangun jam 5, krna kan solat dulu, semalem si mario sms, nawarin bareng ke sekolah, jam 6an udh di rumahku..
Tapi dengan syarat, aku mesti siapin sarapan buat dia.. Tapi aku blom blg ke ibu, klo mario mau jemput, tpi mnta sarapan, haduh, klo ibu gak beliin buat dy, masa aku yang gak sarapan, mesti blg cepet2 ke ibu..
"Ibuuu.. Buuu..." Teriakku sambil turun dri kamar..
"Iyaah dee, jgn teriak2 gitu ah didlem rumah" jawab ibuku..
"Anu bu, mario nanti mau jemput aku, skalian dy mau sarapan disini" kata ku langsung memberi tahu ibu..
"Yasudah, ibu sdh masakkan nasi goreng, ada banyak didapur"
"Ayah mana bu?" Tanyaku..
" Tdi ayahmu brgkat pagi2 skali, mau jemput klien dihotelnya, buat meeting dikantor yang di bandung katanya" jwab ibu menjelaskan detail.
"Yaah, padahal aku blom ketemu ayah dari kemarin" kataku...
"Yasudah, mandi sana, lalu solat, nanti mario datang kamu blom mandi, dia marah sama kmu.." Kata ibu...
"Iyah bu, aku mandi dulu yaah" kataku langsung ke kamar mandi dikamarku.
Jam skrg menunjukkan pukul 6 teng mario sepertinya bntar lagi datang, lbh baik aku tggu dia dihalaman.. Beberapa saat setelah dihalaman, mariopun datang..
"Hoii ton, pagiii" ucap mario
"Iyee pagiii" jawab ku..
"Mana sarapannya?"Mario langsung menagih..
"Idiihh... Gak ada basa basinya!!" Kataku sambil tertawa
"Laperr nii, kan gw mesti jemput lu, jdi gak sempet sarapan dirumah" kata mario
Tiba2 ibu datang membawakan 2 gelas teh manis hangat, bersama si mbak membawa 2 piring nasi goreng, lalu si mbak pergi setelah meletakkan nasi goreng itu di meja yg ada diteras rumah.
"Mario, maafin si toni yah, emg anaknya manja, suka mnta jemput" kata ibu sambil meletakkan gelas.
"Eh, tante, pagii tante, gpp kok tante, aku kan skalian lewat" kata mario..
"Yasudah, tante masuk dulu yah, toni, brg2mu nanti biar mbak bawain kesini, jdi kamu langsung brgkat saja, takut telat. Kata ibu lalu masuk kedalam rumah..
Akupun langsung mengambil piring nasi goreng dan ku berikan ke mario..
"Selamat makan" kataku sambil menyuap sendok pertama nasi goreng.. Mario bengong sebentar melihat kebiasaan ku ini.. Dengan sadar aku langsung menjelaskan..
"Iyah ni ioo, kebiasaan rumah, klo mau makan abis berdoa, yah mengucapkan selamat makan, jika ada org di dpan gw" kataku..
"Ehh, iya selamat makan juga" kata mario sambil senyum..
Sdh pukul stgh 7, waktunya berangkat sekolah..
"Ibuuuu.. Aku pamitt yahh, mau brgkat" kataku setengah teriak kedalam rumah..
Lalu ibu kluar rumah, dan menghampiri kami berdua..
"Iyah, hati2 yah di jalan" kata ibu..
Lalu mario memberi tangan kpada ibu ku buat salim pamit, aku hanya tertawa, krna itu gak ada di kbiasaan keluarga ku..
Ibu langsung menyambut tangan mario, lalu brkata
"tuh tonii, contoh temanmu, klo pamit itu begini caranya.. Bukan teriak2 kaya tdi" kata ibu yg membuatku langsung berhenti tertawa..
"Iyah iyah" kataku langsung meminta tangan ibu..
Mario tersenyum menang kali ini...
Disekolah kami mengikuti MOS dengan lancar, yah walaupun dikelompok kami, kami berdua yg sering di jahili oleh kk kelas, krna mario selengean, dan jika dihukum, dia langsung meminta ke kk kelas spaya aku menemaninya joget, nyanyi dan lain2..
MOS hari ini berakhir dengan senyuman, ditambah mario mengantarkan aku sampai rumah juga.
Karena masih jam 3, diperjalanan mario sempat mengajakku ke lapangan bola dekat sekolah buat nonton pertandingan bola antar tim kampung yang sedang berlangsung.
"Lu suka bola ton?" Tanya mario sambil matanya lurus menyaksikan pertandingan bola dri pinggir lapangan..
"Gw sukanya bola daging yang ituu" kataku sambil nunjuk gerobak bakso yang gak jauh dri lapangan.
"Hahaaha.. Bisa aja lu, ditanya serius juga.. Suka bola gak?" Kata mario mengulangi pertanyaanya.
"Dulu suka yo, tapi gak lagi deh" kata ku sambil membayangkan insiden yg prnah terjadi padaku
"Loh? Knapa? Kok bsa berubah gak suka"
"Dulu gw prnah msuk sekolah bola, waktu umur 6 tahunan, pas terjun kelapangan prtama kali, disuruh liat senior yg sdh dewasa main, tiba2 aja tuh bola nyenter ke arah dada gw, gw sempet gak sadarin diri gara2 susah nafas, dri situ gw jadi gak suka bola" kataku menjelaskan
"Yaaah,,, sayang sekali dong, coba klo lu tetep sekolah bola, kan bisa ajarin gw main" kata mario
"Jadi lu gak bsa main bola yo?"
"Bisa, tapi gak jago kaya org2" kata mario sambil senyum
Gak terasa sudah pukul 5 sore, sudah puas nonton dan makan bakso, akhirnya aku mengajak mario untuk pulang, karena bsok MOS terakhir, jdi kami harus mempersiapkan tenaga ekstra.
Bersambung....
Comments
lanjut
jadi inget pas SMA
hya .... jadi pengen MOS lagi
@rarasipau hahaaa.. Bibit unggul tapi susah panen.. #abaikan
Tapi guys.. Gw minta maaf yah klo di bagian ini masih terlihat datar, ini tulisan pertama gw yang gw publikasi.. Jadi belum tau tanggepan emosi pembaca secara umum.. Klo ada saran akan sangat membangun..
Terus.. Hari rabu gw ada uas, jadi kemungkinan baru buka forum ini after uas.. Harap dimaklumi
Mario's Side
Semalam aku benar2 tidak bisa tidur, memikirkan hari ini. Hari mos terakhir biasanya banyak kejutan. Hari ini aku sebagai ketua kelompok harus mempersiapkan 1 puisi untuk mengisi acara penutupan MOS, entah kelompok lain, yang pasti berbeda tugas katanya.
Kenapa sih gak buat surat cinta saja, itu aku lebih mahir, pasti gak pusing2 kaya gini, untung saja ada tonni, dia mau membantuku membuatnya, tapi asalkan aku yang maju buat bacanya. Sama aja bohong, aku gak bisa intonasi pembacaan puisi.
Sudah hampir pukul 6, aku harus jemput si tonni. Lebih baik aku sms dulu, tanya puisi. Aku takut belum dia kerjakan, dia kan agak pendiem, jadi ragu bisa apa gak otaknya kreatif.
"Toniiiii... Puisi udah belom?" Msg sent
"Udah udahh.. Yang belom itu... mandii, sarapan, ma lu yg blom dateng jemput gw " msg received
"Assikk udah kelarrr... I will coming in 30minutes, if I'm not coming yet, please read this again.. Hahahaa" msg sent
"Gak mau tauu... Pokoknya on timeee, gak on time gak ada sarapaan.. Hheheehe" msg received
Hahahaha.. Dasar toniii.. Toni... Mengenal dia, seperti merasakan adik ku hidup kembali. Yaah, adik ku yang meninggal bersama dengan ibuku di kecelakaan lalu lintas 5 tahun yang lalu.
Sekarang aku dirumah seperti orang asing bersama ibu tiri yang sudah menjadi ibuku, dan 2 anaknya, yang otomatis jadi adik tiriku. Sudahlah.. Lebih baik aku mandi, terus siap2 ke rumah toni..
Setelah mandi, dan sedang bersiap-siap, ada yang mengetuk kamar ku.. "Tokk tokk tokk"
"Siapaaa?"
"Ibu yoo... Kamu mau sarapan apa hari inii?" Tanya ibu tiriku dari balik pintu
"Gak usah mah, mario sarapan di tempat teman, sekalian jemput dia" jawabku
"Oh, yasudah..." Katanya sambil suara langkahnya menghilang dilantai kayu, lantai 2 rumahku.
Sudah beres semua, sekarang saatnya ke rumah toni. Sesampainya disana aku lihat dia udah di teras ditemani ibunya dan dua piring sarapan serta dua gelas teh hangat.
Gak enak juga sebenarnya, aku kan baru kenal ama toni, tapi udah nyuruh2 dia siapin sarapan. Ah, mau gimana lagi, abisan dia mirip dengan adikku, wajar kalo aku ngerasa dekat.
"Pagii tantee.. Pagii tonii" sapaku
"Pagii yoo" "Pagi nak toni" jawab toni dan ibunya bersamaan.
"Aduhh, jadi gak enak nih tante, disediain sarapan lagi.. Hehhee"
"Gak usah malu nak mario, kamu mau jadi teman toni saja tante sudah terima kasih, lagi pula, temannya toni, udah ibu anggep anak sendiri.. Jadi gak usah sungkan yaah" jawab ibunya toni panjang lebar
"Ah, dia sih basa basi bu, dalem hatinya itu loncat2 pas disediain sarapan.. Hahaaha" kata toni..
"Hahaahaa.. Aduhhh.. Ada bantal gak sih.. Maluu nii mau nutup muka" tukasku
"Aduuuh,, kalian inii.. Ada2 saja" jawab ibunya toni sambil tertawa..
"Yasudah.. Ibu masuk dulu yahh.. Kalian abis sarapan langsung berangkat aja, ibu mau ke pasar sama mbak minah" lanjut ibunya toni
Selesai sarapan kami siap untuk menghadapi hari MOS terakhir ini.. Who knows, what will happening in the couple hours later, the day have to live first, and then every single surprise will coming.. Hopefully they will be a great things.
Akhirnya sampe juga disekolah, masih ada waktu 15 menit buat re-check persiapan.
"Ton.. Puisinya mana? Coba sini liat, gw mau latian intonasi bacanya" kataku
"Nii, liat aja.. Semoga bagus yah" kata toni sambil memberiku secarik kertas yg sudah dilipat persegi kecil.
"Bagusss tonn... Gak nyangka lu bisa nulis sebaik inii"
"Hehhee... Gw suka sastra, jadi klo puisi mah tinggal liat koleksi buatan gw dirumah"
"Ah, curang bgt.. Berarti lu yang baca yaaah... Heheee" kataku
"Enak aja.. Kan udah perjanjian,, perjanjian harus tetap ditepatin" katanya sambil mentoyor jidatku dengan telunjuknya.
Tahap demi tahap di hari MOS terakhir ini dijalani, akhirnya sampai juga di penutupan MOS. Ternyata ada yang menyiapkan sandiwara mini, gabungan dari 3 kelompok, karena sulit juga menyiapkan dalam 2 hari. Ada yang menampilkan band yang membawakan lagu dari band2 yang sudah terkenal.
Kini kelompokku, giliran aku yang maju.. Ini adalah pertama kali aku maju di persiapkan seperti ini. Biasanya aku selalu spontan kalo maju ke panggung, lebih baik spontan ternyata. Aku fikir dengan tingkah laku ku yang slengean gini bisa dengan mudah menghadapi kegugupan. Ternyata TIDAK!!!
"Hmm.. Se.. SsSelamat sore teman2" kataku yang mulai gugup..
Satu hembusan nafas panjang, dan.. Semoga kali ini lebih baik.
"Saya dari kelompok pelangi, ingin mempersembahkan sebuah karya sastra.. Sebuah puisi yang lahir dari seorang teman kita dari kelas 1-4 tonii"
"Judulnya Pada Sebuah Pintu"
Pada Sebuah Pintu
Pernahkah kamu melihat pintu...
Sebuah kayu yang lebih tinggi dari kamu..
Berwarna cokelat, menempel menutupi rumah, ruangan atau kamarmu?...
Disebuah pintu aku melihat, membayangkan dan berfikir....
Berfikir tentang siapa saja yang telah melewatinya...
Berfikir tentang masa-masa kemarin..
Dan berfikir tentang siapa saja yang telah pergi...
Tragis! Miris!...
Mungkin itu kata tepat ketika kamu mendapati kenangan yang tidak sempurna
Tragis! Miris!....
Mungkin itu gambarannya ketika kamu mengandalkannya untuk menutupi kejujuran pribadi diri...
Pribadi diri yang menurut pribadi dirinya tidak pantas untuk orang lain tau..
Siapa pengecut...?
Siapa pecundang...?
Siapa hypocrite...?
Siapa pejuang...?
Semua itu ditentukan, seberapa sering mengandalkannya, untuk berlari menjauhi..
Menjauhi masa lalunya sendiri...
Menjauhi kenyataan diri...
Menjauhi kerapuhan hati...
Saat sebuah pintu menutup, satu hal yang terbuka... Dialah Kejujuran
Kejujuran akan masa lalu...
Kejujuran akan kenyataan diri..
Dan kejujuran akan kerapuhan hati..
Jika sebuah pintu menutup, bersiaplah untuk perjuanganmu saat dia membuka..
Semua berawal pada sebuah pintu...
"Itu dia sedikit puisi dari kelompok kami, semoga kalian menikmati dan menyelami makna di tiap katanya..." "Saya mario dari kelompok pelangi, mohon undur diri dan terima kasih" kataku menutup penampilan kelompok kami, lalu turun dari panggung..
Terdengar suara tepuk riuh dilapangan, semoga itu tepuk riuh yang ikhlas, dan jujur..
Penampilan demi penampilan di panggung masih berlangsung, hingga sampai di penghujung acara. Bu Dewi kepala sekolah kami mengucapkan selamat datang di SMA Negeri 1 Jakarta.
Sudah pukul setengah 6 sore, sudah sore sekali, lebih baik aku ajak toni pulang sekarang sebelum maghrib.
"Ton.. Pulang yuuk, capee nii" kataku
"Yukk.. Gw juga udh cape.. Udah bau banget nii.. Mau mandi" jawab toni sambil mencium kemeja SMPnya
"Hahaa.. Bau kan emang udah jadi nama tengah lu" jawab ku
"Hahaa.. Resee lu ah,, lu lebih bau tau gak" tukas toni gak mau kalah..
Akhirnya kami berdua menuju tempat parkir motor, walaupun aku belum punya SIM aku berani kalo cuma bawa motor kesekolah, karena banyak jalan tikus menuju sekolah dari rumah ku.
Diperjalanan aku sengaja memperlambat laju motorku ke rumah toni, berharap hari ini gak akan berakhir. Rasanya tadi benar2 menyenangkan. Sangat nyaman rasanya berteman dengan dia.
"Yoo, kok pelan banget sih bawa motornya" tanya toni tiba2 yang langsung membuyarkan lamunanku.
"Cape ton... Hari ini melelahkan, tapi menyenangkan" kataku
"Iyah yaa yo.. Sangat menyenangkan bagi gw, hmmmm.. Yo....? Kata toni menggantung perkataannya..
"Iyaah.. Ada apaa?" Tanyaku
"Kita beda kelas.. Masih bisa gak yah sedekat ini, gw takut lu ngejauhin gw karena beda kelas, gw takut gak punya temen lagi kaya dulu yoo" kata toni, sambil mencengkeram jaketku..
Pernyataannya yang membuat aku kaget, lalu aku menghentikan motorku sejenak.
"Ton.. Boleh gw cerita sesuatu ke lu" tanya ku
"Boleh.. Apaan" jawab toni
"Tar yah.. Lu ikut gw bentar, gw mau cerita" jawab ku sambil melajukan motorku lagi, dan membelokkan ke arah yang berlawanan untuk pulang..
Sesampainya di tempat tujuan, aku hentikan motorku, dan aku menyuruh toni turun..
"Eh, pain maghrib2 gini ke kuburan" protes toni sambil memukul pelan pundakku..
"Yodah ikut aja, orang gak serem juga kuburannya" jawabku sambil menunjuk arah taman sebelum memasuki areal komplek pemakaman.
Ini adalah makam dimana ibu kandungku dan adik kandungku dimakamkan, tidak seperti makam pada umumnya.
Makam disini lebih terlihat bersahabat, sebelum memasuki areal komplek pemakaman, terdapat taman yang berisi deretan bangku panjang saling berhadapan, dimana di tiap bangku terdapat tumbuhan rambat lebat yang memayungi tiap 2 bangku panjang yang saling berhadapan.
Disisi belakang bangku terdapat lampu penerangan taman, yang berkesan meneduhkan, dan menenangkan, jauh dari kesan angker dan seram.
Di depan parkiran ada kafetaria yang mulai tutup, karena mereka berjualan memang buat peziarah, bukan pengunjung taman seperti sekarang kami lakukan.
"Ayo ton, duduk disana" ajak ku ke toni, sambil tangan kanan ku merangkul pundaknya, dan kepalaku menunjukkan arah bangku taman..
"Lu mau cerita apa sih? Pake ngajak ke kuburan segala" jawab toni sambil bersungut kesal.
"Duduk dulu ajah" jawabku
"Ni udah duduk, sekarang cerita cepet" kata toni yang duduk disampingku, seolah tak nyaman dengan suasana makam.
"Di sana makam ibu kandung dan adik kandung gw ton.." Kataku ke toni, sambil menunjukkan arah makam ibu dan adikku.
"Hhmmm.. Turut berduka yah yo.. Pasti lu kehilangan banget.. Sorry klo dari tadi gw udah kesel lu ajak kesini" kata toni sambil mengusap dan menepuk punggungku
"Gw kehilangan mereka 5 tahun yang lalu ton, karena kecelakaan lalu lintas. Tapi sudah 3 tahun ini, di rumah gw punya 2 adik tiri dan ibu tiri" kata ku mulai bercerita.
"Tapi ibu tiri ma adik tiri lu itu sayang kan ama lu?" Tanya toni
"Iyaah.. Mereka sayang, tapi tetep aja kalo dirumah gw ngerasa sepi... Yahh.. Walaupun ibu tiri gw sayang, tetep aja kan dia lebih merhatiin anak kandungnya.. Menurut gw masih wajar sih" kataku melanjutkan
"Ayah lu? Apa dia gak perhatian lagi ke lu sebagai anak kandungnya?" Tanya toni hati2.
"Ayah gw sayang banget malah ma gw, tapi dia gak bisa tiap hari merhatiin gw, ayah gw kan pelaut, jadi pulang cuma 3 bulan sekali, itu juga cuma 2 minggu" kataku menjelaskan.
"Mungkin itu kali yah, yang bikin gw pecicilan di luar rumah, hhahaa" lanjut aku berusaha mencairkan suasana yang mulai melankolis dihatiku
"Hhaaha.. Iyah mungkin.." Jawab toni
"Nah, pas gw ketemu lu dulu dipinggir jalan, postur tubuh lu ingetin gw ke adik gw yg udah meninggal, dia cuma beda 1,5 tahun ama gw, makanya kami dekat bgt dulu, jadi gw samperin lu dan gw tawarin bareng karena gw penasaran" kataku menjelaskan
"Terruuusss setelah kenal sekarang gimana?" Tanya toni menyelidik.
"Sekarang malah kayanya gw yang gak bisa jauh dari lu, postur badan lu, cara lu ngomong, cara lu nimpalin omongan gw, bikin gw ngerasa seolah adik gw ada lagi, dan itu bikin gw ngerasa gak sendirian lagi pas dirumah, karena gw bisa langsung telp atau sms lu" kataku menjelaskan..
"Jadii lu udah paham kan? Lu jangan takut buat gw jauhin, karena justru gw yang takut kehilangan lu ton.. Lagian kenapa sih kita gak 1 kelas aja" lanjutku ke toni
"Iyaaaa.. Makasih yaah yoo" jawab toni lalu mengenggam telapak tanganku
"Yodah.. Sekarang udah paham kan,, yuk pulang" kataku ke toni sambil diri dari kursi
"Lu gak kesana.. Ziarah ke makam ibu ma adik lu" jawab toni sambil menunjuk arah komplek pemakaman..
"Maaf yaah ibu, adikk.. Kaka gak mampir, udah mau malem... Noh gw udah ijin pulang juga" kata ku sambil menarik toni dari duduknya.
Akhirnya kami menuju parkiran dan mengantar toni kerumahnya. Sampai dirumah toni, dia sempat mengajakku mampir, tapi mengingat besok hari pertama sekolah dan pake seragam SMA, aku harus persiapkan semuanya terlebih dulu. Jadi aku tolak halus tawarannya.
Sampai dirumah pukul 8 malam, lalu aku mandi, dan menyiapkan semuanya untuk besok. Selamat datang SMA, semoga cita, cinta dan angan terbentuk dengan baik di 3 tahun kedepan...
Bersambung.....
Aku suka sama karakter Mario yang tengil gitu. Lucu jadinya.
@tomxxx @zea.mays semoga terhibur yaahh...
PS: maaf klo update dikit2... i'm in the rush any deadline,,
Seperti biasa, mario menjemputku untuk kesekolah, sebenarnya aku sudah meminta untuk dibelikan motor, agar tidak perlu lagi mario menjemputku. Namun ayah menjanjikannya bulan depan.
Aku sedikit pangling, saat pertama kali melihat mario dengan seragam SMA-nya. Dia terlihat lebih dewasa, dan lebih tinggi. Kulitnya semakin terlihat putih.
"Wuiihh.. Beda bgt lu yoo" kataku mulai bicara
"Beda kann.. Lebih tampan kann" kata mario dengan cengirnya sambil tangannya ada dikantong celana, dan memamerkan celananya dengan mengangkat kearah depan dari dalam kantong. Mirip seperti gaya Mr Bean lagi pamer celananya.
"Hahaa.. Eh, muka lu ada di situ?" Canda ku sambil menunjuk ke arah seleting mario
"Ooh, iya lupaa..hehhee" jawab mario langsung sadar, karena bahasa tubuh dan verbal gak sesuai. Mukanya langsung memerah dan seketika itu mengalihkan pembicaraan.
"Yodah yukk, berangkat, tar kesiangan, kata mario, sambil mengajakku ke arah motornya yang ada di pekarangan rumah ku.
Akhirnya kami berangkat menuju sekolah, dan berpisah untuk ke kelas masing-masing.
Aku duduk di bangku ke tiga dari belakang, dengan harapan mendapatkan teman yang asik buat di ajak bermain dan belajar, dan yang paling penting bisa buat aku merasa nyaman, seperti saat bersama mario.
Ternyata dikelasku ada 2 orang teman dari SMP yang sama denganku, salah satunya yang di jahili mario karena meneriaki ku "cupu", ternyata namanya Bani, dan yang satu lagi sarfi.
Pasti mereka berulah lagi memanggil ku dengan sebutan "cupu". Tapi masa bodoh, kali ini aku akan tunjukkan kalau aku bukan si cupu lagi, lagi pula yang bodoh itu mereka, nem mereka itu dibawahku, aku kan juara umum ke 2 di SMPku.
Akhirnya jam pelajaran pertamapun dimulai, ketika itu aku masih duduk sendiri, karena belum mendapat teman yang mau duduk disebelahku, sedikit menyesal, kenapa aku gak sok SKSD sih. Sekarang aku harus tahan duduk sendirian.
Semoga ini gak berlangsung lama, karena sepertinya memang masih banyak bangku yang kosong. Ada 3 bangku kosong, kelihatanya anak baru belum semuanya masuk hari ini.
Ketika pak Khairul sedang menerangi Fisika di depan kelas, Bu Dewi kepala sekolah datang mengetuk pintu, dan membicarakan sesuatu dengan Pak Khairul. Tidak lama kemudian Bu Dewi keluar kelas, lalu segera masuk kembali membawa seorang murid yang baru aku lihat di hari ini. Bu Dewi lalu menyerahkan anak itu ke Pak Khairul dan mohon diri untuk keluar kelas.
"Anak-anak.. Kita kedatangan murid yang baru masuk hari ini, kemarin dia tidak mengikuti MOS karena dirawat di Rumas Sakit..." Untuk selanjutnya bapak akan persilahkan dia untuk mengenalkan dirinya.." "Silahkan nakk" ..kata pak Khairul mempersilahkan anak baru itu memperkenalkan diri.
"Pagi teman-teman, nama saya Rega Hilabi, maaf baru bergabung dengan kalian hari ini, kemarin saya sempat sakit dan di rawat" tukasnya dengan tegas..
"Oiia, anak-anak.. Rega ini masuk ke sekolah ini karena bakatnya di bidang olahraga, dia atlet taekwondo tingkat propinsi" jelas Pak Khairul menerangkan
Rega Hilabi, terlihat seperti peranakan Arab, beralis tebal, hidung mancung, tinggi sekitar 168 cm, tidak jauh berbeda dengan mario, hanya saja berkulit kuning, bermata besar dan berbulu mata lentik.
Setelah itu Pak Khairul mempersilahkan Rega untuk duduk di tempat duduk yang kosong. Dia memilih duduk denganku, karena memang, aku sendiri yang belum punya teman sebangku, lagi pula orang macam dia, tidak mungkin mau duduk sendiri, masih ada dua bangku yang masih kosong di pojok kanan belakang itu, gak mungkin dia memilihnya.
"Eh, sorry.. Bangkunya kosong kan?" Kata rega menghampiri ku.
"Hmmm.. Iyah.. Kosong.. Duduk aja disini.." Kataku mempersilahkan rega duduk dengan ramah.
"Okee.. Makasihh yaah.. btw gw rega" sambil mengulurkan tangan ketika sudah duduk.
"Tonny" kataku singkat..
Saat itu kami tidak banyak berbicara, karena pelajaran Fisika ini, akan menjadi terlalu sulit, jika tidak konsentrasi penuh. Tidak terasa sudah bel kedua, itu tandanya Fisika sudah selesai, dan berganti dengan Bahasa Indonesia.
Ketika Pak Khairul keluar, Guru Bahasa Indonesia, yang ternyata bernama Bu Pondang, sudah siap untuk masuk ke kelas kami. Bu Pondang berasal dari Batak, dan beraksen batak yang kental.
Beberapa saat kemudian, kami sudah disibukkan dengan membuat kalimat berpola SPOK.
Bu Pondang menunjuk acak muridnya untuk membuat kalimat berpola SPOK secara spontan.
"Kau, coba buat kalimat SPOK sekarang" kata bu Pondang sambil menunjuk ke arahku.
"Ibu..." Kalimatku langsung terhenti karena bu Pondang memotong kalimatku.
"Tunggu, sebutkan nama kau dulu, agar ibu hafal perlahan-lahan penghuni kelas ini" tukas bu Pondang memotong kalimatku.
"Saya Toni bu.. Toni Handoko" kataku.
"Yasudah.. Toni, apa kalimat kau" kata bu Pondang menyuruhku melanjutkan kalimat yang ingin ku katakan.
"Ibu memasak nasi di dapur" kataku tegas
"Memang sejak kapan ibu kau masak nasi di kamar mandi haah?".. "Masak nasi itu yaa di dapur.. Kau sudah dewasa, coba buat kalimat yang lebih dewasa" tukas bu Pondang dengan logat bataknya
Seketika itu seluruh kelas menjadi riuh dengan tawa, termasuk Rega yang disampingku, dia tertawa terpingkal-pingkal, yang menurutku saat itu sudah over act..
Bu Pondang kemudian memukul meja dengan penggaris kayu panjang, yang ada di dekat meja. "Braak.. Braakkk"
"Diaaamm.. Kalian ini seperti anak TK saja" bentak bu Pondang, yang membuat kelas seketika sunyi.
"Coba kau, yang di samping Toni, masih saja mesam mesem.. Apa kalimat kau" kata bu Pondang menunjuk ke arah Rega.
"Saya Rega Habibi bu, panggilan Rega" kata Rega sopan.
"Saya tidak tanya nama kau, nama kau sudah terbaca di bet nama kau, apa kalimat kau" tukas bu Pondang tegas.
Rega hanya menggaruk-garuk tangannya di belakang kepalanya. Seolah-olah menunjukkan sikap yang serba salah terhadap bu Pondang.
"Hmmm.. Dewasa yaa bu" kata regi bertanya lagi..
"Ehmm" kata bu Pondang menjawab dengan dehemnya yang berarti "iya"
"Hmmmm..Saya belum paham bu kalimatnya, sepertinya saya belumm dewasa" jawab rega dengan lemah.
Aku hanya dapat menahan tawa mendengar celoteh rega yang pelan tapi menggelitik. Bu Pondang pun sudah terlihat menyerah, sehingga menyuruh rega duduk, dan menyuruh kelas agar memperhatikannya mengajar.
Akhirnya kelas bu Pondang berakhir dengan Tugas membuat kalimat berpola SPOK dengan kalimat yang lebih pantas digunakan untuk ukuran SMA.
Kelas bu Pondang sudah berakhir, sekarang berarti waktunya istirahat.
"Ton, kantinya dmana sih.. Bareng yukk istirahatnya" kata rega
"Yukk bareng aja.. Tempat jajanan sih ada dua ga, koperasi ama kantin.. Lu mau yang mana, tar gw ikut lu aja" kataku menerangkan
"Kantin aja yukk, kayanya lebih variatif menunya" kata rega memutuskan
Akhirnya kami berdua menuju kantin. Di kantin aku gak melihat mario, mungkin dia sedang bersama dengan teman sekelasnya, dia kan supel, pasti mudah mendapatkan teman.
Dikantin kami duduk berhadapan. Rega banyak bercerita tentang dirinya, yang ternyata satu SMP dengan mario, lalu cerita tentang sakitnya sehingga gak bisa ikut MOS. Dan banyak bertanya tentang kejadian-kejadian lucu yang ada di MOS.
"Eh, lu SMP kartini, berarti lu kenal dong ama mario" kataku menanggapi cerita rega.
"Ooh.. Mario.. Mario Pujaswara bukan maksud lu" kata rega meyakinkan
"Iyaah.. Lu kenal" kataku
"Kenal.. Emang kenapa?" Tanya rega
"Gak pa pa sih.. Gw kemaren waktu MOS satu kelompok ama dy, anaknya baik, cepet akrab ma orang... Ama gw aja baru kenal 3 hari udah bisa akrab" kata ku menjelaskan
"luu akrab ama mario?" Tanya rega kaget
"Iyaah.. Gw di anter jemput malah, karna rumah kita emang searah" kata ku meyakinkan rega.
"Hmmm.. Ati-ati lu ama dia, anaknya agak reseh... Di SMP, dia ama temen2nya banyak kena kasus, gw sendiri kurang suka ma dia, yah karna gayanya yang sedikit reseh di sekolah" jawab rega menjelaskan
"Lu blom kenal mungkin, gak kenal kan gak sayang" kataku menanggapi dengan senyum
"Mungkin, soalnya waktu SMP gw kebanyakan keluar sekolah buat tanding, jadi pas disekolah, yah harus gaul ama orang2 yang bisa bantu gw pahamin pelajaran" tukas rega
"Oo gituu..." Kata ku
Tiba-tiba dari arah samping rega, ada suara gebrakan meja yang mengagetkan kami berdua, "braakk......"
"Hayooo.. Makan gak bilang-bilang yahh" suara orang dari arah gebrakan meja, yang ternyata mario
"Eh, lu yoo, ngagetin ajaa" kataku
"Apa.... Ngangenin" canda mario
"Yeee.. Koplok" kataku sambil ketawa
"Hehhee,, ama siapa lu?" Tanya mario
"Tuh, ama temen SMP lu...rega" jawabku sambil menunjuk rega yang jelas-jelas ada di depanku
"Ooh.." "Lu sekolah disini gaa..kok kemaren gak keliatan" kata mario ramah, dan memalingkan wajahnya ke arah rega
"Iyah, baru bisa masuk sekarang, kemaren gw sempet sakit" jawab rega datar sambil menyedot es teh manisnya dan melanjutkan suapan nasi goreng.
Kelihatanya rega memang gak suka dengan mario, padahal kan dia yang bilang sendiri tadi, kalo dia memang belum pernah keep in touch dengan mario. Kok sekarang malah gak ada kesan mau kenal. "Aneh..".
Setelah sedikit berbasa basi, akhirnya mario pamit, untuk kembali ke meja dia, setelah mario pergi, mataku masih mengekori ke arah meja mana tadi dia berada.
Ternyata mario di meja paling ujung, di depan kios jus. Yang aku tahu dari selentingan murid-murid sini, kantin jus itu memang tempat nongkrong anak-anak gak beres, mereka suka ngobat, dan ngeganja di lorong samping kantin jus, yang memang jarang dilewati.
Lorong itu ujungnya buntu, sehingga lorong itu berfungsi juga untuk menyimpan meja dan kursi yang rusak. Apa benar yang dikatakan rega, dia sudah mengenal mario 3 tahun disekolah, aku baru 3 hari, pasti dia yang lebih tau dibanding aku.
Akhirnya jam istirahat selesai, aku dan rega segera meninggalkan kantin menuju kelas kami. Setelah ini masih ada 1 pelajaran lagi, sebelum istirahat kedua dan 1 pelajaran sebelum pulang.
Gak terasa hari ini berakhir, dan kamipun pulang. Rega dengan ramah menawarkan agar pulang dengannya, karena dia ada urusan ke daerah yang tidak jauh dari komplek perumahanku.
Tetapi aku menolaknya, karena aku sudah janji dengan mario untuk pulang bareng lagi.
"Ton, gw udah diparkiran, lu udah kelar kelas blom?" Msg received
"Coming" msg sent..
Akhirnya aku sudah sampai di parkiran motor, lalu menghampiri mario yang tengah duduk di atas motornya sambil mendengarkan musik dari hapenya.
Ketika aku datang, dia langsung melepas headset dan menyapaku dengan senyuman khasnya.
"Akhirnya dateng juga, lama amat sih" kata mario bertanya
"Bawel dah, tadi rega nanya arah ke cempaka putih, jadi gw jelasin ke dia dulu" jawabku menjelaskan
"Oo.. Lu satu kelas ama rega juga?" Tanya mario, sambil menghidupkan mesin motornya
"Satu bangku malah" kata ku sambil duduk ke boncengan.
Di perjalanan mario ribut laper, katanya tadi dia cuma minum jus istirahat kedua, gara-gara belum laper. Jelas aja belum laper, jam istirahat pertama kan pukul 10:30, istirahat kedua jam 12:30. Cuma beda 1 jam 30 menit antara waktu brunch dan lunch.
Akhirnya kami mampir di tukang bakso dekat lapangan bola gak jauh dari sekolah, tempat yang sama ketika makan bakso, sehabis pulang MOS hari kedua.
Ditukang bakso..
"Tadi disekolah obrolin apa aja ama rega" tanya mario
"Biasa aja.... tentang sakitnya, trus.... dia nanya-nanya tentang MOS" kataku
"Oo.. Dia gak cerita apa-apa tentang SMPnya?" Tanya mario sambil terus mengunyah baksonya
"Cerita sih.. Tapi gak banyak"
"Kalo tentang gw di SMP?" Kata mario mulai menyelidik
"Hmmmm.. Cerita" jawabku sambil menyedot es teh manisku
"Cerita apaan aja"
"Hmmmm.. Dia bilanggg... Lu bandel waktu SMP, banyak kena kasus" kataku hati-hati mejelaskan
"Hahahaa.. Betull kok dia, gw emang banyak kena kasus di SMP" kata mario menenangkanku..
"Tapii dia baik kok, dia atlet taekwondo kan, lu pasti aman bertemen ma dia" lanjut mario
"Maksudnyaa" tanyaku ke mario, karena belum paham arah kalimatnya
"Maksudnya, kita kan beda kelas, jadi bakal jarang kontak disekolah, jadi lu akrabin dia buat jadi temen lu, yar gak ada yang berani macem2 lagi ama lu" kata mario menjelaskan
"Oo... Trus lu gimana? temen lu siapa? Kan katanya kita bakal jarang kontak disekolah
"Gw udah dapet dong.. Tuh yang tadi di depan kantin jus. Anak tongkrongan yang disana, semua udah akrab ama gw, padahal banyak seniornya juga" kata mario menjelaskan
Yaah.. Memang gak sulit bagi seorang mario, untuk menemukan orang yang mau berteman dengannya. Sikapnya yang hangat, dan supel, ditambah terkenal sewaktu MOS, memudahkannya berteman dengan siapa aja.
"Apaa.. Lu mau ikutan gabung ama gw, nongkrong ama anak2 itu, gw rasa gak ada yang berani macem-macem juga kalo lu betemen ama mereka" kata mario yang membuyarkan lamunanku barusan.
"Aaaah... Ogaaahh.. Jengah gw ama anak2 kaya gitu, gak ngerti apa yang diobrolin, gak ngerti apa yang diketawain"..."Bisa cengo gw..." Kataku menjelaskan
"Itu kan awalnya doang...lama-lama kan bisa biasa ton.." Rayu mario
"Big noooo.. First impression is proof who really you are.."..."Klo mereka nangkep kesan gw yang canggungan, bisa dianggep cupu gw...." "gw gak mau ah, kalo entarnya cuma di jadiin korpean mereka doang" kataku menjelaskan (korpe=korban perasaan)
"Hahhaaa.. Yodahh,, jadi kita disekolah soloist niih ceritanyaa?"..."lu ama temen lu, gw ama temen gw" lanjut mario meyakini kalimatnya barusan
"Yaaaah,, sepertinya memang bakal begitu... Lagian sahabat kan gak selalu harus bareng kemana-mana" kataku..
"Okeeh... Tetep sahabat yahh.. Janjii.." Kata mario sambil memberikan telapak kanannya untuk menawarkan toss
"Janjii" kataku sambil menyambut tossnya.
Akhirnya bakso yang kami makan sudah habis, kami pun beranjak pergi dari tukang bakso, untuk melanjutkan perjalanan pulang.
Ketika hampir sampai di motornya, tiba-tiba pandangan mario berbalik ke arah ku, yang masih mengekori langkahnya dari belakang.
"Kaloo first impression gw, gimana ton?" Tanya mario tiba2
Aku lalu mendekatinya, kedua tanganku, aku letakkan di kedua pundaknya, hingga kami berhadapan dengan sangat dekat. Lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya.
"Lu baaiiiiiiiiiiikkkkkk bangeett" kataku sambil tersenyum, lalu membalikkan tubuhnya dan merangkulnya untuk menuju motor yang diparkir.
Lalu kamipun pulang menuju rumah.
Memang diluar sana masih banyak yang menawarkan keindahan persahabatan, tetapi kamu telah mengindahkan hidupku, itulah sebabnya aku memilih kamu.
Semoga persahabatan ini akan tetap indah.
bersambung.....