BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Surat Yang Tak Pernah Sampai

edited February 2011 in BoyzLove
Malam itu seorang anak manusia terbangun...

dia memandang ke luar jendela,,,

gelap..

diambilnya sehelai kertas...

diambilnya sebatang pensil...

mendadak tangan itu mulai menari di atas kertas...


===


Dear Papa & Mama


Apa kabar Papa ? Apa kabar Mama ?

Pasti Papa dan Mama kaget menerima surat ini, Reza juga tidak tahu kenapa mendadak Reza ingin menulis surat kepada Papa dan Mama. Jujur saja, ini mungkin pertama kalinya Reza benar-benar menulis surat sejak SD, jadi mohon maaf ya Pa, Ma kalau ada yang salah. Reza cuma sedang ingin menulis kepada Papa dan Mama untuk berbagi sedikit hal dan mengobat rindu di hati.


Pa, Ma, Reza sayang sekali sama Papa dan Mama...

Itulah yang pertama kali ingin Reza sampaikan kepada Papa dan Mama

Reza sayang Papa..

Reza sayang Mama..

Termakasih Papa...

Terimakasih Mama...

Bagi Reza, Papa dan Mama tetap adalah orangtua yang terbaik di muka bumi ini...

Dengan segala masalah ksmi, Papa dan Mama sudah membesarkan ketiga anak Papa dan Mama dengan sangat hebat. Reza sendiri menjadi saksi setiap air mata dan keringat yang Mama dan Papa teteskan untuk membesarkan kami beradik kakak.


Ada hal yang ingin sedikit Reza ceritakan kepada Papa dan Mama,

Hal yang sudah lama sekali Reza simpan.

Tidak ada maksud apa-apa selain hanya ingin melepas beban yang sudah lama Reza simpan.


Mungkin di mata Papa dan Mama Reza adalah anak yang baik. Mungkin di mata Mama Reza adalah anak yang paling mengerti orangtua. Mungkin di mata Papa Reza adalah anak yang berprestasi dan mandiri. Di mata Papa dan Mama mungkin Reza terkesan tidak pernah bermasalah. Namun, sungguh Reza tidak sesempurna itu. Banyak hal yang mungkin tidak pernah Mama dan Papa tahu tentang Reza.


Kala itu Reza masih kecil, masih sekolah TK.


Reza masih ingat Pa,

Setiap pulang kerja, pasti Reza akan bersembunyi di balik kursi ruang tamu rumah kita, lalu Reza akan berteriak “Cari Reza Pa!!”. Tak peduli seberapa lelahnya Papa, pasti Papa pura-pura mencari-cari Reza sambil berkata “ Di mana nih anak Papa sembunyi?”. Kemudian Reza dengan penuh kemenangan akan mucul dan berteriak “Reza di sini Pa!!”. Sesudah itu Papa pasti menggendong Reza, lalu mengusap-usap kepala Reza sambil berkata “Makin besar aja anak Papa ini”. Masih Reza ingat usapan itu, belaian yang selalu Reza nantikan setiap Papa pulang kerja.



Reza masih ingat Ma,

Kalau malam sudah datang, pasti mama akan menemani Reza tidur. Pasti Mama yang selalu menceritakan kepada Reza cerita sebelum tidur, sambil pelan-pelan mengusap kepala Reza. Usapan kepala yang sangat nyaman, yang selalu memberi Reza rasa nyaman dan mengantar Reza ke alam mimpi.


Semua itu adalah kenangan indah yang selalu Reza ingat. Kenangan yang sangat berharga di hati Reza.


Kala itu Reza sudah mulai masuk SD.


Entah sejak kapan, situasi menjadi tidak semenyenangkan biasanya. Mas Adit, anak sulung Papa dan Mama mulai bermasalah. Pelan-pelan Mas Adit mulai sering pulang tengah malam, entah dari mana.

Pernah suatu malam, Mas Adit pulang dalam keadaan setengah mabuk. Kala itu Reza melihat, air mata mulai mengalir di pipi Mama. Walaupun tidak menangis, Reza juga dapat merasakan kesedihan yang amat sangat dari Papa. Malam itu Reza sedih sekali. Malam itu Reza masuk ke kamar Papa dan Mama, sambil berpura-pura tidak ada apa-apa Mama akan berkata “Loh..kok belum tidur Reza. Ayo tidur..Besok kan sekolah”, padahal air mata jelas masih membayang di wajah Mama.

Malam itu...

Sejak malam itu..

Reza selalu bertekad, tidak akan pernah membuat Papa dan Mama sedih..

Malam itu Reza tidur sambil menangis.

Kala itu Reza sudah mulai kelas 2 SD


Waktu itu Reza sempat mencuri dengar, Mas Adit nakal karena pergaulan. Sebuah pikiran tertanam di kepala Reza kala itu, “TEMAN ITU JAHAT! Gara-gara teman Mas Adit, Papa dan Mama jadi sedih”. Tanpa Reza sadari, Reza menjadi anak yang anti-sosial. Reza takut bergaul dengan teman-teman Reza. Di kala istirahat pelajaran, Reza pasti langsung pergi ke pojok halaman sekolah, menjauh dari teman-teman yang sibuk bermain. Teman Reza waktu itu hanyalah belalang-belalang yang hidup di taman SD Reza itu.

Pernah suatu ketika, seorang teman Reza datang ke pojok itu dan berkata “Hei Banci!! Kok kamu ga pernah ikut main bola sama kita sih.. Malah sibuk main sama Belalang!!”. Reza diam saja, dan tetap membelai belalang di tangan Reza. Mendadak ia menyambar belalang yang ada di tangan Reza itu dan membunuh belalang kecil itu dengan sekali sentakan tangan. Anak itu kemudian lari pergi meninggalkan Reza sendirian.

Reza sedih sekali, belalang itu mungkin satu-satunya teman Reza. Itulah pertama kalinya Reza kehilangan teman.

Hari itu Reza pulang sekolah, ingin sekali rasanya bercerita kepada Papa dan Mama. Tapi, segera Reza batalkan niat itu ketika melihat Mama di kamar Mas Adit sedang bertengkar dengan Mas Adit. Mas Adit ingin jalan sama teman-teman ganknya malam itu, mama tidak mengijinkan. Mas Adit marah-marah, mama berusaha membujuk dia. Waktu itu Reza sangat sedih dan ketakutan. Reza tunggu mama di kamar mama ketika itu. Waktu Mama akhirnya masuk ke kamar, langsung Reza memeluk Mama. Mama menangis waktu itu. Reza cuma bisa bilang “ Reza sayang Mama..”


Kala itu Reza sudah kelas 4 SD.


Sungguh tidak ada pikiran aneh di kepala Reza waktu itu di saat pulang sekolah. Ketika Reza hendak berjalan pulang ke rumah Reza dipanggil sama mas yang jaga kedai di samping Sekolah Dasar itu. Reza awalnya diajak bermain. Pelan-pelan, mas itu mulai meraba-raba paha Reza, kemudian akhirnya mulai meraba-raba kemaluan Reza. Terang Reza ketakutan, Reza mencoba meronta ingin melepaskan diri. Namun mas itu membekap Reza erat dan membentak Reza agar diam saja. Reza mulai menangis, Reza dibentak lagi, Reza diancam akan dipukul kalau berteriak atau lari. Sembari itu mas-mas bejat itu mulai menelanjangi Reza. Setelah itu mas itu mulai melakukan hal-hal yang tidak pernah Reza lihat sebelumnya. Sakit sekali rasanya waktu itu. Seakan tubuh Reza mau pecah. Bahkan sampai sekarang Reza masih ingat jelas kepedihan kala itu.


Lama Reza baru tahu, kalau yang dia lakukan itu adalah kegiatan sodomi.


Hari itu Reza pulang dengan ketakutan dan kesakitan. Ingin menangis kepada Papa dan Mama. Namun saat di depan rumah tiba-tiba terdengar teriakan “Kenapa sih Papa dan Mama tidak pernah mengerti Adit!!”. Mas Adit lagi-lagi berulah. Lagi-lagi, segera Reza urungkan niat bercerita itu. Biarlah Reza menangis sendiri di kamar Reza, daripada Reza menambah beban Papa dan Mama


Di sisi lain, kegiatan pelecehan seksual kepada Reza itu terus terjadi berulang-ulang. Reza diancam kalau tidak mau datang akan dipukul. Reza diancam, kalau berani cerita kepada orang lain akan dipukul. Kejadian mengerikan itu terus terjadi berulang-ulang selama sisa masa Sekolah Dasar Reza. 4 SD sampai 6 SD. Sebuah masa terkelam yang pernah Reza alami sepanjang hidup Reza. Kesedihan ini selalu Reza simpan sendiri.


Maaf Pa, Ma Reza tidak pernah menceritakan hal ini kepada Papa dan Mama sebelumnya. Reza cuma tidak ingin menambah beban Papa dan Mama. Papa dan Mama sudah cukup merasakan sedih. Tidaklah perlu Reza menambah lagi kesedihan itu.


Reza tidak pernah tahu, pengalaman mengerikan selama tiga tahun itu akan memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan Reza.


Kala itu Reza sudah sekolah SMP.


Memori mengerikan selama tiga tahun terakhir Sekolah Dasar itu seakan tidak pernah bisa hilang dari kepala Reza. Tidak jarang Reza terbangun di tengah malam karena mimpi buruk tentang hal itu. Di tengah malam, Reza cuma bisa menangis sendiri. Menangis ketakutan. Bayangan tentang perbuatan bejat itu selalu menghantui Reza. Reza di sekolah semakin menjauh dari teman-teman. Berusaha fokus pada pelajaran saja, karena Reza yakin setidaknya memberika nilai yang baik adalah satu-satunya hal yang bisa Reza berikan untuk mengobati sedih hati Papa dan Mama.


Di sisi lain, Mas Adit semakin menjadi-jadi, Mas Adit makin sering tidak di rumah. Pertengkaran Papa, Mama dan Mas Adit seakan menjadi makanan sehari-hari bagi Reza. Pergi ke samping Mama sebelum tidur menjadi rutinitas bagi Reza. Reza tahu, Mama butuh tempat untuk bercerita. Sungguh sedih sekali Reza tiap Mama bercerita pada Reza. Reza cuma bisa memeluk Mama dan berkata “Mama, jangan nangis...Reza janji akan jadi anak yang baik kok Ma”. Mama tentu masih ingat saat-saat itu kan ? Maaf ya Ma, Reza tidak dapat menenangkan Mama lebih dari itu pada saat itu.


Reza akui Ma, waktu itu Reza hanyalah anak kecil, beban pikiran Reza sendiri, memori-memori kelam perkosaan, dan masalah-masalah yang Mama ceritakan kepada Reza setiap malam, bukanlah hal yang mampu Reza tahan dengan baik. Tidak sekali Reza terpikir untuk bunuh diri saja dan lari dari beratnya hidup ini. Namun satu hal yang selalu Reza pegang. Kalau Reza mati, pasti Mama dan Papa akan lebih sedih lagi. Reza tidak boleh menyerah. Reza harus kuat ! Selalu Reza ulang-ulang hal itu dalam hati Reza.


Kala itu sesaat setelah kelulusan SMP.

Mama ingatkan ? Ternyata Reza diterima masuk di SMA X. Sebuah sekolah bertaraf nasional yang sangat terkenal. Reza senang sekali Papa dan Mama sangat bahagia dengan prestasi Reza tersebut. Namun, sungguh Reza berat sekali rasanya meninggalkan Papa dan Mama untuk sekolah di SMA itu. Kepada siapa nanti Mama akan bercerita ? Kepada siapa nanti Papa akan bercerita ?


Tapi akhirnya Reza memutuskan untuk sekolah di SMA ini, setelah mendengar Papa berkata “Nak, kamu belajar lah yang baik di sana, jadilah orang yang hebat, orang yang berguna bagi agama, bangsa dan negara nak..Tidak ada kebahagiaan yang akan lebih besar daripada kesuksesan seorang anak”. Papa masih ingat ? Terimakasih ya, Papa. Reza berjanji, akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hal itu. Supaya suatu saat nanti Papa bisa tersenyum bahagia menatap kesuksesan Reza.


Saat ini Reza sudah kelas 1 SMA

Bahkan setelah 3 tahun berselang sebenarnya ingatan akan kejadian kelam waktu SD itu tetap membayang-bayangi Reza. Masih sering Reza terbangun di tengah malam dan menangis sendiri di tengah gelapnya asrama ketika Malam. Seperti malam ini Ma, Pa. Karena itulah Reza ingin menulis surat ini, untuk menghilangkan kegalauan di hati Reza.

Tapi, Papa dan Mama tidak perlu khawatir. Reza pasti bisa menghadapi semua ini. Kebahagiaan dan senyum Papa dan Mama adalah harta yang tidak ternilai bagi Reza. Sebuah jimat yang selalu Reza pegang di saat Reza galau.


Terimakasih Papa..

Terimakasih Mama..

Reza sayang Papa..

Reza sayang Mama..


Kota X, 12 Desember XXXX



Reza



===


Anak itu terlihat lega, air mata yang menetes ketika anak itu menulis surat masih tersisa di pipi nya.

Beberapa lembar kertas itu dibawanya serta.

Kemudian anak itu mulai menyobek-nyobek kertas surat tersebut sambil tersenyum kecil.

Senyum yang menyimpan kepedihan tapi juga sarat harapan.

Anak itu bergumama “Reza sayang Papa dan Mama”.
«134

Comments

  • benar-benar kisah yang mengharukan.
    yang tabah ya reza....!

    Tak ada suatu cobaan yang diberikan oleh tuhan, bila tak sanggup di emban oleh hambanya.

    yakinlah tuhan selalu menyertaimu.
  • entah mengapa, ketika membaca cerita lo, gw serasa masuk ke dalamnya...
    gw bisa ngerasain emosi yang di rasain ma reza...
    keren.....
  • yang saBar ya mas.
    :sigh: T_T. Ceritana bgus bgt. . . . . .
  • Really touching! Sedikit mendayu-dayu tapi gw rasa itu manusiawi dan merupakan ungkapan jujur dari dalam hatimu. My deepest sympathy, Ramirez. Please keep on writing, and I will keep on reading. Salam kenal ya!
  • @all : makasi ya udah baca :)
    salam kenal juga..
    makasi komen2nya :)
  • Hikz2 huwee... Sedih bgt, tragis. Sabar ya... Pa lg menyangkut ortu... Hiks2, keep on posting bro...
    Say no to pedofil.
  • Hikz2 huwee... Sedih bgt, tragis. Sabar ya... Pa lg menyangkut ortu... Hiks2, keep on posting bro...
    Say no to pedofil.
  • Newneo wrote:
    benar-benar kisah yang mengharukan.
    yang tabah ya reza....!

    Tak ada suatu cobaan yang diberikan oleh tuhan, bila tak sanggup di emban oleh hambanya.

    yakinlah tuhan selalu menyertaimu.

    makasi banget ya Newneo :)
    i'll try to post another story soon :)
  • PoLLuX wrote:
    entah mengapa, ketika membaca cerita lo, gw serasa masuk ke dalamnya...
    gw bisa ngerasain emosi yang di rasain ma reza...
    keren.....
    makasi ya dah baca cerita nya...
    keep reading my future stories ya...
    "Reza" thanks u as well ;)
  • grifiest wrote:
    yang saBar ya mas.
    :sigh: T_T. Ceritana bgus bgt. . . . . .
    makasi ya apresiasinya :)
    mind telling me what do u feel about this story ?
  • reno.revo wrote:
    Really touching! Sedikit mendayu-dayu tapi gw rasa itu manusiawi dan merupakan ungkapan jujur dari dalam hatimu. My deepest sympathy, Ramirez. Please keep on writing, and I will keep on reading. Salam kenal ya!
    makasih..makasih..
    hehehe.... tebakanmu mengena ni..ouch.. :)
    thx ya.. :)
  • Billicious wrote:
    Hikz2 huwee... Sedih bgt, tragis. Sabar ya... Pa lg menyangkut ortu... Hiks2, keep on posting bro...
    Say no to pedofil.
    yeah... i hate paedophil as well.. capital punishment shud be given i think..
  • Ini fiksi or nyata sih? Gw sampe keluar air mata bacanya..sungguh menyentuh hati..
  • Ini fiksi or nyata sih? Gw sampe keluar air mata bacanya..sungguh menyentuh hati..
Sign In or Register to comment.