It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
aku berharap agar Ahhi mau membalikan badannya kedepan pintu, agar aku bisa melihat penisnya yang berurat itu. Ahhi saat itu sedang menyabuni seluruh tubuhnya dan tiba-tiba badan berbalik persis menhadap didepan pintu, tapi sayang saat itu dia jongkok dan yang terlihat hanya dadanya yang bidang yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang hitam.
tak lama kemudian Ahhi berdiri dan terlihatlah adiknya yang terkulai lembut menggantung diselah-selah pahanya yang kekar. oh....kini terlihat sudah penisnya yang berurat yang memang agak kecil karena pengaruh air yang dingin yang membuat adiknya itu menjadi kecil.
Aku meremas-remas penisku sendiri, karena rasanya adikku tak tahan melihat semua itu, dia memberontak ingin memuntahkan semua perasaan hasrat yang selama ini terpendam.
Rupanya Ahhi da mau selesai mandi, akupun segera menyudahi kegiatanku, padahal rasanya aku tidak ingin berhenti untuk melihatnya.
tapi aku takut ketahuan olehnya.
Kuambil kursi dari depan pintu itu dan segera kukembalikan ketempatnya semula, aku duduk diruang tangah sambil pura-pura menonton tv, tak lama kemudian Ahhi keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang diikatkan dipinggangnya, dan Ahhipun menyapaku.
"Belum mandi kamu Abi?" Tanya Ahhi.
"Belum mas, tanggung ni filmnya da hampir selesai." Jawabku.
"Iya kalau da selesai cepatlah mandi, siap-siap shalat ini kan sudah mau magrib." Jawabnya lagi sambil menyuruhku shalat.
" Iya mas, nanti aku shalat." jawabku lagi.
Dalamhatiku berkata, " Ya Allah, alangkah berdosanya aku telah melakukan perbuatan yang tak terpuji pada hambamu yang beriman."
Aku menyesali perbuatan yang telah kulakukan tadi kepada Ahhi. Pemuda suci itu telah kumanfaatkan sebagai nafsuku yang gila. dalamhatiku mengeluh mengapa aku ditakdirkan sepertoi ini, mengapa aku harus mencintai seorang laki-laki yang bukan seharusnya aku cintai sebagi laki-laki normal.
Kadangkala aku menyalahkan tuhan, karena aku tidak ingin menjadi seperti ini, tapi mengapa aku harus menyalakan tuhan, aku harus bisa menerima apa yang telah ditentukan tuhan.
" Ya, aku harus bisa menerima semua ini, toh aku bisa merasa bahagia dengan apa yang telah kulakukan." jawabku dalam hati.
gue suka progress tulisan lu..
semakin tertata dengan rapi..
two thumbs up!!
keep writing yawh..
Sama2 Fahri.................!
Salam kenal jga bwt kmu........!
Lanjutin ceritanya yach.......!
Thanks!
karena sekarang dah ada tanda kutip (") nya, jadinya bisa membaca lebih asyik.
ceritanya bagus loh, untung temen2 semuanya terus mendukung + memaksa Fahri untuk terus melanjutkan ceritanya.
kalau nggak, pastinya cerita ini hanya akan bisa dinikmati oleh Fahri sendiri.
Tetap semangat ya Fahri.
masukanku, lebih di teliti lagi aja untuk editan ketikannya.
Aku jadi punya referensi lagi deh untuk bikin cerita yang lainnya....
Fahri, ditunggu lanjutannya