It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
aku juga nggak tau bakal berapa lama aku akan seperti ini...
think of it as part of (your) life in the past .... it will be easier ... trust me
entah seberapa berani aku ingin menggapai harapan baru...
takut yang ku temui adalah para penipu....
you will never knew till yu try .... 8) 8) 8) 8)
Katanya orang2 jaman dulu di sini langit di musim gugur gampang berubah. Pagi bisa cerah, lalu siang bisa tiba2 hujan, dan kembali cerah di sore hari.
Karena itulah hati perempuan diibaratkan dengan langit musim gugur. Sesaat bisa ceria, kemudian berubah menjadi kesal dan merajuk, lalu kembali lagi ceria. Lalu kalo cong gimana dong hehehe.
Kemarin baru dikasihtau ama partner ttg sebuah artikel yang dimuat di situs SNS terbesar di Jepang dan membuat gw tergelitik untuk berkomentar. Judul artikelnya adalah Hati Perempuan yang Tidak Bisa Dipahami (oleh laki2). Artikel ini berisi ranking 1-10 tentang sikap perempuan yang tidak bisa dipahami oleh laki2.
Ini adalah hasil survey di Jepang dan tidak diketahui jumlah sampel dan bagaimana latar belakang sampelnya.
So, let’s start the countdown.
10. Begitu ada barang baru direlease, langsung kepengen
9. Ingin agar cinta ditunjukkan dengan perbuatan
8. Sikapnya berbeda antara waktu berdua dengan tidak berdua
7.Tidak mengungkapkan sesuatu secara langsung, dan ingin agar laki2 membaca situasi dan apa yang si perempuan inginkan
6. Sedikit2 memakai kata “putus” untuk mengetes pasangan
5.Ketika si perempuan bilang “Kamu pulang aja deh hari ini” dan si laki2 siap2 untuk pulang, si perempuan malah ngambek
4. Ingin membuat si laki2 mengatakan “Aku cinta padamu”
3. Menilai dalamnya cinta dengan seberapa sering si laki2 menelepon atau mengirim SMS
2. Si perempuan jadi bete waktu si laki2 tidak menyadari perubahan tata rambut si perempuan
1. Ketika si perempuan curhat, lalu si laki2 mengungkapkan pendapatnya, si perempuan malah ngambek
Setelah baca, gw akhirnya malah jadi debat2an dan perang mulut ama partner gw hahaha. Partner gw bilang dia bisa empati sama perasaan pihak perempuan. Sementara gw setuju sama pendapat laki2.
Kalau gw liat pendapat2 yang masuk di top rank, kelihatannya yang perempuan inginkan adalah “perhatian” dari laki2, dan menganggap perhatian itu adalah bukti dan hal yang penting dari cinta .
Sampai beberapa saat lalu, kalo gw ditanya co yang kayak gimana sih yang loe suka, mungkin gw tanpa ragu akan langsung menjawab “co yang perhatian sama gw”.
Siapa sih yang ngga seneng kalo pagi2 ada morning call dari si dia, yang waktu denger suaranya aja bisa bikin mata yang ngantuk langsung jadi 100 watt. Atau ketika lagi capek dan istirahat makan siang dateng sms dari si dia yang bisa bikin kita semangat lagi, lalu sore2 pas pulang kantor, si dia ngejemput kita dari kantor, ngebukain pintu bwt kita, dan ngajak kita untuk have a candle light dinner afterwards. Small things and big things yang dia tunjukkan bahwa dia perhatian sama kita...
Tapi kalo sekarang gw ditanya co yang kayak gimana yang gw suka, jawaban gw bakalan “yg gembul muscle dan cute itu lho” hahahaha. Well I’m just kidding...
Actually, setelah mengalami bbrp relationship, gw lebih prefer ke pola relationship yang keduanya bisa saling menghargai jarak personal masing2.
Well despite of my preference, yang bikin gw bertanya2 adalah “Apakah perhatian itu bukti dari cinta?” I think most of us, including myself, will say yes. Tapi sewaktu perhatian dari si dia menghilang apakah itu menjadi bukti bahwa cintanya sudah padam, or in other words “He doesn’t love me anymore.”
My conclusion for now is no, or at least I dunno for sure. Yang ada di pikiran gw adalah, gw telah terbiasa dengan konsep “perhatian adalah bukti dari cinta”, and I believe in this concept.
Jadi ketika si dia kurang perhatian sama gw, yang ada dalam pikiran gw adalah persamaan “Ga perhatian = ga cinta lagi ama gw”. Dan lagi2 gw terjebak dalam pikiran ini.
Sebagai akibatnya.... Bisa aja gw ngambek, dan menyerang dia dengan pertanyaan2 seperti “Kamu udah ga cinta lagi sama aku ya?”
Atau karena muncul keraguan apakah dia cinta atau tidak mulailah gw mengetes dia dengan bilang “Kalo kamu tetep gitu, mendingan kita putus aja deh”.
In other words, gw ngancem dia untuk putus, padahal yg sebenernya gw inginkan adalah dia menunjukkan bukti bahwa dia cinta sama gw.
Iya kalo dia bilang gitu, tapi kalo si dia lagi capek or lagi emosi dan jawabannya malah ya udah kita putus aja...Hasilnya 100% berbeda dengan yang gw inginkan.
Mungkin di sini kita bisa lihat bagaimana perasaan2 yang menduduki ranking 1-10 jadi terjalin. Dan hampir semuanya bisa dibilang diawali oleh konsep “perhatian=cinta”. Dari mempercayai bahwa 100% konsep ini benar malah bisa membawa ke arah2 yang tidak diinginkan.
Love is right there. I don’t have to look for it, I just have to find it.
Ihhhhh.... kalo gw malah bakal bete kaleee kalo digituin. Rasanya kayak kecekek ga bisa nafas. It's like being a PET on a leash (kecuali candle light dinner-nya) :oops: :oops:
Bete bgt kalo punya pacar dikit2 nanya / nelp / sms "lg dimana?" "lg ngapain?" "Kapan kita begini?" "Kapan kita begitu?" ...... dst
Gw gak nolak untuk menerima n memberi perhatian. Tapi kalo berlebihan, keknya lebih baik gak usah aja deh. Sesuatu yg berlebihan (terlalu) jdnya malah nyebelin / GAK BAIK.
Sama seperti gw suka cemilan yg manis-manis... tapi kalo terlalu manis... gak deh.
Gw suka makanan yg asin-asin... kalo terlalu asin... huekkksss!
Dan seterusnya...
Bersyukurnya pacar gw selama ini (baik GF ataupun BF) ga pernah possesif or over protective. Mungkin krn gw selalu pasang rambu2, ada hal2 tertentu yg ga bole saling dilanggar. Gw menghargai privacy and waktu2 utk dia kalo lg pengen sendirian. Selama gw yakin dia masi sayang sama gue... go ahead. We're all adults, and we need to be left alone sometimes.
Jadinya kalo pas kita pengen bareng or butuh perhatian, itu emang karena kita berdua bener2 lg suka n butuh. BUKAN karena KEWAJIBAN!!!
Misal gini, dia bilang "gue lagi bener2 butuh elu!" so, I'll be there 100% for him. Ambil cuti pergi kemana berdua... jalan kemana kek, atau dr pg sampe malem nongkrong berdua, biarpun cuma di kamar aja, yg penting berdua. Demikian jg sebaliknya kalo gw lagi pengen... ya dia juga begitu.
But it's not EVERY MINUTE or EVERYDAY OF MY LIFE..... please dehhh
TETAPI... tetapi nehhhh... gw nemuin ada cukup banyak orang yg haus perhatian n haus memberi perhatian. Seolah-olah itu jadi pembuktian diri atas CINTA n KASIH SAYANG. Kalo cinta / sayang tuh, maka..... KEWAJIBANnya harus begini, harus begitu.
Gak beda aja ama pekerjaan n karir jadinya. PENUH KEWAJIBAN. Bedanya kalo kerja, kita digaji ama duit. Kalo ini kita digaji ama kasih sayang. KAN PAMRIH TUH JADINYA!!!
Bukankah harusnya CINTA itu TANPA PAMRIH?
Halah halaaahhhh... jadinya panjang nulisnya dehhh. Kalo dilanjutin bisa berlembar-lembar lagi nih.
ANYWAY, topik nya bagus .... bikin mikir.
NB: lam kenal yaa...
Libraboy :
Yes, I got your point, seperti yang udah pernah kita bicarain waktu chat.
Kalo gw lebih melihat, mungkin pada awal (misal pas pdkt dll), sedikit banyak orang akan berakting untuk menarik perhatian pasangan (or menunjukkan kalau dia care sama pasangan itu), atau bisa dibilang membuat situasi menjadi mudah untuk "jatuh cinta".
Setelah beberapa saat, mungkin dia lebih jujur, dan merasa tidak terlalu perlu lagi untuk berakting. Cintanya ngga kemana2 kok.
Akan jadi benih2 pertengkaran kalau si pasangan menuntut perhatian seperti dulu, karena dia merasa itu sudah menjadi haknya sebagai orang yang dicintai dan dia memberi imbalan berupa "cinta". Dan yang dituntut akan merasa kewajiban untuk berakting, dengan imbalan berupa "cinta" dari pasangan.
Try to see the reply from indokoko deh. Gw rasa dia bisa lebih gamblang dalam menjelaskan hal ini hehehe.
As for me, krn gw libra, walo gw sadar bahwa cinta harusnya 'tanpa pamrih', tp prinsip 'take n give' kuat bgt di gw, jdnya.. Ya gt deh.. Hehehe..
Whew, kok reply gw kemaren gak kecantum yah hehehehe. Well anyway, gw suka dg gaya dan isi reply loe n salam kenal juga.
As I mentioned, untuk gw pola relationship gw lebih suka dg yang bisa saling menghargai jarak masing2. Ga suka terlalu dikekang dan diatur.
Seperti yang u bilang dg kewajiban ya gw rasa itu juga bener. Memenuhi kewajiban sama pasangan dengan imbalan kasih sayang. Kalo kewajiban gak dipenuhi maka akan berpikir, OK there's something wrong with our relationship here.... Padahal sebenernya ga ada apa2 dan cintanya juga ga kemana2 kok.
Actually there's this dissatisfaction because my expectation is not met. Instead of being honest with that, perhaps we prefer to say "There's something wrong with our relationship" or "He doesn't love me like he did" to justify our thoughts.
Silakan kalo mau nulis, namanya warung bebas hehehe...
U're right dear. Ga bisa digenaralisir kok. Tujuan gw nulis untuk mengatur pikiran gw dan mengajukan wacana, saat mainstream mungkin masih berpihak pada "perhatian=cinta".
And one more, in your case gw rasa "commitment" jadi kata kunci deh hehehe...
gettin' too personal huh .... :shock: :shock: :shock: :shock: