Teman - teman seperti pada postingan teman yang lain. Bahwa kita tahu MUI baru saja mengeluarkan fatwa Haram Rokok dan Golput. Fatwa rokok haram awalnya untuk semua, tapi kemudian ada "tekanan" dari pihak mana - mana. Salah satunya adalah wapres Jusug Kalla. Maka akhirnya fatwa haram rokok hanya untuk anak, perempuan hamil dan didepan umum.
Begitu untuk fatwa haram golput , setelah ada tekanan dari para pemimpin partai seperti Hidayat Nur Wahid dan beberapa pimpinan partai lainnya. Maka MUI akhirnya mengeluarkan fatwa haram juga kepada orang Islam yang Golput pada Pemilu 2009. Hanya MUI dan penguasa yang tahu ada permainan didalam nya.
Tapi aku pikir tidak terlalu bodoh umat untuk menilai kepentingan apa yang ada dibalik halal - haram yang dikeluarkan oleh MUI sekarang ini. Atau bahkan fatwa - fatwa sebelumnya.
Begitu juga fatwa soal aborsi yang sekarang membolehkan untuk perempuan korban perkosaan. Yang dulu MUI melarang keras.
Saya tidak akan melihat dalam konteks apakah fatwa ini menjadi keuntungan bagi umat atau tidak.Karena kalau itu butuh analisa yang mendalam lagi soal siapa sebenarnya yang dintungkan dalam fatwa tersebut??
Saya akan melihat dari konteks dikeluarkannya Fatwa MUI itu, ada beberapa catatan :
1. Bahwa Fatwa halal dan haram itu adalah hasil pemikiran manusia dalam hal ini ulama yang tergabung dalam MUI. Jadi tidak semua ulama setuju dengan fatwa MUI itu. Apalagi umat, pasti banyak yang tidak setuju. Kita bisa lihat pro dan kontra nya di TV. Misalnya NU tetap tidak setuju bahwa rokok itu haram. Nu menganggap merokok itu makruh.
2. Ternyata persoalan halal - haram itu juga dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kekuasaan. Siapa yang punya power dapat memberikan pengaruh apakah ini halal atau haram.
Sehingga soal halal - haram terggantung pesanan siapa...
Dalam hal ini saya sedang tidak menghina Islam. Mohon teman - teman pahami maksud pendapat saya. Bahwa aku sedang bicara soal halal dan haram dalam pandangan ulama bukan Tuhan. Itu keyakinan ku, sama MUI juga punya keyakinan lain.
3. Bicara halal - haram itu artinya hanya persoalan tafsir manusia saja (MUI).
Pertanyaannya apakah yang berhak menyatakan halal dan haram itu hanya ulama yang tergabung di MUI?? Atau hanya ulama saja baik yang bergabung MUI atau tidak??
Apakah saya sebagai seorang muslim tidak punya hak menyatakan dan meyakini pendapat sendiri bahwa ini adalah halal dan haram ?? Minimal untuk diri saya sendiri.
Apakah urusan halal dan haram hanya otoritas para ulama, dalam hal ini MUI?
Terus bagaimana konsep ajaran Islam bahwa keyaninan adalah urusan individu dengan Tuhan nya? Kenapa akhirnya harus juga diserahkan kepada ulama dalam hal ini MUI untuk urusan halal - haram?
Bukan kah jadinya halal - haram itu jadi sangat kontekstual bagi setiap orang dan banyak unsur kepentingan ?
So kalau begitu apa bedanya MUI dengan sistem kepausan yang juga sama - sama mengeluarkan "fatwa" bagi umatnya? Seperti larangan aborsi dan soal homoseksual baru - baru ini oleh Paus?
So, dimana kemerdekaan beragama saya dengan Tuhan? Yang katanya sudah diberikan kepada setiap orang. Mengapa ulama merebut hak saya sebagai umat Tuhan?
4. Kalau soal halal dan haram bisa ditawar berdasarkan kepentingan. Berarti semua hal yang menyangkut halal - haram, dosa - pahala bisa ditawar - tawar juga dong.
Ini kan menunjukkan bahwa tafsir itu memang sangat subjektif sekali.
Tetapi mengapa untuk banyak hal, persoalan halal - haram, dosa - pahala seprti sudah tidak pernah bisa didialogkan lagi? Seperti sudah kunci rapat - rapat.
Misalnya untuk persoalan homoseksual ( yang jelas saya punya kepentingan dalam hal ini).
Mengapa ulama - ulama, dalam hal MUI sudah begitu kakunya melihat persoalan homoseksual.
Seperti sudah tidak ada lagi ruang dialog membahas tafsir yang lain menyangkut soal dosa dan tidak dosa terhadap homoseksual??
Dalam konteks homoseksual mengapa MUI tidak bersikap seperti yang terjadi pada fatwa rokok, golput dan aborsi? Yang masih ada tawar menawarnya.
Apakah karena kelompok homoseksual bukan penguasa dan bukan wakil presiden? Apakah kalau misalnya saya menjadi presiden Indonesia suatu saat nanti, urusan fatwa halal - haram soal homoseksual akan mempunyai cerita lain lagi?
Pertanyaan ini terus menggeletik saya pada saat membaca berita soal fatwa halal - haram dari MUI baru - baru ini.
Wasalam
Toyo
Comments
Sacha ( 3 months old).
lucunya hal homoseks selalu memiliki konotasi otomatis dibanding hal2 lain yg kebanyakan agama melarang tapi banyak yg melakukan, seperti:
penjudian, penggunaan minuman keras, selingkuh
belum lagi hukum2 lama yg skg sudah kadaluarsa seperti:
perempuan bisa dijual sbg budak
kalo bercocok tanam tumbuhan yg berbeda2 bersebelahan itu dosa.... perempuan kalo lagi dapet tidak bisa diajak ngobrol....
sprei kalo kena mimpi basah mesti dibakar
itu hal2 diatas walau kedengaran seperti lelucon belaka, pada suatu waktu adalah hukum agama....
maka dari itu gue skg kalo denger agama yg aktif menyebabkan sengsara buat org2 tertentu paling males deh jadi umatnya, dan plus belum tentu lingkungan yg sini aturan mainnya sama dengan lingkungan yg sono... semuanya itu theocracy deh.... jadi males...... yg penting bagi gue jangan bikin org lain susah, kalo membantu org lain pikir org itu minta bantuan apa ngga, itu aja motto hidup gue....
ini sekedar nyautin aja neh .. dan hanya pendapat guenya aja loh ....
pelarangan ttg homo itu mungkin ada historical background nya .... tapi kayaknya emang semua paraturan agama agama ngga ada yang setuju .... dan blom tentu guenya ikutan ngga setuju loh
kalau peraturan agama yang berkembang dan laen dr awalnya .. ya itu kan bisa kita liat juga historical back ground nya .. dan ngga harus kita ikutin .... Jadi liat dr unsur agamanya aja jangan di liat dari pemuka agamanya .. ( yg ngga tahan lama idupnya ) ... Sekali lagi sekdar pendapat gua aja loh
Hehehehehehe.... nampilin pic Sacha bisa kena fatwa lho... ini khan binatang haram?
Sacha lucu dech, cakep!
.......
Seandainya saya seorang muslim, dan data-data Bung Toyo itu akurat (soal tekanan-tekanan, misalnya), maka saya tidak akan pusing-pusing dengan fatwa itu. Saya tidak perlu merasa terbebani harus patuh, tapi juga tidak perlu merasa harus mengomentari apalagi mendebat. Tanya kenapa?
kalo komen gw soal poin yg ini, menurut gw (sebenernya dari kuliahan agama sih):
manusia tetep bebas2 aja kok, cuman itu tadi, tugas MUI kan membimbing umat, nah umat kan macem2, ada yg genius, pinter, biasa aja, ampe yg gak pinter...
contoh kasus: loe pernah denger kan binatang amfibi (2alam) dicap haram? tapi keluarga gw tetep hepi makan kepiting, soalnya menurut kami kenapa dicap haram soalnya takutnya bingung, ini hewan matinya di air apa di darat? kalo mati di darat kan jatohnya bangkai darat> haram, tapi kalo matinya di air kan jatohnya bangkai ikan> halal, nah emak gw kalo beli kepiting kan masih idup, trus dimasak juga pake bismillah, jadi menurut kami ya gakpapa...
tapi kan gak semua orang bisa analisa ky gitu (sori gak niat sombong lho), jadi yaudahlah ama tetua kita dipukul rata aja haram, biar umatnya gak rempong mikirnya...
nah mungkin sama aja, rokok kan merusak tubuh bla3 yg Allah gak suka, jadi MUI niat mengharamkan, gw pikir sih makruh aja lah, tapi semua ya suka2 loe lah, di Qur'an jelas2 umat muslim gak boleh makan babi, tapi kalo loe ngotot babi halal apa bakal dimarain MUI? kan enggak, hehe...
Saya akan mengeluarkan fatwa haram,untuk pria yang memiliki istri lebih dari 1. Dasar cowo cowo egoizzz......pada doyan ITHIL PewoNg aJa....coba kalo udah coba lekong skali paszty ketagihan .....pada kaga ngaca kali yeeee
Kebetulan aku non Muslim tapi baca contoh kasus yang tentang kepiting itu, aku jadi salut dengan cara berpikir itu.
Er, boleh tanya nggak, kenapa di Qur'an umat Muslim nggak boleh makan bakso? Memang ada larangannya ya? :?:
Kalau kita banned dan kita akhirnya gak pernah dialog kan. Aku yakin terlepas teman - teman tidak setuju dengan pendapat ku. Besar atau kecil minimal teman - teman tahu bahwa ada orang lain yang pendapat seperti aku. Jadi minimal teman - teman juga tidak menstigma bahwa orang islam itu identik dengan anti non muslim.
Aku Muslim dan aku sangat terbuka untuk dialog soal agama termasuk muslim.
Jadi aku harap jangan di banned. Ini pendewasaan bagi kita semua. Kalau tidak pernah dibuka dialog, akan menjadi duri dalam daging. memang berat tapi ini adalah proses pendidikan.
Sekali lagi aku mohon dengan moderator, saya tidak ada maksud menghina agama siapapun. Kita sedang debat soal fenomena yang terjadi.
Salam
Toyo
Mpok sati, eike gak sebel ama islam, eike juga ga ngomongin suku koq....eike cuma sebel nya ama lelekong yang ada di MUI, kenapa pula ngurusin homo, urusin aja dia sendiri(belum tentu bener)......contoh gampang nya: Rhoma Irama melarang inul karena goyangan ngebor nya, ekh ternyata rhoma irama sendiri aja ewita in angel lelga....dasar tuuh laki munafik (dajjal berwujud manusia)... Eike mau nya MUI keluarin fatwa haram bagi pria yang punya istri lebih dari 1