It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
hm karena kerjaan gw di bidang publishing yah mau mau aja bantu.
Tapi gw pernah jadi translator, dan gw bisa bahasa Inggris dan Italia, jadi kalo bisa bantu (part time) gw juga mau banget. Asal anonymous aje.
bisa juga tar d edarin d internet versi e-bookny.
buat bahan pertimbangan, coba cek:
http://www.frontierspublishing.com/
majalah gay ini slain versi cetak ada e-bookny juga.
klo majalah kita nanti ini kira2 mau komersil or ngga? itu dy. kita tetep msti kompakan. jd bukan majalah yg terbitny 1 or 2 bln aja krn ga kompak.
yup sekarang banyak kok majalah yg terbit plus di webnya ada download pdf-nya.
gw pilih majalah ma website....dua2 oke.....but gw blm bisa bikin webs...T.T...
Kendala gw cukup simpel aja....
Gak ada modal
hehehehe
Gw berharap banget bisa ikut bantuin, walo gw dari Semarang
kira2 perlu ada staf apa aja?
trus, klo serius mo bantu, harus bs mastiin ada waktu luang khusus buat ngasuh majalah/web ini. jd jgn sampe krn kontributorny ga tetap, tebal tipis majalahny berubah terus tiap edisi.
untuk awalny sebenarny yg d butuhin info soal operasional redaksinya.... gimana manajemennya... gitu loh bros.
Saya benar - benar SENANG sekali ide ini, dan saya jadi tambah yakin bahwa pasti banyak teman - teman gay yang mau bersama - sama melakukan perubahan yang lebih baik.
Ok, btw..tapi pertama sekali, bahwa majalah ini idenya levine ya,bukan saya.
Saya setuju dengan usul teman - teman, Avatar bisa share ke email ku nanti kita diskusi via email saja. dari beberapa teman yang sudah komit bantu adalah John, Levine, Avatar juga mau ya, terus ada satu lagi.
Saya setuju saja gimana baiknya menurut teman - teman mau dalam bentuk soft copy atau hardcopy. Tapi memang harus diperhitungkan soal kekuatan dan kelemahannya.
Jujur saya pribadi kalau hardcopy saya jadi parno ama FPI (Front Pembela Iblis). Kalau softcopy lebih aman. Cuma kalau hardcopy bisa kita kontrol penyebarannya akan bagus. Misalnya kayak pengalaman Gaya Nusantara dulu, jadi tiap daerah akan ada ditributornya.
Kemudian kalau mau beli atau mau ambil melalui bisa melalui ditributor tersebut. Ini mungkin bisa lebih aman sih.
Oh ya, saya pernah lihat majalah Heaven. Aku pikir bagus sekali kemasannya, bukan isi ya. Harganya 50.000 ribu dan aku pikir laku kayaknya majalahnya. Tapi saya tidak tahu kenapa tidak terbit lagi. Kira - kira ada yang tahu kenapa majalah Heaven tidak terbit lagi?
Mungkin kita bisa belajar juga dari majalah heaven itu.
Salam
Toyo
Sebagai orang yang pernah jadi admin di koran, gw tahu kira2 pendapatan dari koran/majalah itu terdiri dari:
1. Pendapatan iklan (ini yang paling besar dan menutup hampir semua biaya cetak dll).
Ada perusahaan yang barter,
2. Pendapatan sirkulasi (ini sih kecil).
Kemudian, biaya yang paling utama (gede) biasanya adalah:
1. Biaya cetak (kalo majalah/koran). Tergantung color/bw, etc, etc.
2. Biaya karyawan (buat lay out, dll).
3. Royalti (kalo ngambil dari konsep majalah LN).
4. Pembayaran untuk kontributor.
kemudian biaya2 apa lagi ya..entar gw liat dulu file2 lama gw yaa?
Jadi gw bilang, selain kita bergerak, kita juga kudu mulai mendekati juga calon2 pengiklan, kalo nggak kita akan tombok dan bisa2 gulung tikar. Majalah yang mismanagement, bisa2 cuma muncul 2 atau 3 kali terus layu, Kan sedih.
Cuma sekadar pendapat.
Saya benar - benar SENANG sekali ide ini, dan saya jadi tambah yakin bahwa pasti banyak teman - teman gay yang mau bersama - sama melakukan perubahan yang lebih baik.
Ok, btw..tapi pertama sekali, bahwa majalah ini idenya levine ya,bukan saya.
Saya setuju dengan usul teman - teman, Avatar bisa share ke email ku nanti kita diskusi via email saja. dari beberapa teman yang sudah komit bantu adalah John, Levine, Avatar juga mau ya, terus ada satu lagi.
Saya setuju saja gimana baiknya menurut teman - teman mau dalam bentuk soft copy atau hardcopy. Tapi memang harus diperhitungkan soal kekuatan dan kelemahannya.
Jujur saya pribadi kalau hardcopy saya jadi parno ama FPI (Front Pembela Iblis hehehe). Kalau softcopy lebih aman. Cuma kalau hardcopy bisa kita kontrol penyebarannya akan bagus. Misalnya kayak pengalaman Gaya Nusantara dulu, jadi tiap daerah akan ada ditributornya. Tape kekuatanya kalau hardcopy bisa diakses bagi teman - teman dan publik yang tidak akses internet. Karena bagaimanapun mereka juga mesti kita pikirkan...apalagi kalau didesa2 kan kasihan banget kalau tidak tahu ttg dirinya sendiri.
Kemudian kalau mau beli atau mau ambil melalui bisa melalui ditributor tersebut. Ini mungkin bisa lebih aman sih.
Oh ya, saya pernah lihat majalah Heaven. Aku pikir bagus sekali kemasannya, bukan isi ya. Harganya 50.000 ribu dan aku pikir laku kayaknya majalahnya. Tapi saya tidak tahu kenapa tidak terbit lagi. Kira - kira ada yang tahu kenapa majalah Heaven tidak terbit lagi?
Mungkin kita bisa belajar juga dari majalah heaven itu.
Salam
Toyo
Saya benar - benar SENANG sekali ide ini, dan saya jadi tambah yakin bahwa pasti banyak teman - teman gay yang mau bersama - sama melakukan perubahan yang lebih baik.
Ok, btw..tapi pertama sekali, bahwa majalah ini idenya levine ya,bukan saya.
Saya setuju dengan usul teman - teman, Avatar bisa share ke email ku nanti kita diskusi via email saja. dari beberapa teman yang sudah komit bantu adalah John, Levine, Avatar juga mau ya, terus ada satu lagi.
Saya setuju saja gimana baiknya menurut teman - teman mau dalam bentuk soft copy atau hardcopy. Tapi memang harus diperhitungkan soal kekuatan dan kelemahannya.
Jujur saya pribadi kalau hardcopy saya jadi parno ama FPI (Front Pembela Iblis hehehe). Kalau softcopy lebih aman. Cuma kalau hardcopy bisa kita kontrol penyebarannya akan bagus. Misalnya kayak pengalaman Gaya Nusantara dulu, jadi tiap daerah akan ada ditributornya. Tape kekuatanya kalau hardcopy bisa diakses bagi teman - teman dan publik yang tidak akses internet. Karena bagaimanapun mereka juga mesti kita pikirkan...apalagi kalau didesa2 kan kasihan banget kalau tidak tahu ttg dirinya sendiri.
Kemudian kalau mau beli atau mau ambil melalui bisa melalui ditributor tersebut. Ini mungkin bisa lebih aman sih.
Oh ya, saya pernah lihat majalah Heaven. Aku pikir bagus sekali kemasannya, bukan isi ya. Harganya 50.000 ribu dan aku pikir laku kayaknya majalahnya. Tapi saya tidak tahu kenapa tidak terbit lagi. Kira - kira ada yang tahu kenapa majalah Heaven tidak terbit lagi?
Mungkin kita bisa belajar juga dari majalah heaven itu.
Salam
Toyo
ntar aku buat ilustrasinya..(tp gambar lho.. )
huwakakkkkk
(tp ntar malahan ngancurin image the majalahnya yaow o_O!)
yuuks!