BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

MAJALAH LGBT, mohon dukungan smua teman2.

edited February 2009 in BoyzRoom
gw ad ketemuan sm Toyo bbrp hr yg lalu. dy berencana mau buat majalah/website GLBT untuk komunitas kita, tp juga yg bs d baca untuk umum.

klo gw scr pribadi lbh prefer majalah.

nah, gw pengen diskusiin sm lo orang semua, kira2 butuh apa aja, dr staf perlengkapan. n siapa yg sukarela jd staf.

gw scr pribadi siap jd layouter n ilustrator.

mungkin yg punya pengalaman or kerja d desktop publishing bisa tolong bantu juga d sini.

thanks
«13456711

Comments

  • levine wrote:
    gw ad ketemuan sm Toyo bbrp hr yg lalu. dy berencana mau buat majalah/website GLBT untuk komunitas kita, tp juga yg bs d baca untuk umum.

    klo gw scr pribadi lbh prefer majalah.

    nah, gw pengen diskusiin sm lo orang semua, kira2 butuh apa aja, dr staf perlengkapan. n siapa yg sukarela jd staf.

    gw scr pribadi siap jd layouter n ilustrator.

    mungkin yg punya pengalaman or kerja d desktop publishing bisa tolong bantu juga d sini.

    thanks

    hm karena kerjaan gw di bidang publishing yah mau mau aja bantu. :D
  • Mending website aja. Biar yg discreet ga usah malu2 beli ke loper koran.
  • Sayang, gw memang pernah kerja di koran, tapi sebagai staf admin, hehe.

    Tapi gw pernah jadi translator, dan gw bisa bahasa Inggris dan Italia, jadi kalo bisa bantu (part time) gw juga mau banget. Asal anonymous aje.
  • toyo mauny jg sampe k masyarakat. dan bentuk majalah gw yakin lebih merakyat.

    bisa juga tar d edarin d internet versi e-bookny.

    buat bahan pertimbangan, coba cek:

    http://www.frontierspublishing.com/

    majalah gay ini slain versi cetak ada e-bookny juga.

    klo majalah kita nanti ini kira2 mau komersil or ngga? itu dy. kita tetep msti kompakan. jd bukan majalah yg terbitny 1 or 2 bln aja krn ga kompak.
  • levine wrote:
    toyo mauny jg sampe k masyarakat. dan bentuk majalah gw yakin lebih merakyat.

    bisa juga tar d edarin d internet versi e-bookny.

    buat bahan pertimbangan, coba cek:

    http://www.frontierspublishing.com/

    majalah gay ini slain versi cetak ada e-bookny juga.

    klo majalah kita nanti ini kira2 mau komersil or ngga? itu dy. kita tetep msti kompakan. jd bukan majalah yg terbitny 1 or 2 bln aja krn ga kompak.

    yup sekarang banyak kok majalah yg terbit plus di webnya ada download pdf-nya.
  • mo donk..ikut...

    gw pilih majalah ma website....dua2 oke.....but gw blm bisa bikin webs...T.T...
  • Gw punya konsep majalah LGBT yang udah nginden lama banget, kalo mao dipake silahkan.
    Kendala gw cukup simpel aja....
    Gak ada modal
    hehehehe
    Gw berharap banget bisa ikut bantuin, walo gw dari Semarang
  • skrg klo majalah, kita harus mikirin urusan redaksionalny dulu.

    kira2 perlu ada staf apa aja?

    trus, klo serius mo bantu, harus bs mastiin ada waktu luang khusus buat ngasuh majalah/web ini. jd jgn sampe krn kontributorny ga tetap, tebal tipis majalahny berubah terus tiap edisi.

    untuk awalny sebenarny yg d butuhin info soal operasional redaksinya.... gimana manajemennya... gitu loh bros.
  • Jujur pada saat nulis email ini, saya sampai nangis, hehehehe, Mungkin teman - teman bilang aku cengeng atau apalah.

    Saya benar - benar SENANG sekali ide ini, dan saya jadi tambah yakin bahwa pasti banyak teman - teman gay yang mau bersama - sama melakukan perubahan yang lebih baik.

    Ok, btw..tapi pertama sekali, bahwa majalah ini idenya levine ya,bukan saya.
    Saya setuju dengan usul teman - teman, Avatar bisa share ke email ku nanti kita diskusi via email saja. dari beberapa teman yang sudah komit bantu adalah John, Levine, Avatar juga mau ya, terus ada satu lagi.

    Saya setuju saja gimana baiknya menurut teman - teman mau dalam bentuk soft copy atau hardcopy. Tapi memang harus diperhitungkan soal kekuatan dan kelemahannya.
    Jujur saya pribadi kalau hardcopy saya jadi parno ama FPI (Front Pembela Iblis). Kalau softcopy lebih aman. Cuma kalau hardcopy bisa kita kontrol penyebarannya akan bagus. Misalnya kayak pengalaman Gaya Nusantara dulu, jadi tiap daerah akan ada ditributornya.

    Kemudian kalau mau beli atau mau ambil melalui bisa melalui ditributor tersebut. Ini mungkin bisa lebih aman sih.

    Oh ya, saya pernah lihat majalah Heaven. Aku pikir bagus sekali kemasannya, bukan isi ya. Harganya 50.000 ribu dan aku pikir laku kayaknya majalahnya. Tapi saya tidak tahu kenapa tidak terbit lagi. Kira - kira ada yang tahu kenapa majalah Heaven tidak terbit lagi?

    Mungkin kita bisa belajar juga dari majalah heaven itu.


    Salam


    Toyo
  • toyo wrote:
    Jujur pada saat nulis email ini, saya sampai nangis, hehehehe, Mungkin teman - teman bilang aku cengeng atau apalah.

    Saya benar - benar SENANG sekali ide ini, dan saya jadi tambah yakin bahwa pasti banyak teman - teman gay yang mau bersama - sama melakukan perubahan yang lebih baik.

    Ok, btw..tapi pertama sekali, bahwa majalah ini idenya levine ya,bukan saya.
    Saya setuju dengan usul teman - teman, Avatar bisa share ke email ku nanti kita diskusi via email saja. dari beberapa teman yang sudah komit bantu adalah John, Levine, Avatar juga mau ya, terus ada satu lagi.

    Saya setuju saja gimana baiknya menurut teman - teman mau dalam bentuk soft copy atau hardcopy. Tapi memang harus diperhitungkan soal kekuatan dan kelemahannya.
    Jujur saya pribadi kalau hardcopy saya jadi parno ama FPI (Front Pembela Iblis). Kalau softcopy lebih aman. Cuma kalau hardcopy bisa kita kontrol penyebarannya akan bagus. Misalnya kayak pengalaman Gaya Nusantara dulu, jadi tiap daerah akan ada ditributornya.

    Kemudian kalau mau beli atau mau ambil melalui bisa melalui ditributor tersebut. Ini mungkin bisa lebih aman sih.

    Oh ya, saya pernah lihat majalah Heaven. Aku pikir bagus sekali kemasannya, bukan isi ya. Harganya 50.000 ribu dan aku pikir laku kayaknya majalahnya. Tapi saya tidak tahu kenapa tidak terbit lagi. Kira - kira ada yang tahu kenapa majalah Heaven tidak terbit lagi?

    Mungkin kita bisa belajar juga dari majalah heaven itu.


    Salam


    Toyo

    Sebagai orang yang pernah jadi admin di koran, gw tahu kira2 pendapatan dari koran/majalah itu terdiri dari:

    1. Pendapatan iklan (ini yang paling besar dan menutup hampir semua biaya cetak dll).
    Ada perusahaan yang barter,
    2. Pendapatan sirkulasi (ini sih kecil).

    Kemudian, biaya yang paling utama (gede) biasanya adalah:
    1. Biaya cetak (kalo majalah/koran). Tergantung color/bw, etc, etc.
    2. Biaya karyawan (buat lay out, dll).
    3. Royalti (kalo ngambil dari konsep majalah LN).
    4. Pembayaran untuk kontributor.

    kemudian biaya2 apa lagi ya..entar gw liat dulu file2 lama gw yaa?

    Jadi gw bilang, selain kita bergerak, kita juga kudu mulai mendekati juga calon2 pengiklan, kalo nggak kita akan tombok dan bisa2 gulung tikar. Majalah yang mismanagement, bisa2 cuma muncul 2 atau 3 kali terus layu, Kan sedih.

    Cuma sekadar pendapat.
  • Jujur pada saat nulis email ini, saya sampai nangis, hehehehe, Mungkin teman - teman bilang aku cengeng atau apalah.

    Saya benar - benar SENANG sekali ide ini, dan saya jadi tambah yakin bahwa pasti banyak teman - teman gay yang mau bersama - sama melakukan perubahan yang lebih baik.

    Ok, btw..tapi pertama sekali, bahwa majalah ini idenya levine ya,bukan saya.
    Saya setuju dengan usul teman - teman, Avatar bisa share ke email ku nanti kita diskusi via email saja. dari beberapa teman yang sudah komit bantu adalah John, Levine, Avatar juga mau ya, terus ada satu lagi.

    Saya setuju saja gimana baiknya menurut teman - teman mau dalam bentuk soft copy atau hardcopy. Tapi memang harus diperhitungkan soal kekuatan dan kelemahannya.
    Jujur saya pribadi kalau hardcopy saya jadi parno ama FPI (Front Pembela Iblis hehehe). Kalau softcopy lebih aman. Cuma kalau hardcopy bisa kita kontrol penyebarannya akan bagus. Misalnya kayak pengalaman Gaya Nusantara dulu, jadi tiap daerah akan ada ditributornya. Tape kekuatanya kalau hardcopy bisa diakses bagi teman - teman dan publik yang tidak akses internet. Karena bagaimanapun mereka juga mesti kita pikirkan...apalagi kalau didesa2 kan kasihan banget kalau tidak tahu ttg dirinya sendiri.

    Kemudian kalau mau beli atau mau ambil melalui bisa melalui ditributor tersebut. Ini mungkin bisa lebih aman sih.

    Oh ya, saya pernah lihat majalah Heaven. Aku pikir bagus sekali kemasannya, bukan isi ya. Harganya 50.000 ribu dan aku pikir laku kayaknya majalahnya. Tapi saya tidak tahu kenapa tidak terbit lagi. Kira - kira ada yang tahu kenapa majalah Heaven tidak terbit lagi?

    Mungkin kita bisa belajar juga dari majalah heaven itu.


    Salam


    Toyo
  • Jujur pada saat nulis email ini, saya sampai nangis, hehehehe, Mungkin teman - teman bilang aku cengeng atau apalah.

    Saya benar - benar SENANG sekali ide ini, dan saya jadi tambah yakin bahwa pasti banyak teman - teman gay yang mau bersama - sama melakukan perubahan yang lebih baik.

    Ok, btw..tapi pertama sekali, bahwa majalah ini idenya levine ya,bukan saya.
    Saya setuju dengan usul teman - teman, Avatar bisa share ke email ku nanti kita diskusi via email saja. dari beberapa teman yang sudah komit bantu adalah John, Levine, Avatar juga mau ya, terus ada satu lagi.

    Saya setuju saja gimana baiknya menurut teman - teman mau dalam bentuk soft copy atau hardcopy. Tapi memang harus diperhitungkan soal kekuatan dan kelemahannya.
    Jujur saya pribadi kalau hardcopy saya jadi parno ama FPI (Front Pembela Iblis hehehe). Kalau softcopy lebih aman. Cuma kalau hardcopy bisa kita kontrol penyebarannya akan bagus. Misalnya kayak pengalaman Gaya Nusantara dulu, jadi tiap daerah akan ada ditributornya. Tape kekuatanya kalau hardcopy bisa diakses bagi teman - teman dan publik yang tidak akses internet. Karena bagaimanapun mereka juga mesti kita pikirkan...apalagi kalau didesa2 kan kasihan banget kalau tidak tahu ttg dirinya sendiri.

    Kemudian kalau mau beli atau mau ambil melalui bisa melalui ditributor tersebut. Ini mungkin bisa lebih aman sih.

    Oh ya, saya pernah lihat majalah Heaven. Aku pikir bagus sekali kemasannya, bukan isi ya. Harganya 50.000 ribu dan aku pikir laku kayaknya majalahnya. Tapi saya tidak tahu kenapa tidak terbit lagi. Kira - kira ada yang tahu kenapa majalah Heaven tidak terbit lagi?

    Mungkin kita bisa belajar juga dari majalah heaven itu.


    Salam


    Toyo
  • Weew...Lumo sekarang kerja sama kuliah jurusan komunikasi..bilamana kemampuan, ide serta kontribusi saya dibutuhkan saya siap membantu, tetep anonim sajah ID nya :wink: .
  • majalah aja...
    ntar aku buat ilustrasinya..(tp gambar lho.. )
    huwakakkkkk
    (tp ntar malahan ngancurin image the majalahnya yaow o_O!)

    yuuks!
  • sebenernya sih gue lebih suka majalah, coz lebih user friendly buat gue yang super gaptek. tapi emang sih, lagi2 kita harus berhadapan dengan reality, ini Indonesia. pasti berat banget untuk peredaran nya. gue aza gak pernah nemu majalah heaven.
Sign In or Register to comment.