It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
”Ffwwuiihh....Alhamdulillah, akhirnya sampai juga, gue pikir telat” Aku menghampiri seorang security yang sedang berjaga di pintu depan kantor. ”Permisi Pak, saya ingin bertemu Ibu Tessa atau Bapak Rangga.” Dengan ramah security tadi mengantarku untuk menemui orang yang kucari. Setelah menunggu kurang lebih 5 menit ada dua orang wanita yang datang menghampiriku yang sedang duduk diruang tunggu, ”Pagi Mas, saya Marry dan ini Erica, kami mau ketemu Pak Rangga atau Ibu Tessa?”Rupanya mereka berdua juga adalah karyawan baru. Setelah bertemu dengan dengan Ibu Tessa yang ternyata adalah sekretaris Bapak Rangga kami bertiga diantar untuk berkenalan dengan seluruh staff yang berada dilantai satu kantor yang terletak di daerah perkantoran Sudirman. Setelah kurang lebih 2 jam berbasa-basi dengan lingkungan kantor baru akhirnya kami diantar ketempat masing-masing, aku yang semula ditempatkan sebagai Front liner dikantor tersebut akhirnya dengan alasan dipinjam sementara akhirnya aku ditempatkan di bagian operasional yang sebenarnya kurang aku suka, ya tapi no choice this’s my first job. Tapi ternyata memang benar dengan transaksi yang begitu banyak tidak mungkin karena hanya ada tiga orang saja di bagian operation, Mas Iwan supervisor kami, Mas Robert yang doyan makan and be my best friend, dan Ikhram mereka bilang tiga orang lagi sedang menjalani pendidikan untuk kenaikan pangkat. Setelah tiga minggu di kantor baru aku mulai tidak betah karena kelakuan Mas Iwan yang kurang bersahabat, aku juga sempat bilang ke atasan ku Mas Denny kalau aku mau keluar, untung ada Mas Robert yang selalu menenangkan aku, sebenarnya lingkungan kerjaku juga sangat nyaman yaa... dengan kemampuanku bergaul memang banyak orang yang suka denganku, terutama cewek-cewek mungkin mereka juga melihat wajahku yang keren (aku ini keturunan Arab mix China) waktu kuliah aku juga sering ke gym, heheheee....tapi bener loh baru tiga minggu saja aku sudah didekati tiga wanita sekaligus, tapi aku suka dengan Ninda, cantik, baik, lucu, dan tampaknya cocok untuk dijadikan isteri hahahahaa......
Bad day, again and again Mas Iwan selalu membuatku tidak kerasan untuk berlama-lama dikantor dan lagi-lagi juga Mas Robert yang selalu membuatku tenang tak lepas juga usaha teman-temanku yang lain membuatku tetap bersabar, tapi hari ini beda karena Mas Aldi juga membuatku tambah tidak enak hati karena ada perkataannya yang sangat menyinggungku, belum lagi dia juga menegur temanku yang sedang membaca koran ”kalau mau baca koran di rumah saja mas!!!” uppsss... bener juga kata orang Mas Aldi kalau bicara langsung ke hati.
Mas Aldi yang baru selesai pendidikan dan menunggu surat kenaikan pangkatnya sementara masih tetap bekerja sebagai prosesor, ternyata benar juga kata orang dia bekerja sangat baik, pintar. Sebenarnya aku penasaran karena menurutku dia bukan type orang yang tidak menyenangkan entah mengapa aku berkeyakinan seperti itu walaupun hampir setiap hari aku dan teman-teman yang lain termasuk Mas Robert juga membicarakannya ”gua nggak suka banget sama Mas Aldi”, ”Gila hari ini dia negur gue lagi...”.”Ternyata sama aja dia sama si Iwan!!!”.”Wah mana sekarang dia kan jadi supervisor lo...” yah kurang lebih itulah yang terlontar dari bibir kita-kita.
Yeah, akhirnya Jum’at juga, it’s a best day karena tanggal 25 pula, tanggal gajian kita, dan memang setiap weekend kita selalu jalan bareng sekedar makan-makan atau karaoke-an dan seperti biasa aku yang selalu jadi komandan buat ngumpulin anak-anak. ”Sudah sarapan? Mana yang lain, biasanya bareng-bareng?” dengan sedikit tersentak karena kaget kakiku terbentur meja ”Braaakkk...”, ”aduhh, eh belum Mas yang lain sudah sarapan duluan tadi” sambil terus mengusap kakiku yang terbentur, lumayan sakit. ”Sorry kaget ya Raf, sorry ya nggak sengaja, lagian pagi-pagi udah ngelamun, ditinggal Ninda ya sarapannya?hehehehee...” mungkin itu cara Mas Aldi mencoba meminta maaf ”ya sudah sarapan yuk, saya juga belum sarapan” waduh males banget tapi gimana nolaknya ya, duuh nggak enak banget, tapi nggak apa-apa deh sekalian pingin tahu apakah perkiraan ku tentang Mas Aldi yang sebenarnya baik itu tepat. ”boleh Mas tapi saya pakai sepatu dulu ya...” lalu kita berjalan, dan sepanjang jalan ketempat makan banyak juga orang yang menyapa Mas Aldi, itu semakin memperkuat perkiraanku. ”Biasanya sarapan dimana Raf?”.”Terserah Mas Aldi”.Tiba-tiba”Raf...Rafli”suara Ninda dan Ikhram memanggil aku, ”mau kemana?”.”Sarapan..!!!, kurang ajar lo pada ninggalin gue!ya udah gw sarapan dulu nggak enak Mas Aldi nungguin”.”Whattz???lo sarapan sama dia?hahaahaa...damai nih!!?”aku cuma senyum sambil kembali menghamipri Mas Aldi, mereka pun juga senyum-senyum sambil masuk. ”Kenapa Raf mereka mau sarapan juga? Ya sudah diajak saja” yah nggak mungkin lah mana mau mereka, kataku dalam hati.”nggak Mas mereka sudah duluan tadi”
Sambil sarapan Mas Aldi cerita banyak tentang dirinya mulai dari isterinya, dua orang anak perempuannya (umur 5 tahun dan 1,5 tahun) dan hubungan dengan mertuanya yang kurang harmonis, aku juga tidak pernah menyagka dia akan bercerita segitu banyak dan terbuka tentang keluarganya, tampaknya hampir benar dugaanku dia tidak seperti yang orang-orang bilang, bagiku dia cukup menyenangkan, tapi aku tidak mau terlalu dini menyimpulkan. ”Oh iya Mas, hari ini kita mau karaoke-an nanti ikut ya?!”.”Nggak bisa Raf hari ini Mas mau balik cepat, mau ke Sukabumi” dari cara bicaranya aku tau dia memang tidak suka dengan acara yang kaya gitu. Tapi baru saja balik ke kantor tiba-tiba ”dari mana Raf?”suara Mas Iwan menegurku ”Habis sarapan Mas” tapi sekilas aku mendengar Mas Iwan bilang kalau sarapanku terlalu lama, padahal dia sendiri kalau sarapan atau makan siang sesuka hatinya, sambil menahan kesal aku mengeluarkan dokumen-dokumen yang akan aku kerjakan hari ini,Mas Robert melirik kearahku sambil mengurut dada dan mengedipkan sebelah matanya itu sudah membuatku sedikit tersenyum.
Bad day, again and again Mas Iwan selalu membuatku tidak kerasan untuk berlama-lama dikantor dan lagi-lagi juga Mas Robert yang selalu membuatku tenang tak lepas juga usaha teman-temanku yang lain membuatku tetap bersabar, tapi hari ini beda karena Mas Aldi juga membuatku tambah tidak enak hati karena ada perkataannya yang sangat menyinggungku, belum lagi dia juga menegur temanku yang sedang membaca koran ”kalau mau baca koran di rumah saja mas!!!” uppsss... bener juga kata orang Mas Aldi kalau bicara langsung ke hati.
Mas Aldi yang baru selesai pendidikan dan menunggu surat kenaikan pangkatnya sementara masih tetap bekerja sebagai prosesor, ternyata benar juga kata orang dia bekerja sangat baik, pintar. Sebenarnya aku penasaran karena menurutku dia bukan type orang yang tidak menyenangkan entah mengapa aku berkeyakinan seperti itu walaupun hampir setiap hari aku dan teman-teman yang lain termasuk Mas Robert juga membicarakannya ”gua nggak suka banget sama Mas Aldi”, ”Gila hari ini dia negur gue lagi...”.”Ternyata sama aja dia sama si Iwan!!!”.”Wah mana sekarang dia kan jadi supervisor lo...” yah kurang lebih itulah yang terlontar dari bibir kita-kita.
lanjut pak!
lanjut donk ..
hehehe ..
Terimakasih respon nya... sorry hari ini belum kasihlanjutan, usb nya ketinggalan... mudah-mudahan besok. oukay
ditunggu masikan selanjutnya
Wah terimakasih banget sarannya brow.... maksudnya sih ingin menjelaskan secara detail mungkin formatnya aja nanti kali yang dirubah ya...gimana??? thanx alot ya.....
iya nih sekalian belajar cerita lewat tulisan, soalnya kalau cerita beneran..real g berani...discreet boss...hehehhee
hope u enjoy,, masukannya ya....
ini aku langusng selesaiin semua.... next story nya menyusul
karena sampai sekarang masih lanjut, tapi with all true story
Waktu sudah menunjukan pukul 17.10 semua sudah bersiap-siap untuk berangkat ketempat karaoke, ”ayo Raf cepetan kita udah mau jalan nih” Ninda juga berada disebelahku sejak tadi.”Aduh sebentar dong, tungguin ya” pajak sialan ini masih belum selesai juga sampai jam 17.30 akhirnya aku nggak enak sama yang lain. ”Ya sudah kita berangkat duluan ya?” sebenarnya sih kesel apalagi Ikhram, Mas Robert, dan terutama Mas Iwan mereka semua kan satu bagian denganku, masa aku belum selesai mereka sudah mau jalan, dengan nada sedikit kesal ”ya sudah Nda kalau kamu mau berangkat duluan juga nggak apa-apa!”.”Nggak aku tungguin kamu” tapi karena sudah stress aku sedikit keras berkata ”sudah sana nanti nyesel nunggu gue yang nggak jelas selesai jam berapa!!” rupanya kata-kataku menyinggung perasaan Ninda, ”ya sudah kalau nggak mau ditungguin aku bareng yang lain, kalau sudah selesai kasih kabar ya!!...” sebenarnya nyesel juga sih jadi nggak ada yang nemenin, aku lihat Mas Aldi juga sudah merapihkan tas dan mejanya hanya komputernya saja yang belum dimatikan. ”Masih banyak Raf?” sambil memegang pundakku Mas Aldi bertanya.”Aduh pusing banget Mas, gue nggak ngerti cabang-cabang kok mash berantakan ya...”.”Waduh mana mereka sudah pada pulang, jadi gimana Raf?” aku nggak tau apakah Mas Aldi memang benar-benar nggak mengerti atau sekedar nguji. Tapi tas dan jaket yang sudah dibawa tadi kembali diletakan di mejanya, yaa aku sempet kaget juga, tiba-tiba dia menggeser kursi didekatkan ke mejaku lalu duduk. ”Mas Aldi kalau mau balik nggak apa-apa, duluan aja Mas nanti kemaleman ke Sukabuminya” dalam hati sih seneng ada temennya karena dikantorkan serem kebetulan aku memang sedikit sering melihat hal-hal yang aneh dari kecil, kata orang sih aku punya sixth sense. ”Tadi dimarahin Mas Iwan ya? Sorry ya gara-gara gue jadi dimarahin” aku Cuma senyum saja, kaget juga dia ngomong kaya gitu aku pikir dia nggak tau. Sambil menyelesaikan pajak sialan itu nggak terasa sudah jam 8.00 tapi karena sambil ngobrol jadi nggak terlalu terasa, semakin banyak saja dia cerita tentang dirinya, tapi not with me I still keep my own story memang aku kind of an introvert man nggak bisa nyaman kalau terlalu banyak cerita masalah pribadi. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk tidak bergabung dengan tim karaoke malam itu padahal misscall dan SMS di HP-ku sudah puluhan kali, aku malah makan diluar sambil mengarah pulang dengan Mas Aldi sampai akhirnya sampai rumah pukul 11.00, Mas Aldi juga memutuskan untuk ke Sukabumi besok pagi.
Telepon genggamku berbunyi tapi tidak segera kuangkat, setelah mati baru aku lihat ’Mas Aldi’ sudah dua kali misscall segera aku menghubunginya, baru sekali nada tunggu telepon langsung diangkat ”Assalamualaikum, sudah jam setengah sembilan belum bangun pasti belum sarapan juga!”.”Iya maaf ya Mas kemarin, Mas bener badan saya panas lagi”.’tok...tok...tok....’ pintu kamarku ada yang mengetuk, ”sebentar Mas, ada yang dateng” lalu aku bangun dengan kepala yang masih berat untuk membuka pintu, begitu pintu terbuka”Assalamualaikum.....” you know what??? ”Assalamualaikum.....kok malah bengong??? Ayo rapih-rapih kita sarapan terus langsung ke dokter!” nggak tau mau gimana tapi ”Mas Aldi?!” Dammed kok dadaku seperti mau meledak kaget, seneng, bingung, deg-degan, aneh banget, pokoknya complicated aku sendiri juga bingung kenapa aku seneng banget, tapi lagi-lagi aku coba berfikir bahwa aku Cuma shock karena ada orang yang bukan siapa-siapaku sudah sebegitu baiknya dan aku juga sering cerita kebaikan Mas Aldi sama keluargaku dan mereka juga seneng banget karena ada yang jaga sementara mereka jauh dariku, tapi lagi-lagi perasaan itu terlintas di benakku, ’wah gawat nih kok perasaanku aneh gini ya’ kataku dalam hati, ’dammed...dammed...dammed.....