It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mau :oops: :oops: :oops: :oops:
lagi sibuk paan diana? single tak?
(hihihihihi, ngareeeeeep)
kalian ber 4 koq kayaknya dah pada ngilang tah kmana
sista dei juga, ngilang mulu
ehm..ada yg nanyain akuh? hehe
hi pollux, nice 2 knoe u.
iya neh kita2 emang lagi solo karir duyu wkwkwkwk
@dei..update fs ya? btw sun ra paan tuh? g ke indo lagi pas ultah si kecil... juLi kan?
kemungkinan g abstain aja deh pemilu ntar, KBRInya jauh bro!!!!
eh orang yg ditanyain langsung bales
aduh, akyu jadi malu dan salah tingkah
:oops: :oops: :oops:
btw btw, mang lagi di luar yah? mpe harus ke KBRI segala?
jadi TKW dimana ?
met kenal ya PoLLuX..
iya niy g lagi di bengaluru(bangalore) tau kan itu dimana ?
Hidup ini memang misteri. tak ada satupun yang bisa memprediksikan tentang Jodoh, Kematian, Kebahagiaan dan Musibah yang akan terjadi pada diri kita.
Jum’at Pagi itu tak seperti biasanya, hujan turun sejak semalaman, menyisakan jalanan yang licin serta suasana yang dingin meski hari beranjak siang.
Yoga, Keponakan gue ( anak Teteh Gue yang paling gede ) telah siap berangkat ke rumah sakit Borromeus menengok Amih ( Nyokap Gue) yang memang sudah 2 hari dirawat disana, Yoga akan nengok sekaligus berpamitan karena besoknya akan segera balik lagi ke Johor Bahru ( malaysia), kuliahnya akan segera masuk kembali pekan depan.
Dirga adeknya tiba2 memutuskan ikut, walo kemarin baru saja nengokin Amih...mungkin dia masih merasa kangen sama abangnya yang besok akan segera kembali ke negeri orang.
Shh..dua keponakan gue itu emang sangat akur sebagai dua bersodara, sering menjadi pujian dan contoh bagi yang laen, meski dua-duanya Cowok dan usianya hanya beda 2 taon, tapi emang sejak kecil mereka tak pernah keliatan sering bertengkar hebat, apalagi sekarang udah sama-sama remaja dan hidup terpisah. Yang satu sedang kuliah di Malaysia baru semester dua, adeknya yang badannya lebih tinggi dan tegap masih sekolah di SMU kelas dua di Bandung. Usia gue sendiri dan Yoga terpaut 10 Taon, gue 28 sdangkan Yoga 18, dengan Dirga lebih jauh lagi hampir terpaut 12 taon. Tapi badan mereka lebih tinggi dari gue, gue sendiri hanya sekitar 172 Cm.
Kalo dengan adek Gue yang Bontot yang juga sama-sama cowok, usia mereka gak terlalu jauh, adek gue hanya berbeda 3 Taon dari yoga, jadi hampir sebaya , sehingga menjadi teman sepermainan sejak kecil dan mereka terlihat kompak sampe sekarang, bila kebetulan jalan-jalan atopun sekedar maen ke mana saja mereka bertiga plus gue ( yang rasanya masih berselera ABG ) selalu kompak. Kecuali sekarang sejak gue punya Zidane kecil...juga kesibukan adek gue yang akan menyelesaikan T.A-nya, ditambah Yoga sekarang kuliahnya Jauh kebersamaan kami jadi jarang. Tapi si bungsu Dirga masih sering main ke Rumah semenjak Gue memutuskan Hijrah dari Jakarta Ke Bandung, Biar Ngumpul sama keluarga Besar.
Ah, gue sebagai Om-nya sangat bangga akan mereka, selaen penampilan mereka yang menarik hingga jadi incaran para gadis ABG yang kegatelan ato para homo kemaruk T*t*t, perilaku mereka juga sangat santun, ramah dan terpuji.
Kadang gue sering malu sendiri bila melihat mereka, membandingkan dengan perilaku gue yang bejat...!!
Sebenenya Teteh gue hanya Kakak satu Ayah, dia anaknya Apih dari Mami Asri, yang meninggal saat Teteh Masih Bayi, Tapi Amih Nyokap Gue sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Begitupun kedekatan Yoga dan Dirga dengan Amih melebihi kedekatannya ke Apih ataupun kepada omah-opahnya dari ayahnya yang tinggal di Surabaya.
Mereka sangat menyayangi Amih, sekarang pun walo hujan masih sedikit gerimis, mereka nekat untuk segera pergi menemui Amih, Omah mereka di rumah sakit.
Jum’at Pagi pasca pemilu kemaren adalah kebetulan hari libur, Teteh dan Suaminya yang satu profesi sudah bersiap pula menuju sebuah acara rapat konsolidasi mengenai pekerjaan mereka di Cipanas Cianjur, Yoga sedang bersiap di kamarnya. Dirga Adeknya sedang mandi.
Tak seperti biasanya, teteh waktu itu lupa menyuruh mereka sarapan dulu sekaligus berpesan agar berhati-hati di jalan. Terutama sama Dirga yang emang sering lupa sarapan dan hobi ngebut hingga musti sering diingatkan.
Teteh hanya bilang akan pergi dan bilang uang Bensin ditaruh diatas TV, sementara Suaminya sudah nunggu di Mobil.
Menurut Bik Manirah pembantu Teteh, saat mau berangkat Yoga dan Dirga tampak ceria, mereka bercanda terus, sarapan bareng tanpa disuruh sambil lempar-lemparan buah apel dan tertawa-tawa, sampai-sampai bik Manirah senyum-senyum sendiri sambil menggelengkan kepala.
Mereka berpamitan ke Bibik saat akan pergi, masih kelihatan kata bik manirah saat motor Tiger kesayangan Dirga meluncur dari Garasi Ke jalanan yang masih sedikit basah, Yoga yang didepan memegang kemudi, sedangkan dirga erat-erat memeluk kakanya dari belakang sambil melambaikan tangan tersenyum ke arah Bibik, masih terlihat sampai sekarang dan kapanpun.
Itulah bibik terakhir melihatnya, hingga ketika setengah jam kemudian ada orang menyusul kerumah mengabarkan Yoga dan Dirga kecelakaan.
Meurut orang itu, Dirga sudah meninggal di TPK saat itu juga, sedangkan kakaknya tampak koma dan dilarikan ke RS. AMC.
Saat bik Manirah menelepon tetehku yang masih dijalan, sontak tetehku meraung dan pingsan seketika, semua keluarga besar dikabari termasuk Gue yang saat itu sedang membawa bermain dengan Anak Gue dihalaman. Seketika semuanya langsung menuju ke rumah Teteh di Padasuka.
Semua panik...semua menagis dan semua bersedih, Apih langsung Kelenger, Apalagi teteh, sedangkan abang Ipar Gue masih tampak cukup tabah. Sementara Amih di rumah sakit yang dikasih Tau adek gue yang bungsu langsung histeris dan nge-drop seketika, waktu itu gue sempet marahin adek gue karena ngasih tau Amih.
Saat mobil ambulance tiba di rumah duka, tak ada satupun yang bisa menahan keharuan, termasuk para tetangga. Rumah penuh oleh sanak sodara, kerabat, tetangga sampe teman-teman Dirga yang langsung datang menyambut Dirga untuk terakhir kali, tangisan terdengar disana-sini. Gue pun akhirnya tak kuat menahannya.
Saat melihat tubuh Dirga dimandikan tampak tubuh tegapnya yang putih tapi tampak pucat, hanya ada sedikit luka lecet di dahi, tapi tak nampak darah, hanya katanya yang memandikan kepalanya bagian belakang melunak seperti pepaya matang karena tulang tengkoraknya hancur...kasihan Ponakan gue ya Tuhan!
Tapi beruntunglah Dia, Jenazahnya di Sholatkan Hampir 100 orang jemaah Sholat Jum’at, belum para santri pesantren dikawasan itu, teman-teman ngajinya plus para ustad-nya.
Yang bikin gue sedih, teteh gue yang sudah tampak sadar tak kuat menahan tangisnya saat sepupu, kerabat ataupun teman-teman almarhum satu persatu datang.
“...Tante ,,,! Si Adek Udah Gak Ada...”
“ ...Kak, Adek Ninggalin Aku Kak “
“ Rasya...Dirga Ras....” Begitulah setiap kalimat yang mampu diucapnya, untuk selanjutnya hanya suara isakan yang terdengar.
Yoga Urung kembali ke JB, Tubuhnya lumpuh sebagian karena sebagaian syaraf tulangnya agak terganggu, sekarang dia sedang menjalani terapi disebuah rumah sakit syaraf yang cukup besar di bandung, entah hingga kapan.
Tapi kami masih bersyukur, setidaknya bagi teteh dan mas teguh ipar gue, Tuhan masih bermurah hati menyisakan satu permata hatinya untuk hidup dan dirawat penuh kasih sayang.
Lima hari sejak kepergiaan si Adek, tanah kuburan pun masihlah merah, dan do’a-do’apun belumlah mengering terucap di bibir.
Menurut cerita orang yang melihat, saat kejadian itu berlangsung.
Mereka melihat Yoga dan Dirga melintas dengan kecepatan sedang sambil tertawa-tawa dan ngobrol asyik banget, sampai di sebuah tikungan ada sebuah Angkot yang berhenti mendadak menaikkan penumpang, Yoga yang gak nyangka Si angkot berhenti mendadak ditikungan mencoba menghindari menabrak belakang mobil dengan melempar kemudi kearah kanan.
Tak disangka ada sebuah lobang yang cukup dalam di jalan itu, melemparkan Adek ke trotoar dengan kepala lebih dahulu dengan helm yang terbang duluan entah kemana.
Sementara abangnya terjatuh dan terseret motor hingga 10 meter,menurut mereka bunyi suara Adek yang jatuh sangatlah keras.
Saat itu Adek masih sadar dan berbisik lirih menyebut Allahu Akbar seraya memanggil-manggil Mama dan Papanya, sedangkan Yoga terus menerus bertakbir sambil matanya terpejam, kaki dan tangannya Terlipat rapuh karena hancur tertindih motoh dan terbentur aspal, saat dimasukkan ke mobil menuju Rumah sakit...Adek sudah tak bersuara lagi. Bibirnya langsung pucat.
Adek pergi saat itu juga.
saat mata para gadis belumlah jemu untuk memandangi ketampanannya
Saat perjalanan hidup baru saja akan diretas sebagai seorang calon Prajurit TNI-AU impiannya kelak.
Selamat jalan Adek Dirga, Semua akan tetap menyayangimu sampai kapanpun jua!
Hidup ini memang misteri. tak ada satupun yang bisa memprediksikan tentang Jodoh, Kematian, Kebahagiaan dan Musibah yang akan terjadi pada diri kita.
Jum’at Pagi itu tak seperti biasanya, hujan turun sejak semalaman, menyisakan jalanan yang licin serta suasana yang dingin meski hari beranjak siang.
Yoga, Keponakan gue ( anak Teteh Gue yang paling gede ) telah siap berangkat ke rumah sakit Borromeus menengok Amih ( Nyokap Gue) yang memang sudah 2 hari dirawat disana, Yoga akan nengok sekaligus berpamitan karena besoknya akan segera balik lagi ke Johor Bahru ( malaysia), kuliahnya akan segera masuk kembali pekan depan.
Dirga adeknya tiba2 memutuskan ikut, walo kemarin baru saja nengokin Amih...mungkin dia masih merasa kangen sama abangnya yang besok akan segera kembali ke negeri orang.
Shh..dua keponakan gue itu emang sangat akur sebagai dua bersodara, sering menjadi pujian dan contoh bagi yang laen, meski dua-duanya Cowok dan usianya hanya beda 2 taon, tapi emang sejak kecil mereka tak pernah keliatan sering bertengkar hebat, apalagi sekarang udah sama-sama remaja dan hidup terpisah. Yang satu sedang kuliah di Malaysia baru semester dua, adeknya yang badannya lebih tinggi dan tegap masih sekolah di SMU kelas dua di Bandung. Usia gue sendiri dan Yoga terpaut 10 Taon, gue 28 sdangkan Yoga 18, dengan Dirga lebih jauh lagi hampir terpaut 12 taon. Tapi badan mereka lebih tinggi dari gue, gue sendiri hanya sekitar 172 Cm.
Kalo dengan adek Gue yang Bontot yang juga sama-sama cowok, usia mereka gak terlalu jauh, adek gue hanya berbeda 3 Taon dari yoga, jadi hampir sebaya , sehingga menjadi teman sepermainan sejak kecil dan mereka terlihat kompak sampe sekarang, bila kebetulan jalan-jalan atopun sekedar maen ke mana saja mereka bertiga plus gue ( yang rasanya masih berselera ABG ) selalu kompak. Kecuali sekarang sejak gue punya Zidane kecil...juga kesibukan adek gue yang akan menyelesaikan T.A-nya, ditambah Yoga sekarang kuliahnya Jauh kebersamaan kami jadi jarang. Tapi si bungsu Dirga masih sering main ke Rumah semenjak Gue memutuskan Hijrah dari Jakarta Ke Bandung, Biar Ngumpul sama keluarga Besar.
Ah, gue sebagai Om-nya sangat bangga akan mereka, selaen penampilan mereka yang menarik hingga jadi incaran para gadis ABG yang kegatelan ato para homo kemaruk T*t*t, perilaku mereka juga sangat santun, ramah dan terpuji.
Kadang gue sering malu sendiri bila melihat mereka, membandingkan dengan perilaku gue yang bejat...!!
Sebenenya Teteh gue hanya Kakak satu Ayah, dia anaknya Apih dari Mami Asri, yang meninggal saat Teteh Masih Bayi, Tapi Amih Nyokap Gue sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Begitupun kedekatan Yoga dan Dirga dengan Amih melebihi kedekatannya ke Apih ataupun kepada omah-opahnya dari ayahnya yang tinggal di Surabaya.
Mereka sangat menyayangi Amih, sekarang pun walo hujan masih sedikit gerimis, mereka nekat untuk segera pergi menemui Amih, Omah mereka di rumah sakit.
Jum’at Pagi pasca pemilu kemaren adalah kebetulan hari libur, Teteh dan Suaminya yang satu profesi sudah bersiap pula menuju sebuah acara rapat konsolidasi mengenai pekerjaan mereka di Cipanas Cianjur, Yoga sedang bersiap di kamarnya. Dirga Adeknya sedang mandi.
Tak seperti biasanya, teteh waktu itu lupa menyuruh mereka sarapan dulu sekaligus berpesan agar berhati-hati di jalan. Terutama sama Dirga yang emang sering lupa sarapan dan hobi ngebut hingga musti sering diingatkan.
Teteh hanya bilang akan pergi dan bilang uang Bensin ditaruh diatas TV, sementara Suaminya sudah nunggu di Mobil.
Menurut Bik Manirah pembantu Teteh, saat mau berangkat Yoga dan Dirga tampak ceria, mereka bercanda terus, sarapan bareng tanpa disuruh sambil lempar-lemparan buah apel dan tertawa-tawa, sampai-sampai bik Manirah senyum-senyum sendiri sambil menggelengkan kepala.
Mereka berpamitan ke Bibik saat akan pergi, masih kelihatan kata bik manirah saat motor Tiger kesayangan Dirga meluncur dari Garasi Ke jalanan yang masih sedikit basah, Yoga yang didepan memegang kemudi, sedangkan dirga erat-erat memeluk kakanya dari belakang sambil melambaikan tangan tersenyum ke arah Bibik, masih terlihat sampai sekarang dan kapanpun.
Itulah bibik terakhir melihatnya, hingga ketika setengah jam kemudian ada orang menyusul kerumah mengabarkan Yoga dan Dirga kecelakaan.
Meurut orang itu, Dirga sudah meninggal di TPK saat itu juga, sedangkan kakaknya tampak koma dan dilarikan ke RS. AMC.
Saat bik Manirah menelepon tetehku yang masih dijalan, sontak tetehku meraung dan pingsan seketika, semua keluarga besar dikabari termasuk Gue yang saat itu sedang membawa bermain dengan Anak Gue dihalaman. Seketika semuanya langsung menuju ke rumah Teteh di Padasuka.
Semua panik...semua menagis dan semua bersedih, Apih langsung Kelenger, Apalagi teteh, sedangkan abang Ipar Gue masih tampak cukup tabah. Sementara Amih di rumah sakit yang dikasih Tau adek gue yang bungsu langsung histeris dan nge-drop seketika, waktu itu gue sempet marahin adek gue karena ngasih tau Amih.
Saat mobil ambulance tiba di rumah duka, tak ada satupun yang bisa menahan keharuan, termasuk para tetangga. Rumah penuh oleh sanak sodara, kerabat, tetangga sampe teman-teman Dirga yang langsung datang menyambut Dirga untuk terakhir kali, tangisan terdengar disana-sini. Gue pun akhirnya tak kuat menahannya.
Saat melihat tubuh Dirga dimandikan tampak tubuh tegapnya yang putih tapi tampak pucat, hanya ada sedikit luka lecet di dahi, tapi tak nampak darah, hanya katanya yang memandikan kepalanya bagian belakang melunak seperti pepaya matang karena tulang tengkoraknya hancur...kasihan Ponakan gue ya Tuhan!
Tapi beruntunglah Dia, Jenazahnya di Sholatkan Hampir 100 orang jemaah Sholat Jum’at, belum para santri pesantren dikawasan itu, teman-teman ngajinya plus para ustad-nya.
Yang bikin gue sedih, teteh gue yang sudah tampak sadar tak kuat menahan tangisnya saat sepupu, kerabat ataupun teman-teman almarhum satu persatu datang.
“...Tante ,,,! Si Adek Udah Gak Ada...”
“ ...Kak, Adek Ninggalin Aku Kak “
“ Rasya...Dirga Ras....” Begitulah setiap kalimat yang mampu diucapnya, untuk selanjutnya hanya suara isakan yang terdengar.
Yoga Urung kembali ke JB, Tubuhnya lumpuh sebagian karena sebagaian syaraf tulangnya agak terganggu, sekarang dia sedang menjalani terapi disebuah rumah sakit syaraf yang cukup besar di bandung, entah hingga kapan.
Tapi kami masih bersyukur, setidaknya bagi teteh dan mas teguh ipar gue, Tuhan masih bermurah hati menyisakan satu permata hatinya untuk hidup dan dirawat penuh kasih sayang.
Lima hari sejak kepergiaan si Adek, tanah kuburan pun masihlah merah, dan do’a-do’apun belumlah mengering terucap di bibir.
Menurut cerita orang yang melihat, saat kejadian itu berlangsung.
Mereka melihat Yoga dan Dirga melintas dengan kecepatan sedang sambil tertawa-tawa dan ngobrol asyik banget, sampai di sebuah tikungan ada sebuah Angkot yang berhenti mendadak menaikkan penumpang, Yoga yang gak nyangka Si angkot berhenti mendadak ditikungan mencoba menghindari menabrak belakang mobil dengan melempar kemudi kearah kanan.
Tak disangka ada sebuah lobang yang cukup dalam di jalan itu, melemparkan Adek ke trotoar dengan kepala lebih dahulu dengan helm yang terbang duluan entah kemana.
Sementara abangnya terjatuh dan terseret motor hingga 10 meter,menurut mereka bunyi suara Adek yang jatuh sangatlah keras.
Saat itu Adek masih sadar dan berbisik lirih menyebut Allahu Akbar seraya memanggil-manggil Mama dan Papanya, sedangkan Yoga terus menerus bertakbir sambil matanya terpejam, kaki dan tangannya Terlipat rapuh karena hancur tertindih motoh dan terbentur aspal, saat dimasukkan ke mobil menuju Rumah sakit...Adek sudah tak bersuara lagi. Bibirnya langsung pucat.
Adek pergi saat itu juga.
saat mata para gadis belumlah jemu untuk memandangi ketampanannya
Saat perjalanan hidup baru saja akan diretas sebagai seorang calon Prajurit TNI-AU impiannya kelak.
Selamat jalan Adek Dirga, Semua akan tetap menyayangimu sampai kapanpun jua!
Turut berduka cita ya mas Ricky, semoga amal ibadahnya Dirga diterima di sisiNYA....semoga lekas sembuh buat Yoga...
semoga Dirga diterima amal ibadahnya. Dan keluarga yang ditinggalkan ditabahkan.
Lotta Thx Guyz !
Buat Do’a dan Emphaty-nya,
@ Bang Sati ... Lagi di Indo – kah Bang ?
bukan kematian yang gue sesali
tapi rasa kehilangan yang gue tangisi
walo begitu singkat dia hidup menjadi bagian dari keluarga kami
namun di hati kami yang senantiasa menyayanginya
dia akan selalu kekal
dia akan selamanya hidup dalam memory
walo kini raganya telah ditelan bumi
Tuhan terimalah dia dengan yang terbaik di sisi-Mu
sebagaimana kami menerima dia darimu dahulu
saat pertama kalinya dia menghirup udara-Mu
di muka bumi-Mu
dah balik ke amrik lage la yau ... tapi gue sempet maen ke bandung tuh .... bikin gatheringan di ngopie doeloe ama di warung konkow yang di seberang rumah makan bancakan sana .... deket daerah jalan diponegoro ... sorry kita ngga ketemuan
SorrY lOh BrO ! GuA HeRaN SaMa Lw, GuA AmA Si MaRiO PaS Lg Di JkT KmAren Lw LaRaNg BuAt DaTenG BerBelA SunGkAwA.
MaLaH SeKaRang Lw PaSaNg PiCs AlMaRhum KePoNaKaN Lw DisIni
NeKaT Lw
Ga NgerTi JaLaN PiKiraN Lw, BeRduKa Cita Apa Cari SenSaSi
:roll:
BTW Madewa emang bener, ni anak aneh sejak dari dahulu kala....
Eh pic ponakan loe kayakya ga bagus de dipajang2, kasian kan dianya uda Almarhum, takut aja digunakan orang ga bertanggung jawab....
oke jangan larut yooooo....semangat!!!!