BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Fiksi: Gary - Chapter: Ada Apa Dengan Rangga? (continued 3)

edited May 2010 in BoyzLove
Chapter 1: Sekolah
=======


BIP BIP BIP BIP BIP..... Aku tersentak. Aku melihat ke alarm kamarku yang berdering. Setengah sadar aku berjingkat lalu mematikan alarm itu. Huuh sudah jam 05.30, aku masih punya waktu 15 menit lagi sebelum benar2 telat, pikirku. Aku pun lalu meneruskan tidurku.

"Garyyyyyyyyyyyyyyyyy.... Bangunnnnnn!!!!!". Tiba2 kamarku digedor oleh Bik Inem, pembantu kesayangan Mama. Aku diam saja, kesal huuh.. "GARYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYYY" BUK BUK BAM DOR DOR DOR DOR (haha emang pake pistol ya), pintuku digebuk keras sekali. "Iya, iya" sungutku sambil beringsut ke pintu kamar. Aku buka pintu, kemudian aku kembali ke tempat tidur. "Eitttt ntar Bik Inem lapor Mama ya?", katanya. Huuh pikirku, enak aja panggil Mama gue "Mama". Ihhhh merasa seolah anaknya aja deh, sebelllllll...

Akhirnya aku pun beranjak ke kamar mandi. Kok rasanya malas sekali pergi ke sekolah. Hari ini hari pertama aku masuk di kelas 11 SMU. Beberapa hari yang lalu aku melihat pengumuman kelas. Ya, aku masuk jurusan IPA, sesuai dengan targetku. Tapi aku sedih, teman-teman ku yang di kelas 10 banyak yang tidak sekelas lagi. Ahhh setidaknya masih ada Willy pikirku. Willy ini adalah sohibku sejak masuk SMU. Dia satu-satunya orang yang ada menghiburku dikala aku sedih, yang mau bersusah-payah mengenalkan aku ke cewe-cewe SMU, ahhh ga bisa kubayangkan melewatkan setahun di SMU tanpa Willy.

Setelah mengenakan seragam, aku segera ke meja makan. Yess, nasi goreng dan telur, favoritku! Satu-satunya yang kusuka dari Bik Inem ya masakannya. Coba aja kalo ga enak, apa lagi coba bagusnya Bik Inem pikirku. Trus ga lama kemudian Mama keluar dari kamar. "Wah Gary udah rapi, gitu dong anak Mama", kata Mamaku. Aku tersipu, ahhh Mama masih aja menganggap aku kecil. "Mah, mana Papa?" tanyaku. "Tuh, masih tidur. PAPAAAAAAAAA!!!!!!" teriak Mama. Aaaaaaa ternyata Mama sama aja deh teriakannya kaya Bik Inem keluhku dalam hati.

Aahhhh senangnya makan bersama Mama dan Papa. "Gary, kenapa kamu kok senyum-senyum gitu?" tanya Mama ku. "Hayo, ada yang dipikirin ya? Jangan-jangan Cynthia ya?" goda Mama. "Ahhhh Mama, Cynthia waktu itu datang kan cuman mau pinjem buku" alihku. "Hussh ngapain pacaran, belajar aja dulu yang rajin!" tegur Papa. Yap belajar terus dehh topiknya kalo Papa, kok ga bosen-bosen ya, pikirku.

"Pa, cepetan makannya, anterin" kataku mendesak papa yang sedang menikmati sarapannya. Tak lama kemudian Papa mengantarkanku ke sekolah. Karena sekolahku cukup dekat dari tempat tinggalku, dan aku biasanya pergi pagi, jadi Papa sempat mengantarku sebelum dia bekerja.

Sesampainya di sekolah, aku segera ke kelas baruku. "Huuh, kemana ya Willy?" pikirku. "Biasa deh tu anak hobinya telat melulu, kok ga kapok-kapok ya?". Perlahan-lahan teman-teman sekelasku mulai ramai. Beberapa telah aku kenal, tapi kebanyakan tidak. Aku menaruh tas di kursi kosong sebelahku dengan harapan supaya Willy menjadi teman sebangkuku.

Tiba-tiba ada seseorang menegurku sambil tersenyum "Eh bangku ini ada orangnya ga?". Aku menatapnya... "Ehm, bangku ini ada orangnya ga yaa?" tanyanya lagi, "lho malah ngelamun? oi oi" dengan senyumnya dia melambaikan tangannya di depan mukaku. Aku tersadar dari lamunan. "Eh iya ada orang, eh ngga sih sebenernya, eh ada ada!!" kataku salah tingkah. Huuh... kok jadi gini sih?! Ah ini semua gara-gara Willy!!!!!!!!! TAK AKAN AKU MAAFKAN!!!!!!!!!!!

Dia kemudian berjalan ke belakang dan duduk di bangku yang kosong. Tak lama kemudian wali kelasku yang baru masuk. Aha, aneh-aneh aja, ada rambut yang tumbuh di tahi lalat di lehernya. Pak Takujang julukannya, tak lain singkatan dari "Tak Kumis dan Tak Janggut", ahahaha ada-ada saja temanku. Dia mengajar Fisika. Suaranya cempreng. Teman-temanku langsung diam dan kelas menjadi hening. Dia duduk kemudian mengambil buku absensi dari tasnya.

"Selamat pagi anak-anak" katanya sok berwibawa. Tapi dengan suara cemprengnya tak akan mungkin bisa wibawa hihihi jahatnya pikiranku. "Hari ini kita akan berkenalan dulu. Jadi yang Bapak panggil namanya, harap ancungkan tangan". Ga lama kemudian namaku dipanggil, dan kemudian nama anak itu... Rangga.

Tiba-tiba ada yang berdiri di depan pintu masuk. Haha Willy!! Willy dengan muka bersalah menatap Pak Takujang eh Pak Sugiman. Salah satu kelebihan yang dimiliki Willy adalah mukanya yang ekspresif, mampu meluluhkan hati setiap orang yang melihatnya. Tapi sepertinya Pak Sugiman kebal terhadap jurus "tatapan menghiba" Willy. Dengan suara datar dia berkata ke kami semua "Ini lah contoh murid yang paling Bapak tidak suka. Terlambat merupakan awal dari bobroknya negeri ini, coba kita lihat semuanya berawal dari tidak adanya disiplin diri". "Tapi kali ini Bapak maafkan karena hari ini adalah hari pertama. Ayo masuk!".

Willy melihat ke arahku. Aku tersenyum sambil menarik tasku dari kursi sebelah. Willy duduk di sebelahku. "Huhu guru wali kelas kita galak euy" bisikku ke arah Willy. Willy menyeringai sambil mengeluarkan buku catatannya. "Satu lagi", tiba-tiba Pak Takujang berseru, "Bapak tidak suka dengan anak yang berbicara dalam kelas. Kalau mau berbicara, silahkan bicara di depan! Biar Bapak yang duduk di bangku kalian. Mengerti?" ujarnya. Aku menunduk. Huuh kena dehh.. Benar-benar hari pertama yang menyenangkan!


(BERSAMBUNG)
«1

Comments

  • Chapter 2: Tentang Dia
    =======


    Ketika jadwal istirahat, aku ajak Willy ke kantin. "Wil..." kataku. Willy dengan asyiknya melahap tahu goreng kesukaannya seolah tak mendengar. "Wil, oi dengar dong!" kataku. "Iya gue denger..." katanya cuek. "Eh ada anak baru ya di kelas kita?". "Anak baru.. anak baru yang mana ya?" tanyanya cuek. Hhhhhh lama-lama gemes juga ni. "Yang duduk di belakang. Sebangkunya Steven" kataku cepat. "Owwww itu, ya ampun Gar. Loe ga tau dia Gar? Dia kan atlet renang nasional. Tadinya dari Semarang sih, mungkin pindah kali ke sini" jawab Willy. Hah, atlet renang nasional? "Wil loe kok sampe tau sedetil itu sih?" desakku. "Gary, makanya gaul dongg... Dia itu udah terkenal kalee... Minggu lalu, waktu gue jalan bareng Laura dan yang lain, topiknya hari itu cuman dia. Dari mana asalnya lah, tanggal lahirnya lah, hobbinya, sampe binatang peliharaannya juga dibahas. Bahkan si Jenny udah kumpulin klipping dari koran-koran lama tentang dia". "Hah, segitu terkenalnya ya?" tanyaku. "Ya ga gitu juga sih, cuman si cewe-cewe itu aja yang heboh. Mungkin keren kali, tau ah" jawab Willy.

    Huh, aku menyesal. Kenapa ga aku kasih aja ya dia duduk di sebelahku. Padahal dia begitu ramah kepadaku. Huuh gara-gara Willy ni..... Aku tersenyum sambil menghabiskan es teh manisku dan melihat pekarangan sekolah yang hijau. Sebersit ada perasaan kagum kepadanya, terkenal tapi kok rendah hati ya, pikirku.

    Di kelas aku mulai memperhatikannya. Terkadang ketika aku mau mengeluarkan buku dari tasku, aku mencuri lihat ke belakang, dan terkadang dia melihat ke arahku. Aku cepat-cepat melihat tasku kembali. Setelah kejadian di hari pertama itu, aku belum pernah berbicara lagi kepadanya. Mau bicara apa pikirku. Ahhh pusing..

    Di kelas tiba-tiba Willy menegurku "Gar!". "Ha?". "Elo kok jadi suka gelisah gitu sih akhir-akhir ini?" tanya Willy. "Haha masa sih Wil? Panas kali ya disini hahaha" jawabku konyol meskipun ruangan di kelas yang ber-AC cukup dingin. Huuh strategi mengambil buku ku lama-lama bisa terbongkar nih. Aku harus mencari cara lain pikirku. Tapi apa?? Aku melirik ke arah Willy. Yap, kan ada Willy, kenapa tidak terpikir sebelumnya?


    (BERSAMBUNG)
  • Ikan Hiu...Ikan cucut...
    Yukz..!LanJuuUuUuuuUutTtz....
  • to ham_ham: tq ya hehe... lanjut ya...


    Chapter 3: Lembar isian
    =======

    Oh ya, sebelumnya, namaku Gary William. Baru saja naik kelas 11 di salah satu SMU di Jakarta. Aku termasuk kecil di kelasku, tinggiku hanya 1.56 m. Banyak orang yang menyangka aku masih SMP, mungkin karena badanku yang kecil dan tampangku yang baby-face. Di kelas aku termasuk pendiam, sangat kontras dengan teman sebangku-ku yang juga merupakan sahabatku satu-satunya, Willy, yang sangat outgoing dan pemberani. Di kelas ada anak baru yang menarik perhatianku. Tapi aku ga berani mendekatinya!

    "Wil, gw bikin biodata kelas ni. Ntar tolong sebarin yah ke anak-anak. Biar data kelas kita komplit", kataku kepada Willy.
    "Hah, rajin amat loe bikin beginian. Ya dah ntar gw minta anak-anak isi", jawab Willy tak menyadari niatku di balik semua ini hihihi..
    YESSSSS aku berteriak dalam hati, akhirnya aku bisa punya biodata dia!!!!

    Malamnya di kamar aku berkali-kali membaca tulisan Rangga:
    Nama : Rangga Kesuma
    Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 28 Februari 1993
    Hobby : Renang, Games
    Cita-cita : Dokter
    Alamat : Grenville
    HP (kalo ada) : 0XXX-XXXXXX
    E-mail (kalo ada) : [email protected]

    Wew dokter, seperti papaku, pikirku. Aku mengambil HP ku, dengan gugup aku menekan nomornya. Keringat deras membasahi badanku. Tapi mau bilang apa? Ga ada yang perlu buat disampaikan. Kemudian aku mematikan HP ku lagi. Ah, andai saja kau tau perasaanku Rangga!


    (BERSAMBUNG)
  • rangga? cintanya manna? :oops:
  • Lanjut dong???
  • to rainbow_bdg: haa? emang aadc hihi...

    to giripeni & semua: tq masih terus baca hehe... lanjut ya...


    Chapter 4: Sabtu itu
    =======

    Sabtu, adalah hari yang sangat menyiksa bagiku. Yap, karena dua hari ga bakal bisa ketemu Rangga. Mama mengajakku bertemu dokter untuk regular check-up. Ya rutin ini sudah biasa bagiku karena mengidap penyakit nephrotic (kelainan ginjal) sejak lahir. Ga ada yang serius kok dengan penyakit ini, asal rajin check up dan minum obat yang diberikan dokter sudah cukup.

    "Ayo, ntar setelah check-up, kita pergi ke mal", kata Mama.
    "Oke deh Ma", jawabku. Yah setidaknya aku bisa melupakan Rangga untuk sejenak.
    "Temenmu Willy ga diajak? Kalau Gary mau kita bisa nonton film Shrek di mal".
    "Oke Maaaa, Mama is the best dehh", jawabku riang sambil menelepon Willy.

    Ya, Willy sudah sering ke rumah dan bertemu Mama dan Papa-ku. Mungkin karena aku anak satu-satunya dan temanku terbilang sangat sedikit, Willy sudah dianggap sebagai anggota keluargaku. Willy sendiri senang pergi bersamaku dan Mama. Mungkin karena ditraktir ya, hihi si Willy kan gembul suka makan.

    Sorenya aku, Mama, dan Willy makan di McDonald, makanan favoritku selain KFC.
    "Gary, kok ke sini lagi. Jangan suka makan makanan fast food. Ga baik buat kesehatanmu", nasihat Mama.
    "Emang napa sih Ma? Kan makanan juga, apalagi ayamnya enak bgt", protesku sambil mengunyah ayam crispy.
    "Hmmmgmmgmm bener Tante, mgmmyam kan kita pesen salad juga buat sayurnya", timpal Willy membelaku sambil memakan kentang goreng.
    "Mama baca di majalah kalo kalori per hidangannya itu tinggi sekali", Mama ga mau kalah membela diri.
    "Tapi Tante, Gary kan ga gemuk. Justru biar gemukan dikit", jawab Willy.
    "Hahaha ya udah kali ini, tapi ga boleh sering-sering!", kata Mama tetep ga mau kalah. "Ya udah, kalian habiskan makanan pelan-pelan. Mama ke Galleria lihat baju. Ini duit beli tiketnya. Abis itu cari Mama ya", pesan Mama sambil memberikan uang kepadaku.
    "Oke Maaa", jawabku sambil tersenyum.

    Setelah Mama pergi, kami menghabiskan makanan. Trus setelah selesai, aku dan Willy ke atas mengantri tiket bioskop.
    "Wil", teriakku di sela-sela keramaian antrian bioskop.
    "Yap?".
    "Loe ga jalan sama si Laura?", tanyaku.
    "Ga, lagi males".
    "Cieeee... lagi marahan tuuh...", godaku.
    "Serius deh Gar. Dia itu kan cuman temen. Titik, ga pake koma. Lagian tomboy gitu males dehhh..." jawab Willy.
    Tiba-tiba Willy menunjuk ke arah tempat membeli pop corn. "Eh Gar, lihat deh tuh siapa", kata Willy kepadaku.

    Aku melihat ke arah yang ditunjuk Willy. Jantungku seperti mau berhenti. Dia.... Rangga. Dan di sebelahnya.... seorang gadis. Siapa dia? Dan, dan kenapa dia menggandeng tangan Rangga?


    (BERSAMBUNG)
  • Chapter 5: Alisya
    =======


    Tiba-tiba Willy berteriak "Ranggaaaa!! Oiiii....." sambil melambai-lambai ke arah Rangga dan cewe itu. "Aduh ngapain sih Willy panggil dia" pikirku. Aku udah lemas. "Wil gw ke toilet dulu yah!" kataku. "Eh Gar bentar dulu, tuh si Rangga ke sini" cegah Willy. Rangga dan cewe itu berjalan mendekati.

    "Rangga, loe nonton juga?", tanya Willy.
    "Iya baru aja dapet tiket. Eh ada Gary juga?" tanya Rangga sambil tersenyum ke arahku. Tidak, senyum itu lagi. Senyum yang membuat aku selalu membayangkannya. Senyum yang telah menyiksa hari-hariku sejak hari pertama bertemunya. Dan sekarang, untuk pertama kalinya, aku mulai membenci senyum itu...
    "Cieee kenalin dong Rangga", goda Willy.
    "Oh ya, kenalin nih. Alisya", kata Rangga.
    Willy langsung saja berkenalan dengannya. Aku hanya diam. Melihatku Rangga seketika berubah, dia terus menatapku. Tapi aku sudah tidak perduli. Aku ingin segera pergi dari tempat itu.

    Setelah kami mendapatkan tiket dan berjalan ke Galleria mencari Mama, Willy berkata kepadaku "Eh, cantik ya cewe Rangga tadi?". Aku tersentak, seketika tersadar mendengar kata-kata Willy "cewe Rangga". Rangga punya pacar? Oh god, kenapa bisa begini... Willy melanjutkan "Rupanya Alisya itu anak dari teman bisnis papanya Rangga". Kata-kata Willy sudah hampir-hampir tidak kudengar lagi. Aku terdiam berusaha supaya air mataku tidak tumpah.

    Mama melihat ada perubahan di diriku bertanya "Gary kamu sakit?". "Ah ga kok Ma, tadi antrinya kepanjangan. Yuk filmnya bentar lagi mulai" kataku berusaha tenang. Sepanjang perjalanan aku hanya diam. Di dalam bioskop, aku tak mampu menahan kesedihan lagi. Aku menangis perlahan...


    (BERSAMBUNG)
  • CuP...Cup...cUp...
    Anak Mama jgan nAngis ya!!
  • kasih tissue dong. nangis tapi ingusnya meler tuh
  • Lanjut

    Keren critana
  • to rainbow_bdg, ham_ham: ahahaha... ya ga sampe meler lah kan bukan anak tk ihhhh...

    to giripeni: thanks ya... sorry baru bisa lanjut lagi, gw lagi pindahan. gw udah ada plot sampe end of story, but it's my secret :twisted:. need your comment about this story, harus dipersingkat, atau diperlama. thanks!

    =======

    Paginya di kelas aku mulai menghindari Rangga. Biasanya kalau dia datang ke kelas, aku selalu melihatnya sambil tersenyum. Tapi kali ini aku hanya diam membaca komik. Rangga tiba-tiba berhenti di mejaku, tampak ragu-ragu, tapi kemudian dia pergi menuju tempat duduknya. Aku ga peduli.

    Willy akhirnya menyadari ada yang aneh dengan diriku. Willy bertanya "Gar loe ga apa-apa kan?? Kalo sakit bilang ya, ntar gw anterin ke dokter". "Ehh.... atau.... bilang sakit aja Gar, ntar kita bolos bareng! Kita pergi ke game center hihihi", bujuk Willy menghiburku. Akhirnya Willy menyerah sendiri dengan aksi tutup mulutku. "Gar, loe ga marah dengan gue kan?" tiba-tiba Willy bertanya. Aku sejenak tertegun, lalu berkata ke Willy "Ga lah Wil, loe kan sahabat gw. Gw cuman lagi ga enak badan aja". Willy kegirangan berkata "Fyuh, loe itu ya, sempat bikin gw stress semalaman. Gue kira gue salah ngomong lagi". Aku tersenyum... At least aku masih punya sobat yang mengerti aku, pikirku.

    Sepulang sekolah, aku sempatkan untuk singgah ke tempat komik untuk meminjam setumpuk komik buat kubaca. Setiap malam di kamar aku membaca komik supaya tidak terpikir tentang Rangga. Tetapi kenapa, di setiap halaman yang kubuka, selalu tampak wajah Rangga... Kenapa begini?? Tak kusangka air mataku mengalir kembali... Gary, betapa rapuhnya dirimu, pikirku.

    Hari-hari berikutnya, aku mulai melihat sikap Rangga yang berubah terhadapku. Kalau jalan ke dalam kelas, dia selalu melihatku. Tapi setiap kali dia melihatku, aku pasti mengalihkan pandanganku. Walau begitu, kenapa dalam hatiku aku masih tetap mengharapkannya? Padahal jelas-jelas dia sudah memiliki pacar yang cantik. Buat apa dia mencari susah dengan mencintai sejenis.

    Malam itu ketika aku sedang menyalakan komputer, tiba-tiba ada tulisan "DING!" dengan alamat e-mail "ranggaxxxx93". Pesan dari Rangga!!!


    (BERSAMBUNG)
  • Bagus critana. Mau diperpanjang atau singkat sih gak da masalah, asal critana mengalir natural aja, jangan ada yang kesannya diploting jadi lama.

    Sukses deh, keep writing aja.
  • to giripeni: thanks ya masih terus baca. thanks juga buat masukannya, noted.

    to lainnya: sorry kalo kadang gw postingnya dikit, kadang suka ga sempet. keep on reading ya...


    Chapter 6: Ada Apa Dengan Rangga?
    =======

    Rangga menulis "Hei Gary". Tiba-tiba jantungku berdetak keras sekali. Dengan gugup aku men-click tombol "Reply" dan membalas "Hei". "Lagi ngapain?" tanya Rangga lagi. Apa yang harus aku ketik?

    (...pause...)

    "Gar, besok PR kimia udah selesai?" tanya Rangga.
    Hah?? PR kimia?? Ngapain pula nanya PR kepadaku pikirku. Sakit jiwa juga ni orang!!!
    "Ngggg... besok pagi paling kerjainnya" jawabku asal.
    "Oh..." jawab Rangga.

    (...pause...)

    "Eh waktu itu gimana film Shrek-nya bagus ga?" tanya Rangga.
    Oh tidakk... Dalam sekejap semua kenangan buruk yang ingin aku lupakan itu terkilas kembali. Aku terdiam.

    (...pause...)

    "Bagus kok" jawabku singkat.

    (...pause...)

    "Gar" ketik Rangga. "Besok gw mau ngomong setelah sekolah" lanjutnya.
    Degggghhh jantung ku berdebar lebih keras lagi. Mau ngomong apa pikirku. Kok penting bgt sampe ga ngomong sekarang aja.

    (...pause...)

    "Ok" jawabku singkat.


    Keesokan harinya, Rangga seperti hari-hari sebelumnya tersenyum kepadaku ketika masuk kelas. Tetapi kali ini aku tetap menatapnya. Aku ga tau harus berbuat apa, aku ga mau disakiti lagi, tapi seperti orang bodoh yang diberi harapan sedikit saja sudah berharap banyak. Yah, itu lah aku... "Gar jangan lupa ntar yah!" katanya mengingatkan. Aku hanya mengangguk. Kenapa aku masih terus bermimpi bahwa masih ada harapan kepadanya? Tapi kenapa Rangga mulai berubah terhadapku??


    (BERSAMBUNG)
  • yah gitu deh..
  • lanjuuuttt :idea:
Sign In or Register to comment.