It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
`lanJutz...(g pake 'k')!
BTW,m3t knal yaw...
"Iya, kak!" jawab Rudi sambil tersenyum dipaksakan, cemburu melihat kemesraan mereka.
Kak Amir yg sadar Rudi cemburu, segera bangkit dan menepuk bahu Rudi,"Rud, ntar ke fitnes kamu, yuk. Dah lama gak nge-gym."
"Boleh!" jawab Rudi singkat.
"Kak Shanti ikut?" tanya Rudi.
"Gak, lah, Rud. Kak Shanti sama ibu kamu mau buat kue aja. Jagain kak Amir ya, Rud. Jangan sampai lirik lirik cewek di gym," pesan kak Shanti.
"Oh, beres kak. Aman kalau sama aku. Kalau lirik lirik ntar kubilang kak Shanti!" kata Rudi.
"Halah! Paling juga Rudi yg lirik lirik," sahut kak Amir.
"Kalau Rudi sih gak pa pa, kan masih bujang," kata kak Shanti.
Beberapa saat mereka bertiga ngobrol. Kadang kak Amir malah merangkul Rudi. Rudi jadi grogi dan gak enak sendiri.
Ternyata kak Shanti dan kak Amir pindah kerja ke kotanya Rudi. Dan bulan depan mereka mulai menetap di sini, mengontrak rumah Bu Endang yg letaknya cuma selisih 5 rumah dari rumah Rudi.
"hah!" Rudi terkejut sekaligus senang dalam hati.
Sepi, hanya ada Eric seorang diri.
Tampak Eric sedang berlatih, telanjang dada.
"Keren ya Rud, orang itu. Tubuhnya sexi banget, kulitnya eksotis," kak Amir mengomentari Eric yg berlatih, dadanya mengucur keringat...
Sexi macho...
"kak Amir ganjen. itu si Eric. Salah satu instruktur. Ayo, kak, kita gabung dengannya," ajak Rudi.
"oke!" kata kak Amir mengerlingkan mata kepada Rudi.
Rudi menonjok lengan kak Amir.
Mereka menghampiri Eric.
"Eh, Rud. Kemana saja? Dua bulan gak kelihatan?" sapa Eric.
"Eh, sibuk kerja," jawab Rudi.
"Raymon sejak nikah juga gak pernah kelihatan," kata Eric.
"I dont know," jawab Rudi sambil mengangkat bahu.
"Eh, siapa nih Rud? Teman kamu?"
"o, iya, kenalkan kakak sepupuku, kak Amir. Kak, ini Eric salah satu instruktur sini"
"Amir!"
"Eric!"
"Sudah lama jadi instruktur?"
"Yah, lumayan. 2 tahun."
"hmm... Pantesan!"
"Pantesan?"
"Iya. Pantesan badannya sudah mbentuk"
"Ah, kak Amir bisa saja. Badan kak Amir juga bagus kelihatannya"
"aku biasa saja kok, nih," kata kak Amir sambil membuka kaosnya.
Kini kak Amir dan Eric sama sama telanjang dada.
Rudi terpana melihat keduanya: ganteng, muscle, hairy
"Rud, gak latihan?" tanya Eric.
"Ya. Bentar. Pak G, gak ada ya?" tanya Rudi.
"Lagi ke Jakarta. Makanya aku disuruh jaga dan nginep sini," jawab Eric.
"Ayo, Rud! Gabung!" ajak kak Amir.
"ya, bentar. Aku ke ruang ganti. Ganti kaos dulu!"
"Ah, gak usah pakai kaos knapa. Seperti kita." kata Eric.
"Oke, lah!" seru Rudi.
Kemudian ketiganya berlatih, tanpa kaos. Rudi dapat merasakan betapa maskulin tubuh Eric dan kak Amir...
"Eh, iya Bet. Sibuk" jawab Rudi.
"Sama siapa?" tanya Beto memandang ke arah kak Amir.
"Oh, iya. Ini kak Amir. Sepupuku,"
kemudian keduanya berkenalan
"Pak Ghyr jadi keluar kota?" tanya Beto tanpa sungkan memeluk Eric dari belakang.
"Iya" jawab Eric membiarkan dadanya dipeluk Beto.
Kak Amir tersenyum penuh arti kepada Rudi.
Rudi jadi malu.
Kak Amir mendekat ke Rudi kemudian berbisik kepada Rudi,"pernah sama mereka?"
"Ah, gak pa pa, ayo lanjut latihan," kata kak Amir seraya merangkul Rudi.
Rudi agak risih karena ada Eric dan Beto yg melihatnya dirangkul.
Tapi Eric dan Beto malah tersenyum, bahkan Beto makin mempererat pelukannya pada Eric.
Dada Beto menempel di punggung Eric.
Rudi jadi salah tingkah dan melepas rangkulan kak Amir.
"Ayo Rud, latihan lagi!" ajak Eric yg masih berada dalam pelukan Beto
Kak Amir dipandu Eric, sedangkan Rudi dipandu Beto.
Rudi dapat merasakan aroma kejantanan Beto. Tapi perhatian Rudi tetap pada Kak Amir.
Dilihatnya kak Amir dan Eric makin akrab. Bahkan kadang kak Amir memegang megang perut six pack Eric.
Eric hanya senyum senyum bangga saat dipegang perut sixpack nya.
Beto memegangi lengan Rudi, kadang malah seperti mengelus.
Rudi berusaha mengelak, tapi Beto lebih agresif.
Dilihatnya kak Amir menuju ruang ganti.
"Kemana kak?" tanya Rudi.
"Sebentar ya Rud" jawab kak Amir.
Rudi melanjutkan latihan bersama Beto.
Beberapa saat kemudian Eric menghampiri Rudi dan Beto.
Tak tahu alasannya, Beto meninggalkan Rudi dan Eric. Beto mengunci pintu gym.
Eric memperhatikan Rudi dg tatapan aneh.
Rudi gugup melihatnya.
Eric makin mendekat ke Rudi. Makin dekat.
Rudi hanya tertegun saat Eric memelorotkan celana...
"Iya" jawab Rudi mengalihkan perhatian.
Mereka bertiga kembali berlatih.
"Kok pintunya kamu kunci Bet?" tanya Rudi.
"Nggak, nggak kunci. Cuma dirapatkan saja" jawab Beto.
. . .
Kak Amir bergabung dg mereka. Hingga jam 1 siang hanya mereka berempat di gym tersebut. Ngobrol sana sini.
Berempat telanjang dada...
"Oke! Dah ditunggu kak Shanti pasti," jawab Rudi.
Kemudian keduanya berkemas kemas.
"Cabut, Rud?" tanya Eric sambil menyeka keringat di dadanya.
"Ixa, Ric. Sudah ditunggu istrinya tuh, kak Amir!"
Kak Amir tersenyum,"Ric, Bet, kami cabut dulu ya. Aku pasti gabung ke gym ini kalau sudah menetap di kota ini."
"Oke. Sip!" balas Eric.
"Pulang dulu, ya, Rud. Mungkin dua minggu depan kita mulai angkut barang ke sini," kata kak Amir.
"Iya, kak. Kalau aku pas luang waktu pasti kubantu," jawab Rudi.
"Wah, adik yg satu ini memang baik," puji kak Shanti.
Rudi hanya tersenyum, dalam hatinya berkata,"andai kau tahu aku dan kak Amir..."
Kerja lagi
"Halo, Rud. Gmana weekendnya?" tanya Silkboy.
"Biasa saja. Kamu gmana, weekend sama Devi, asyiknya yg sudah punya cewek!" kata Rudi sambil seperti biasa mengelus rambut Silkboy.
"Tentu. Lah kamu sendiri sih gak dapat cewek. Astrid tuh kayaknya masih suka kamu!"
"Hush! Siapa bilang!"
"Semua juga sudah tahu kok Rud kalau Astrid suka kamu."
"Hmm... Kalau aku sama Astrid, berarti kita jadi saudara."
"Ya. Khan aku jadi adik ipar kamu Rud!"
"Ogah ah, punya adik seperti kamu!" ledek Rudi.
"o, gitu ya. Awas ya, kalau ke Bandung, aku gak mau nemani lagi!"
"Ah, gitu aja ngambek!" kata Rudi sambil mengelus rambut Silkboy lagi.
"Eh, mesra amat sih kalian berdua," suara mbak Tania mengejutkan mereka.
"Mbak, berkas yg kemarin jumat sudah diserahkan ke Pak Hendra, kan?" tanya Silkboy.
"Sudah! Oh, ya, sepertinya kita bertiga akan luar kota lagi lho!" kata Mbak Tania.
"Kemana mbak?" tanya Rudi.
"Ke perwakilan denpasar," jawab mbak Tania.
"Wah, asyik nih." kata Silkboy.
penuh kerja keras
akhirnya sore juga
"Eh, Rud. Ntar ikutan ke kostku, yuk!" ajak Silkboy.
"Mau dikasih apa lagi?" tanya Rudi.
"Maen aja. Kost sepi. Gak ada teman."
"hmm... Gmana ya?"
"ikut saja, ngobrol ngobrol."
"Kamu gak ke Devi?"
"yach, kan baru kemaren ketemu. Ntar kalau sering malah bosen."
"Hmm, sebenarnya aku mau ke belanja ke mall"
"Ya, kebetulan aku juga mau belanja. Kita bareng saja ya."
"hmm... Oke deh."
Silkboy sendiri dengan santai mengganti pakaian dan celana,
Rudi sempat kepikiran, rambut Silkboy lembut lurus, bagaimana dg rambut kemaluannya ya? Apakah lurus, atau keriting juga seperti orang lain.
"Hei, ngelamun!"
Rudi terkejut.
"Oh, gak. Anu, eh ntar kita shopping habis magrib saja ya?"
"Oke!"
"Punya dvd baru gak?" tanya Rudi sambil beralih ke dvd player baru.
"Bokep, mau?"