BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Butuh bantuan Terjemahan

2»

Comments

  • Disahkan oleh Dewan Perwakilan APA pada 24-26 (?) Januari 1975.


    1. Asosiasi Kejiwaan Amerika (APA) mendukung langkah yg diambil pada 15 Desember 1973 oleh Asosiasi Psikiater Amerika yg telah mengeluarkan homoseksualitas dari daftar resmi jenis2 masalah kejiwaan.
    Dengan ini Asosiasi Kejiwaan Amerika mengesahkan resolusi berikut:

    Homoseksualitas tidak menunjukkan gejala ketidakmampuan untuk berpikir jernih, ketidakstabilan, tidak bisa dipercaya, atau ketidakmampuan sosial dan logika secara umum; Lebih jauh lagi, Asosiasi Kejiwaan Amerika menghimbau semua tenaga ahli kejiwaan untuk secara aktif menghilangkan stigma bahwa homoseksualitas merupakan penyakit kejiwaan yg selama ini beredar di masyarakat.



    2. Sehubungan dengan diskriminasi terhadap kaum homoseksual, Asosiasi Kejiwaan Amerika mengesahkan resolusi berikut sehubungan dengan hak sipil dan hukum mereka:

    Asosiasi Kejiwaan Amerika mengecam semua bentuk diskriminasi publik maupun swasta dalam bidang tenaga kerja, perumahan, transportasi umum, tempat penginapan umum, dan perijinan terhadap kaum homoseksual maupun kegiatan yg berhubungan dengan homoseksualitas dan menyatakan bahwa kaum homoseksual harus diperlakukan sama dengan individu lainnya. Lebih jauh lagi, Asosiasi Kejiwaan Amerika mendukung dan mendesak diberlakukannya undang-undang hak sipil baik pada tingkat daerah maupun pusat yg memberikan perlindungan yg sama terhadap kaum homoseksual seperti yg sudah diberikan kepada individu lainnya berdasarkan ras, kepercayaan, warna kulit, dsb. Selanjutnya, Asosiasi Kejiwaan Amerika mendukung dan mendesak dihapuskannya semua peraturan yg mendiskriminasikan perilaku homoseksual yg dijalankan oleh pihak yg sudah dewasa dalam lingkup ruang pribadi.



    Harap mengutip pernyataan ini sebagai berikut:
    Conger, J.J. (1975). Proceedings of the American Psychological Association, Incorporated, for the year 1974: Minutes of the annual meeting of the Council of Representatives. American Psychologist, 30, 620-651
    Source:
    http://www.apa.org/pi/lgbc/policy/discrimination.html


    PERNYATAAN SIKAP
    Tentang: Pernyataan Sikap terhadap Terapi Yg Bertujuan Untuk Mengubah Orientasi Seksual (Terapi Penyembuhan atau Konversi)
    Disetujui oleh: Dewan Kehormatan pada Maret 2000
    Disetujui oleh: Sidang Paripurna pada Mei 2000

    Pembukaan
    Pada bulan Desember 1998, Dewan Kehormatan mengeluarkan pernyataan sikap bahwa Asosiasi Psikiater Amerika menentang semua bentuk terapi kejiwaan, seperti terapi "Penyembuhan" atau Konversi, yg didasarkan pada asumsi bahwa homoseksualitas merupakan penyakit kejiwaan atau berdasarkan asumsi awal bahwa pasien harus mengubah orientasi seks mereka (Lampiran 1). Oleh karenanya, Asosiasi Psikiater Amerika bergabung dengan berbagai organisasi profesional lainnya baik yg menentang maupun yg mengkritisi terapi "penyembuhan", termasuk Asosiasi Dokter Anak Amerika, Ikatan Dokter Amerika, Asosiasi Kejiwaan Amerika, Asosiasi Konseling Amerika, dan Asosiasi Pekerja Sosial Nasional (1).
    Pernyataan Sikap berikut merupakan pengembangan dan penjelasan terhadap pernyataan yg dikeluarkan oleh Dewan Kehormatan dlam rangka menyikapi keprihatinan publik dan profesi terhadap terapi2 yg didesain untuk mengubah orientasi seks atau identitas seksual pasien. Pernyataan ini tidak menggantikan pernyataan tahun 1998 melainkan untuk menguatkan.

    Pernyataan Sikap

    Di masa lalu, pendefinisian homoseksualitas sebagai penyakit telah membuat masyarakat melecehkan pasangan sejenis secara moral (2). Dalam kondisi sosial masyarakat dewasa ini, anggapan bahwa homoseksualitas merupakan penyakit kejiwaan merupakan penyimpangan terhadap upaya memasyarakatkan penerimaan terhadap homoseksualitas sebagai variasi yg normal dalam kehidupan seks manusia. Akibatnya, issue pengubahan orientasi seks telah banyak dipolitisir. Integrasi golongan gay dan lesbian ke dalam masyarakat umum Amerika ditentang oleh pihak2 yg khawatir penerimaan tersebut salah secara moral dan akan merusak tatanan bermasyarakat. Debat politik dan moral melingkupi isu ini telah mengaburkan data ilmiah dengan meragukan motif maupun karakter kedua belah pihak yg bertentangan. Dokumen ini bertujuan untuk menjernihkan pertentangan ini.

    Validitas, efektivitas, dan etika atas upaya klinis untuk mengubah orientasi seks seorang individu sangat dipertanyakan (3,4,5,6). Sampai saat ini, tidak ada penelitian ilmiah yg mampu membuktikan bahwa terapi "penyembuhan" tersebut membawa hasil apa pun. Banyak data yg tidak lengkap tentang kriteria seleksi, analisa untung rugi dari terapi dimaksud, dan hasil jangka panjang dari terapi "penyembuhan" tersebut.
    Literatur yg tersedia umumnya lebih mengandung gurauan yg melaporkan orang2 yg mengaku dapat menyembuhkan, orang2 yg menyatakan upaya penyembuhan tersebut justeru merugikan, dan orang2 yg mengaku berhasil disembuhkan namun menarik kembali pernyataan mereka kemudian (7,8,9).



    lanjutin lagi ntar ya :lol:
  • Rasputin aduh makasih banget ya, kamu kasih tahu ya kalau sudah selesai terjemahannya.

    Aduh aku senang banget,,,gak bisa mau ngomong apa lagi...

    Sekali lagi terima kasih...Saya yakin apa yang sudah kamu lakukan sangat berguna bagi kita semua.



    Salam


    Toyo
  • aku sempat baca sepintas, lho.... bukanya bsa inggris yg dipake sederhana saja. koq pada kesulitan sih... :roll:
  • ya kan gak semua orang bisa bahasa inggris
    makanya bantuin terjemahin gih
  • lanjutan terjemahannya ...

    (buat mas toyo, apa yang ditulis di sini semuanya pendapat dari ahli jiwa Amerika. akan lebih bagus juga kalau ada pernyataan dari WHO atau dari asosiasi serupa di Indonesia atau perkumpulan psikiater dunia misalnya, supaya posisinya lebih kuat)

    Walaupun masih sedikit data ilmiah tentang pasien yang telah menjalani penanganan ini, adalah masih dimungkinkan untuk mengevaluasi teori, yang merasionalkan pelaksanaan terapi “reparatif” atau konversi. Pertama, mereka berada dalam kejanggalan ketika posisi ilmiah Asosiasi Psikiater Amerika telah menyatakan sejak 1973 bahwa homoseksualitas sendiri bukanlah kelainan mental. Teori ahli terapi “reparatif” yang menggolongkan homoseksualitas sebagai tawanan perkembangan, psikopatologi yang parah atau kombinasi dari keduanya (10 – 15). Dalam tahun-tahun belakangan ini, praktisi terapi “reparatif” terkemuka telah secara terbuka memasukkan teori lama dari psikoanalisis bahwa homseksualitas patologi bersamaan dengan kepercayaan agama tradisional yang mengutuk homoseksualitas. (16, 17, 18).
    Kritik ilmiah lama dari teori awal dan kepercayaan agama menginformasikan kalau terapi “reparatif” atau konversi berasal utamanya dari penelitian seksologi (19 – 27). Kemudian kritik juga muncul dari sumber-sumber psikoanalisis juga (28 – 39). Juga telah ada pemikiran badan-badan keagamaan yang berkembang dan melawan pemahaman tradisional dan biblikal yang mengutuk homoseksualitas yang telah menjadi dasar keagamaan dari terapi “reparatif”. (40 – 46)

    Rekomendasi:
    1. APA menekankan kembali posisi tahun 1973 yang menyatakan homoseksualitas itu sendiri tidak didiagnosa sebagai kelainan mental. Publikasi belakangan ini yang mencoba untuk menjadikan homoseksualitas sebagai penyakit dengan menyatakan bahwa itu dapat disembuhkan seringkali tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang cermat atau penelitian psikiater, tapi kadang-kadang pada kekuatan agama dan politik yang menentang hak-hak sipil sepenuhnya dari laki-laki gay dan lesbian. APA merekomendasikan bahwa APA merespon segera dan sepantasnya, sebagai organisasi ilmiah, bila ada klaim yang menyatakan bahwa homoseksualitas itu adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan menyatakan bahwa klaim itu dibuat oleh kelompok politik atau agama.

    2. Sebagai prinsip umum, terapis tidak seharusnya menentukan tujuan dari pengobatannya secara paksa atau pengaruh terselubung. Modal psikoterapi untuk mengubah atau “memperbaiki” homoseksualitas didasarkan pada teori perkembangan yang kesahihan ilmiahnya dipertanyakan. Lebih jauh, laporan anekdot dari mereka yang “tersembuhkan” diimbangi dengan klaim anekdot lainnya tentang bahaya psikologisnya. Dalam empat dekade terakhir, ahli terapi “reparatif” belum menunjukkan penelitian ilmiah yang cermat yang membenarkan klaim mereka tentang pengobatan itu. Hingga ada penelitian lebih lanjut, APA merekomendasikan bahwa praktisi yang beretika hendaknya menahan diri untuk berusaha mengubah orientasi seksual seseorang, untuk mengingat diktum medis utama, jangan melakukan sesuatu yang berbahaya.

    3. Pustaka terapi “reparatif” menggunakan teori bahwa sulit untuk merumuskan kriteria seleksi ilmiah sebagai dasar penerapannya. Pustaka ini tidak hanya mengabaikan pengaruh stigma sosial dalam usaha motivasi untuk mengobati homoseksualitas, tapi itu juga adalah pustaka yang secara aktif menstigmatisasi homoseksual. Pustaka terapi “reparatif” juga cenderung untuk berlebihan dalam menyatakan keberhasilan terapi dengan mengabaikan potensi resiko pada pasien. APA mendorong dan mendukung penelitian NIMH dan komunitas penelitian akademis untuk lebih jauh menentukan resiko vs keuntungan terapi “reparatif”.


    PERNYATAAN SIKAP APA TENTANG PENANGANAN PSIKIATRIS DAN ORIENTASI SEKSUAL
    11 Desember 1998

    Badan Kepercayaan Asosiasi Psikiater Amerika menghapus homoseksualitas dari DSM di tahun 1973 setelah meninjau bukti bahwa itu bukanlah kelainan mental. Pada tahun 1987, homoseksualitas ego-dystonic tidaklah dimasukkan ke dalam DSM-III-R setelah tinjauan serupa.

    Asosiasi Psikiater Amerika sekarang ini tidak memiliki pernyataan sikap formal terhadap penanganan yang mencoba untuk mengubah orientasi seksual seseorang yang juga dikenal sebagai terapi reparatif atau konversi. Ada lembaran fakta APA tahun 1997 tentang Isu Homoseksualitas dan Biseksualitas yang menyatakan bahwa tidak ada bukti publikasi ilmiah yang mendukung keampuhan dari terapi reparatif sebagai penanganan untuk orientasi seksual seseorang.
    Potensi resiko dari terapi reparatif adalah besar, termasuk depresi, rasa cemas dan kelakuan yang merusak diri sendiri karena terapi menjajarkannya dengan prasangka sosial yang melawan homoseksualitas yang memungkinkan kembalinya rasa benci terhadap diri sendiri sebagaimana telah dialami pasien sebelumnya. Banyak pasien yang telah menjalani terapi reparatif menyatakan bahwa mereka telah secara tidak akurat diberitahu bahwa homoseksual adalah penyendiri, seseorang yang tidak bahagia yang tidak akan pernah mendapatkan penerimaan ataupun kepuasan. Kemungkinan bahwa seseorang mencapai kebahagiaan dan kepuasan dalam hubungan sesama manusia sebagai laki-laki gay atau lesbian tidak dikemukakan ataupun pendekatan alternatif untuk mengatasi efek stigma sosial tidak didiskusikan. APA memaklumi dalam penanganan psikiater yang sedang berjalan bahwa sepantasnya ada indikasi klinis untuk usaha mengubah perilaku seksual seseorang.

    Beberapa organisasi profesi utama termasuk Asosiasi Psikogi Amerika, Asosiasi Nasional Pekerja Sosial dan Akademi Pediatris Amerika, semuanya telah membuat pernyataan yang melawan terapi reparatif karena kekhawatiran akan bahaya yang mungkin menimpa pasien. Asosiasi Psikiater Amerika telah mengambil sikap yang jelas untuk melawan diskriminasi, prasangka dan perlakuan tidak etis terhadap berbagai isu termasuk diskriminasi atas dasar orientasi seksual.
    Karenanya, Asosiasi Psikiater Amerika melawan segala penanganan psikiater, seperti terapi reparatif atau konversi yang didasarkan pada asumsi bahwa homoseksualitas itu sendiri adalah kelainan mental atau didasarkan pada asumsi apriori bahwa pasien harus mengubah orientasi seksualnya.
  • iya sekarang saya lagi cari dokumen yang lain yang dari WHO. mungkin ada yang punya untuk itu. Kalau gak ada yang akan coba cari di WHO saja.

    Btw, alam sudah selesai terjemahannya?


    salam


    Toyo

    lanjutan terjemahannya ...

    (buat mas toyo, apa yang ditulis di sini semuanya pendapat dari ahli jiwa Amerika. akan lebih bagus juga kalau ada pernyataan dari WHO atau dari asosiasi serupa di Indonesia atau perkumpulan psikiater dunia misalnya, supaya posisinya lebih kuat)

    Walaupun masih sedikit data ilmiah tentang pasien yang telah menjalani penanganan ini, adalah masih dimungkinkan untuk mengevaluasi teori, yang merasionalkan pelaksanaan terapi “reparatif” atau konversi. Pertama, mereka berada dalam kejanggalan ketika posisi ilmiah Asosiasi Psikiater Amerika telah menyatakan sejak 1973 bahwa homoseksualitas sendiri bukanlah kelainan mental. Teori ahli terapi “reparatif” yang menggolongkan homoseksualitas sebagai tawanan perkembangan, psikopatologi yang parah atau kombinasi dari keduanya (10 – 15). Dalam tahun-tahun belakangan ini, praktisi terapi “reparatif” terkemuka telah secara terbuka memasukkan teori lama dari psikoanalisis bahwa homseksualitas patologi bersamaan dengan kepercayaan agama tradisional yang mengutuk homoseksualitas. (16, 17, 18).
    Kritik ilmiah lama dari teori awal dan kepercayaan agama menginformasikan kalau terapi “reparatif” atau konversi berasal utamanya dari penelitian seksologi (19 – 27). Kemudian kritik juga muncul dari sumber-sumber psikoanalisis juga (28 – 39). Juga telah ada pemikiran badan-badan keagamaan yang berkembang dan melawan pemahaman tradisional dan biblikal yang mengutuk homoseksualitas yang telah menjadi dasar keagamaan dari terapi “reparatif”. (40 – 46)

    Rekomendasi:
    1. APA menekankan kembali posisi tahun 1973 yang menyatakan homoseksualitas itu sendiri tidak didiagnosa sebagai kelainan mental. Publikasi belakangan ini yang mencoba untuk menjadikan homoseksualitas sebagai penyakit dengan menyatakan bahwa itu dapat disembuhkan seringkali tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang cermat atau penelitian psikiater, tapi kadang-kadang pada kekuatan agama dan politik yang menentang hak-hak sipil sepenuhnya dari laki-laki gay dan lesbian. APA merekomendasikan bahwa APA merespon segera dan sepantasnya, sebagai organisasi ilmiah, bila ada klaim yang menyatakan bahwa homoseksualitas itu adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan menyatakan bahwa klaim itu dibuat oleh kelompok politik atau agama.

    2. Sebagai prinsip umum, terapis tidak seharusnya menentukan tujuan dari pengobatannya secara paksa atau pengaruh terselubung. Modal psikoterapi untuk mengubah atau “memperbaiki” homoseksualitas didasarkan pada teori perkembangan yang kesahihan ilmiahnya dipertanyakan. Lebih jauh, laporan anekdot dari mereka yang “tersembuhkan” diimbangi dengan klaim anekdot lainnya tentang bahaya psikologisnya. Dalam empat dekade terakhir, ahli terapi “reparatif” belum menunjukkan penelitian ilmiah yang cermat yang membenarkan klaim mereka tentang pengobatan itu. Hingga ada penelitian lebih lanjut, APA merekomendasikan bahwa praktisi yang beretika hendaknya menahan diri untuk berusaha mengubah orientasi seksual seseorang, untuk mengingat diktum medis utama, jangan melakukan sesuatu yang berbahaya.

    3. Pustaka terapi “reparatif” menggunakan teori bahwa sulit untuk merumuskan kriteria seleksi ilmiah sebagai dasar penerapannya. Pustaka ini tidak hanya mengabaikan pengaruh stigma sosial dalam usaha motivasi untuk mengobati homoseksualitas, tapi itu juga adalah pustaka yang secara aktif menstigmatisasi homoseksual. Pustaka terapi “reparatif” juga cenderung untuk berlebihan dalam menyatakan keberhasilan terapi dengan mengabaikan potensi resiko pada pasien. APA mendorong dan mendukung penelitian NIMH dan komunitas penelitian akademis untuk lebih jauh menentukan resiko vs keuntungan terapi “reparatif”.


    PERNYATAAN SIKAP APA TENTANG PENANGANAN PSIKIATRIS DAN ORIENTASI SEKSUAL
    11 Desember 1998

    Badan Kepercayaan Asosiasi Psikiater Amerika menghapus homoseksualitas dari DSM di tahun 1973 setelah meninjau bukti bahwa itu bukanlah kelainan mental. Pada tahun 1987, homoseksualitas ego-dystonic tidaklah dimasukkan ke dalam DSM-III-R setelah tinjauan serupa.

    Asosiasi Psikiater Amerika sekarang ini tidak memiliki pernyataan sikap formal terhadap penanganan yang mencoba untuk mengubah orientasi seksual seseorang yang juga dikenal sebagai terapi reparatif atau konversi. Ada lembaran fakta APA tahun 1997 tentang Isu Homoseksualitas dan Biseksualitas yang menyatakan bahwa tidak ada bukti publikasi ilmiah yang mendukung keampuhan dari terapi reparatif sebagai penanganan untuk orientasi seksual seseorang.
    Potensi resiko dari terapi reparatif adalah besar, termasuk depresi, rasa cemas dan kelakuan yang merusak diri sendiri karena terapi menjajarkannya dengan prasangka sosial yang melawan homoseksualitas yang memungkinkan kembalinya rasa benci terhadap diri sendiri sebagaimana telah dialami pasien sebelumnya. Banyak pasien yang telah menjalani terapi reparatif menyatakan bahwa mereka telah secara tidak akurat diberitahu bahwa homoseksual adalah penyendiri, seseorang yang tidak bahagia yang tidak akan pernah mendapatkan penerimaan ataupun kepuasan. Kemungkinan bahwa seseorang mencapai kebahagiaan dan kepuasan dalam hubungan sesama manusia sebagai laki-laki gay atau lesbian tidak dikemukakan ataupun pendekatan alternatif untuk mengatasi efek stigma sosial tidak didiskusikan. APA memaklumi dalam penanganan psikiater yang sedang berjalan bahwa sepantasnya ada indikasi klinis untuk usaha mengubah perilaku seksual seseorang.

    Beberapa organisasi profesi utama termasuk Asosiasi Psikogi Amerika, Asosiasi Nasional Pekerja Sosial dan Akademi Pediatris Amerika, semuanya telah membuat pernyataan yang melawan terapi reparatif karena kekhawatiran akan bahaya yang mungkin menimpa pasien. Asosiasi Psikiater Amerika telah mengambil sikap yang jelas untuk melawan diskriminasi, prasangka dan perlakuan tidak etis terhadap berbagai isu termasuk diskriminasi atas dasar orientasi seksual.
    Karenanya, Asosiasi Psikiater Amerika melawan segala penanganan psikiater, seperti terapi reparatif atau konversi yang didasarkan pada asumsi bahwa homoseksualitas itu sendiri adalah kelainan mental atau didasarkan pada asumsi apriori bahwa pasien harus mengubah orientasi seksualnya.
  • Udah selesai kok terjemahannya mas toyo, bagian awal yang dari Rasputin, aku hanya ngelanjutin yang Rasputin belum selesai.

    Kalau gak salah, dulu mas hati pernah ngasih tau yang WHO itu, aku lupa lagi ... coba tanya beliau deh ...
  • sebagai tambahan, ada terjemahan Q&A dari web APA di pesan tetap di BoyzLove:

    http://www.readybb.com/boyzforum/viewtopic.php?t=1600
  • Makasih, untuk WHO saya akan coba cari.

    Untuk bahan terjemahan nya saya akan kumpulkan dan kemudian akan saya bundel dengan bahan - bahan yang lainnya.

    Mungkin yang dikirimkan oleh The Heart juga bisa dimasukan dalam satu bundel.

    Nanti saya akan rancang kira - kira isinya apa saja. Tapi saya ada ide dalam bundel itu yang seperti buku saku ada beberapa bahan :

    1. Terjemahan APA, yang sudah teman - teman terjemahin.

    2. Bahan dari WHO, dalam bentuk bahasa Indonesia juga.

    3. Sekilas informasi soal LGBTIQ, mungkin bahan the heart bisa digunakan.

    4. Bahan pegangan dari pendidikan Psikolog yang katanya ada buku rujukan anak - anak psikolog. Apa ada yang yang tahu buku yang dimaksud itu?? bisa kasih teman - teman ke aku? biar jadi satu bahan untuk bahan bundel nya.


    Doakan teman - teman, mudahan cepat dapat yang dari WHO. Kalau misalnya ada yang download ada bahan yang WHO tolong sebarkan ke forum ya. Biar bisa diterjemahkan lagi ama teman - teman.


    Sekali lagi terima kasih dan mohon bantuan semua nya ya...Kita tunggu bahan - bahan yang lainnya. Jika ada teman - teman yang punya.


    Eh nanti kita terbitkan, kita tuliskan juga publikasinya dari Boyzforum ya? boleh kan Moderator??


    Salam


    Toyo
Sign In or Register to comment.