BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

KENAPA BERDOSA?

edited November 2010 in BoyzRoom
KENAPA BERDOSA?

Saya adalah seorang HAMBA yang (menurut saya) sudah menjalankan peran kehambaan saya. Sebagai seorang yang BERAGAMA, saya jalankan kewajiban saya, bahkan tidak sedikit amalan sunat yang saya kerjakan demi sebuah peningkatan kualitas diri.

Sebagai alumnus santri, saya sudah berusaha untuk menunaikan kewajiban moral dengan ber-amar ma’ruf-nahi mungkar, tawa shoubil haqq wa tawa shoubish shabr.

Sebagai makhluk sosial pun sewajar mungkin saya jalani, dengan ikut berbagai organisasi, ikut kerja bakti, ronda pemuda, kegiatan amal, kegiatan keagamaan, olah raga, peduli lingkungan, berbagi ilmu, dan banyak lagi.

Saya pun berusaha untuk menjauhi larangan-Nya. Saya tidak berjudi, makan makanan haram, mabuk-mabukan, madat, bahkan sekedar merokok. Saya juga tidak mencuri, korupsi, merampok, mendhalimi orang lain, meski hanya dengan lisan. Saya berusaha untuk tidak berbohong, menjilat demi kepentingan diri, tidak mengadu domba dan menjatuhkan orang lain, tidak menggunjing dan sebagainya.

TETAPI ada satu yang tidak bisa saya pungkiri dan hilangkan, saya MENCINTAI LELAKI. Kalau sekedar mencintai, tentunya sah-sah saja karena itu bukan suatu dosa. Tetapi sayangnya cinta saya terhadap LELAKI tidak berhenti di situ.

Meski sudah menjalin hubungan dengan lawan jenis yang sangat saya cintai, tetapi sosok MEREKA tetap saja bermain dalam pikiran saya. MEREKA mencuri hati saya, baik dalam keramaian maupun kesendirian saya. Baik dalam suka maupun sedih saya. Dalam sibuk maupun waktu senggan saya. Bahkan dalam mimpi pun MEREKA hadir.

Sudah sekuat tenaga saya mencoba menepis sosok MEREKA, tetapi semakin saya tepis, MEREKA semakin kerap hadir. Saya tidak habis pikir, kenapa dalam kegarangan saya, saya merindukan buaian lembut LELAKI. Kenapa dalam kelembutan saya, saya sangat mendambakan kegarangan LELAKI. Bahkan LELAKI lah yang pertama kali menyentuh, meremas, mencium dan menguluh penis saya.

Meski saya harus merasa sakit hati karena ketidakmengertian MEREKA terhadap saya, tetapi berkali saya luluh di hadapan MEREKA. Senyum, canda, suara, desah nafas, aroma tubuh, sentuhan, perhatian bahkan air mata mereka menjadi begitu indah mengisi sisi lain hatiku.

Kenapa hanya dengan WANITA, kalau ternyata saya juga memiliki orientasi seksual dengan LELAKI?. Kenapa rasa yang saya miliki, harus terbentur NORMA dan AGAMA?. Kenapa saya harus BERDOSA saat mencoba menikmati karunia cinta-Nya?. Ibarat kata, kenapa saya dianugerahi bakat kalau kemudian tidak boleh menggunakannya?. Kenapa saya diberi mata kalau tidak boleh untuk melihat?. Kenapa ada kuping, tangan, kaki, kalau kemudian sama sekali tidak ada pembenaran dalam penggunaannya. Kenapa tidak setiap LELAKI juga dikarunia orientasi yang sama dengan saya, agar MEREKA tidak merasa paling benar dan suci untuk menghakimi sesama?.

Apakah memang hanya HITAM dan PUTIH di hadapan-Nya?. Kalau iya, kenapa harus tercipta abu-abu?. Untuk apa?. Kenapa harus ada khunsa di antara LELAKI dan WANITA?. Lalu, dengan siapa mereka berbagi cinta?.

Mungkin memang saya tidak berhak menanyakannya, karena urusan DOSA adalah hak-Nya. Tetapi apakah takdir akan berlaku begitu saja tanpa ada sebuah upaya dari kita?. MENCITAI LELAKI bagi saya bukan seperti mencuri yang bisa terkenai sanksi, tetapi seperti seorang klepto yang tidak bisa mengindari untuk tidak mencuri.

Atau apakah hanya kesalahan penafsiran saja yang membuat CINTA menjadi begitu menyiksa?. Apakah hanya karena ketidakmengertian mereka, sehingga tidak ada pembenaran media untuk merasakan CINTA. Kenapa harus BERDOSA saat saya ingin menikmati FITRAH CINTA?.
«134

Comments

  • dhion wrote:
    KENAPA BERDOSA?

    Saya adalah seorang HAMBA yang (menurut saya) sudah menjalankan peran kehambaan saya. Sebagai seorang yang BERAGAMA, saya jalankan kewajiban saya, bahkan tidak sedikit amalan sunat yang saya kerjakan demi sebuah peningkatan kualitas diri.

    Sebagai alumnus santri, saya sudah berusaha untuk menunaikan kewajiban moral dengan ber-amar ma’ruf-nahi mungkar, tawa shoubil haqq wa tawa shoubish shabr.

    Sebagai makhluk sosial pun sewajar mungkin saya jalani, dengan ikut berbagai organisasi, ikut kerja bakti, ronda pemuda, kegiatan amal, kegiatan keagamaan, olah raga, peduli lingkungan, berbagi ilmu, dan banyak lagi.

    Saya pun berusaha untuk menjauhi larangan-Nya. Saya tidak berjudi, makan makanan haram, mabuk-mabukan, madat, bahkan sekedar merokok. Saya juga tidak mencuri, korupsi, merampok, mendhalimi orang lain, meski hanya dengan lisan. Saya berusaha untuk tidak berbohong, menjilat demi kepentingan diri, tidak mengadu domba dan menjatuhkan orang lain, tidak menggunjing dan sebagainya.

    TETAPI ada satu yang tidak bisa saya pungkiri dan hilangkan, saya MENCINTAI LELAKI. Kalau sekedar mencintai, tentunya sah-sah saja karena itu bukan suatu dosa. Tetapi sayangnya cinta saya terhadap LELAKI tidak berhenti di situ.

    Meski sudah menjalin hubungan dengan lawan jenis yang sangat saya cintai, tetapi sosok MEREKA tetap saja bermain dalam pikiran saya. MEREKA mencuri hati saya, baik dalam keramaian maupun kesendirian saya. Baik dalam suka maupun sedih saya. Dalam sibuk maupun waktu senggan saya. Bahkan dalam mimpi pun MEREKA hadir.

    Sudah sekuat tenaga saya mencoba menepis sosok MEREKA, tetapi semakin saya tepis, MEREKA semakin kerap hadir. Saya tidak habis pikir, kenapa dalam kegarangan saya, saya merindukan buaian lembut LELAKI. Kenapa dalam kelembutan saya, saya sangat mendambakan kegarangan LELAKI. Bahkan LELAKI lah yang pertama kali menyentuh, meremas, mencium dan menguluh penis saya.

    Meski saya harus merasa sakit hati karena ketidakmengertian MEREKA terhadap saya, tetapi berkali saya luluh di hadapan MEREKA. Senyum, canda, suara, desah nafas, aroma tubuh, sentuhan, perhatian bahkan air mata mereka menjadi begitu indah mengisi sisi lain hatiku.

    Kenapa hanya dengan WANITA, kalau ternyata saya juga memiliki orientasi seksual dengan LELAKI?. Kenapa rasa yang saya miliki, harus terbentur NORMA dan AGAMA?. Kenapa saya harus BERDOSA saat mencoba menikmati karunia cinta-Nya?. Ibarat kata, kenapa saya dianugerahi bakat kalau kemudian tidak boleh menggunakannya?. Kenapa saya diberi mata kalau tidak boleh untuk melihat?. Kenapa ada kuping, tangan, kaki, kalau kemudian sama sekali tidak ada pembenaran dalam penggunaannya. Kenapa tidak setiap LELAKI juga dikarunia orientasi yang sama dengan saya, agar MEREKA tidak merasa paling benar dan suci untuk menghakimi sesama?.

    Apakah memang hanya HITAM dan PUTIH di hadapan-Nya?. Kalau iya, kenapa harus tercipta abu-abu?. Untuk apa?. Kenapa harus ada khunsa di antara LELAKI dan WANITA?. Lalu, dengan siapa mereka berbagi cinta?.

    Mungkin memang saya tidak berhak menanyakannya, karena urusan DOSA adalah hak-Nya. Tetapi apakah takdir akan berlaku begitu saja tanpa ada sebuah upaya dari kita?. MENCITAI LELAKI bagi saya bukan seperti mencuri yang bisa terkenai sanksi, tetapi seperti seorang klepto yang tidak bisa mengindari untuk tidak mencuri.

    Atau apakah hanya kesalahan penafsiran saja yang membuat CINTA menjadi begitu menyiksa?. Apakah hanya karena ketidakmengertian mereka, sehingga tidak ada pembenaran media untuk merasakan CINTA. Kenapa harus BERDOSA saat saya ingin menikmati FITRAH CINTA?.


    hei cong...j :!: angan bawa bawa agama di sindang!!!
    :twisted: :twisted:
  • Hai dhion...

    Sabar aja ya, Bro...
    Serahkan semua pada Yang Maha Kuasa.
    Dia selalu tahu tujuannya dalam menciptakan kita, termasuk di dalam nya adalah PLU...

    Vice PM,


    TS
  • Santri keblinger bin mampus!gak ada bahasa santri kayak gt.bilang aja lu manusia biasa!!!
  • cong...yg ada eloe itu hamba sex yang kaga laksa... :lol: makanya cong eloe jadi banyak khayal mursida ...banchi munaroh biar dibilang masih ijo...padahal eloe kalo rumpi cong ya ampun tuh bo..ol eloe cong sampe ileran bikin peta di kursi...biang perez amir...em :lol:
  • Sabar atuh, Kang!. Dibaca, dicerna dan dirasakan. Jangan ngejudge sesuatu sebelum kamu paham.
    Saya tidak bawa2 agama, tetapi itu curahan hati saya terhadap banyak hal yang menghukumi seseorang lelaki yang mencintai lelaki

    Saya tidak mengingkari diri atau munafik, malah saya mengakui betapa tersiksanya keadaan saya.

    KEnapa kamu sewot gitu?. Ada yang membuat Anda tersinggung?. Tergannggu?. Tercemar? dengan apa yang saya kemukakan?. Kalau iya, Maaf, tetapi jujur, saya tidak bermaksud menyinggung siapapun.

    COba deh baca sekali lagi, cerna dan rasakan, apa memang apa yang saya kemukakan tidak layak?.

    Saya kira ada moderator yang lebih tahu, seberapa tidak layaknya isihati saya
  • Pontigay wrote:
    Santri keblinger bin mampus!gak ada bahasa santri kayak gt.bilang aja lu manusia biasa!!!

    Lha iya, memang saya manusia biasa yang tidak bisa memendam rasa terhadap lelaki. Kalau saya bukan manusia biasa mah, saya bisa menahan gejolak hati.

    Menurut saya santri, polisi, pakar kimia, pilot, bahkan presiden bebas-bebas saja mengemukakan isi hatinya.
  • dhion wrote:
    Sabar atuh, Kang!. Dibaca, dicerna dan dirasakan. Jangan ngejudge sesuatu sebelum kamu paham.
    Saya tidak bawa2 agama, tetapi itu curahan hati saya terhadap banyak hal yang menghukumi seseorang lelaki yang mencintai lelaki

    Saya tidak mengingkari diri atau munafik, malah saya mengakui betapa tersiksanya keadaan saya.

    KEnapa kamu sewot gitu?. Ada yang membuat Anda tersinggung?. Tergannggu?. Tercemar? dengan apa yang saya kemukakan?. Kalau iya, Maaf, tetapi jujur, saya tidak bermaksud menyinggung siapapun.

    COba deh baca sekali lagi, cerna dan rasakan, apa memang apa yang saya kemukakan tidak layak?.

    Saya kira ada moderator yang lebih tahu, seberapa tidak layaknya isihati saya

    dear Dhion,

    sabar aja, mereka cuma bercanda kok...cuma mgkn agak tdk enak didengar.. =)
    g ngerti ttg curhat u, ya ttp positif aja,
    lakukan apa yang dpt u lakukan.
  • Terry Sie wrote:
    Hai dhion...

    Sabar aja ya, Bro...
    Serahkan semua pada Yang Maha Kuasa.
    Dia selalu tahu tujuannya dalam menciptakan kita, termasuk di dalam nya adalah PLU...

    Vice PM,


    TS


    Trims Bos, kamu memang tipikal orang bijak. O ya, terima kasih juga dan maaf kalau banyak hal yang kamu ungkap di media ini saya jadikan bahan untuk pengajian, ndak apa-apa kan?.
    Biar kata orang cuma copy paste, tapi semua artikel kamu Ok.
    Saya koleksi tuh semua....
    Satu yang membuat saya termotivasi adalah artikel tentang orang yang sebelumnya tidak pernah menggeber mobilnya lebih dari 100km/jam, tetapi saat ada yang menantangnya, ternyata dia bisa.
    Saya pun demikian, saya bisa terjun dalam sebuah usaha yang karena termotivasi itu. Makasih banyak.
  • dhion wrote:
    Pontigay wrote:
    Santri keblinger bin mampus!gak ada bahasa santri kayak gt.bilang aja lu manusia biasa!!!

    Lha iya, memang saya manusia biasa yang tidak bisa memendam rasa terhadap lelaki. Kalau saya bukan manusia biasa mah, saya bisa menahan gejolak hati.

    Menurut saya santri, polisi, pakar kimia, pilot, bahkan presiden bebas-bebas saja mengemukakan isi hatinya.
    gue akui cerita lo hebat mantan santri bnyak amal bla..bla...sampai disini gua salut..tapi begitu lu udah masuk isap kontol bla..bla...shit...cobalah jujur pada diri sendiri buat lah cerita yg tulus dan tanpa tendensi apa2.semoga ente paham.
  • dhion wrote:
    Pontigay wrote:
    Santri keblinger bin mampus!gak ada bahasa santri kayak gt.bilang aja lu manusia biasa!!!

    Lha iya, memang saya manusia biasa yang tidak bisa memendam rasa terhadap lelaki. Kalau saya bukan manusia biasa mah, saya bisa menahan gejolak hati.

    Menurut saya santri, polisi, pakar kimia, pilot, bahkan presiden bebas-bebas saja mengemukakan isi hatinya.
    gue akui cerita lo hebat mantan santri bnyak amal bla..bla...sampai disini gua salut..tapi begitu lu udah masuk isap kontol bla..bla...shit...cobalah jujur pada diri sendiri buat lah cerita yg tulus dan tanpa tendensi apa2.semoga ente paham.
  • dhion wrote:
    Pontigay wrote:
    Santri keblinger bin mampus!gak ada bahasa santri kayak gt.bilang aja lu manusia biasa!!!

    Lha iya, memang saya manusia biasa yang tidak bisa memendam rasa terhadap lelaki. Kalau saya bukan manusia biasa mah, saya bisa menahan gejolak hati.

    Menurut saya santri, polisi, pakar kimia, pilot, bahkan presiden bebas-bebas saja mengemukakan isi hatinya.
    gue akui cerita lo hebat mantan santri bnyak amal bla..bla...sampai disini gua salut..tapi begitu lu udah masuk isap kontol bla..bla...shit...cobalah jujur pada diri sendiri buat lah cerita yg tulus dan tanpa tendensi apa2.semoga ente paham.
  • dhion wrote:
    Pontigay wrote:
    Santri keblinger bin mampus!gak ada bahasa santri kayak gt.bilang aja lu manusia biasa!!!

    Lha iya, memang saya manusia biasa yang tidak bisa memendam rasa terhadap lelaki. Kalau saya bukan manusia biasa mah, saya bisa menahan gejolak hati.

    Menurut saya santri, polisi, pakar kimia, pilot, bahkan presiden bebas-bebas saja mengemukakan isi hatinya.
    gue akui cerita lo hebat mantan santri bnyak amal bla..bla...sampai disini gua salut..tapi begitu lu udah masuk isap kontol bla..bla...shit...cobalah jujur pada diri sendiri buat lah cerita yg tulus dan tanpa tendensi apa2.semoga ente paham.
  • cong...yg ada eloe itu hamba sex yang kaga laksa... :lol: makanya cong eloe jadi banyak khayal mursida ...banchi munaroh biar dibilang masih ijo...padahal eloe kalo rumpi cong ya ampun tuh bo..ol eloe cong sampe ileran bikin peta di kursi...biang perez amir...em :lol:

    Kayaknya yang nulis komment ini (ayam.ganteng) bukan manusia deh. Bukannya memberikan komment yang baik malah memberi komment yang tidak mencerminkan manusia. Untung orang kayak gini cuma sedikit disini. Bayangin aja apa jadinya dunia ini kalau banyak orang yang kayak gini. Yang tidak mau empati, atau paling tidak menghargai masalah orang lain.
  • b0y2oo6 wrote:
    cong...yg ada eloe itu hamba sex yang kaga laksa... :lol: makanya cong eloe jadi banyak khayal mursida ...banchi munaroh biar dibilang masih ijo...padahal eloe kalo rumpi cong ya ampun tuh bo..ol eloe cong sampe ileran bikin peta di kursi...biang perez amir...em :lol:

    Kayaknya yang nulis komment ini (ayam.ganteng) bukan manusia deh. Bukannya memberikan komment yang baik malah memberi komment yang tidak mencerminkan manusia. Untung orang kayak gini cuma sedikit disini. Bayangin aja apa jadinya dunia ini kalau banyak orang yang kayak gini. Yang tidak mau empati, atau paling tidak menghargai masalah orang lain.

    ya sudahlah..didoakan saja... :lol: :lol:
  • dhion wrote:
    KENAPA BERDOSA?

    Saya adalah seorang HAMBA yang (menurut saya) sudah menjalankan peran kehambaan saya. Sebagai seorang yang BERAGAMA, saya jalankan kewajiban saya, bahkan tidak sedikit amalan sunat yang saya kerjakan demi sebuah peningkatan kualitas diri.

    Sebagai alumnus santri, saya sudah berusaha untuk menunaikan kewajiban moral dengan ber-amar ma’ruf-nahi mungkar, tawa shoubil haqq wa tawa shoubish shabr.

    Sebagai makhluk sosial pun sewajar mungkin saya jalani, dengan ikut berbagai organisasi, ikut kerja bakti, ronda pemuda, kegiatan amal, kegiatan keagamaan, olah raga, peduli lingkungan, berbagi ilmu, dan banyak lagi.

    Saya pun berusaha untuk menjauhi larangan-Nya. Saya tidak berjudi, makan makanan haram, mabuk-mabukan, madat, bahkan sekedar merokok. Saya juga tidak mencuri, korupsi, merampok, mendhalimi orang lain, meski hanya dengan lisan. Saya berusaha untuk tidak berbohong, menjilat demi kepentingan diri, tidak mengadu domba dan menjatuhkan orang lain, tidak menggunjing dan sebagainya.

    TETAPI ada satu yang tidak bisa saya pungkiri dan hilangkan, saya MENCINTAI LELAKI. Kalau sekedar mencintai, tentunya sah-sah saja karena itu bukan suatu dosa. Tetapi sayangnya cinta saya terhadap LELAKI tidak berhenti di situ.

    Meski sudah menjalin hubungan dengan lawan jenis yang sangat saya cintai, tetapi sosok MEREKA tetap saja bermain dalam pikiran saya. MEREKA mencuri hati saya, baik dalam keramaian maupun kesendirian saya. Baik dalam suka maupun sedih saya. Dalam sibuk maupun waktu senggan saya. Bahkan dalam mimpi pun MEREKA hadir.

    Sudah sekuat tenaga saya mencoba menepis sosok MEREKA, tetapi semakin saya tepis, MEREKA semakin kerap hadir. Saya tidak habis pikir, kenapa dalam kegarangan saya, saya merindukan buaian lembut LELAKI. Kenapa dalam kelembutan saya, saya sangat mendambakan kegarangan LELAKI. Bahkan LELAKI lah yang pertama kali menyentuh, meremas, mencium dan menguluh penis saya.

    Meski saya harus merasa sakit hati karena ketidakmengertian MEREKA terhadap saya, tetapi berkali saya luluh di hadapan MEREKA. Senyum, canda, suara, desah nafas, aroma tubuh, sentuhan, perhatian bahkan air mata mereka menjadi begitu indah mengisi sisi lain hatiku.

    Kenapa hanya dengan WANITA, kalau ternyata saya juga memiliki orientasi seksual dengan LELAKI?. Kenapa rasa yang saya miliki, harus terbentur NORMA dan AGAMA?. Kenapa saya harus BERDOSA saat mencoba menikmati karunia cinta-Nya?. Ibarat kata, kenapa saya dianugerahi bakat kalau kemudian tidak boleh menggunakannya?. Kenapa saya diberi mata kalau tidak boleh untuk melihat?. Kenapa ada kuping, tangan, kaki, kalau kemudian sama sekali tidak ada pembenaran dalam penggunaannya. Kenapa tidak setiap LELAKI juga dikarunia orientasi yang sama dengan saya, agar MEREKA tidak merasa paling benar dan suci untuk menghakimi sesama?.

    Apakah memang hanya HITAM dan PUTIH di hadapan-Nya?. Kalau iya, kenapa harus tercipta abu-abu?. Untuk apa?. Kenapa harus ada khunsa di antara LELAKI dan WANITA?. Lalu, dengan siapa mereka berbagi cinta?.

    Mungkin memang saya tidak berhak menanyakannya, karena urusan DOSA adalah hak-Nya. Tetapi apakah takdir akan berlaku begitu saja tanpa ada sebuah upaya dari kita?. MENCITAI LELAKI bagi saya bukan seperti mencuri yang bisa terkenai sanksi, tetapi seperti seorang klepto yang tidak bisa mengindari untuk tidak mencuri.

    Atau apakah hanya kesalahan penafsiran saja yang membuat CINTA menjadi begitu menyiksa?. Apakah hanya karena ketidakmengertian mereka, sehingga tidak ada pembenaran media untuk merasakan CINTA. Kenapa harus BERDOSA saat saya ingin menikmati FITRAH CINTA?.

    Hehehehe....

    Berfikirlah.... Maka kau ada

    (Pengen nanggepin tapi atut...)
Sign In or Register to comment.