It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
dukung terus sisi positif nya, tekan terus sisi negative nya-
bagai pisau, bisa di pakai potong sayur, bisa di pakai bunuh org-
tinggal gmana sih pemegang pisau itu memanfaatkan "si pisau" ^^
-junie-
Atau mungkin ada yang di forum ini yang anak GN, mesti kasih tahu itu Rudi kalau memang benar mengatakan itu.
Jujur saya kecewa sekali kalau memang benar berita itu? Dan saya akan sampaikan keberatan atas jawaban. Padahal Rudi kan mestinya dapat pengetahuan soal seksualitas dan hak - hak sebagai gay dengan teman - teman GN. Kenapa ngacok begitu??
Kalau soal GN membagi - bagikan kondom, saya pikir itu tidak salah kok. Kan banyak juga manfaat nya bagi kita teman - teman soal pendidikan perlunya kondom.
Tapi jangan sampai hanya cuma membagi - bagikan kondom saja tanpa ada membangun kesadaran kritis dan advokasi. Itu yang bahaya...Nanti jualan kondom dong jadinya...
Salam
Toyo
Saturday, 28 June 2008
LAMONGAN - SURYA-Pembukaan sekolah khusus untuk kaum lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks, dan queer (LGBTiQ) di Surabaya ditanggapi serius Mendiknas. Mendiknas Bambang Sudibyo menyayangkan berdirinya Sekolah Aktivis LGBTiQ. Siswa yang memiliki 'kelainan khusus', katanya, sebenarnya berhak mendapatkan pendidikan yang layak di sekolah umum sebagaimana siswa 'normal' lainnya.
Guru besar Universitas Gadjah Mada ini meminta agar peluncuran 'sekolah khusus' ini tidak untuk mempromosikan kehidupan yang oleh mayoritas masyarakat masih dinilai menyimpang, seperti homoseksual, lesbian, dan biseksual.
“Pokoknya, jangan sampai terjadi promosi hal-hal seperti itu selama berlangsungnya proses belajar mengajar,” tandasnya.
Berbeda dengan Mendiknas, Kepala Dinas P dan K (P&K) Jatim Rasiyo yang hadir dalam acara yang sama mendampingi Menteri Bambang, mengaku belum bisa menanggapi peluncuran LGBTiQ di Surabaya. “Saya belum tahu masalah itu, jadi belum bisa menanggapi,” kilahnya.
Diberitakan, Rabu (26/6) kemarin, aktivis LGBTiQ yang tergabung dalam GAYa Nusantara me-launching sekolah khusus, transgender, interseks, dan queer di Surabaya Plaza Hotel. Sekolah 'khusus' ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Sementara itu, sejumlah pihak juga menyayangkan peluncuran LGBTiQ. Alasannya, sekolah ini eksklusif dan membentengi kaum minoritas dari khalayak.
“Aku sih menghargai keputusan mereka membuka sekolah itu. Tapi, sayangnya itu justru mementahkan perjuangan mereka. Kalau ingin diterima dalam masyarakat, nggak perlu lah bikin sekolah eksklusif kayak gitu,” cetus Merlyn Sophian, aktivis waria asal Malang yang juga mantan Miss Waria 2006 ini, Jumat (27/6).
Sekolah eksklusif semacam itu dinilai menjadi sebuah justifikasi jika selama ini kelompok tersebut memang 'berbeda' dari yang lain. “Perbedaan kita kan cuma secara orientasi seksual, sedangkan secara brain dan kemampuan lainnya kan sama,” tutur waria 35 tahun ini.
Ketua MUI Jatim KH Shomad Bukhori menegaskan, sekolah eksklusif semacam itu seharusnya tidak ada. “Itu sama halnya menyalahi kodrat! Negara kita ini kan berazas Pancasila, dimana isinya berketuhanan yang beragama. Kita lihat hakikatnya perilaku umat beragam masak ya seperti mereka itu,” kritiknya.
Seharusnya, kata Shomad, mereka berupaya memerangi yang salah kaprah dan tak perlu melegitimasi diri dengan membalutnya dalam bentuk pendidikan formal. Sejak dulu sampai kapan pun, lanjutnya, pemuasan nafsu sesama jenis itu melanggar hukum agama apapun.
“Dalam hukum negara itu juga diatur dalam undang-undang perkawinan yakni dua insan laki dan perempuan. Intinya secara agama kaum gay lesbian waria tidak pernah mendapat pengakuan,” jelasnya.
Secara kelembagaan, MUI sampai sejauh ini belum mendapat laporan langsung adanya aktivitas belajar mengajar kaum gay lesbian waria.
“Saya pribadi belum tahu hal itu. Tapi kalau ditanya sepakat atau tidak dengan didirikannya sekolah itu, janganlah kita bicara soal hak asasi. Kita sudah menganut azas Pancasila dan negara berketuhanan, ya itulah yang harusnya menjadi acuan,” katanya.
Terkait persetujuan wali kota dan Mendiknas, ia mengaku itu cuma opini sendiri-sendiri. “Tak sedikit pejabat yang beropini sendiri-sendiri menyikapi persoalan,” lanjutnya. Namun, di banyak negara, pengakuan terhadap kaum gay lesbian waria masih saja minoritas. Hanya segelintir negara di dunia yang melegalkan hubungan tersebut dan mengakuinya ke dalam lembaga pernikahan. uji/ame
setuju...
nah, kan ada tuh sila yg bunyinya
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERABAD & KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
mana kemanusiaan dan keadilan bagi kaum GLBT (Indonesia) ??
tugas kita buat menghilangkan stereotype kayak gene...
kenyataan pahit...
g liat komentar ini bener jg. lgan kl di skolah kan sama aja mau homo ga. matematika ya ttp matematika. emang beda matematika homo sama bukan homo? g si curiga ini akal2an GN supaya dpt aliran dana dr LSM luar. biasanya kan hrs ad proyek ttt buat dpt bantuan dana lbh.
:shock: :shock: :shock:
(kapan mo maju kalo begini....?? uuufffhhhhh.....)
terutama loe tukang cercanya!
klo saling puji ntar dikira menjilat
LOL
Setidaknya esensi dari pembentukan skul ini harus jelas.
Dimana perlu dipikirkan kurikulum tentunya harus lebih baik daripada kurikulum yang ada selama ini.
Vice PM,
TS