It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sape yang nolak ente,,,
ajegileee klo gw sampe nolak ente
gw minder Rem nemuin ente,,,
nanti lah klo saatnya tepat,,ente ane mutilasi,,eh salah,,ane datengin..xixixi
kan ane ud janji,,klo ude lepas masa2 berondonk ane,,,ane bakal lgsg lamar ente,,wkwkwk,,,tungguin ane yaw,,meeoong,,,hehueheu
*percakapan gw dan Remi hanyalah fiksi belaka. bila ada kesamaan nama tempat dan pelaku, itu hanyalah kebetulan yang tidak disengaja.
@fe
lama ngak ol,,,kmn aja buw?
@remy
lanjut donk please,,,,
ente emang top,,,mudah2an itu cm mimpi,,gw ga mo lo msk penjara Rem
wkwkwk,,,
"belajar" maksutny apaan tuh fe?
udah lo sbagai wali nikah gw, ga usah mikirin siape yg ngelamar siapa,,hehe,,terima jadi aja
rem,,,,miss yuh,,,,
gw dah ngikutin ceritanya Remy... seru bgt!
gambarnya tikus lagi mau ngucapin: "hari ini menu saya adalah Keju yg sangat Lezat.."
remmy where r you ?
Yang terjadi saat itu adalah, ketika Julian hendak menelepon adikku, Dengan sekali gerakan aku buru-buru menarik ponsel dari genggamannya, memutar badannya dan mulai menciumnya. Dengan terengah-engah Julian mencoba mengimbangi cumbuanku. Tadinya Julian hendak ikut 'berpartisipasi' dalam permainan kami berdua, namun tidak kubiarkan. Kutepis tangannya berkali-kali saat dia mulai mencoba menjamah badanku, sedangkan aku terus berusaha memegang kendali permainan. Dengan sedikit kasar aku mendorong Julian ke ranjang spring-bed miliknya. Dia kembali menyeringai saat melihatku melepas t-shirt ku. Seringainya tak bertahan lama karena aku kemudian kembali melumat bibirnya sambil menindih tubuhnya.
Aku baru saja mengenakan kembali t-shirtku saat Julian yang masih tiduran di atas spring-bed dengan bed-cover pink yang kini sudah acak-acakan berkata, "jij pikir gue bakalan setega itu ngasih tahu Windy?"
Aku menoleh ke arahnya lalu mendengus. Kemudian tanpa berkata apapun aku bangkit hendak mengambil kaus kaki dan sepatuku yang tadi kuletakkan di pojokan.
"Gue pikir sih, sebenernya Jij tau kan? kalo gue enggak akan bilang sama Windy," sambung Julian sambil kini memakai kausnya sendiri.
"Dan bahwa jij mau em-el sama gue, itu kan karena emang jij penasaran kan?" pancing Julian lagi.
Sambil mengenakan sepatu aku memang berfikir kalau semua yang dikatakan Julian ada benarnya. Aku memang ragu Julian akan memberitahukan kondisi aku yang Gay pada Windy, karena sebenarnya aku pun merasa kita memiliki semacam kode etik 'tahu sama tahu tak perlu orang lain tahu'. Dan bahwa aku bersedia bercinta dengannya sebagian memang dilandasi oleh rasa penasaran akan sosok Julian... dan kenyataan bahwa aku juga sedang horny berat belakangan hari ini.
"Ente udah janji. Jadi tolong tepati!" Aku berkata dengan nada mengancam saat aku hendak keluar kamar.
Julian tidak menjawab melainkan tertawa yang terdengar seperti ejekan dan lalu menjatuhkan kepalanya ke belakang sambil menutup wajahnya. Tawanya masih terdengar dari luar saat pintu kamarnya sudah tertutup.
Pusing dan senewen! itulah gambaran pikiranku beberapa hari ini. Satu masalah belum lagi selesai, sudah timbul lagi masalah yang lain. Aku sudah cukup dibuat kesal dengan tingkah Iqbal yang masih tarik-ulur dan bimbang dengan status hubungan kita berdua, "are we? or aren't we?" begitu mungkin kira-kira. Ditambah lagi Paul yang usahanya menjaga jarak dan sangat berhati-hati agar tidak sampai bertemu muka denganku boleh dibilang cukup berhasil. Namun aku boleh sedikit lega karena sepertinya Julian menepati janjinya. Tak terdengar apapun omongan soal Julian dari adikku belakangan ini.
Tidak terlihat lucu sama sekali! ujarku dalam hati saat jam sembilan malam aku kembali memutar salah satu episode serial Friends. Hal itu mungkin dikarenakan oleh banyaknya pikiran yang melintas di kepalaku padahal kegiatan rutin setelah pulang kerja seperti mandi dan menyeterika telah kulakukan, namun rupanya rasa kantuk belum melanda sehingga aku tadi memutuskan untuk menonton kembali episode lama Friends sebagai hiburan.
Saat aku melamun sambil memainkan remote, tidak berkonsentrasi sama sekali dengan kelucuan Rachel dkk, Terdengar suara ketukan di Pintu. Aku sedikit heran karena ternyata Iqbal yang datang, hanya saja aku benar-benar yakin tidak mendengar suara motor masuk pekarangan rumahku tetapi Motor Iqbal sudah terparkir di situ.
"Gue matiin agak jauh rem, biar tetanggamu enggak ada yang liat." Kata Iqbal menjelaskan. Rupanya dia menyadari kebingunganku.
Kemudian aku mengajaknya masuk, Iqbal sempat memintaku membuatkannya kopi, dan dengan agak malas-malasan aku menuruti kemauannya.
Aku meletakkan gelas kecil berisi kopi susu kesukaannya tak jauh dari tempatnya duduk bersila sambil menatap lurus ke arah televisi, entah apakah dia benar-benar menyimak Friends atau tidak, karena Iqbal hanya diam. Aku membiarkannya dan sambil menarik sweaterku lebih rapat, aku duduk agak depan dari posisinya dan melanjutkan menonton.
"Elu masih hobby nonton ginian Rem? gak bosen?" komentar Iqbal setelah lama terdiam.
"Jangan mulai deh, gue aja enggak protes sama selera ente nonton film perang!"
Kami berdua kembali terdiam. Mungkin karena aku senang Iqbal datang, tiba-tiba aku kini kembali dapat menangkap kelucuan-kelucuan di serial Friends itu, dan membuatku berkali-kali tertawa lepas.
"Tumben sih, tiba-tiba udah malem gini datang?" Aku bertanya tanpa melepaskan pandangan dari layar televisi.
"Baru balik dari Bogor ketemu klien, Dini udah tahu gue bakalan pulang malem banget, makanya gue ke sini dulu."
"Terus? mau ngapain? kalo ente pengen em-el sama gue, kayaknya hari ini kurang tepat! gue lagi pilek sama enggak enak badan." Aku berkata sambil mencomot selembar tissue tak jauh dari tempatku duduk, lalu menggunakannya untuk membersihkan hidungku dengan suara yang cukup keras.
Iqbal tidak berkomentar. Aku kembali merapatkan sweaterku dan melanjutkan menonton.
Tiba-tiba Iqbal mendekatiku, aku merasakan hembusan nafas di leher bagian belakang hingga aku sedikit merinding. Kemudian Iqbal memberikan kecupan tepat di bagian itu lalu kedua lengannya mulai dilingkarkan ke tubuhku. Saat lengannya makin rapat memelukku dari belakang, Iqbal mencium pipiku hingga ujung hidungya mengenai hidungku.
"Ente gak takut ketularan?" tanyaku mengingatkan. Iqbal tidak menjawab, malahan kini dia mencium bibirku cukup lama. Tangannya kini mulai beraksi menarik-narik sweaterku berusaha untuk melepasnya.
Setelah berhasil melepas sweater itu dan melemparnya jauh-jauh, Kini telapak tangannya mulai menyelusup ke balik kausku dan meremas apapun yang bisa dia sentuh didalamnya.
Aku kembali menggigil. Namun aku cukup yakin ini bukan dikarenakan oleh cumbuan Iqbal, melainkan karena aku ingin bersin. Dengan segera aku melepaskan diri dari pelukan Iqbal dan menyambar kotak tissue lalu mulai bersin-bersin. Lagi-lagi dengan suara keras aku membersihkan hidung. Iqbal hanya melihat dari posisinya yang agak jauh dengan nafasnya yang masih tak beraturan. Aku merasa wajahku kini memerah karena sepertinya aku mulai kembali merasa demam.
"Bang! gue bener-bener gak enak badan..." Kataku sedikit meringis. Iqbal lagi-lagi cuma diam sambil menatapku tajam. Tak lama kemudian dia melepas sendiri kemejanya hingga hanya memakai kaus singletnya sementara celana panjangnya tetap dia biarkan. Iqbal tidak memedulikan kalimat protes yang kulancarkan tadi, dia malahan kembali menghampiriku dan merebahkan aku di atas karpet. Sambil kembali mulai mencium mulutku, lengannya dia biarkan lagi menyelusup ke dalam kaus. Mungkin karena suhu tubuhku kembali naik, aku merasakan tangan Iqbal sangat dingin saat kulit kami bersentuhan. Aku membiarkan saja Iqbal melakukan apa yang dia mau dan memilih untuk bersikap pasif. Iqbal rupanya tidak berkeberatan dengan kepasifanku, dia kemudian berinisiatif sendiri melepas kaus singletnya lalu disusul kemudian melepas kausku. Lagi-lagi Aku menggigil merasa ingin bersin kembali...
lemak
pasti lemak
Rem, loe tanggung jawab tuh. my bro kerasukan setan Remy. blom bisa tenang kalo blom dikawinin ma ente
Jeh.. kan jeung sendiri bilang kalo ane tuh 'cewex'
yee... ternyata aku gak berwajah p***s
thanx yah udah di app FSku kak remy