*kesamaan nama tokoh, setting, kisah hanya kebetulan semata*
. .
Hari Minggu, pukul 12.30.
Aku berada di kamar. Sendiri di bed. Masih teringat semalam. Percumbuan dg Raymon.
Betapa indah, romantis tapi panas.
Pertama kali aku dianal cowok.
Masih terasa ngilu lubangku. Tapi kenikmatan mengalahkan rasa sakit.
. .
Setelah sholat dhuhur, aku keluar kamar. Bapak dan ibu ada di ruang tengah sedang menonton TV. Tumben biasanya ada saja acara, kondangan , pengajian, dan lain lain.
. .
"Gmana Rud kerjaanmu di Kudus?" tanya bapak.
"Sudah beres semua koq, Pak" jawabku.
"Kak Amir dan Kak Shanti gmana kabarnya?" tanya ibu.
"Baik baik saja, mereka juga titip salam buat bapak dan ibu".
"Kak Shanti sibuk juga ya, kasihan kadang kak Amir hari Minggu gini sendirian di rumah" kata ibu.
"Iya bu, kebanyakan arisan, tapi waktu itu Rudi menemani kak Amir. Jadi Rudi gak cuma merepotkan saja lho, ada gunanya, menemani kak Amir".
"Iya bapak tahu, kalian akrab sekali ya. Sampai seperti kakak sendiri" kata bapak.
"Melebihi kakak sendiri, Pak. Coba aja lihat kak Danu, kakakku sendiri, jarang komunikasi. Kak Danu orangnya jutek," kataku.
"Eh sama kakak sendiri koq gitu" protes ibu.
"Itu kata teman temanku, bu. Ya memang kak Danu kan jutek. Apalagi sejak jadian sama ceweknya sekarang" .
"Iya ibu juga kurang suka sama si Yeni. Anaknya agak angkuh. Suka pamerin harta orangtuanya." kata ibu.
"Sudahlah bu. Si Yeni kan pilihannya Danu. Kita dukung saja." kata bapak.
"Hmm bapak selalu belain kak Danu" jawabku.
Kemudian kudengar HP di kamarku berdering.
"Aku ke kamar dulu" kataku setengah berlari.
Comments
Ternyata dari kak Amir.
"Rud aku prjlnn ke situ. Di rmh sndr. K shanti kluar sm tmn2x. Ku mau silaturahmi ke paman"
Itu isi sms dari kak Amir.
Silaturahmi apa ketagihan aku, he he he, pikirku.
Aku balas smsnya
"Langsung ke kamarku ya kak. Aku sudah siap kok".
. .
Sebenarnya capek juga badan ini, tapi masih penasaran sama pejuh kak Amir,
apakah senikmat pejuh Raymon?
Ia pakai kaos hitam ketat shg nampak tubuhnya yg sexi.
Jeans birunya belel, sobekan di pahanya memperlihatkan pahanya yg putih namun lebat dg rambut.
Setelah beramah tamah dg ibu dan bapak, kuajak kak Amir ke kamar. Sedangkan bapak dan ibu istirahat menuju kamar beliau.
. .
Di dalam kamar.
Aku sudah bernafsu.
Kak Amir tersenyum padaku.
Tanpa kata kata, kudorong kak Amir ke dinding, kuciumi bibirnya.
Kak Amir balas mencium. Memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Nafasnya segar. Bekas cukuran kumis dan cambangnya membuat aku makin birahi.
Tanganku menggapai kaosnya. Kuangkat kaosnya. Kulepas kaosnya. Saat tangannya ke atas, kulihat rambut ketiaknya yg lebat. Kuciumi dan kujilati ketiaknya.
Kak Amir menciumi rambutku.
Kualihkan ciumanku ke dadanya yg gempal sexi. Kujilati puting susunya, kiri, kanan, kiri, kanan bergantian.
Kak Amir memejamkan mata, melenguh keenakan.
Kujilati dadanya, turun ke perutnya.
Kumasukkan lidahku ke dalam pusarnya.
Jari jariku masuk ke lubang belel jeansnya.
Jari jariku menyentuh pahanya. Kugelitik jarinya.
Selanjutnya kuciumi jendolan penisnya yg makin membesar.
Kujilati dari luar. Mungkin penisnya sudah ngaceng.
Kuelus elus penisnya dr luar dg tangan kananku.
Tangan kiriku meraih perutnya, dan membelai rambut di sekitar perutnya.
. .
Tiba tiba pintu kamarku diketuk.
"Rud, kak Amir ada di situ?" teriakan dr luar kamarku.
"Waduh, itu kak Danu" kataku sambil mengakhiri aksiku.
"Iya kak" jawabku.
"Hai Danu ya" kata kak Amir seraya memakai kaosnya.
"Buka donk, Rud. Ngapain juga kamar kau kunci" teriak kak Danu.
"Iya bentar kak" jawabku kesal.
Aku menuju ke pintu. Kubuka.
Kak Danu sudah berdiri dg tampangnya yg jutek.
"Siang siang koq dikunci, emangnya ada maling" kata kak Danu dg juteknya sambil ngeloyor masuk kamarku menghampiri kak Amir.
"Baik. Kamu baik juga kan?" balas kak Amir.
"Iya. Kak Shanti mana? Gak ikut?"
"Biasa lah, kalau kumpul teman2nya, Aku ditelantarkan. Ya udah aku main ke sini aja. Ada Rudi yg mau nemani aku." jawab kak Amir.
"kak Amir ke kamarku aja. Aku mau nanya2 soal laptop. Mau beli. Spesifikasinya yg bagus yg mana" kata kak Danu sambil menarik tangan kak Amir.
"Ya udah, di sini aja. Kan sekalian nemani Rudi" jawab kak Amir.
Tapi kalau gak ngeyel, bukan kak Danu. Tetap kak Amir ditariknya menuju kamarnya di lantai atas.
"Bentar ya Rud, kak Amir ke kamar kak Danu dulu" kata kak Amir.
"Ya gak papa koq kak." jawabku agak keki.
Setelah menutup pintu, aku rebahan di bed.
Heh! Ganggu orang saja tuh kakak jutek satu itu.
Ada SMS.
Ternyata dari Raymon.
"Lagi ngapain Rud? Gym yuk."
. .
Waduh Raymon, gak capek ia.
. .
Enaknya gmana ya?
Masa' kutinggal kak Amir. Ah, kujawab.
"Wah, sorry bgt Ray. Ada kerjaan ni di rumah. Sebetulnya juga kangen. Besok sorn gmana?"
Raymon balas "oke. C u. Luv u. Muach 3 x"
"Sudah selesai kak ngobrolnya?" tanyaku.
"Udah. Sorry lama ya nunggu." jawab kak Amir.
Aku mendekat kak Amir dan akan memeluknya.
"Nanti aja Rud. Danu mungkin ke sini lagi." kata kak Amir melepaskan pelukanku.
"Heh..." aku mengeluh, keki.
"Tadi kak Shanti bilang mau nginep di rumah temannya. Di sana hujan deras. Kak Shanti juga bilang kalau aku mau, boleh nginep di sini" kata kak Amir tersenyum.
"Yes!" tanpa sadar aku teriak kegirangan.
"iya, tapi tadi Danu nawarin aku tidur di kamarnya" kata kak Amir.
"Ah gak bisa. Kak Amir harus nemani aku di sini. Gantian, kemarin2 aku nemani kak Amir" protesku.
"Iya deh, ntar aku bilang Danu, aku tidur sini saja".
"Kakak yg baik" balasku sambil memeluknya.
. .
"Rud jalan jalan yuk" ajak kak Amir.
"Kemana kak?" tanyaku.
"Ya, ke mall atau ke mana lah, jalan aja".
"Oke."
"Rud, kamu mandi dulu."
"Kak Amir dulu aja. Aku kalau mandi lama".
"Mandinya bentar, colinya yg lama tuh!" ejek kak Amir.
"Awas loe kak" protesku sambil meninju perlahan lengan kak Amir.
"Oke aku dulu ya Rud. Tapi ntar aku pinjam kaosmu ya".
"Apa sih yg gak buat kak Amir. Pilih aja sendiri".
Kak Amir memilih kaos biru tua.
"Rud boleh pinjam CD kamu?"
"ya, yg g-string aja kak. Biar kak Amir tambah sexi".
Tanpa malu lagi kak Amir membuka seluruh pakaian termasuk CD nya.
Penis kak Amir menggelantung.
"Napa Rud, ntar malam aja ya."
"Oke, aku tunggu ntar malam. Itu handuknya kak".
Kak Amir meraih handuk kemudian menuju kamar mandi yg ada di dalam kamarku.
Pintunya ditutup.
Aku menuju pintu kamar. Kunci pintu kamar.
Otak nakalku jalan lagi.
Aku melepas seluruh pakaian.
Mandi bareng ah...
"Lho Rud"
"Iya kak , pengen mandi bareng nih. "
"Oke cuma mandi aja lho. Gak pake yg lain. Pejuhnya ditabung buat ntar malam saja
ya" gurau kak Amir.
Aku tertawa.
Akhirnya kami mandi bareng. Sempat aku menyabuni badan kak Amir. Kak Amir juga sempat memelukku. Tapi sebatas itu saja, gak sampai lebih.
Setelah mandi, berpakaian.
Ngobrol soal kisah cinta kak Amir dan Doni, kekasih gelapnya waktu kuliah.
Kak Amir juga punya pacar cewek, tapi pacarnya mutusin setelah tahu ttg Doni.
Setelah lulus kuliah, Doni kerja ke luar jawa. Kak Amir ke kota B.
Hubungan mereka mulai putus. Kabarnya Doni menikah dg gadis sana.
Di kota B kak Amir mencari cewek. Setelah 4 kali ganti cewek , kak Amir memutuskan menikah dg kak Shanti.
Jadi, setelah putus dg Doni, kak Amir gak pernah lagi dg cowok.
"Hanya ada Doni dan Rudi, cowok yg aku cicipi, he he he", gurau kak Amir.
"Hanya ada kak Amir dan ... " godaku.
"dan siapa, hayo, kamu udah punya BF ya?" selidik kak Amir.
"Cemburu ya? Gak koq cuma kak Amir. Walau aku diduakan dg kak Shanti" bohong dikit, gak kuberi tahu ttg Raymon.
"Ya udah, sholat magrib dulu ntar, hbs magrib jalan. Pakai motor kamu aja ya Rud"
"Oke. Tapi kak Amir yg depan ya"
Kemudian bersama bapak, ibu, kak Danu, kami sholat jama'ah.
"Rud, kita ke mall ya"
"Oke, kak"
"Rud koq ada yg ganjal di pantatku ya?"
"Iya nih mengeras" sahutku , semakin mempererat pelukan.
. .
Lima belas menit kemudian tiba di mall. Setelah parkir, kami masuk mall. Rame sekali malam ini. Aku lihat ada satpam yg ganteng.
Kak Amir tahu "knapa Rud, satpamnya ganteng ya?"
"Ah masih ganteng kak Amir koq".
Kami ke bagian kaos.
Ada yg jaga, cowok umuran 19, dg potongan modis masa kini.
"Silahkan mas, diskon 20 persen" si sales menawarkan.
"Ayo Rud ambil aja, kakak yg bayar".
"Beneran nih? "
"Iya ambil aja. Dua juga boleh"
"Thanks kak".
"Wah kakaknya baik banget" puji si sales.
Aku kemudian memilih kaos. Kak Amir sedang memilih jeans.
"Ini bagus mas. Jadi tambah cakep mas pake kaos hitam ini" si sales persuasif.
"Ah bisa aja loe. Eh, aku kok belum pernah liat kamu sebelumnya ya?" tanyaku.
"Iya mas. Baru lulus SMA 3 bulan lalu , baru seminggu kerja." jawabnya.
"Gak nglanjutin kuliah?"
"Pengen , tapi gak ada biaya mas"
"oh..., gak papa, ntar kalau udah kumpul duit bisa nglanjutim. Asli sini ya?"
"Gak koq mas. Asli saya Magelang. Di sini ikut pak dhe"
"o..., eh boleh kenalan? Aku Rudi. Kamu?"
"Aku Sandi. Senang kenalan dg mas Rudi. Biasanya pengunjung mall gak seramah mas Rudi" .
"Lho, makin banyak teman kan makin asyik. Oke deh aku ambil 2 kaos ini".
"Makasih mas"
Kak Amir datang menghampiri sambil membawa 1 jeans hitam.
"Wah kuperhatikan asyik ngobrolnya" kata kak Amir menepuk bahuku.
"Iya, ini dapat teman baru, Sandi. San, kenalin ni kak Amir".
"Amir"
"Sandi"
Keduanya berjabatan tangan.
"Oke deh kita cabut, Rud"
"Oke. San, kami cabut ya. Ini ke kasa langsung?"
"Oh iya. Langsung ke kasa 4. Makasih mas, kapan2 ke sini ya. Borong lagi"
"oke"
Setelah bayar ke kasir, kami ke food bazaar.
"Makan apa Rud?"
"serah kak Amir aja."
"Lho koq terserah. Kan kakak pengen nyenengin kamu"
"Emm... Ya udah sate kambing aja. Biar ntar malam hot" gurauku.
Kak Amir tersenyum sambil mengerlingkan mata.
"Ehm, boleh. Kalau XL gmana? Lucu kayakna. Penasaran, koq mak erot dibawa bawa".
"Oke lah"
Setelah melahap sate kambing, kami menuju theatre. Aku jumpa lagi satpam yg ganteng tadi. Iseng iseng kulihatin. Dianya balik lihat. Gw senyum. Dianya juga senyum.
"Udah ayo, gak usah ganggu satpam yg lagi kerja" kak Amir menarik tanganku.
"he he"
. .
Di dalam gedung.
Filmnya lumayan lah buat hiburan.
Kadang tanganku nakal. Elus paha kak Amir. Kak Amir diam saja. Tanganku makin nakal. Mulai menuju gundukan di antara kedua pahanya.
Aku diam. Tanganku kembali ke posisi biasa.
. .
Kami keluar dr gedung theatre, menuju parkiran mall.
. .
Dalam perjalanan pulang, aku peluk terus tubuh kak Amir. Hangat. Kadang dagu kutempel ke pundaknya. Romantis lah.
. .
Tiba di rumah pukul 22.
Di teras masih ada kak Danu main gitaran.
"Wah borong kak?" tanya kak Danu pada kak Amir.
"Ah cuma beli jeans. Sama kaos buat Rudi" jawab kak Amir.
"Buat aku mana?" kak Danu nagih.
"Ya udah ni ambil satu" kuberikan satu kaos untuknya.
"Thank you adik manis. Makasih ya kak Amir" kata kak Danu sambil merenggut kaos yg kuberikan.
"Kak Amir ngobrol ngobrol di kamarku yuk" kata kak Danu.
"Aduh kayaknya kakak capek nih" jawab kak Amir.
"Ya udah tiduran dh kamarku aja kak" pinta kak Danu.
"ehm gmana ya?" kak Amir bingung.
"Kak Danu kalau tidur ngorok. Ntar malah ganggu kak Amir tidur. Mending tidur di kamarku aja kak Amir" jawabku penuh diplomasi.
"Gak papa kan, Dan?" kata kak Amir.
"Hmm... Ya udah" kata kak Danu melanjutkan gitaran.
Kemudian aku dan kak Amir masuk kamarku.
Ibu bapak kelihatannya juga sudah istirahat.
. .
Pintu kamar kukunci.
Aku langsung rebah ke bed. Kak Amir masuk kamar mandi.
Di hadapanku kak Amir ganti celana boxer, pinjam aku. Aku juga ganti celana boxer.
"Rud, ntar aja, ya. Nunggu Danu masuk kamarnya. Takutnya ia ke sini lagi."
"Iya. Paling ini dia mau masuk kamar".
. .
Kami ngobrol, sambil menunggu kak Danu ke kamarnya di lantai atas.
. .
Terdengar langkah menuju ke arah tangga, naik ke atas. Aku beranjak ke pintu kamar. Kuintip.
Ku beri kode ibu jari pada kak Amir. Kak Amir balas kode ibu jari.
Langsung kukunci pintu kamar lagi.
Dan kuterkam kak Amir yg sudah buka kaos, telanjang dada ...
Kami sama sama telanjang dada.
Berciuman, pelukan.
Kujilati putingnya.
Aku bergerak ke bawah.
Kujilati perutnya, kumasukkan lidahku ke dalam pusarnya.
Selanjutnya, kupelorotkan boxernya dg mulutku, hingga penis kak Amir menyembul, menghantam wajahku.
Kujilati ujung penisnya yg sudah mengembang.
Kukulum. Kupermainkan seperti permen.
Kak Amir melenguh keenakan.
Kulepas boxernya.
Tampillah sosok tampan tanpa sehelai benang pun.
Kulihat kak Amir tersenyum.
Kulanjutkan aksiku.
Kuhisap hisap penisnya.
Dua bola di bawah penis, sasaranku selanjutnya.
Kukulum kedua bola itu.
"Argh ..." kak Amir kelojotan saat kujilati anusnya, kugelitik dg lidahku.
Kak Amir bangkit menciumku.
Boxerku ditarik, hingga aku bugil.
Kak Amir ganti mengoralku.
Aku kelojotan enak.
"Rud, aku ML kamu ya?"
"Ya kak, sekarang aku udah siap. Cepat kak. Ntar keburu ada gangguan. Kak Amir mengambil lotion di mejaku. Dioles penisnya.
Kak Amir mulai memasukkan kepala penisnya ke lubangku.
Aku masih mengerang keenakan. Tangan kak Amir mengocok penisku.
"Rudh... mau keluar nihh. Dikeluarin dimana...hhh?" tanya kak Amir ngos ngosan.
"Di dalam aja kak".
Crot crot crot
terasa cairan hangat dalam lubangku
Tangan kak Amir masih mengocok penisku.
Kemudian kak Amir ganti mengoral penisku.
"Aghh ..." penisku menyemburkan lava hangat ke mulut kak Amir. Ditelan pejuhku tak tersisa.
Aku ganti posisi.
Sisa sisa pejuh yg menempel di penis kak Amir kujilati. Kuhisap kuat, siapa tahu ada pejuh yg tersisa dalam penis kak Amir...