BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

bikin cerita gay yuk

2»

Comments

  • 23.53.........jakarta...

    pemuda itu menunduk dalam.sesekali dia menarik nafas dalam....sangat dalam seolah hendak memenuhi rongga dadanya yang penuh sesak oleh segala beban yang telah di sandangnya.
    " ujan gini dari mana mas..." pentanyan supir taksi itu mengejutkannya. sejenak dia bimbang untuk menjawab dan keengganannya untuk bersosialisasi saat ini. namun akhirnya dia memilih untuk diam. dia sadar kalo sang sopir taksi sesekali mengamati dirinya penuh rasa keingin tahuan. melalui kaca spionnya sang supir melihat seorang pemuda berkulit putih dengan tulang wajah yang bagus. rmbutnya yang panjang sebahu basah oleh airhujan saat di berlari...menghindar dari sesuatu. atau dari kejaran seseorang dan menghentikan taksinya.
    "berhenti depan pak..." kata pemuda itu secara mendadak.
    " tapi kita belon......." taksi itu menepi di perempatan kota. sementara hujan masih sangat deras dan sesekali di barengi suara guntur. sambil tergesa pemuda itu memberikan uang 50.000an dan berlari keluar dari taksi. kemudian pemuda itu terus berlari menerobos deranya hujan malam itu.
    " Mario....mario tunggu.." teriak seorang lelaki dengan suara parau dari motornya.
    "Mario...aku ada yang ingin.."
    " tidak ada yang perlu di bicarakan antara kita..aku..aku.." mendadak pemuda tampan dengan tinggi 180 dan berbadan bagus itu duduk di pinggir trotoar. lelaki setengah baya itu turun dari motor dan sejenak berdiri di depannya. lelaki berumur sekitar 40 tahun dengan kacamata mahal itu menarik nafas dalam sebelum mengucapkan sesuatu. sejenak keheningan membeku bersama dinginya malam itu. sesaat kemudia lelaki yang masi ganteng..kalo gak mau di bilang sangat tanpan itu mengucapkan sesuatu.
    " Mario...tak peduli berapa banyak orang yang masuk dalam kehidupanku...aku gak akan pernah menemukan orang sepertimu.." katanya sambil membelai rambut mario dan mengusap telingga kanannnya. kemudian dia jongkok di depan mario hingga posisi mereka berhadapan.
    " sayang......look at me...please." pintanya. di susul dengan perlahan mario mengangkat mukanya dan mereka saling bertatapan mata. ada duka yang teramat dalam yang tercermin di matanya. sebuah duka yang mungkin butuh seorang nabi untuk bisa menanggungnya.
    " aku tahu sayang...aku tahu.." kata lelaki itu sambil menaruh kepala mario di dadanya. hujan semakin deras seolah hendak menyamarkan sebuah pemandangn yang tak umum terjadi ini.

    sesaat mario merasakan kesedihan yang berganti menjadi kehangatan. baru di sadarinya kalo dia telah menggung beban yang teramat berat..yang hanya pria ini yang sanggup menjadikan dia sebagai manusia paling bahagia di bumi ini.
    "no matter how had i try...god damn...i did my best to forget u..but icant....."
    mario mulai bisa menguasai dirinya dan berkata-kata di sela isak tangisnya...
    " i never will....i never...wi..l.l.." tangisnya di dada lelaki itu . sementara lelaki itu mendekapnya semakin erat seolah hendak melindunginya dari apapun ciptaan tuhan yang bisa melukai pemuda yang di cintainya ini. tatapannya kosong memandang jauh tanpa kepastian. hujan semakin deras.

    keheningan itu terpecah oleh dering suara ponsel dari lelaki itu. dengan buru-buru di keluarkan nokia 9500nya di tengah hujan untuk ngebaca sebuah pesan sms.
    " Hendra......anya di bawa ke rumah sakit...dokter takut istrimu gak bisa bertahan..tuka pergelangannya terlalu dalam...kami tunggu di rscm.." dengan serta merta hendara berdiri. kini dia berdiri di antara motornya dan mario yang masih terduduk di trotoar....
    "ya tuhan..bimbinglah aku...berilah aku petunjukmu kapan harus bertahan dan kapan harus melepaskan....amin " bisiknya lirih penuh keputusasaan...
  • ok... gw lanjutin cerita gw....

    Akhirnya aku sampai juga di jalan depan rumahku.
    kulihat Nicky tengah menungguku didepan rumah aku,aku pun langsung menyapanya"Hai nick... ngapain loe didepan rumah gw?"
    "gw tunggu loe pulang tahu!knp loe pulang kok nggak bilang2 sama gw sih!kan gw nyariin loe tahu!"jawab Nicky kesal
    lalu kuraih nicky kedalam pelukanku"sory sayang... jgan marah gitu dong!
    kan km jd nggak cakep lg"

    Lalu kami berdua berjalan masuk"km nggak pulang Nicky?nanti ortu km nyarin km lho .kan yg kena omel kan aku"ucapku.
    "oh... jd km ngusir aku yah? yah udah aku pulang deh!"jawab Nicky kesal lg.
    "nicky sayang aku nggak punya maksud buat ngusir km kok! tp kalo km pulang telat selalu aku yg disalahin ortu km"
    "surya aku takut kehilangan km say... aku takut,km nggak mungkin naksir cowok laen kan?"
    "tergantung... kalo ada cowok naksir aku lebih cakep dr km aku mau"
    "ah... km jgn mengodaku dong! aku serius Surya"ucap Nicky manja
    "aku juga serius kok"
    Nicky pun menjadi marah mendengar perkataanku,ia pun berjalan meninggalkanku"tunggu Nicky"panggilku seraya mengejarnya namun langkahku terhenti karena melihat seorang pria berdiri didepanku.dan kalo tidak salah doi adalah Thomas."hai...."sapaku
    "Surya sudah kau jangan mengejar Nicky lagi... temani aja aja yah.."
    "sorry... aku hrs mengejar nicky"lalu kudorong tubuh Thomas dan mengejar Nicky yg sudah naik taksi.
    aku merasa tidak enak bercampur kesal dan aku kembali berjalan kembali ke rumah.


    lanjutkan lagi yah..... :lol:
  • Aku pun jadi bingung melihat thomas masih berada di rumahku 'mau gw apain ini org? apa gw usir aja? tega amet gw usir doi'pikirku.
    "ayo sini masuk jgn berdiri diluar aja"ucapku.
    Thomas berjalan masuk dan kemudian duduk di sofa"maaf mengganggumu aku cuma mau mengenalmu oh... iya apa benar km pacar Nicky?"tanyanya.
    "bener emang knp?km naksir Nicky?"
    "amit2 deh gw naksir cowol kayak gitu gw lebih nepsong sama co kayak loe"
    "lalu leo ngapain ngikutin Nicky?"
    "gw ngikutin doi karena mau ketemu sama loe,boleh kan?"
    "ya boleh aja sih...tp ada maksud apa mau ketemu sama gw?apa ada urusan yg penting?"
    "nggak kok, gw cuma mau liat loe... loe cakep...tp sayang..."
    "sayang knp?
    "udah punya pacar..."
    "bukan bgs kalo gw udh punya pacar!"
    "masa loe nggak ngerti maksud gw ato loe pura2 nggak ngerti?"
    "iya emang gw nggak ngerti. sungguh kok!"
    "lo suka sama Nicky dan...kalo gw boleh jujur gw suka sama lo Surya tapi kerena lo udah punya pacar gimana caranya gw ngedeketin lo kecuali lo mo ninggalin Nicky buat gw..."
    aku pun terdiam mendengar kata2 Thomas apa gw suka sama Nicky... bukan Thomas lebih baik dari Nicky.
    "ok gw gak minta jawaban lo sekarang lo bisa pikir2 dulu lo mo coba pacaran sama gw ato gak..."Thomas pun mengambil kartu namanya lalu "kalo lo udah dapet jawabannya lo hub aja"ucap thomas seranya memberikan kartu namanya padaku.
    "ok aku pergi dulu... aku tunggu jawaban darimu dan semoga saja jawabanmu baik untuk bukan untuk nicky"
    Thomas berjalan meninggalkan aku dan sekilas ia masih menoleh untuk
    "aku tunggu jawabanmu Surya" lalu kulihat Thomas sudah berada jauh disebrang jalan.


    lanjut lg dong!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
  • yang ini ceritanya seru ni... aku mau baca lanjutannya ahhh

    kayaknya seru juga. mau ikutan ya.....!

    Jakarta siang hari tepat jam 12 siang. Terminal Lebak Bulus


    "Bang tiket ke Jogja berapa ya?" sedikit malas aku bertanya pada pria gendut hitam yang berdiri di hadapanku.
    "70.000" seperti dialek Sumatera Utara, pikirku.
    "Mahal sekali, Bang. Apa gak bisa kurang dikit" cobaku untuk menegosiasikan harga
    "Wah, itu sudah aku kasih murah Dik." Lagu lama. Selalu saja mengatakan bahwa kitalah yang mendapat harga termurah. Tapi aku harus pulang hari ini. Tiket kereta habis dipesan tadi, terpaksalah aku harus mengiyakan tawar menawar harga itu.
    "Potong 5.000 lagi ya, Bang. Gak ada duit sisa nih buat makan siang."
    Pada detik berikutnya aku menerima tatapan sangar. Takuuu...t!

    Jakarta lepas siang sekitar jam 3 siang. Masih di Terminal Lebak Bulus

    Akhirnya. Lega. Aku sudah di dalam bis sekarang. 15 menit lagi rencananya akan berangkat. Penumpangnya belum banyak. Kutaksir sekitar 10 orang. Ah..mungkin nanti naik di agen atau menunggu di jalan lain. Matahari masih panas diluar. Silau. Mataku jadi berat. Aku tidur dulu ya...

    Jakarta sore hari jam 5. Entah diwilayah mana sekarang.

    Wadaaa..ww. Kepalaku serasa pecah. Terbentur kaca bis. Ada apa sih? Nggak perlu waktu lama untuk mengetahui penyebabnya karena seseorang disampingku dengan sukarela menjelaskan. Seorang pengemudi dengan seenaknya memotong jalan yang memaksa supir bisku menginjak pedal rem sekuatnya. Eit..barusan aku mengatakan 'seseorang disampingku' ya? Oh ternyata seseorang telah mengisi tempat kosong disebelahku. Dengan kesadaran yang telah kembali seratus persen aku menolehkan kembali kepalaku kearahnya, dan tahukan kalian?

    to be continued

    hehehe......mau tau lanjutannya? simak kisah selanjutnya pada posting berikutnya. kasih komentar juga ya! ^_^
  • selamat

    bercerita-cerita
  • hawhawhaw...
    Room lama ya????
    yg bikin ceritanya masih berkeliaran disini ga ya?????

    ikut ngeramein ah...

    20 Juli 2001
    Aku menjejakkan kaki-ku untuk pertama kalinya di gedung sekolah yang baru ini. Kehidupan SMA-ku telah dimulai. Tidak seperti kebanyakan anak lain yang dapat langsung menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, aku duduk sendiri di depan kelas, memperhatikan dengan seksama apa yang dilakukan oleh teman-teman baru-ku. Banyak yang mengajak-ku untuk bergabung, tapi aku menolak semua ajakan mereka. Entah kenapa aku lebih senang memperhatikan apa yang dilakukan dengan orang lain. Namun, ada seorang cowo yang tampaknya sedang memperhatikanku.

    Aku memandangnya. Dia tersenyum.
    “Hai!”, anak itu telah menghampiri-ku. “Ray”, dia memperkenalkan dirinya.
    “Ricky”, aku menjabat tangannya.
    “Baru ya?”. Aku mengangguk.
    “Memang agak susah untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang aneh ini”, dia tersenyum iseng dan menoyor kepala salah seorang dari mereka.
    “Sialan lo, Ray”, balas anak itu sambil tertawa dan menoyor balik kepala Ray. Aku tersenyum.
    “Kenalkan, aku Ray! Ehm seperti yang tadi sudah kubilang. Sudah terperangkap di tempat ini sejak 5 tahun yang lalu dan masih mencoba untuk bertahan. Hehehe”, dia tertawa.
    Aku tertawa “Ricky. baru memasuki tempat ini beberapa jam yang lalu”, aku mengangsurkan tangan-ku. “selamat bergabung”, salamnya.

    18 Desember 2001
    Sudah 5 bulan aku ‘terperangkap’ ditempat ini, yup ‘terperangkap’, itulah kata yang sering digunakan oleh Ray. Diluar dugaan, aku dapat dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan ku yang baru. Teman-teman ku sudah mulai banyak, tetapi ada satu orang yang menempati posisi istimewa di hatiku. Ray.
    Dia teman yang sangat istimewa. Kami telah berteman sejak pertama kali berkenalan hingga saat ini.

    “Hei! Bentar lagi lo ulang taon ya?”, Ray memegang pundak-ku. Sejak kapan dia sudah ada berada dibelakangku. Anak ini memang penuh energi rupanya. Aku menggeleng. “23 Desember kan? Gue inget loh. Traktir ya”, dia menunjukkan senyum godaannya.
    “Ogah! Gue tambah tua ngapain dirayaain.”, balasku dengan gaya sok jutek.
    “bercanda doank…. Jangan marah ya, ya…..”, godanya.
    “ya udah, ntar gue ajak jalan-jalan aja ya?”, “OK deh!”
  • to= zenisvel, cerita di atas.... SO SWEETTTTTTTTTTTTTTTTT..... :wink:

    ceritanya nggak berat. gampang ngikutin alur ceritanya. ringan, tapi so sweet..
  • d_hayo wrote:
    to= zenisvel, cerita di atas.... SO SWEETTTTTTTTTTTTTTTTT..... :wink:

    ceritanya nggak berat. gampang ngikutin alur ceritanya. ringan, tapi so sweet..

    thx atas comment nya...
    ga nyangka kalo bakal ada yg bilang cerita ini so sweet... :oops:

    g uda lumayan lama bikin ni cerita, tapi sampe sekarang blom tuntas
    soalnya emang mood nya lagi ga sesuai ajah... takutnya malah jadinya asal
    ^ ^

    lanjut lagi ya sedikit2...

    23 Desember 2001
    Aku menjemput Ray dirumahnya.
    “Tumben cepet”, tanyaku. “Gue mah selalu on-time lage kalo janjian”, balasnya. “Bilang ajah lo udah ngebet mao gue ajak jalan kan?”, “Sorry ye, gue ga se-udik itu. Hehehe. Pak sopir!! Ayo jalan!!!!!”, suruhnya.
    Segera aku menekan pedal gas mobilku. Dia tersungkur kedepan. Kepalanya membentur kaca depan sedikit ”DUH!!”, Ray mengusap kepalanya.
    “Ancur dah ‘pala gue”. Aku memegang palanya dan mengacak-acak rambutnya ”Emang ga ada gunanya kan ni kepala”. “Enak aja”, sanggahnya.

    Setelah mentraktirnya nonton bioskop, aku merasa perut ku sudah mulai lapar. “gue laper nih….”, rengek Ray. Seperti yang kuduga.
    “duh lo ini, rakus banget yah. Perasaan tadi lo udah makan popcorn yang gedenya sebesar gaban kayak gitu dah”.
    “Popcorn doank, mana kenyang lagi”, sambil mengusap-usap perutnya. Emang bener-bener dah ini anak.
    “HokBen!!”, tunjuknya. “milih lagi lo!”, omel-ku. Dia hanya menyeringai.
    “jangan yang macem-macem ya!”, peringatku. “kalo gak, ntar lo pulang naek angkot!”,ancamku. “iye-iye. Mbak paket D-nya satu!, sama Konyaku nya satu! Oh iya, Tori Popcornya juga!!”. PAKET D? KONYAKU?? TORI POPCORN???
    Emang kagak bisa dibilangin nih anak. Dibilang jangan pesen yang macem-macem, malah pake paket segala mana plus-plusnya banyak lagi.
    Bukannya gue pelit, emang lagi mao isengin dia aja.
    “Pulang naek angkot lo!”. Lagi-lagi dia cuma cengar-cengir, tapi memang itulah Ray, Ray yang dari pertama ku kenal. Yang dapat membuat ku merasa nyaman.

    22 Desember 2002
    “Udah nyaris setaon yang lalu ya lo ntraktir gue”, kenang Ray. “YUP!”.
    Ray sedang berada dirumahku. Sudah setahun lebih sekarang sejak pertama kali bertemu. Aku semakin dekat dengan Ray. Dia sering menginap dirumah-ku, seperti saat ini.
    Sejak liburan Natal dimulai, Ray sudah men’carter’ rumahku.
    Besok aku sudah berumur 18 tahun.
    “udah tambah tua, gak mao cari pacar lo?”, tanya Ray.
    Aku menggeleng, saat ini memang aku belum terpikir sampai sana. Masih ingin menikmati masa lajangku. Beban”, kataku
    Ray langsung terdiam. Apa ucapan-ku menyinggungnya?
    “Kenapa?”, aku mencoba bertanya.
    “nggak. Lagi mikir aja”, “Apa?”,
    “Mikir kali ini gue mao ditraktir apa”, katanya dan menimpuk-ku dengan bantal. Aku tidak mau kalah dan balas menyerang.
    Saat itu aku tidak menyadari sesuatu yang sedang dipikirkan olehnya. Menganggu pikirannya sampai satu tahun berikutnya.

    (kalo banyak yg minat (red. yg baca) nanti diposting lagi sambungannya :D )
Sign In or Register to comment.