BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Persepsi salah tentang kota SODOM

2»

Comments

  • aku setuju gay adalah ciptaan allah pula kita diciptakan punya maksud dan tujuan tertentu, ga ada penciptaan allah satupun yg ga berguna, soal gay tergantung kita mau jadi gay yg taqwa ama tuhan atau ga sama dg cowok straight juga, tuhan pasti punya maksud tujan kita diciptakan begini, itulah Misteri Ilahi.
  • eh sorry bgt, gw gak sentimen sama amsterdam kok

    gw cuman mengungkapkan sebuah silogisme saja kok.
    :oops: masuk akal kan

    anyway, maaf kalo agak2 OOT, tapi saya sebagai orang yang tinggal di kota ini, kok merasa agak2 ga rela ya pas Nagawa bilang mengapa Tuhan tidak menghancurkan Amsterdam..maafkan saya, tapi yeah, itulah yang saya rasakan. imho

    jadi menurut pendapat ku seh (jalan pikiran Tuhan sama sekali gak kepikiran sama kita ( :? ) wujudnya ada gak bakal tergambarkan sama otak manusia, (but itu nurut gw loh, sorry bgt kalo salah :cry: )

    thanks any way .....
  • setuju wrote:
    aku setuju gay adalah ciptaan allah pula kita diciptakan punya maksud dan tujuan tertentu, ga ada penciptaan allah satupun yg ga berguna, soal gay tergantung kita mau jadi gay yg taqwa ama tuhan atau ga sama dg cowok straight juga, tuhan pasti punya maksud tujan kita diciptakan begini, itulah Misteri Ilahi.

    Saya gak setuju. Manusia memang ciptaan Tuhan. Same-sex attraction (SSA) juga ciptaan Tuhan, sebagaimana potensi kecanduan NAPZA, psikopatologi, kecanduan judi, dll. Meski Tuhan memberi kita SSA, bukan berarti Tuhan mentakdirkan fitrah manusia yang bersangkutan sebagai gay. Karena, ketika SSA itu mulai tumbuh dan bergejolak dalam diri manusia, maka manusia masih bisa memilih untuk mengekang atau melampiaskannya, untuk hidup berperilaku str8 atau coming-out sebagai gay.

    www.hijrah.uni.cc


    Kedengarannya kejam, tapi kalo kita percaya bahwa semua di dunia ini tidak sia2, percayalah juga bahwa perjuangan dan penderitaan demi mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya itu akan berbuah yang baik pula. Memang, str8 punya 2 jalan: Seks di luar nikah (yg bernilai dosa) atau di dalam nikah (yg dapat pahala), sedangkan mereka yg punya SSA segala perilaku seksnya adalah dosa. Tapi percaya deh, beratnya ujian menunjukkan pengetahuan Tuhan akan kemampuan hamba-Nya dalam mengatasi ujian itu. Jika larut dalam kehidupan gay, maka itu berarti tidak menggunakan "potensi mengatasi ujian" yang diberikan-Nya. Tidak salah 'kan, apabila Ia murka?
  • dapetdari group, not from mine, just to let you know ok :D
    javahotty <[email protected]> wrote:

    Aku kok pusing ya baca postingan Awang Satyana tentang Sodom &
    Gomorah.
    Plus mual-mual gitu. Pusingnya mirip saat baca postingan Rahmat yang
    bergelimang dengan pesan moral tapi tak membumi

    Nah itu sudah ketahuan penyebab pusingnya: Kalo bayi diimunisasi jadi panas, itu artinya obatnya bekerja. Kalo kamu pusing karena baca hal-hal berbau agama, tafsirkan sendiri aja...

    Ini mah sepertinya riset pesanan dari
    kalangan gereja agar umatnya tetap setia pada ajaran. Kalau semakin banyak yang setia kan kocek gereja jadi makin tebal saja (Ampun ya pak Paus, pak Romo, pak Pendeta...aku telah
    berbuat dosa, terkena bujukan setan yang terkutuk).

    Kalo soal gereja, saya tidak tahu. Tapi berprasangka buruk tanpa bukti itu bukan perbuatan baik... Tapi dengar2 gereja emmang menghimpun duit dari jemaatnya, ya? Pantesan, kaya raya melebihi raja-2 di Eropa...

    Tapi saya sangsi kalau kejadian alam (baca: bencana alam) lalu
    dikaitkan dengan hukuman Tuhan karena penduduknya banyak berbuat dosa, tudingan melakukan seks bebas dan lain-lain. Saya yakin, Tuhan tak pernah ikut campur disini. Itu hanya bencana alam biasa yang bisa terjadi dimana saja. Andai mereka tinggal di daerah yang tak rawan gempa dan jauh dari gunung berapi ya tak bakal peristiwa itu terjadi.

    Sebutkan satu saja kejadian di alam ini, atau dalam hidup anda sendiri yang tidak melibatkan campur tangan Tuhan. Dalam agama Buddha, Hindu, bahkan dalam agama-agama lainnya juga dikenal yang dinamakan "cosmic harmony", dimana tidak ada satu kejadian pun yang lepas dari rangkaian kejadian dalam Maha Skenario. Jangan terlalu naif kayak anak kecil, kejadian baik berarti hadiah, kejadian buruk berarti hukuman. Bisa jadi, hadiah adalah bentuk lain hukuman-Nya, hukuman adalah bentuk kasih sayang-Nya, yaitu peirngatan agar kembali ke jalan-Nya.


    Kalau toh benar klaim bahwa bencana itu karena kehendak Tuhan, artinya orang-orang yang selama ini mati duluan itu karena telah berbuat dosa. Yang dosa wajib mati duluan, sedangkan yang masih diberi hidup itu orang baik-baik yang tak perlu mati duluan. Padahal kenyataannya kan tidak begitu.

    Itu kan pendapatmu. Kenyataannya, koruptor hidup makmur tak tertangkap, orang baik2 mendekam di penjara.

    Kalau Tuhan selalu ikut campur dalam kehidupan kita, basmi saja semua orang di muka bumi yang menurut Tuhan banyak dosa. Beres kan, lebih enak seluruh penduduk bumi ini orangnya baik-baik semua, lurus-lurus semua, taat-taat semua, santri-santri semua, kyai-kyai semua, pendeta semua, romo semua, heterosex semua (gay dihabisin, yang bisex dan undercover masih dipertimbangkan Tuhan akan diberi hukuman apa, yang pasti sih diberi hukuman setimpal).

    Kalo Tuhan berkehendak agar bumi ini diisi oleh orang-2 yg "lurus" saja, justru Ia tidak akan membasmi org2 yg "bengkok"; Bahkan, Ia TIDAKA KAN PERNAH menciptakan org2 yg "bengkok". Tapi toh Dia ciptakan juga, diberi umur panjang, dan kesenangan, keberhasilan dalam perjuangan gay-liberation.

    Nah, tapi kenyataannya kan lain? Orang-orang yang banyak dosa kok masih banyak saja bertebaran di sekeliling kita. Kalau Tuhan mau, kenapa tidak sekalian meluluh lantakkan Las Vegas (tapi apa iya 100% penduduk LV para penjudi), Pulau Bali (apa iya 100% penduduk surga dewata ini memuja patung...dan Hindu juga punya Sang Hyang Dewata...walau itu bukan Tuhan menurut agama langit), kawasan Mangga Besar (apa iya 100% masyarakat MB berbuat maksiat), Candi Borobudur dan Angkor Wat (simbol berhala), kota San Francisco (menurut riset, 70% penduduknya gay), penjara
    Cipinang (apa iya 100% yang di dalam penjara Cipinang itu para penjahat, bagaimana dengan sipir dan karyawannya), Nusakambangan (apa iya 100% pemukim Nusakambangan itu koruptor..

    Kenyataan ini tidak kamu pahami karena kamu berpikiran polos kayak anak kecil mendengarkan dongeng: Monster dan nenek sihir jahat akan mati, putri dan pangeran yang baik hati hidup berbahagia. Kalau semua org jahat dibasmi-Nya, terus bagaimana org baik2 menuai pahala dari berdakwah?

    bagaimana dengan penduduk setempat, nelayan, petani dsb, yang jualan warung..gimana cara Tuhan milih mana yang berbuat dosa mana yang tidak). Lalu karena di Surabaya ada tokoh gay bernama Dede Oetomo, apa iya seluruh kota Surabaya akan diluluhlantakkan?).

    Jika dalam suatu tempat ada kejahatan terjadi, dan org2 di sekitarnya cuek saja, bahkan ada yang diam2 setuju meski tidak turut terlibat langsung, maka mereka semua dianggap terlibat. Seandainya mereka tidak terlibat tapi dalam proses pembasmian menajdi korban, maka kelak ia akan dibangkitkan dgn cara yg berbeda dari mereka yg layak dibasmi (maksudnya, tidak akan disiksa di neraka sbgmn mereka yg layak dibasmi. Ini justrui semakin menunjukkan bahwa kamu tidak percaya kepada hari pengadilan, dimana apapun siksa dan kenikmatan dunia yang dulu diterima di dunia bukanlah hukuman atau anugerah dalam arti sebenarnya)

    Nah kembali ke cerita itu, tak semua korban bencana alam di Godom Gomorah itu adalah kaum pendosa. Bagaimana dengan bayi-
    bayi dan anak-anak kecil yang juga jadi korban? Apa mereka juga telah melakukan praktek seks bebas? Wong burungnya 'ngaceng' saja belum bisa kok. Mereka, anak-anak itu, juga belum tahu istilah apa itu top apa itu bottom.... apa itu oral apa itu anal, apa itu licking apa itu fingering.....apa itu sodomi apa itu sotomi.....

    Suatu kejadian bagi sekelompok orang memiliki arti yang berbeda2 tiap orangnya. Bagi yg berdosa itu adalah hukuman dan penghentian paksa atas dosa2nya, sedangkan bagi yang tidak berdosa itu adalah masa istirahat dan memanen pahala atas kebajikan yang ditanamnya. Bagi bayi2, itu adalah kasih syaang Tuhan yang mencegah mereka dewasa sehingga kelak akan etracuni oleh pikiran penghuni kota itu...

    Intinya, andai aku percaya Tuhan itu ada, tugas Tuhan sekadar
    menciptakan manusia, tak lebih dari itu. Tuhan tak bakalan 'usil' mengganggu aktivitas ciptaanNya. Toh sudah ada ancaman: barang siapa berbuat dosa masuk neraka. Titik. Siksa neraka pun terjadinya di hari akhir setelah kiamat, para pendosa dikumpulkan jadi satu, lalu diakhiri dengan sebuah sidang
    kilat dan akhirnya dihukum sesuai kesalahannya. Yang dosanya besar dibakar hidup-hidup dalam api neraka (tentunya lebih luas dari lapangan bola), yang dosanya kecil paling dicambuk pakai duri sama malaikat.

    Nah, anda bukan saja tidak percaya pada Tuhan, tapi juga tidak percaya bahwa Tuhan itu maha pengasih. Ia selalu ikut campur, misalnya dgn menggetarkan hati kita dgnh rasa bersalah, konflik batin ketika mendengar ancaman-Nya, kedamaaian ketika mendengarkan pujian2 dan ayat2Nya, nasehat dari teman, dll. Sama saja anda mengatakan, "Tuhan, kerja-Mu mencipta aja. Silakan mengancam sesuka-Mu, pokoknya jangan campuri urusanku, mau licking, fingering, sotomi, terserah aku... Toh, aku tak percaya kepada-Mu

    Aku bayangkan, begitu panjang antrean manusia di neraka kelak.
    Milyaran manusia berbaur jadi satu (tak salah kalau Guiness Book of Record bakal mencatatnya sebagai antrian terpanjang sepanjang masa). So pasti bertaburan para bintang dari seluruh dunia. Pokoknya multi etnis dan multi ras. Pasti banyak artis-artis Hollywood disana, beberapa artis sinetron di televisi kita juga pasti ada, model-model papan atas, penyanyi pujaan kelas dunia, call boy, gigolo, bintang BF dan para pemijat plus yang sexy-sexy dari seluruh dunia juga ada...
    mereka semua telanjang tanpa busana. Hmmm, sebuah pemandangan
    indah yang bikin mata kita tak bisa berkedip sekejap pun. Mereka yang masuk surga pun pasti ngiler melihatnya...

    Hahaha, bahkan saat anda terancam akan amsuk neraka pun, anda amsih sempat2nya berpikir sex? Coba anda bayangkan: Anda dimasukkan ke kamp konsentrasi, ada algojo di depan anda siap menmbak, kemudian ada pemandangan syuur... apa anda bakal tetap ngaceng?

    Aku pun (andai masuk neraka) rela masuk antrian terakhir, karena bisa menyaksikan itu semua...satu demi satu. Saat mereka berteriak karena kepanasan dicelup api neraka pun rasanya bisa jadi hiburan. Lalu setelah semua dihukum, semua mati? Tidak...esoknya akan dikumpulkan lagi jadi satu...dihukum lagi...lalu dikumpulkan lagi..tiada habisnya....

    Kalau gereja dan kelompok agama terus menerus menakut-nakuti umatnya yang kebetulan ditakdirkan cinta dengan sesama, apa kelak tak kehilangan umat pemeluknya (dan ini sedang terjadi dan terus terjadi). Tuhan seharusnya justru marah sama orang-orang yang ditunjuk mengurus gereja, mesjid dll tapi begitu mudahnya mengatasnamakan Tuhan. Mereka telah 'pinjam tangan'..agar mereka tetap eksis, tetap dipercaya oleh umatnya.

    Agama bukanlah sebuah country club atau kelompok arisan yang butuh pengikut. Justru, para pengikutlah yang butuh agama. Kalau semua orang amu keluar dari agama, ya monggo kerso. Tapi nanti kelak kalo sudah melihat konsekuensinya, ya janganh menyesal.

    Siapa coba zaman dulu yang menghukum ilmuwan karena bilang 'bumi itu bulat'? Karena agamawan percaya bahwa 'bumi itu datar' maka sang ilmuwan dituding melawan 'ciptaan Tuhan' - jadi harus dihukum.

    Jawabannya: Agamawan Katolik, karena agamawan Islam sudah menerima kebulatan bumi sejak tahun 1000 M.

    Apa ya di kitab-kitab suci disebut planet-planet lain selain bumi? Begitu para astronom menemukannya satu demi satu, mereka ya diam saja.....

    Kalo soal planet2, memang tidak disebut. Tapi ada yang menjelaskan teori Big Bang, yaitu surat Al Anbiyaa 30.

    Baca tulisan ini aku jadi inget sebuah adagium. Bahwa peristiwa yang dicatat oleh sejarah baik itu melalui kitab suci maupun buku sejarah suatu bangsa adalah peristiwa-peristiwa khusus - karena peristiwa biasa tak mungkin dituliskan atau dicatat dalam sejarah. Ada sebuah adagium: "pemenanglah penulis sejarah sedangkan mereka yang kalah ditelan oleh sejarah." Jadi tidak heran seperti peristiwa G30S PKI sampai sekarang pun sejarahnya masih buram dan muram. Itu dalam kurun waktu yang relatif masih puluhan tahun, apalagi menyangkut kurun yang sampai berabad-abad lamanya. Soal alur ceritanya diselewengkan, ya tahu
    sendirilah siapa yang berkuasa dan siapa yang membungkam karena
    melawan kehendaknya. Disini, kaum gay jadi korban. Tak heran kalau selalu dimusuhi karena jelas-jelas terlarang oleh agama.

    Apakah tulisan sejarah itu juga memiliki fungsi prophecy (kenubuatan)? Bisakah sejarah G 30 S PKI membuktikan siapa masuk surga siapa masuk neraka? Gaka ada kan?

    Aku kok mikir juga, gimana kalau Bible dan kitab-kitab suci lainnya direvisi saja, agar kita-kita tak selalu dihantui ketakutan? Kita semua butuh jaminan Tuhan dengan pesan-pesan yang lebih damai..bukan teror demi teror....

    Maksudmu, Tuhan hartus menjadi pelayan bagi kita dalam melampiaskan semua nafsu2 kita. Ya tho?

    Ya kalau tidak mau ya gak papa...agama bakal bangkrut.....tak ada lagi yang mau ngikuti aturannya....

    Kayak anak kecil: Papa sih bikin aku nangis. Udah ah, aku batalin aja puasanya sekarang. Gara2 Papa...

    Misal begini...

    Surat Cinta Sesama

    ayat 1
    Wahai kaumku di seluruh penjuru bumi. Aku adalah Tuhanmu yang Maha
    Agung dan Maha Mengetahui. Aku tidak membeda-bedakan orientasi
    seks kalian, sepanjang kalian berbuat baik dan adil kepada sesama di
    muka bumi ini.

    ayat 2
    Wahai kaumku yang cinta damai. Tidak dilarang bagimu, pria mencintai
    pria, wanita mencintai wanita, karena itu sudah kodratmu.

    ayat 3
    Tidak dilarang bagi kaumku untuk berhubungan seks dengan sesama jenis,
    sepanjang bertanggung jawab dan tidak menyia-nyiakan pasanganmu.

    (artinya kalau sudah komitmen BF-an ya jangan selingkuh alias pindah
    ke lain hati)

    ayat 4
    Dilarang bagimu wahai umatku untuk mempertontonkan alat kelaminmu
    di muka umum. Barang siapa melakukan perbuatan itu, akan diganjar
    hukuman cambuk di Neraka.

    (masih mending kan daripada dibakar hidup-hidup?)

    ayat 5
    Dilarang bagimu wahai umatku untuk menyakiti lawan mainmu. Tuhan
    Maha Adil akan menindak tegas siapa saja yang melakukannya tanpa
    pandang bulu.

    (jangan sekali-sekali mencampakkan pasanganmu pas lagi bosen. jangan pula main kasar saat berhubungan seks. jangan disiksa pasanganmu. jangan dipaksa ML pasanganmu kalau dia lagi gak mood. jangan menjual pasanganmu ke orang lain dll tambahin sendiri).

    Salom!

    Java

    Berikut cuplikan sebuah opini dari seorang teman:

    Ada kecenderungan dari kita-kita yang sering menyamaratakan pemakaian
    istilah 'agama' (religion), padahal rasanya
    yang dimaksud lebih tepat disebut sebagai 'spiritualisme'.

    Istilah agama yg kita pakai sehari-hari sebenarnya adalah 'doktrin
    yang dihasilkan dari suatu organized religion' (Agama Katolik, agama
    Islam, agama Buddha dstnya), sedangkan spiritualisme rasanya lebih
    tidak punya batas (boundaries) serta memang tidak membatasi manusia.

    Spiritualisme tidak pernah bicara apa2 soal akherat dan Ketuhanan

    Saya masih terpesona dengan salah satu tulisan Goenawan Mohammad di
    Tempo edisi 20-26 January 2003, di kolom Catatan Pinggir-nya tentang
    hal yang sangat menarik: hubungan antara Organisasi dan Agama.

    Tulisannya dimulai dengan suatu kisah fiktif yg menarik :

    Ketika Yesus lahir, demikian ceritanya, Tuhan pun memanggil Setan.
    "Hari ini Yesus lahir" kata Tuhan kepada si Raja Kegelapan.
    "Kau akan tamat. Kau akan kalah dalam merebut hati manusia".

    Setan terhenyak. Dengan gugup ia pun memohon diri.
    Ia menghilang dikamar kerjanya.
    Ia berpikir keras.

    Pada hari ketiga dia menemukan jawaban.
    Ia menghadap Tuhan, sembahnya :
    "Hamba tahu ada sebuah cara ampuh untuk mengalahkan Yesus".

    "Bagaimana?" tanya Tuhan.

    "Hamba akan membujuk manusia untuk bikin ORGANISASI!"

    Lho? Kok aneh?

    Bagaimana Organisasi dapat mengalahkan Yesus ?

    Bukankah organisasi adalah sebuah ihktiar manusia untuk menjadi rapi
    dan kuat? Sebuah wadah untuk persatuan, kesatuan dan keteraturan?

    Bagaimana Setan dapat menjebak manusia dengan ORGANISASI?

    Goenawan Mohammad, akhirnya paham bahwa ada hubungan yang
    problematik dalam hubungan iman dan organisasi.

    Organisasi didalam mengatur Iman akhirnya akan hadir sebagai
    penterjemah makna Tuhan bagi diri saya sendiri.

    'Tuhan saya' pun pelan-pelan digantikan dengan 'Tuhan sang
    penterjemah'.

    Komentar Simone Weil tentang organisasi gereja: "Dalam Gereja, yang
    dianggap sebuah organisasi sosial, mau tak mau misteri digantikan
    jadi kepercayaan".

    Misteri yang sebenarnya tidak tergantikan dengan doktrin akan pudar,
    ketika kepercayaan datang dengan sikap menerjemahkan segalanya
    dengan pasti dan absolut, termasuk Tuhan yang maha gaib.

    Tulis Goenawan terlebih lanjut :
    Dalam hubungan itulah organisasi mengandung ketidak sabaran.
    Organisasi mencegah dan menampik yang meliuk-liuk.
    Ketika organisasi menumbuhkan kekuatan dan kekuasaan, ia pun menyusun
    hierarki: diantara yang beriman akan ada yang menganggap diri lebih
    alim, lebih mengetahui, lebih layak. Lapisan kependetaan pun lahir.

    Diakhir tulisan tersebut saya menangkap pesan si GM:

    Pada akhirnya jika Iman direduksi jadi sekadar alfabet, maka
    akhirnya akan muncul suatu urutan sebagaimana layaknya alfabet:
    Organisasi.

    Dan Iman yang tergantung padanya akan menjadi suatu kepercayaan yang
    nampaknya kuat, teratur, tapi seperti tentara berseragam - sebuah
    mesin pertahanan dan agresi.

    Sejarah keagamaan gereja sudah menunjukkan hal hal tersebut di abad
    pertengahan, dan iklim kepercayaan manusia - sebagaimana layaknya
    mode pakaian - akan berulang dan berulang.

    The history repeat it self.




    "Ketika menuding orang lain, tiga jari menunjuk pada diri kita sendiri, dan satu jari sisanya menuding teman kita sendiri."
  • plok...plok..plok....gw sependapat ama nagawa...!!!!
  • Wah seru banget yah penjelasannya mengenai Kota SODOM. bagaimana dengan kota GOMORA?? Namun tetap saja harap yang membaca tidak mengartikan ini sebagai izin untuk melaksanakan anal-seks. Selain tidak higienis tetap saja hubungan homoseks itu TETAP dosa loh. Cuma mau mengingatkan............ Hehehehe

    DOSA?
    HARE GENE
Sign In or Register to comment.