Saat suatu senja, saat aku duduk bersila menghadap ke arah lautan
Kubuka mataku lebar-lebar, kucoba masukkan lukisan Tuhan ini
ke alam imajinasiku .....
Waktu beranjak dengan sangat perlahan
Saat itu aku melihat mentari telah banyak turun dari singgasananya untuk
menghampiri peraduan malamnya
Mendadak aku gemetar...........
Aku ingat ibu, aku ingat ayah, ingat rumah , dan ingat seluruh kenangan masa kecilku .....
Aku kangen pijatan lebmbut ibu kala aku sakit
Aku rindu lelucon ayah, menggoda aku yang baru belajar jatuh cinta kala itu ....
Seperti mentari di penghujung senja
Yang turun perlahan dari catatan kehidupan untuk kemudian hilang dan
digantikan oleh kegelapan ...
Aku tersengat oleh kegelapan
Aku tersengat dari kelalaianku
Aku dan engkau semua sekarang sedang berjalan untuk menyonsong
senja tiba .....
Apa yang sudah kupersiapkan untuk tidur di kegelapan nanti
Aku tidak dapat berharap kepada rembulan kalau dosa-dosa yang pernah
Kuperbuat akan menjadi mendung tebal yang menghijabiku ...
Tapi aku terlalu banyak berdosa kepada Tuhan ....
Aku takut saat kematian menjemputku kelak, aku tidak kuasa untuk
Meninggalkan seulas senyumpun ....
Aku ingin pergi sambil tersenyum, sepertis enyum itu pernah ku
Persembahkan kepada ayah, ibu dan bekas-bekas pacarku ...
Kuangkat wajahku yang sudah basah dengan linangan airmata yang
Membanjir .....
Aku tersengal-sengal
Aku malu kepada pasir, ombak, kepiting, rumput laut, batu karang
Aku malu kepada matahari yang masih menatapku malu-malu dalam
Kontemplasiku ini ....
Mereka semua begitu patuh kepada Tuhan untuk menjalani tugas-tugas
Mereka ....
Sedangkan aku? ......
Apa yang sudah aku lakukan untuk Tuhan sementara aku sadar
Sesadar-sadarnya bahwa suatu harui nanti aku akan bersua dengan-Nya
Aku malu dengan jubah takwaku yang sangat lusuh,
Aku malu dengan jubah imanku yang compang-camping
Aku takut dipengadilan itu kelak Tuhan tidak mau membelaku
Tuhan, aku berdosa .....
Aku tidak pandai belajar dari ayat-ayat jagat semestamu
Apa yang harus kuperbuat
Saatku bergulat untuk menasehati diriku sendiri ...
Senjapun terus berganti
Dengan lembaran-lembaran baru ....
Usiaku terus bertambah
Janggut didagukupun mulai memutih ....
Dan akupun berlalu dari satu pantai ke pantai lainnya
Untuk menyonsong senja yang akan menjelang
Aku hanya ingin dapat tersenyum saat senja itu datang
Seperti mentari yang selalu tersenyum damai
Saat menghilang di ujung senja permai ....
Comments
Itu karena mereka semuanya suka keindahan ... keindahan dalam berbahasa salah satunya .... Dengan puisi, banyak makna yang tercipta ...
Mungkin saat kita terluka, kecewa, bahagia atau yang lainya yang kita tidak bisa ucapkan ... kita mengungkapkannya lewat puisi ...
bukannya lebih tepat kalo kita mudah sekali terluka, kecewa dsb...
:roll: :roll:
:roll: :roll:[/quote]
Buat Tamu :
Tepat sekali ... kita memang mudah terluka dan kecewa ... namun kita tidak harus larut dengan semua itu khan?
Puisi juga bisa dijadikan sarana untuk mengungkapkan kekecewaan kita ....
aku juga ingin berterima kasih pada bf ku yang selalu memberiku kebahagian. he's everything that i wanted. i love him very much.
puisi adalah lukisan perasaan kita. aku juga suka menulis puisi dan catatan kecil untuk diriku sendiri dan juga orang lain.
mangnya tetamu blom punya ya ... mau punya apa .. ? ... trus mau kita cari-in .. ?
Ehhh.....,nyambung ngak yah omongan gw???
Wah .... belum pada tahu ya? khan gue bf-nya pan-wei ...
kita sama-sama suka puisi makanya ada ikatan bathin .... walau berjauhan .....
iya nga pan-wei? 8)