BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Antologi Gay Story (kumpulan kisah lgbt real dan fiksi)

123457

Comments

  • > @HanfriKhairandi menulis:
    > Setuju kebahagiaan diri sendiri itu penting, tapi kalo aku nih ya... selalu percaya kalo kebahagiaanku harus jadi kebahagiaan ortu juga, harus ada restu dari mereka biar bahagiaku nanti hakiki, nggak cuma duniawi.
    > Krn orientasi kebahagiaan menurut diriku yang sekarang (yang masih penuh gejolak darah muda ini) sebenarnya lebih banyak ke "ego" dan "nafsu"-nya kalo dipikir-pikir. Hehe.. makanya disitu keputusan rendi memilih ibunya itu menurutku sih luar biasa. Mungkin terlihat seperti menyakitkan buat seorang gay mengorbankan perasaannya ingin bersama lelaki, tapi pengorbanan itu pasti ganjarannya bakal lebih dari setimpal nantinya.
    >
    > (ini nyeramahin diri sendiri :sweat_smile: )

    self reminder juga buatku pribadi
  • edited June 2018
    Donita

    Dulu aku anti banci banget.Pokoknya gak suka,jiji,risih,bahkan suka emosi kalau liat wujud mereka di depan mata.Liat mereka ngomong ngondek yg asli bikin eneg,liat perilaku mereka yg melambai yg bikin ilfil.Sialnya aku malah dapat tetangga kost seorang bencong sarap yg tingkahnya bikin kita pengen lelepin dia ke empang.Namanya doni,tapi orang orang biasa memanggilnya donita.Dia seneng banget kalau ada yg manggil manggil dia dgn nama tsb.

    Kamar kost donita tepat di sebrang kamarku.Dia sendiri aja,tapi temenya,atau mungkin pacarnya yg udah pasti seorang cowok sering nginep di tempat dia.Cowoknya cakep,tapi mukanya jutek.Dari awal,aku udah berusaha jauh jauh dari mahluk jadian jadian itu,gak mau berurusan sama dia dalam hal apa pun.Aku gak pernah nyapa,liat mukanya aja udah males duluan.Tapi donita gak pernah nyerah nyapa nyapa pake suaranya yg ngondek yg malah bikin aku tambah kesel.

    Herannya anak anak kost an gak ada yg risih sama dia,kecuali aku sendiri.Malah mereka akrab,suka godain banci kaleng yg katanya kerja di barber shop.Bahkan temen sekamarku,anji deket banget sama dia.Katanya sih itu banci pernah nolongin anji,jadi anji merasa hutang budi gitu sama donita.Anji sering ikut ikutan sarap ngomong ngondek dan bertingkah kebanci bancian,sambil terkadang ngusilin aku dengan megang megang pantat.Biasanya aku langsung mukul kepala anji supaya dia berhenti iseng.

    Meski donita dikenal paling loyal di kost,dia sering jajanin anak anak kalau gajian atau dapat bonus,itu gak pernah merubah disrespect ku sama dia.Pokoknya aku benci aja liat cowok setengah mateng yg merasa dirinya lebih perempuan dari perempuan tulen.Perilaku mereka malu maluin.Gak pernah aku bisa sedikit aja respect terhadap orang orang seperti mereka.Bagiku mereka mahluk jadi jadian yg kudu di musnahkan.

    Sering anji negur,disuruhnya aku jangan kebangetan sama donita.Donita selalu ngeluh sama anji soal sikapku yg gak pernah ramah sama dia.Donita bahkan berusaha tampil macho di depanku hanya krna pengen dapat senyumku sesekali.Pernah sih aku gagal,mau tetep masang muka jutek tapi malah ngibrit sambil nahan ngakak gara gara denger donita nyapa dgn suara berat ala laki laki.Jatuhnya tuh komedi,mana dia berusaha jalan jantan seperti lelaki macho pula.Bener bener sarap.

    Suatu saat,segala kebencian yg selama ini kupelihara untuk donita lenyap tanpa jejak.Aku pikir,selamanya akan membenci para banci di dunia,terutama di indonesia.Tapi salah satu banci,yg biasa dipanggil donita itu merubah kebencianku menjadi cinta.Gila bukan?Tapi itu sungguh terjadi,dalam hidupku yg kukira baik baik saja tanpa drama seperti hidup orang kebanyakan.

    Ada beberapa hal terjadi,hal hal pahit tak terduga menghampiri hidupku yg sebelumnya selalu datar.Pertama,ketika kiriman dari ortu seret untuk pertama kalinya.Desaku sedang gagal panen,yg tentunya berdampak besar pada kiriman uang untuk biaya hidup dan kuliahku disini.Aku yg biasanya hidup boros dan seenaknya,untuk pertama kalinya belajar hemat demi menekan pengeluaran.Dari awal aku udah curhat sama anji soal ekonomi keluargaku yg sedang goyah,dan yg kudapatkan dari anji hanyalah kata kata "sabar ya bro".Bahkan sampe kemudian aku minjem duit untuk pertama kalinya dalam hidup,anji tak bisa memberikan bantuan.Dia bilang kebutuhanya juga banyak,yg mana aku tau uangnya selalu berakhir di dompet cewek cewek yg dia kencani.Anji kebetulan udah kerja seperti donita.

    Waktu itu duit di dompet tinggal sebelas ribu perak.Saldo atm tinggal 50k.Bensin abis,kebutuhan harian juga abis,sebentar lagi palingan nyawaku yg abis.Ini merupakan pengalaman pertamaku kesulitan hidup.Aku biasa serba ada.Ortuku sukses dengan sawah dan ladangnya di desa.Dulu meski gagal panen,bapak masih ada simpenan emas buat berjaga jaga untuk sekolah anak anaknya.Tapi barangkali simpenan itu juga udah abis,entah gak bisa ngambil di pegadaian entah habis dijual,selama ini aku gak pernah mau tau,yg kupikirkan hanya kirimanku lancar jaya tanpa hambatan.

    Aku udah pusing banget,nahan malu nyoba ngutang ke anak anak kost kiri kanan.Dan failed.Semuanya say no.Alasannya beragam.Uangnya udah dibayarin ke kampus.Uangnya udah kepake buat beli buku.Buat beli baju,buat beli kolor,buat beliin ceweknya tas sama sepatu.Satu satunya penghuni kost yg belum aku cobain buat ngutang hanyalah donita.Cuih,gak akan.Meski tampaknya idup sibencong sarap itu makmur jaya,aku gak akan pernah jatuhin harga diriku buat ngutang sama dia.Tapi...tanpa aku harus memintanya menolong,dia datang dengan sendirinya ke kamarku.Naruh duit sejuta di meja.Gak pake ngomong apa apa,cuma ngambil rokok satu batang lalu kembali ke kamarnya.Aku malah salah fokus,sejak kapan dia ngerokok?Dari kamar ku terdengar dia batuk batuk mungkin lagi nyobain rokok untuk pertama kalinya,lol.Pasti dia begitu hanya untuk membuatku terkesan,agar pandanganku sama dia gak selalu buruk.Tapi,aku lebih terkesan dengan bantuannya yg sama sekali tak kuduga.

    Aku kekamarnya membawa uang sejuta itu dan bertanya apa maksutnya.Melihatku donita langsung buru buru kembali ngisep rokoknya denga gaya sok jantan,meski akhirnya gagal dan berakhir batuk batuk lagi.Aku ketawa dan menepuk nepuk punggungnya.Lalu kami sama sama terdiam.Awkrd abis.Donita segera mencairkan suasana,dia menyuruhku make uang itu dulu kalau aku bener bener butuh.Aku nolak,aku bilang gak usah peduli dan urus aja diri masing masing.Donita marah,dia bilang itu uang halal hasilnya kerja keras,apa aku gak mau karna uang itu dari bencong macem dia.Denger dia ngmong gitu aku kaget.Dia kayak tersinggung.Yaudah akhirnya aku terima bantuannya,meski gengsi dan malu banget.

    Esoknya,aku denger donita ribut ribut sama pacarnya.Pacarnya marah marah karna uang gaji donita yg udah dijanjiin mau dikasi buat modif motor batal diterima.Donita bohongin cowoknya itu dengan bilang uangnya terlanjur dikirim ke kampung buat beliin sepeda buat adeknya.Pacarnya gak terima,aku lihat sendiri dia mukulin donita dan nendang dia tanpa rasa kasian sedikit pun.Gila,dia pacar atau preman sih?Aku baru tau donita yg selama ini ngidupin cowoknya.Terlihat jelas sekarang pacarnya itu hanya cinta sama uang donita.Aku yg gak tega liat donita tersungkur dihajar sama pacarnya segera melerai.Tapi donita malah marah dan memaksaku keluar dan tak ikut campur.Aku nyaris mengembalikan duit pinjamanya,tapi donita bersikeras menolak.Dia bilang kebutuhanku jauh lebih penting daripda modif motor sang pacar.Aku terkesima.Terharu.Dia rela dihajar pacarnya sendiri demi membantuku,yang mana tak pernah bersikap baik padanya sedikitpun.

    Suatu siang aku datang ke barber shop tempat donita bekerja.Aku ngerasa gimana gitu melihat mukanya yg lebam akibat pukulan cowoknya beberapa hari yg lalu.Merasa bersalah,merasa malu,merasa hutang budi sama dia.Niatku datang untuk mengajaknya makan siang bareng kalau dia istirahat kerja.Waktu dateng dan menyapanya,rekan rekan kerjanya sesama bencong heboh menggoda,dikiranya aku brondong piaraan barunya donita.Melihatku risih dan jengkel,donita buru buru memarahi mereka.Donita bohongin mereka dgn bilang kalau aku ini adik sepupunya.Saat makan kami banyak diam.Donita seperti berusaha menjaga diri agar tak membuatku risih atau ilfil.Dia makan,jalan,bersikap, berusaha seperti lelaki jantan.Aku baru merasakan semacam kasian melihat usahanya yg keras demi diriku.Usai makan dia ngomong,gak perlu berbuat semacam ini(ngajak makan,semacam untuk menunjukan rasa trimakasih) kalau hanya untuk berterimakasih.Aku bilang terus terang memang ini upayaku untuk berterimakasih.Dia lalu nanya,jadi kamu gak tulus?Aku jawab santai,biasa aja.Lalu kami sama sama ketawa.

    Meski aku sedikit lunak pada si bencong,tak serta merta aku jadi sudi berakrab ria sama dia.Aku masih enggan negor dia duluan,tapi aku udah nyaut kalau dia nyapa.Apalagi setelah aku balikin duit dia sebulan kemudian.Syukurlah kirimanku lancar lagi.Aku merasa tak perlu berlama lama berbasa basi sama donita setelah pinjamanku lunas.Aku segera melupakan kebaikannya.Sampai kemudian,drama konyol menghampiri hiduku lagi.Aku menyebakan kebakaran kecil di kamarku sendiri akibat kelalaianku menaruh lilin yg menyala di samping tumpukan baju bersih yg menumpuk tanpa kulipat.Malamya kan mati listrik tuh.Kami menggunakan lilin sebagai penerang sementara.Aku tertidur tanpa tahu lilinku jatuh dan membakar sebagian baju dan bahkan ada baju anji juga disitu.Anji kebetulan sedang tak tidur di kost.Untungnya aku segera terbangun setelah merasakan hawa panas di sekitarku.Meski api tak sampai membakar habis seisi kamar apalagi sampe merembet ke kamar kamar sebelah,bapak dan ibu kos memarahiku abis abisan.Padahal yg kebakar baju bajuku sama anji.Kost nya cuma rugi item gosong di tembok yg bisa kembali normal dgn cat baru,tapi mereka maki maki aku seolah aku naruh bom di kost dan meledakkan seluruh kamar.Disitulah pahlawan setengah mateng beraksi.Donita maju ke depan ibu kos dan menyatakan permintaan maaf atas ketelodarannya yg menyebabkan kebakaran KECIL.Donita bilang dia semalam tidur di kamarku karna dia penakut gak berani tdur sendiri krna mati lampu.Dia yg nyalain lilin dan nyenggol lilinya hingga kebakaran itu trjdi.Kemarahan ibu kos langsung berpindah ke donita.

    Udah dibela sampe segitunya,sikapku bukanya lunak malah merasa jengkel.Aku menganggap donita berlebihan.Aku gak masalah kok dimarahin ibu kos.Biasa aja,tinggal dengerin aja dia ngoceh sepuasnya.Tahu aku kesel,donita minta maaf.Dia mikirnya aku butuh bantuan.Untuk hal simple kayak gitu aku bisa jaga diri sendiri kali.Kecuali kalau aku kejebak di dalam kebakaran besar dan dia yg menyelamatkanku,baru itu hebat.Donita seperti kecewa melihat sikapku.Aku sih masa bodoh.Siapa suruh sok sokan ngaku kalau dia yg bikin kamarku kebakar.Tapi saat anji pulang dan berang melihat baju baju kesayanganya yg berdasarkan bacot nya dia bilang mahal mahal,donita kembali dtang menjadi pahlawan setengah mateng untukku.

    "Kamu parah nek,nyawa temenmu itu jauh lbih penting dan berharga ketimbang baju bajumu,untung bju doang yg kebakar,lah kalau rudi yg gosong gimana?"

    Dan tanpa kusangka anji bisa nyaut begini;

    "Bagusan dia yg gosong,kenapa sih lo nyusahin gue rud!ditinggal semalem aja udah kayak gini,kalau mau bakar baju ya baju lo sendiri dong,jgn punya orang!"

    Denger itu aku cuma bisa diem,krna sadar itu memang salahku meski tak disengaja.Tapi donita yg gak terima.Dia dorong anji dan bentak dia.

    "Sarap ya loe,timbang baju doang,palingan juga kw semua,gue beliin besok yg ori sekalian,miskin banget sih loe nek jadi manusia??Bukanya prihatin temen sekamar kena musibah,ditanyaain kek keadaanya,ada yg gosong kagak badan dia,ini malah ribet sama baju kw!"

    Saat menyaksikan donita marah,aku bisa lihat dia sangat serius kali itu.Dia beneran emosi sama anji.Anji aja smpe langsung terdiam.Bahkan setelah itu teman sekamarku itu nyamperin,menanyakan keadaanku.Lagi,aku dibuat takjub oleh si bencong donita.Aku mulai berpikir lebih dalam tentang dia.Aku mulai mengakui kebaikanya.Ketulusan dan kesetiaanya pada kawan di sekitarnya.Dia satu stunya yg maju dan membantu saat yg lain lebih memilih menutup mata.Kesetiaan seorang banci yg tak perlu diragukan lagi.Meski melalui hal hal sederhana,harusnya aku bisa menilai mana yg benar benar teman mana yg hanya sekedar teman kenal di kota orang.Aku selama ini percaya anji dan yg lain adalah teman teman lelaki ku yg bisa diandalkan saat salah satu diantara kami jatuh dan terpuruk.Tidak pernah aku berpikir si bencong donita akan menjadi penolongku disaat genting.






    Sejak itu aku belajar untuk menerima doni apa adanya.Aku belajar bahwa hidup tidak boleh egois.Tidak  boleh merasa diri paling benar dan bersih.Hanya krna temanmu banci,bukan berati kita yg lebih baik dari dia.

    Nb: kisah ini sebetulnya masih berlanjut pada drama percintaan mereka,tapi sengaja gue potong.Karna drama setelahnya  seperti dikarang dgn tujuan mempermanis cerita.Gue pikir kisah ini lebih manis dan menginspirasi jika sampai disini aja.

    @seiranu @hanfrikhairandi @lulu_75 @physic_squad @kretek_jadul
  • setuju ... jangan melihat orang dari luarnya aja ...
  • Haha iya kalo dipost kisah cintanya nanti jadi agak aneh kalo menurutku.. dah bagus si rudi cukup jadi lebih respect ke donita aja. Tengkyu andy
  • sip sip..
  • Darah Daging

    Apa yg akan anda lakukan saat kita terpaksa harus menengok masa lalu yg telah susah payah kita kubur?Padahal saya sudah meninggalkannya bertahun tahun lalu,tepatnya sejak saya menikah di usia 25 tahun.Saya berjuang kembali ke kodrat saya sebagai pria yg berpasangan dengan wanita,meski perjuangan itu penuh duri dan begitu sakit.Dulu,saya pernah sempat bertekad untuk tidak akan menikah.Saya akan melajang hingga akhir hayat dengan kebahagiaan sejati sebagai pria gay.Saya tak ingin membohongi siapa pun,menyakiti perempuan dgn kepalsuan,memberinya kebahagiaan semu.Tapi sesuatu terjadi yg pada akhirnya berhasil mematahkan tekad saya yg sudah bulat tsb.Tidak perlu saya ceritakan karna itu bukan poin dari kisah ini.

    Singkatnya saya lalu menikah.Dengan seorang janda muda beranak satu kenalan dari seorang kawan lama.Wanita yg sekarang menjadi istri saya itu seorang dengan masa lalu yg cukup kelam,dimana kisah perjuangan hidupnya sebagai single parent berhasil menggugah empati saya hingga yg terdalam.Kebaikan budinya,kecakapannya melayani saya,pada akhirnya membuat saya tidak cukup tega menciptakan luka pada batinnya.Terlebih dia sudah menderita cukup lama sejak bekas suaminya meninggalkannya dan anak mereka.

    Pada tahun pertama perkawinan,saya masih melanjutkan kehidupan saya sebagai pencinta sesama jenis.Saya masih suka "jajan" di luaran,tentunya dengan para lelaki yg memberi saya kenikmatan yg sesungguhnya.Tapi sejak istri melahirkan anak pertama kami,lambat laun kegilaan saya terhadap lelaki mengendur secara perlahan.Saya betul betul amazing dengan kehadiran putra tampan darah daging saya.Siapa mengira saya akan mendapat kesempatan memiliki generasi penerus seperti dia.Waktu saya lalu banyak di habiskan dgn raka(samaran,red).Saya juga menyayangi anak tiri saya yg usianya selisih lima tahun dengan raka.Kami bertiga sering main bersama di waktu saya libur,menggambar,main game,sepak bola dan lain sebagainya.

    Dari tahun ke tahun mereka tumbuh jadi anak yg sehat dan cakap.Saya beruntung kedua anak kami selalu membanggakan,mereka bukan anak yg badung seperti anak lelaki mayoritas.Mereka penurut dan menyenangkan.Lalu kekhawatiran kami sebagai orang tua mulai timbul seiring raka dan abangnya beranjak remaja.Abangnya yg kala itu sudah masuk smp sudah berani berpacaran dengan teman sekelasnya.Kami tau informasi itu dari aduan teman sekelasnya juga yg merupakan tetangga dekat kami di komplek.

    Ketika itu,raka baru naik kelas lima sekolah dasar.Sejak abangnya masuk smp dan sibuk dgn cinta monyetnya,raka seperti kehilangan teman bermain yg akhirnya membuatnya kesepian.Saya dan ibunya juga sibuk bekerja di luar,dia dirumah hanya dengan asisten rumah tangga kami.Raka memang bukan anak yg supel seperti abangnya,dari kecil dia hanya mengekor kemana pun abangnya main.Tak heran dia tak cukup memiliki teman baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.Saya dan istri tak terlalu mengkhawatirkan hal tsb,mengingat di rumah kami sudah menyediakan segala macam kebutuhan yg kami pikir bisa membahagiakan anak anak kami.

    Hingga suatu saat,raka akhirnya mempunyai teman di sekolahnya.Kata raka anak itu murid baru pindahan dari pulau sebrang.Anak baru itu oleh wali kelas mereka diberi tempat duduk di sebelah raka,karna hanya bangku raka satu satunya yg masih kosong.Makin hari kedua anak lelaki berusia 10 tahun itu makin akrab dan dekat.Raka mengajak teman barunya main bersama di rumah kami,begitu pula sebaliknya.Kata bibik mereka selalu rukun dan suka melakukan berbagai kegiatan di rumah.Belajar,main game,menjahili bibik dan banyak lagi.Mendengar hal tsb saya dan istri tentu senang,si bungsu akhirnya tidak kesepian lagi.

    Tapi kebahagian raka memiliki teman dekat sayangnya tak berlangsung lama.Temannya itu dengan segera berpaling setelah mendapat teman karib baru yg lainnya di sekolah,yah biasalah namanya juga anak sd.Meski sebenarnya dia juga selalu mengajak raka bergabung bersama,tapi anak saya menolaknya.Dari sana kami terkejut.Raka,anak kami yg baru berusia 10 tahun itu, menyimpan kemarahan,kebencian dan dendam  di dalam hatinya.Dia mencurahkan emosinya kepada bibik,dia mengatakan hal hal buruk terkait teman barunya yg dia pikir meninggalkanya,ditambah lagi dia mengungkit abangnya yg juga sudah lebih dulu melupakannya.Segera setelah itu saya mengambil waktu untuk berlibur bersama sekeluarga,disana saya berusaha mendekati raka untuk tahu apa yg dirasakannya.Saya menemaninya sepanjang waktu,mendengarkannya bercerita,berperan sebagai teman sebaya.Raka tampak menikmati waktunya bersama saya.Saya baru sadar anak saya itu benar benar kesepian.Sempat saya berpikir,mengapa dia begitu berbeda dgn saya yg supel dan punya banyak teman dari kecil.

    Kemudian istri saya minta ijin agar adiknya yg baru lulus sma diperbolehkan tinggal di rumah kami,hitung hitung sekalian bisa jadi teman untuk raka,karna kebetulan adik ipar saya itu juga laki laki.Saya langsung senang mendengar kabar tsb.Saya tak perlu khawatir lagi pada raka.Apalagi adik ipar saya itu anaknya baik dan supel.Saya berharap banyak dia bisa jadi teman yg asik untuk anak saya.Bahkan,saya secara khusus memohon padanya,sebuah permintaan konyol dimana jika dia punya pacar jgn serta merta mengabaikan raka karna itu akan membuat raka marah krna kesepian lagi.

    Waktu berlalu dan semuanya terasa baik baik saja.Saya senang raka tertawa lagi sejak om nya menemaninya dan mengajaknya kemana pun.Saya senang adik ipar saya itu pandai menjaga kemenakannya.Dia tidak pernah pergi keluar tanpa membawa raka.Saya dan istri makin sibuk bekerja tanpa merisaukan raka lagi.Sampai suatu hari di musim libur sekolah anak anak,kami sekeluarga berwisata bersama ke sebuah pantai.Secara pribadi saya memang sangat jarang bertemu adik istri saya,karna kalau saya pulang seisi rumah sudah lelap dalam tidur.Kami hanya bertemu sekali dua kali di pagi hari.Yang saya ketahui,om nya raka itu memang sangat supel,pintar bicara dan mudah mengambil hati orang lain.Dari situ percaya raka di tangan orang yg tepat.Tapi kemudian  ada suatu hal yg dilakukannya di pantai saat kami piknik itu,mengusik ketenangan saya.

    Hal tsb adalah saat dia kelabakan karna lupa membawa sunblock.Sialnya istri saya juga tak membawanya.Abang raka yg dari awal sudah nyemplung ke laut dan berpanas panasan heran,kenapa hal sepele seperti itu saja bisa membuat om nya bagai kebakaran jenggot.Saya sempat menertawai adik istri itu,melihatnya mengobrak abrik tas nya untuk menemukan sunblock.Tapi tawa saya lenyap saat mendengarnya mengeluh,

    "Duhhh aku gak bisaaa tanpa sunblock kuu,nanti kulit aku gosong donngg,ihhh syebell"

    Entah saya yg salah dengar atau itu memang nyata,betapa suara dia mengingatkan saya pada beberapa teman di masa lalu.Teman teman bencong di masa gila bertahun tahun yg lalu.Teman teman ngondek yg menjadi sahabat kami di dunia plu.Lalu saya terpana menyaksikan raka menggelendot manja ke lengan om nya itu saat memintanya berenang bersama.Saya reflek berdiri  menghampiri keduanya.Saya tarik raka dari rangkulan om nya.

    "Ayo renang sama ayah aja"
    "Gak mau,raka mau sama om"
    "Ayo raka!Jangan ngeyel!"

    Meski akhirnya saya berhasil membawa raka menjauhi sang om,tapi pikiran saya menjadi tak tenang.Saya bagaikan deja vu melihat adik istri saya tsb,dengan segala perilakunya.Pikiran pikiran tak mengenakkan itu terus menganggu hingga beberapa hari setelah piknik.Saya jadi lebih sering mengamati si om tiap kali kami bertemu.Pernah saya melihatnya mencium kening raka saat anak saya itu bangun tidur.Raka tampak senang sekali lalu balas mengecup pipi om nya.Kerisauan saya makin memuncak.Tapi saya bingunh harus berbuat apa.Kan tidak mungkin saya serta merta menegur adik istri saya.Apa wajar kalau mendadak saya menyuruhnya berhenti menemani raka karna dia...banci?

    Berhari hari saya bingung,cemas,takut.Ketakutan yg kadang membuat saya miris dan malu sendiri.Betapa sekarang baru saya rasakan bagaiman cemasnya orang tua ketika tahu ada yg tidak beres pada pergaulan anak anaknya.Saya pernah mengalaminya bertahun yg lalu,ketika bapak saya terus menanyakan alasan saya memilih melajang disaat kawan kawan saya sudah menikah.Sekarang saya ketakutan bahkan di usia anak saya yg baru genap 10 tahun.Saya takut raka tidak tumbuh normal seperti yg seharusnya.Normal?Andai rekan rekan plu lama saya mendengar bahwasanya saya menginginkan anak saya hidup normal,mereka pasti menertawakan saya.Karna dulu saya benci pada homo homo denial yg selalu menganggap gay itu penyakit dan gak normal.Saya selalu yg berdiri paling depan membela kaum plu disaat yg lain terus meragu dan merasa dirinya sampah.

    Namun lihatlah sekarang.Saya cemas luar biasa dan takut.Takut anak saya masuk dunia yg pernah saya tinggali dan menjadikan saya pengabdi cinta sesama jenis puluhan tahun lamanya.Anakku,tak kan kubiarkan salah langkah kemudian menjadi sepertiku.Saya lalu berdiskusi dengan istri,saya secara samar mengungkapkan kecemasan saya akan raka,yg semakin hari semakin bergantung pada om nya.Saya ingin raka mulai mandiri.Kami sempat ribut besar saat saya meminta adiknya keluar dari rumah dan mencari kos kosan.Istri saya tak begitu saja menerima,tapi untungnya adiknya justru menyetujui ide saya.Malah dia terlihat dengan senang hati berpisah dari kami.(Setelahnya saya tahu alasannya setuju,dia merasa bisa hidup lebih bebas bersama pacar gay nya tanpa ketahuan kami jika dia tinggal sendiri di luar sana,sungguh licik,seperti saya ketika dulu masih berhomo ria).

    Raka sangat marah.Anak saya yg tertutup itu meluap luap ketika om nya berpamitan setelah mendapatkan kos kosan.Dia menangis keras dan berlari ke kamarnya.Saya sadar saya telah mengambil kebahagiaanya,teman dekatnya,tapi ini yg terbaik untuk masa depannya.Setelah itu saya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan di kantor.Saya mulai belajar berwiraswasta sendiri di rumah demi menemani anak saya.Saya sendiri yg akan menjadi temannya,ditangan saya sendiri lah raka akan terbentuk menjadi seorang pria normal yg jauh dari masa lalu ayahnya.
  • jadi Raka dulu homo juga ya ...
  • Raka kan masih kecil, jadi asumsinya belum terlambat untuk turun tangan meluruskan orientasi seksnya yang cenderung menunjukkan ke arah gay. Memang menjadi gay atau straight bukan perkara bisa diutak-atik semudah itu. Tapi kalo dasar ajaran menjadi straight untuk si "calon gay" ini ditanamkan sedari kecil, yakin sih masih ada peluang. Ini soal mengubah kebiasaan-kebiasaan.

    Kita mungkin ngga tau apa akhirnya raka tumbuh dewasa sebagai straight atau gay, atau malah biseks... (lagipula menjadi straight pun bukan jaminan bakal jadi "orang bener" kan?)
    Tapi setidaknya kita tau pengorbanan & usaha sang ayah gimana.
  • maksud aku ayahnya Raka ... dulu gay ...?
  • Produk Gagal


    Kalau ada seseorang yg paling bisa bikin gue muntah,ya diri gue sendiri.Gue musuhan sama diri gue.Ilfil sama semua yg ada di dalam diri ini,ya karakternya,bentukannya,perilakunya.Gue gak pernah bisa menerima diri sendiri apa adanya.Gue jijik liat betapa gue gampang tersipu sipu tiap ketemu cowok ganteng atau cowok dgn body bagus.Gue jengkel betapa sulitnya menahan diri untuk tidak mencuri pandang pada mereka.Gue benci sama suara gue sendiri yg gak pernah bisa terdengar wajar layaknya cowok.Gue ngondek dan itu sangat memalukan.Belum lagi gestur alami gue yg melambai.Gue selalu menganggap diri ini adalah produk gagal.Ibarat barang,gue harusnya dibuang.Dimusnahkan.Dilenyapkan.

    Gue bukan gak pernah usaha buat merubah diri.Tapi mau sekeras  apapun  berusaha,tetep aja gue balik ke identitas seorang banci.Sialnya gue bukan banci yang bahagia.Yg mampu show up di depan orang orang dgn percaya diri.Mampu terbuka dan menerima identitas tanpa malu dan benci.Gue bersembunyi,kadang lari dan bersikap seperti pengecut.Gue selalu bersikap yg tak sebenarnya di depan orang orang.Sok sokan jantan.Pura pura manly.Ikut godain cewek cewek.Semata menutupi fakta yg menjijikkan.Idup jadi ribet karna gak bisa jadi diri sendiri.

    Suatu saat gue punya bf.Dari awal gue tau dia bukannya cinta sama gue.Biasa,soal service.Dia puas dan setuju aja gue ajak relation ship.Tapi sikapnya gak kayak seorang pacar.Dia bermanis ria hanya ketika butuh silit gue aja.Selebihnya dia masa bodoh.Padahal gue nya udah baper parah,karna dia adalah pasangan pertama gue setelah bertaon taon jadi humu.Baper yg bertepuk sebelah tangan itu pahit.Dia sering banget ngatain gue.Hina kebancian gue.Kalau ada yg bikin mood nya jelek,mulutnya selalu tajam.Dia bilang gue menjijikkan.Kemayu,ngondek,mahluk jadi jadian,setengah mateng dll.Dan dia selalu mengakhiri segala hinaanya itu dgn kalimat; "tapi silit loe mantap" ,sambil ketawa puas dan pergi kencan dengan pacar perempuannya.Dia bisex.

    Apa ya,mau sakit ati,mau sesenggukan,mau ngedrama,tapi hati gue membenarkan semua hinaan dia.Gue juga jijik.Ilfil.Gue malu sama diri gue yang banci banget.Akhirnya ya lanjut aja terus.Selama masih bisa puasin cowok jantan dan ganteng dgn lobang tai gue,show must go on...banci kayak gue mungkin gak layak dapat cinta.Kasih sayang.Ntar kalau dapat malah ngelunjak ngebancinya,hahaha.


    Loe menyedihkan(ts).
  • aneh ... tidak suka diri sendiri tapi menikmatinya ... tapi di balik kekurangan ada kelebihan ...
  • Ksihan juga sih TSnya itu, seakan2 dia udh nyerah sm nasibnya, pdhl dia bisa saja berubah kalo dpat org yang tepat, aku bisa ngerasaain apa yg dia rasakan walaupun ksusnya beda sm punyaku sih
  • Sepupu elo gay bukan karna elo minta dia ngocokin atau ngisepin penis elo, dia suka ngocokin atau ngisepin penis elo karna dia gay..!!!
  • Apa Kabar,Di?


    Gue pernah sangat membenci seseorang,tapi sekaligus sayang sama dia dalam waktu bersamaan.Besaran antara kedua rasanya sama,sebanding.Dia adalah sahabat gue sendiri,sebut aja abdi.Gue kenal abdi di sebuah indekost di kota tempat gue kul.Abdi teman sekamar gue bertiga bareng eka.Abdi sama eka satu kampus,dan mereka lebih dulu menghuni kamar berukuran sedang yg letaknya paling ujung.Gue datang dua bulan setelah mereka.Gak butuh waktu lama kami segera akrab,begitu juga dengan para penghuni kost yg lain.

    Tapi dibanding dengan eka,gue merasa lebih deket sama abdi.Bukan saja karna kami sepantaran;eka dua tahun diatas kami;tapi abdi memang lebih asik anaknya.Kami punya selera musik yg sama,dulu awal 2000 an kami doyan lagu lagunya linkin,green day,boomerang,gigi dan sejenisnya.Dulu kan belum ada hp tuh,hiburan kami di kost cuma radio kecil yg dibawa sama abdi dnari rumahnya.Kami sering dengerin geronimo fm bareng tiap pagi sama malem,request lagu lewat telepon rumah ibu kost.Beda sama eka yang cenderung serius,dia terlalu fokus sama studinya hingga membuatnya tak tahu cara menghibur diri.Waktu sibuk eka adalah belajar dan ngerjain tugas,dan waktu luangnya adalah mengevaluasi semua yg sudah dikerjakannya.

    Abdi selain suka dengerin musik dari radio dia juga suka jalan jalan ke toko kaset meski gak berniat beli alias just look aja sama gue.Kadang kita motoran keliling2 geje aja sampe pasar telo trus mampir main ke yasika.Pulangnya ngebakso sama nge es dawet.Kita juga pernah malem malem berdua doang motoran ke parangtritis,seinget gue waktu gue baru diputusin sama cewe gue deh.Abdi ngajakin gue ke pantai jam 9 malem dan pulang subuh.Kita tiduran aja di pasir sambil nyanyi nyanyi gak jelas.Nyanyi sambung menyambung lagunya sheila on 7.Wait,kayaknya terlalu banyak ya gue cerita soal abdi,maklum lagi kangen,hehe.

    Yah pokoknya temenan dan bergaul sama abdi itu menyenangkan.Anak itu selalu punya cara buat menikmati hidup.Bahkan gue sering merasa lebih nyaman jalan sama dia dibanding jalan pacaran sama cewe gue.Gimana enggak,jalan sama cewe gue cuma jadi tukang antar jemput sama bawa barang2 shopingnya.Kalau lagi mujur gue dapet imbalan cium sama grepe grepe dikit.Tapi kalau sama abdi rasanya jalan lebih asik layaknya para gadis2 yg lebih demen belanja sama temen2 cewenya.

    Tapi setahun kemudian saat eka lulus kul lebih dulu dan hengkang dari kost,abdi bikin pengakuan yg sangaaaat gila dan gak masuk akal.Dia mengaku dia beda dari gue dan juga cowok kebanyakan.Abdi bilang dia gay.Alias homo.Yang berati gak suka perempuan mau secantik apa pun juga.Tapi demennya sesama cowok.Terang aja gue gak percaya.Gue anggap itu candaan paling garing yg pernah gue denger dari mulut dia.Meski abdi emang belum pernah punya cewe tp gue gak berpikir itu karna dia homo.Idup gue jauh sama dunia begitu,gak pernah sekalipun gue ada pengalaman punya temen homo.

    Tapi abdi gak seperti sedang bercanda.Karna sejak pengakuanya itu sikapnya jadi beda sama gue.Dia beli kasur lipat baru trus ditaroh agak jauh dari kasur yg biasa kami tiduri bertiga bareng eka dulu.Trus sejak malam itu dia tidur misahin diri di pojokan.Semaleman dia tidur munggungin gue,gue nya bengong aja kayak orang bego.Biasanya kami ngobrol2 dulu sebelum merem,nyeritain si a si b.Tiba tiba abdi diemin gue gitu ya jelas cengo lah gue.Keadaan itu berlanjut sampai berhari hari kemudian.Parahnya lagi abdi jadi jarang ngendon di kost.Dia sering nginep di tempat temen kuliahnya.Kalau pun pulang juga udah larut malam trus langsung tidur.Pagi pagi udah minggat meski lagi libur kul sekalipun.

    Jadi,rasanya kayak musuhan sama temen sekamar.Belum lagi berasa gue yg punya salah sama dia.Tiap gue mau nyapa abdinya selalu buru buru menghindar.Lama lama empet kan.Gue tegor dia pas pagi pagi abis dia keluar dari kamar mandi.Gue tanya apa masalahnya kok jadi kayak gue yg punya salah sama dia.Dan gue nyesel menanyakan itu.Karna jawabannya diluar akal sehat gue.Abdi suka sama gue.Bukan suka sebagai temen,sahabat dan sodara seperti yg selama ini melabeli hubungan kami.Tapi suka dalam artian lain.Dia gak mampu menekan perasaannya terhadap diri gue.Dia bilang kebersamaan kita sepanjang taun ini menumbuhkan rasa tak biasa yg susah payah dia sembunyikan.Terlebih memang dia seorang gay,penyuka sesama jenis yang sialnya yg dia taksir adalah gue,temen sekamarnya sendiri.

    Sejak itu gantian gue yg ambil sikap menjauh-menjaga jarak-menghindar dari abdi.Gue takut.Was was.Entah pada apa.Yg jelas gue kehilangan rasa nyaman berdekatan dengan abdi.Tiba tiba saja gue menyayangkan kelulusan eka yg lebih dulu dari kami.Gue takut berduaan doang sama abdi.Di kepala gue berputar putar bayangan dua lelaki berhubungan badan.Ngeri.Apa yg dipikirkan abdi tentang gue?Kenapa dia bisa suka sama gue? Dia mau merkosa gue gak ya?

    Suatu saat gue diajak balikan sama cewek gue yg udah mutusin gue secara sepihak beberapa bulan yg lalu.Gue nerima dia lagi bukan karna masih adanya cinta di hati,tak lebih untuk menunjukkan pada abdi bahwa dia gak boleh seenaknya naksir gue.Ini loh men,gue normal dan punya cewek,awas aja lo masih suka gue.Gue jadi sering bawa karin ke kost an,sengja gue meluk sama nyium nyium dia di kamar pas abdi ada disana.Satu hal,gue gak pernah kepikiran apalagi berniat bikin abdi cemburu sama kelakuan gue tsb.Gue cuma berniat nunjukin siapa gue.Gue cowok normal jadi lu jangan pernah suka sama gue.Tapi gak gue sangka abdi cemburu.Cemburunya level berat.Dia keluar dari kost an.

    Gue syok,terus terang.Tiba tiba aja kerasa ada yg hilang dari hidup gue.Malam malam gue lalui dengan mengenang abdi dikamar ini.Gue gak tau dia kost dimana sekarang.Apa dia udah punya temen sekamar baru.Apa dia juga dijauhi kalau ketauan homo.Apa dia sehat.Apa dia masih gak teratur makannya.Gue pernah ke kampusnya pengen liat keadaannya,tapi karna gengsi gue gak jadi nyariin dia.Ujung ujungnya gue menggalau sendirian karna......kangen.

    Beberapa bulan kemudian salah seorang anak kost bilang kalau ketemu abdi di coffe shop,dia ngambil part time disitu sejak sebulan yg lalu bareng temennya.Yang ternyata temennya itu adalah pacarnya.Pacar homonya krna temennya itu laki laki juga.Darimana gue tau?Dari abdi sendiri.Jadi begitu tahu abdi disana gue langsung nyamperin sorenya.Abdi kelar shift dan langsung berniat pulang bareng temen cowoknya itu.Gue ketemu mereka di depan.Gue nyapa meski cangggung.Sikap abdi biasa aja,malah dia ngenalin temennya yg lagi mau make helm ke gue."Kenalin bro,pacar gue". Cowok yg dikenalin senyum senyum geje sambil nendang kaki abdi.Senyum geje nya itu,gak bisa gue lupain...Seolah ngejek gue meski itu bukan niatnya,toh dia blm kenal gue.Gue kebayang terus sama mereka berdua sampe berhari hari.Gue sampe nyari tau lewat temen di kampus soal dunia gay sampe dikira gue yg gay sama temen.Gue gak abis pikir aja dua cowok bisa pacaran.Abdi sama temenya yg dia bilang pacarnya itu tampak seperti dua pria normal yg berteman dekat,kayak gue sama abdi dulu.Tapi senyuman pacarnya yg tersungging ketika abdi memperkenalkan dirinya sebgai pasangan,baru menunjukkan perbedaan antara teman biasa dan teman special.

    Dan gue...merasakan hal yg aneh.Gue gak suka sama pacarnya abdi.Gue kesel inget senyumannya itu.Gue kesel liat abdi tersenyum sama dia.Gue jadi gak jelas dan uring uringan sendiri.Tapi gue waktu itu gak ngerti kalau yg gue rasakan adalah gejala cemburu.Gue lalu menyibukkan diri sama kegiatan kampus biar lupa sama abdi dan pacar homonya.Sampai suatu hari temen temen satu kelompok tugas pada ngajakin nongkrong di coffe shop tempat abdi kerja part time.Gue meski kesel tapi tetep ngarep bisa ketemu dia malam itu.Ketemu sih,sialnya sepaket sama homoannya.Mereka kenapa satu shif mulu dah.Gue jadi uring uringan lagi di meja sampe temen temen heran sama tingkah gue.Gue melampiaskan kekesalan sama salah satu waitress disana, saking empetnya denger tawa pacarny abdi yg lagi bercanda sama bekas temen sekamar gue itu.Gue lalu keluar dan merokok.Abdi nyusulin.Dia ngajakin gue ke parkiran.Waktu dia narik tangan gue,......rasanya ada yg bergetar menjalar di hati gue.Entah apa itu,tapi rasanya gak ingin abdi melepaskan pegangan itu.Gue bahkan gugup dam jantung rasanya berdetak cepet banget waktu abdi dorong tubuh gue ke dinding lalu mandangin gue tajam.Gue...bahkan gak sanggup berlama lama bersitatap dgn mata abdi.Gue menurunkan kepala,menekuri lantai parkiran dgn perasaan tak karuan.Gue kangen banget sama abdi.Sumpah gue rasanya gak tahan pengen nangis aja saat itu.Gila banget,gue kenapa coba.Siapa abdi smpe bisa bikin gue gak waras kayak gini?Gue bahkan mejamin mata waktu gue rasain nafas abdi begitu dekat menyapu muka gue.Gue seolah berpikir abdi akan nyium bibir gue.Tapi abdi gak melakukan itu.Dia cuma meluk gue.Pelukan yg sukses buat mata gue panas,tapi sekuatnya gue tahan krna malu dan gengsi.Udah gitu aja,abdi segera melepaskan pelukan dan berlalu dengan senyuman yg seketika menghangatkan hati gue.

    Sejak itu gue gak bisa idup tenang.Gue keinget terus.Kebayang terus sama abdi.Gue jadi benci banget sama dia.Gue merasa seolah dia nularin virus homo nya ke diri gue.Gue bertekad untuk selamanya melenyapkan dia dari ingatan.Abdi pernah sekali mengunjungi gue ke kost,bahkan hampir nyium bibir gue waktu gue lagi buatin dia kopi,tapi gak berhasil karna udah keburu gue tendang.Gue maki maki dia sampe rasanya hati gue sendiri sakit.Abdi menghilang sejak saat itu.Meninggalkan gue dalam kebingungan,kegelisahan,kecewa,sakit,rindu semua melebur jadi satu.....


    Apa kabar,di....
  • Denial ... ?
Sign In or Register to comment.