MSM, HIV-AIDS, Alergi obat 100%
Jikalau dulu saat masih koas, anamnesis pasien dengan keluhan infeksi menular seksual untuk mencari faktor risiko cukup dengan menanyakan riwayat pekerjaan, gonta-ganti pacar atau jajan/berhubungan wanita dengan selain istri. Ternyata sekarang KURANG..
Banyak kasus ketika saya menanyakan pasien dengan sifilis dan/atau hiv-aids ; adakah riwayat hubungan dengan wanita selain pacar/istri? mereka menjawab tidak. Tetapi ketika ditanya, dengan lelaki? Si Lelaki ini menunduk kemudian mengangguk -_-
Zaman sudah berubah, era LGBT, MSM (men who have sex with men) sedang menjamur, dan para pelaku MSM inilah yang sekarang lebih banyak datang ke poli kulit kelamin divisi IMS dibanding pria yang hidungnya belang belang (ups)
Pernah juga ada pasien laki-laki biseksual melapor “ dok, kayaknya saya terinfeksi HIV ini dari pacar saya yang laki-laki, karena istri saya negatif”.
Kemudian si dokter mulai ceramah, “Begitulah pak, organ tubuh diciptakan oleh Allah punya fungsi masing2, dan tidak bisa ditukar-tambah. Nah, kita tahu (maaf) an*s fungsinya untuk mengeluarkan kotoran, tidak bisa ditukar untuk fungsi lain, risiko lecet dan luka lebih besar. Dan kitapun faham penularan virus HIV melalui kontak kulit/mukosa yang sudah tidak utuh tadi"
“Istri bapak tidak tertular alhamdulillah, meski masih risiko tinggi untuk tertular, apalagi tanpa pengaman, tapi risikonya lebih rendah dari pelaku MSM yang berhubungan tidak pada tempat seharusnya, karena organ yang digunakan istri bapak masih sesuai fitrahnya” si dokter menarik nafas panjang, sambil tetap mengingatkan bapak "menjaga istrinya agar tidak tertular juga"
Kemudian apa hubungannya dengan alergi obat?
Jika kita googling dengan keywords “HIV-AIDS, drug eruption” maka banyak yang melaporkan angka risiko-nya sangat besar. Sebagian besar jurnal mengatakan pasien HIV-AIDS akan berisiko mengalami alergi obat, baik obat anti retroviral untuk HIV-nya atau obat apapun lainnya sebesar >80%, ada juga yang melaporkan 100%, salah satunya laporan sejawat dari UGM. Dan yang mencengangkan, saat saya diskusi tema alergi obat, konsulen saya mengatakan ada yang melaporkan risikonya mencapai 1000 kali lipat! weeww
Jadi marilah berpikir 1000 kali lipat untuk menjadi pelaku LGBT, selain dosa besar, risiko HIV-AIDS, sifilis dll TINGGI, dan untuk memulai obat anti-HIV dan obat lain pun susyaah, karena risiko sangat tinggi untuk alergi, dan biasanya tipe alergi-nya pun yang berat. Bagai buah simalakama ga minum obat, virus cepat berkembang, minum obat, alergi berat >_<
Ingatlah mencegah JAUH lebih baik dari mengobati dan kecendrungan untuk menjadi LGBT bisa diobati lho.
Comments
or else kalean kafer
kafir kbanyakan alasan
tobat mz
LoL
itu post dr seorang dokter bkn om?
Iya
Banyak ormas2 lgbt yg menyuarakan hak2ny. Tp giliran ada kaumny yg terkena hiv dan meninggal mereka gk mau ngurus. Ujung2 yg ngurus keluargany. kemanakah org2 yg sering ngomong hak lgbt?
*Sedikit cuitan dari org normal*