BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

AKU DAN SEJUTA HAL GILA (TRUE STORY)

Mata ini kucoba untuk kupejamkan, masih terngiang ucapan Kak Justin,
"Gay itu hal yg gk bener, jadi kakak harap kamu bisa jaga diri ya dek, biar gk kejerumus ke jalan yg salah".
Jantungku berdebar sangat kencang sampai aku bisa mendengarnya sendiri, tak kusadari air mataku mulai mengalir deras membasahi pipiku, kepalaku pusing.
Kenapa hal ini terjadi kepadaku? Kenapa Tuhan membuatku seperti ini? Apakah keluargaku akan membenciku dan mengusirku dari sini?
mungkin iya, aku tahu kakakku sangat membenci gay, dan ibuku sangat religius, sedangkan ayahku adalah seorang orang ternama.

Inilah kisahku dan sejuta hal gila yang pernah kualami dari kecil sampai umurku 20 tahun ini.
Smoga dengan menulis kisah ini aku bisa lebih merasa lega dan puas ada tempat untuk berbagi. Salam kenal, Andi marvel Oxy
«1345

Comments

  • "Dek, kamu malam ini tidur sama kakak atau sama mama papa?" tanya kakakku yang sedang mengerjakan tugas dimeja belajarnya
    "Adek tidur sama kakak aja deh, papa suka ngorok kalo tidur" jawabku polos yang sedang mewarnai buku gambar diatas kasur kakaku yang empuk
    "Yaudah kalo gitu, sebelum tidur pipis dulu biar gk ngompol ya" kakakku menghampiriku, aku pun menutup buku gambarku dan merapikan semua peralatan mewarnaiku yang tergeletak berceceran di kasur dibantu oleh kakaku.

    Namaku Andi Marvel Oxy, biasa dipanggil Marvel. masih duduk dibanku Sekolah dasar kelas 3, aku masih belum memiliki kamar sendiri karena masih merasa takut untuk tidur sendirian, jadi terkadang aku tidur bersama kedua orang tuaku, ibuku Sofia Yulia dan ayahku Jeremy Oxy Situbolon atau tidur bersama kakakku yang paling baik sedunia Justin Oxy Martin.

    Aku tinggal ditengah tengah kota metropolitan Jakarta Pusat yang menuh dengan kendaraan beroda empat yg membuat buntu jalan raya. aku mempunyai 1 orang kakak dan kedua orang tua yg masih lengkap. aku bersyukur karena aku termasuk keluarga yang cukup mampu dan terpandang.

    "kak, kok kakak gk pake baju kalo tidur?" Tanyaku kepada kakakku yang melepas semua bajunya dan hanya mengenakan kolor saja
    "ya enakan gini dek biar adem, kalo adek udah gede ya tidur pake kolor doang aja gk papa, tapi kalo masih kecil dan imut ya pake baju tidur dulu biar gk masuk angin" jawab kakakku sambil mencubit gemas pipiku

    "oh gitu ya kak, adek kan udah gede, berarti adek boleh dong tidur pake kolor doang"
    "jangan dong, entar masuk angin. entar kakak yang dimarahin papa mama"
    "enggak kok, adek gk bakalan masuk angin", aku melepas semua bajuku dan tanpa mengenakan sehelai kain apapun karena aku belum punya kolor sendiri, saat aku melihat kakakku melihatku aku merasa pipiku panas karena kakakku begitu aneh menatapku.
    "yaudah kalo gitu, nih pake kolor kakak aja yg paling kecil" kak justin memberikan kolornya yang diambil di lemari kecil di sudut kamar.
    "hore, makasih ya kak hehe"
    "iya sama sama" kakakku tersenyum manis. aku juga ikut tersenyum dan mulai tiduran di kasur yang empuk disebelah kanan kakakku.
    "adek pake selimut ya biar gk kedinginan dan masuk angin" kakakku membagi selimutnya yang super besar dan tebal dan menyelimutiku hingga hanya terlihat kepalaku saja di kasur.
    saat aku mulai terpejam aku merasakan kehangatan pelukan kakakku, hal ini sudah menjadi kebiasaan kakakku ketika aku tidur bersama dengannya, dan kali ini untuk pertama kalinya punggungku bersentuhan dengan tubuh kakaku yang hangat, kakakku merangkulku dari belakang dan aku seperti biasa memegang tangan kiri kakakku yang merangkulku dari belakang dan mulai terlelap.

    --------------------
  • SMP

    Hari ini adalah hari pertamaku masuk SMP dan hari pertama kakaku masuk SMA, jadi kami bergegas untuk sarapan sepagi mungkin supaya tidak telat masuk ke sekolah. Soal tidur bersama, aku dan kakakku terkadang masih tidur bersama, entah mengapa aku lebih nyaman tidur bersama kakakku walaupun aku sudah punya kamar sendiri dan tidak merasa takut tidur sendirian. tapi biarlah kakakku juga tidak keberatan aku tidur bersamanya justru dia merasa senang karena masih ada guling yang setia menemaninya di setiap terlelap haha, itulah yang selalu diucapkan kakakku ketika aku bertanya apa boleh tidur dengannya.

    "Dek, kamu pake apa sekolahnya? sepeda?" tanya mama
    "Iya mah, kan motornya dibawa kakak" jawabku sambil mengunyah nasi goreng bikinan mbok Mira
    "duh kok pake sepeda sih, kan kamu bisa telat dek, yaudah entar kakak boncengin aja deh" sahut kakakku yang duduk disebelah kananku sambil mengunyah roti panggang selai kacang.
    "gak usah kak, kan kita beda jalur sekolahnya, adek kan cepet naik sepedanya, hehe" aku menolak secara halus karena aku tahu kalo kakakku mengantarku ke sekolah dia juga akan terlambat masuk ke sekolahnya, apalagi hari pertama masuk sekolah dan yg isinya MOS pasti kalo telat bakal ribet urusannya
    "Udah kakak anterin aja pake motor ngebut gk bakal telat kok" kakakku memang orang yang keras kepala, jika dia sudah mengucapkan sesuatu maka hal itu harus terlaksana.
    "eh eh eh, kok malah debat sambil makan sih, kalian ini ya emang gk berubah dari dulu kayak gini. yaudah entar adek dianterin papa aja ya ke sekolahnya, pulangnya naik angkot gak apa apa kan?" tanya mamah menengahi perdebatanku dengan kak justin
    "tapi kan mah..." selak kak justin, tapi mamah sudah memberi kode untuk diam dan tidak membantah dengan menggoyang goyangkan telunjuknya kekiri dan kekanan. kak justin terlihat murung dan tak menghabiskan roti panggangnya dan pergi berlalu dari meja makan. aku hanya bisa geleng geleng kepala melihat sikap keras kepala kakakku yang terlalu baik itu. :dizzy:

    -------------

    Sesampainya di sekolah, aku langsung berpamitan dengan ayah dan bergegas masuk kedalam sekolah yang sudah ramai siswa siswi murid baru, ketika aku berjalan menuju kerumunan siswa siswi baru ada seseorang yang menghalangiku dengan memberikan isyarat berhenti, mau tak mau aku pun menurut.

    "lu calon siswa baru ya? perkenalkan nama gua Kelvin, gw ketua osis disini. lu masuk kelas apa?" tanya seseorang yg ku baru tahu namanya kelvin itu
    "saya masuk kelas A kak, apa ada masalah dengan saya kak? apa saya telat?" tanyaku bertubi tubi dengan lesu dan tertuduk
    "gk kok santai aja kali hehe, nama lu siapa?"
    "nama saya Andi Marvel Oxy kak"
    "oh anaknya pak jeremy, pantesan..."
    "pantesan apa kak?"
    "pantesan ganteng banget hehe"
    aku hanya tersenyum mendengarkan dia berkata seperti itu, aku masih bingung kenapa dia memberhentikanku
    "lu suka olahraga?"
    "iya kak, kadang kadang sih hehe"
    "lu mau ambil ekstrakulikuler apa entar kalo udh masuk ke Sekolah ini?"
    "apa yaa... masih bingung kak belum tau yang mana aja"
    "lu mau gk masuk ke eks karate, disini lagi cari banyak atlit generasi penerus soalnya kami masih kekurangan anggota, gua liat postur tubuh lu bagus buat ikutan karate. jadi sebelum resmi jadi siswa baru gua sama temen temen gua cari cari gitu deh biar nambah anggota, kalo lu mau dateng aja ke ruang osis setelah MOS berakhir. ini gua juga terpaksa sih harus nanya nanya gini sama siswa baru buat join kalo bukan karena pembina gua ogah kayak gini. gua harap lu mau join. gratis kok, ok yaudah silahkan masuk dan bergabung sama temen temenu baru lu" kata Kak Kelvin panjang lebar.
    "iya kak, akan saya pikirkan dulu"
    "sip"
    jadi itu alasan dia berhentiin aku tadi, tapi kasian juga ya kalo sampe kayak gitu berarti memang anggota karate di ekstrakulikuler disini sangat minim. ah sudahlah akan kupikirkan nanti.

    "vel, marvel!"
    aku mendengar seseorang memanggilku dari kejauhan tapi aku masih belum tau siapa, setelah aku celingukan mencari keberadaan sang pemilik suara ternyata yang memanggilku adalah temanku saat aku masih SD, Dito
    "Hai, kamu sekolah disini juga ya to" tanyaku dengan nafas masih terengah engah karena berlarian cukup jauh mengejar keberadaan Dito
    "hehe iya vel, eh jangan pake kamu muluk dong lu, kita udah SMP nih, udah makin gede makin gaul dong. pake lu gua gitu kayak yang lain" jawab Dito dengan gaya khasnya yang lucu dan sedikit lebay
    "oh gitu ya, yaudah deh aku eh gua mulai panggil lu dengan lu gua" aku sedikit merasa kaku dengan sebutan lu gua karena sudah terbiasa menggunakan bahasa baku aku kamu.
    "gitu dong, eh btw si Riska sama Mondi juga sekolah disini juga lo"
    "beneran? wah seru dong hehe, kangen juga ya udah lama gak ketemu"
    "ah lebay lu vel, baru 3 minggu gk ketemu aja udah kangen"
    "kan 3 minggu itu lama to"
    "iya juga sih"
    "hadehh masih aja kayak dulu lu"
    "kayak dulu apanya?"
    "tau ah gelap, dimana mereka sekarang? yuk kita samperin mereka"
    "gk tau juga sih, dari tadi gua udah cari gk ketemu, eh ada elu ya gua panggil panggil dah. dari tadi lu kok ngomong sama kakak senior muluk, lu udah kenal ya?"
    "kakak senior yg mana?"
    "yang tadi ngomong sama lu di deket gerbang, masak lu lupa sih"
    "oh kak Kelvin, gua juga baru kenal kok. dia nyamperin gua nawarin gua buat ikutan gabung eks karate, katanya lagi kekurangan anggota banget jadi sebelum MOS dah cari cari gitu"
    "kok sampe segitunya ya, apa mungkin ekstrakulikuler lain jauh lebih banyak peminatnya"
    "ya mungkin aja sih, mukanya kasian banget keliatan capek gitu"
    "karate oke juga kok. gua boleh ikutan gk?"
    "ya kata kak kelvin sih kalo mau ikutan entar langsung ke ruang osis aja"
    "oh gitu, lu mau ikut juga gk?"
    "belum tau, masih bingung"
    "yaelah kasian kali tuh senior udh capek capek ngomong sama lu masak lu kecewain sih"
    "iya juga sih tapi..."
    "udah pokoknya lu harus ikut, besok pas MOS udah kelar kita ke ruang osis sebelum pengumuman ekstrakulikuler diumumin"
    "emm..."
    "vel..!!"
    "iya iya gua ikut, huuuft"

    Dito adalah temanku sejak aku SD, kita memang sangat dekat bisa dibilang dia adalah sahabatku, dan aku sangat tau sifatnya Dito. ambisius dan kadang suka keras kepala seperti kakakku, jadi terkadang apa yg dia mau aku turutin seperti barusan saja mau gk mau ikut serta eks karate.

    ---------------------
  • This is real story of you???
  • menarik ... bakalan incest engga ...?^^ dilanjut ...
  • > @Auuuraaa menulis:
    > This is real story of you???

    iya ini kisah nyata gua
  • @lulu_75 terima kasih, ini mau lanjut lagi kok. baru secuil kisah gila gua hehe
  • @lulu_75 salam kenal kaka, gua baru di forum ini tapi udh lama baca" disini hehe. dan gua tau kakak reader setia di forum ini, smoga suka cerita gua ya, walopun gk bagus" amat sih soalnya memang hidup gua gk wow bnget wkwkwk
  • Bagus mantap kisah kaka ya lanjut.
  • Bagus mantap kisah kaka ya lanjut.
  • MOS day 1

    Hari pertama MOS sangatlah melelahkan. Gimana nggak, semua calon siswa siswi baru berkumpul panas panasan ditengah lapangan yang lumayan luas ini dan upacara hari senin sangatlah lama, Pak Kepsek dengan pidatonya yg ngalor ngidul entah membahas tentang apa aku tidak perdulikan. karena perhatianku tertuju pada sosok cowok yang sedang berdiri dengan posisi istirahat ditempat sering curi curi pandang kepadaku. aku tau itu karena setiap aku menghadap kedepan aku merasa dia menatapku diam diam dan saat aku menoleh kearahnya dia berpura pura menatap bawah atau langit biru.

    Dia mempunyai postur badan yang hampir sama denganku tapi mungkin lebih tinggian dia dikit lah, kulit putih berseri, wajah yg menurutku manis, agak lonjong hidung mancung bibir merah merekah serta mata dan rambut agak coklat. aku penasaran dengannya setengah mampus. rasanya ingin sekali aku menegurnya dan bertanya kenapa dia menatapku diam diam, apa ada yg salah dengan pakaianku atau apa. tapi banyaknya pengawas membuatku enggan melakukannya, bisa bisa dapet masalah kalo ketahuan ngomong sendiri pas upacara, kuurungkan niatku untuk menegurnya dan mulai menghadap kedepan dan fokus mendengarkan pidato pak kepsek yg sudah tak nyambung lagi dengan otakku.

    "Baiklah anak anakku, sekian pidato yang saya sampaikan. semoga kalian menjadi siswa dan siswi SMP ....... Jakarta yang berkualitas dan berakhlak mulia. Nuun walqolami wama yasturuun, wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh" Pak kepsek menutup pidatonya
    "Wa alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh" wajab semua siswa siswi serta beberapa guru bersamaan menggema di lapangan.

    Akhirnya istirahat 15 menit sebelum mulai masuk ke kelas masing masing untuk menuntaskan tugas MOS di hari pertama. aku dan Dito berjalan ke kantin sekolah yang bertempat di samping kanan depan sekolah. Kantin cukup ramai dengan siswa siswi ajaran baru, mungkin mereka semua merasakan hal yg sama sepertiku, capek dan lapar. aku celingukan mencari tempat duduk sementara Dito sedang memesan makanan dan minuman untuknya dan untukku, Dito tau apa makanan kesukaanku dari SD jadi gk perlu aku kasih tau pasti dia pesenin dan mungkin di kantin ini ada makanan kesukaanku juga, nasi goreng dan jus alpukat.
    Setelah beberapa menit celingukan akhirnya aku menemukan tempat untuk makan, aku segera menghampiri tempat itu sebelum ada yg mau menempatinya.

    *piaarr* suara piring pecah
    beberapa orang memperhatikanku yang tak sengaja menyenggol seseorang yg membawa piring yg penuh dengan nasi dan lauk pauknya, dan dia....
    "ma.. maaf ya, gua gk sengaja. nanti gua yang ganti deh piringnya sekalian gua bayarin makanan lu" aku tertunduk lesu, tanganku gemetaran karena baru kali ini aku seceroboh ini
    "gak papa kok, gua tau lu gak sengaja" kata seseorang yang tadi sempat curi curi pandang saat upacara
    "gk gk papa biar gua yg ganti. gua yg salah" aku membereskan bagian bagian piring yang pecah dan..
    "au..." tak sengaja jari telunjukku terkena pecahan piring dan berdarah
    "ehh.. lu gak papa?" tanya dia
    "gk gk papa kok" aku mengulum jari ku untuk menghilangkan darahnya. tiba tiba ..
    "ehh lu gk papa vel, lu apain dia!" datang kak Kelvin menghampiriku dan segera membawaku ke tempat duduk. Kak kelvin langsung mengeluarkan plater luka dari saku celananya dan menempelkannya ke bagian jariku yg terkena pecahan piring. aku menatap kak kelvin yg terlihat panik. kenapa kak kelvin bisa sepanik ini ya.
    "eh lu apain marvel?!" kak kelvin menenteng baju orang yg tadi tak sengaja aku tabrak dan berbicara dengan nada tinggi
    "eh gua gk ngapa ngapain dia, tadi.. "
    *brakkk* kak kelvin meninju muka orang yg ku tabrak tadi, dan org itu menatap kak kelvin tajam
    "eh apa apan lu mukul gua! kalo mau beranten ayo diluar jangan disini. jangan sok jagoan lo!" balas orang yg tadi aku tabrak
    aku mencoba untuk memisahkan mereka berdua, Dito datang dan menarik kak kelvin dan aku mencoba menjauhkan orang itu dari kak kelvin.
    Ada beberapa kakak senior datang dan memisah perkelahian mereka, aku tidak habis pikir kenapa malah jadi seperti ini. aku menatapnya yang masih terlihat kesal, dia terus melihat keberadaan Kak Kelvin yg mulai menghilang dari pandangan kami.
    "Maafin kak kelvin ya, dia cuma salah paham" aku kembali meminta maaf
    "Dia pacar lu?" Dia mngeluarkan suara juga, aku terkejut dengan ucapannya. pacar?
    "Pacar? bukan lah dia kan kakak senior dan dia cowok. masak cowok pacaran sama cowok" aku sedikit tertawa
    "Kalo dia bukan pacar lu kenapa dia sampe semarah itu? padahal dia belum tau apa yg terjadi"
    "em... gua juga bingung sih, yaudah lah. eh btw gua marvel, nama lu siapa?" aku menulurkan tangan kananku mencoba menyalaminya
    "nama gua Steven Pratama, panggil aja steve" dia menalamiku
    "eh btw..." aku mencoba bertanya tentang hal dilapangan tadi tapi ada rasa sungkan yg muncul tiba tiba.
    "apa?" dia menatapku dengan wajah penasaran
    "emm... kenapa lu tadi pas di lapangan liatin gua terus" akhirnya gua ngomong juga
    "oh soal itu, emm gimana yaa.."
    "gimana apanya?"
    "gimana ya.. abisnya muka lu tuh lucu banget pas tadi kepanasan" Steven tertawa kecil
    "haa, lucu? emang?"
    "iya lucu banget, jadi memerah gitu. gua sempet mau ketawa tapi gua coba tahan"
    "tapi kenapa lu liatin terus tadi?"
    "ya kan lucu aja, jadi pengen laitin terus. teruss.."
    "terus apa?"
    "teruss ada imut imutnya gitu bikin gemes" Deg, jantungku tiba tiba terasa terpompa lebih cepat dari biasanya. aku gk pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya
    "eh tuh kan pipi lu merah lagi haha" Steven tertawa terbahak bahak, aku jadi salah tingkah
    "ah gk kok" aku malu banget
    "emang lu bisa liat muka lu sendiri? hahaha" steven tertawa kembali, entah mengapa aku suka melihatnya tertawa, benar benar berbeda dengan steven yg pertama kali aku lihat tadi, dia terlihat sangat manis menurutku.
    "yaudah deh, yuk makan lagi" ajakku
    "emm.. tapi ada satu syarat"
    "syarat apa?"
    "lu gk usah ganti piring sama bayarin makan gua"
    "tapi kan..."
    "kalo gitu gua gk mau balik"
    "emm... yaudah deh kalo maksa"
    "gitu dong, yukk"
    kami berjalan bersama menuju kantin, beberapa orang memperhatikan kami dan terlihat berbisik bisik, aku bingung dengan mereka. apa yg mereka bicarakan ya.
    "Eh kalian disini ternyata, gua cariin dari tadi, yuk makan. gua udah pesenin makanan buat kita bertiga, buat lu juga kok. gua pesen sesuai apa yg lu pesen tadi" Dito menatap steven dengan senyuman
    "oh gitu, makasih ya" balas steven
    "oh iya, kenalin nih temen gua sejak SD namanya Dito Prakoso" aku memperkenalkan Dito ke Steven
    "halo gua Dito"
    "gua Steven Pratama, panggil aja steve" mereka bersalaman.
    kami akhirnya melahap makanan kami.

    --------------

    Di Dalam Kelas VII A

    "baiklah adik adiku, selamat datang di SMP ...... Jakarta, hari ini kalian dapet tugas yg cukup mudah, kalian cuma harus meminta tanda tangan semua guru di sekolah ini termasuk pak kepsek dan harus tau namanya dan membersihkan kelas ini sampai kinclong, ada yg bertugas menyapu, mengelap kaca jendela, serta mengelap bangku dan kursi dan menatanya serapi mungkin. dan besok, kalian harus membawa 5 sapu, 2 tempat sampah, 3 spidol, dan 2 pengki untuk kelas kalian sendiri. jadi dikoordinasikan sendiri satu kelas kan 35 orang, jadi patungan aja buat beli nya ok. dan ada satu hal lagi. besok kalian harus memakai tanda pengenal dengan tulisan yg jelas di potongan kardus untuk kalian jadikan kalung. topi kerucut, sepatu dengan hiasan, dan balon 3 biji" kakak senior menjelaskan panjang lebar
    "mengerti kak" jawab satu kelas bersamaan
    "dan ingat baik baik, jangan sampe telat kalo mau selamat. displinlah!"
    "iya kak" jawab satu kelas bersamaan lagi
    "oh ya btw kami belum memperkenalkan diri, orang bilang tak kenal maka tak sayang. kalo gitu kakak akan memperkenalkan diri dan juga teman teman kakak disini. nama kakak Nadia Mulya Sari, kalian bisa panggil kakak kak nana"
    "halo kak nana" jawab sekelas bersamaan lagi
    "halo nama kakak Jupiter Mario, kalian bisa panggil kakak kak mario"
    "halo kak mario" jawab sekelas bersamaan lagi
    "dan nama kakak Adipati, kalian bisa panggil kakak kak Adi"
    "halo kak adi" jawab sekelas bersamaan lagi.
    "baiklah kami sudah memperkenalkan diri kami, selanjutnya kalian maju satu persatu memperkenalkan diri kalian semua"
    kami mulai memperkenalkan diri satu per satu dan tanpa kusadari ternyata Steven satu kelas denganku dan Dito, dan aku juga melihat Riska, Melly dan Mondi duduk didepan masih belum melihatku dengan Dito.
    "To, didepan ada Melly, Riska sama Mondi tuh" aku berbisik ke Dito yg duduk disebelahku
    "mana mana?!" Dito celingukan mencari keberadaan mereka
    aku memegang belakang kepala Dito dan mengarahkannya kepada mereka
    "oh iya, gua kok gk nyadar ya. mereka keliatan lebih tinggi yaa vel" bisik Dito terkejut dengan perubahan teman SD nya
    "iya, hem entar kita samperin deh mereka" aku balas berbisik ke Dito
    "siap siap" balas Dito

    --------------------------

    Tanda tangan artis sekolah

    Rasanya capek banget harus mengejar ngejar para guru yg tempatnya berbeda beda hanya sekedar untuk berkenalan dan meminta tanda tangan mereka, kayak artis aja. kenapa MOS selalu menyusahkan para siswa baru, padahal juga gk penting penting amat, toh juga kalo pas ngajar entar ngenalin diri lagi.

    "Mon, Ris, Mel tadi lu kemana aja kok gk keliatan sama sekali sih di kantin" tanya Dito ketika sudah jam istirahat pertama
    "iya nih lu kemana aja sih Ris Mon, Mel gua kangen tau" sahutku
    "heleh, jangan sok cute lu vel" Dito menempeleng kepalaku
    "adehh deh, sakit bego" aku mengusap kepalaku yg kurasa benjol
    "biarin" timpal Dito gk perduli dengan penderitaanku, Mondi Riska dan melly hanya tertawa melihat kelakuanku dan Dito
    "hahaha, kalian dari dulu emang lucu banget ya, gua tadi abis keliling sekolah liat liat gitu" balas Mondi
    "iya, kakak kelas kita ternyata unyu unyu banget ya, ihh gemes" Melly membuka suara
    "ah elu Mel, di otak lu cuma ada cowok doang. jangan jangan lu masuk sekolah ini gara gara kakak kelas yg ganteng ganteng doang lagi" sahut Riska
    "yeee.. emang sih hehe, tapi gua masuk kesini juga karena kalian disini kok jadi kita bisa bareng bareng lagi" jawab Melly sok anggun
    "hallahh, bilang aja biar lu gk usah susah susah ngerjain PR, kan ada Marvel yg IQ nya luar biasa" sahut Dito
    "eh apaan sih, gua gk pinter pinter amat kok" aku merendah
    "iya gk pinter pinter amat tapi NIM sempurna 30,0" sahut Riska
    "hoo oh, lu kok pinter banget sih vel, emak lu nyidam apaan sih waktu hamil lu" Tanya Melly
    "Nyidam ribusan buku matematika" celetuk Dito
    "enak aja lu" aku gantian menempeleng kepala Dito
    "hahhaha" kita semua tertawa

    ------------------------

    Pulang Sekolah

    Aku berjalan menuju keluar gerbang sekolah dengan menunduk, karena semua teman temanku sudaj dijemput oleh orang tua mereka masing masing sedangkan aku akan naik angkot pulang nanti. saat aku keluar dari gerbang sekolah aku melihat Steven sedang mengiikat tali sepatunya, aku mendekat ke Steven.
    "hai, lu gk dijemput orang tua lu?" Tanyaku
    "oh hai, gk gua jalan kaki nungguin angkot lewat aja. motor gua lagi di bengkel soalnya"
    "oh gitu, samaan dong. gua juga lagi nungguin angkot lewat"
    "bukannya lu anaknya pak jeremy ya, kan lu kaya masak gk dibeliin motor"
    "gua gk boleh naik motor kalo belum SMA"
    "oh gitu, yaudah kita nungguin bareng aja disitu" Steven menunjuk tempat berteduh yang ada beberapa kursi kosong dan beberapa orang yg duduk disana
    "yuk" aku mengikutinya berjalan kesana
    "emangnya rumah lu dimana?" tanya Steven setelah mendratkan pantatnya di kursi kayu
    "rumah gua di jalan anggrek, kalo lu?"
    "wah deket dong sama rumah gua, gua baru pindah kesini, gua juga disitu tapi masuk kedalem lagi lewatin 1gang"
    "yang bener? pantesan gua gk pernah liat lu hehe" aku terkekeh
    "iya lah, gua kan orang bandung. besok kita berangkat barengan aja. gua berangkat jam 6 dari rumah"
    "ok deh kalo gitu"
    Tiba tiba ada Kak kelvin yang berhenti didepanku dan Steven dengan menggunakan motor metiknya.
    "hai vel, yuk bareng gua pulangnya daripada nunggu angkot kelaman kan" ajak kak kelvin sambil menodongkan helm kearahku. aku menatap Steven yg tersenyum kepadaku.
    "udah lu bareng aja, gua gk papa kok nunggu sendirian" aku merasa gk enak sama steven, tapi juga gk enak sama kak kelvin yg sudah menawarkanku untuk pulang bersama.
    "emangnya kita searah kak?" tanyaku hati hati
    "iya gua tau kok rumah lu, siapa sih yg gk kenal pak Jeremy hehe" balas kak kelvin. ayahku memang terkenal sekali ya, hemm. padahal cuma pengusaha doang gimana kalo jadi artis hehe.
    "gimana kok malah ngelamun sih"
    "ohh iya, maaf ya steve. gua duluan"
    steven hanya memberikan jempolnya bertanda ok
    aku memakai helm dan membonceng dibelakang kak kelvin. dan kami mulai melajukan motor metik itu.

    ---------------------------

    Di Perjalanan Pulang

    Aku masih merasa bingung dengan hari ini. terlalu banyak hal yg terjadi yg membuatku senang, sekaligus bingung. kenapa kak kelvin tiba tiba jadi sangat akrab denganku padahal kita baru bertemu tadi pagi, dan aku tidak menyangka ternyata sifat Steven sangat ramah kepadaku padahal sebelumnya dia seperti orang yg sangat angkuh dan sulut berteman. dan hal yg paling membuatku bingung adalah aku sekelas lagi dengan teman SD ku yg sangat akrab denganku, Dito, Mondi, Riska dan Melly. Mungkin inilah takdir yg lucu dan membingungkan sekaligus bakal menyenangkan karena aku bisa berkumpul lagi dengan teman SD ku.
    "vel, kok ngelamun aja sih. lagi mikirin apa sih" kak kelvin membuka suara yg kelihatannya memperhatikanku yg sejak tadi ngalamun sendiri
    "eng enggak kok kak, cuma mikir kejadian hari ini aja begitu serba kebetulan dan membingungkan" jawabku seadanya
    "ohh, tentang gua berantem sama si siapa tuh.."
    "Steven?"
    "iya tuh anak songong. tadi lu diapain dia sampe jari lu kena pecahan piring"
    "dia gk salah kak, gua yg salah sebenernya. gua yg udh gk sengaja nabrak dia tadi pas di kantin, jadi gua coba minta maaf terus beresin pecahan piring. eh kak kelvin datang malah jadi salah paham" kataku menjelaskan panjang lebar
    "oh jadi tadi lu yg udah pecahin piringnya? wah maaf ya gua jadi salah paham"
    "yee kenapa minta maaf sama gua kak, besok aja minta maaf sama steven"
    "gk ah, gengsi gua minta maaf sama junior gua"
    "kan tadi kakak abis minta maaf sama gua juga kan yg junior kakak juga"
    "iya tapi kan lu beda"
    "beda apanya?"
    "ya pokoknya gua gk mau minta maaf sama dia"
    "kalo gk mau gua turun aja deh disini"
    "ehh eh jangan jangan. yaudah gua besok bakal minta maaf sama dia"
    "janji ya"
    "...."
    "kak?, janji kan"
    "iya iya bawel..."
    "hehe gitu dong"
    "hemm, btw lu udah pikirin belum tentang ikut eks karate, jadi mau join gk?"
    "emm gimana ya.."
    "ayo lah entar gua langsung yg ngajarin lu"
    "wah beberan?!!"
    "iya beneran masak bo ongan sih"
    "iya deh, gua juga ajak teman gua kok namanya Dito. dia semangat banget pengen ikutan"
    "wah bagus dong, makin banyak yg ikut makin bagus"
    "iya, besok juga gua mau ngajakin steven buat ikutan"
    "kenapa dia, emang gk ada yg lain?"
    "emang kenapa? dia gk boleh ikut?"
    "emm.. "
    "yaudah deh gua gk jadi ikut kalo steven gk boleh ikut"
    "iya iya boleh. kan gua belum ngomong apa apa main batal ikut aja sih"
    "hehe siap pak bos"

    Kami melaju menembus ramainya jalan tikus jakarta karena kak Kelvin gk mau ditilang kalo pake jalan raya. hehe tau sendiri kan masih SMP :dizzy:
  • @awi_12345 iya makasih udh baca
  • bagus ko ... @andimooxy ,lagian suka true story ... kayaknya ka Kelvin suka nih ...
  • Awalnya bagus banget bikin penasaran, belum ada gambaran bakal jadinya sama siapa XD pdhl berharap incest tadi wkwkwk
  • Steve perhatian banget sama marvel.siip lanjut lagi mas
  • @lulu_75 iya, bnyk hal gila menanti hehe
Sign In or Register to comment.