It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
NINO MILIKKU #2
***
“Mencariku..?”
Roku menoleh ke arah orang yang ditunjuk tadi.
Satu kata yang bisa diucapkan Roku
“Sial…!”
***
“Kenapa kau bisa sekolah disini!” interogasi Roku pada orang di depannya yang sekarang mereka ada di belakang tembok area lapangan basket setelah menyuruh atau lebih tepatnya memaksa Nino mengikutinya.
“Orang tuamu yang menyuruhku sekolah disini” jawab Nino dengan singkat padat jelas. Seperti biasa matanya sayu seperti tak ada beban mengatakannya.
“Oke. Aku yakin kau juga pasti dipaksa tunangan oleh orangtuamu.. jadi kalau kau bener-bener masih waras, batalin tunangan ini.Kalau aku yang batalin pasti orangtuaku tidak bakal setuju.”
Wajar bila Roku berkata begitu toh Dia menganggap orang yang di depannya bukanlah orang yang bakal menginginkan tunangan konyol ini bakal terjadi.Setidaknya itu yang dipikirkan Roku.
“Sayangnya aku setuju dengan pertunangan ini.” jawab Nino enteng.
“Apa kau bilang? Setuju..? Oh..Apa kau benar-benar GILA..!”umpat Roku dengan kesal sampai menekan kata GILA satu oktaf lebih tinggi.
Teeeettt…
“Terserah apa katamu.Kalau sudah selesai aku permisi..”mungkin istilah saved by the bell gak berlaku bagi Nino.Karena Dia bukannya takut pada Roku yang mungkin lagi naik darah tapi sebagai murid baru Dia tidak ingin dibilang tukang telat masuk kelas karena memang jam istirahat sudah habis.
“Tunggu!”
Sreeet..
Roku dengan cepat menggapai bahu kanan Nino yang sudah membelakangi dirinya dan meremas krah baju Nino dengan kedua tangannya.
BUGH..!
Suara punggung Nino menyentuh tembok dengan paksa setelah Roku mendorongnya.
“Aku tak akan pernah setuju dengan pertunangan konyol ini. Kalau satu-satunya cara membatalkan pertunangan ini adalah menyingkirkanmu. Aku bakal lakukan itu."
Ancaman Roku diakhiri dengan satu sentakan yang cukup keras pada tubuh Nino. Mata Roku sangat serius walaupun Nino hanya memandangnya tanpa ekspresi. Roku meninggalkan Nino setelah sukses memberi warning Nino yang mungkin hari-hari ke depan Nino akan menjadi hari-hari tersulit di lingkungan barunya.
'Sinting. Aku tak percaya kalau dia bener-bener gila. Aku harus memberinya pelajaran. Sebelum bulan depan aku harus berhasil membuatnya membatalkan pertunangan konyol ini.'
Sepertinya ancaman Roku bukan ancaman abal-abal.Dia benar-benar serius mengatakannya. Di hari kedua Nino masuk sekolah,ulah pertama Roku pada Nino terjadi saat jam istirahat pertama.
“Tadi mereka kesini dan ngelakuin ini semua..” aku salah satu teman Nino yang melihat perbuatan Roku pada barang milik Nino yang di balas dengan senyuman Nino agar temannya itu tak perlu khawatir.
“Gak apa apa,toh cuma buku.” jawab Nino santai dan merapikan semua buku miliknya di tas yang dirobek berkeping-keping tak karuan hingga tidak lagi terlihat seperti buku tapi lebih mirip seperti sampah alhasil di jam istirahat ini Nino gunakan untuk membeli buku di koperasi.
Di koridor sekolah menuju kelas 3-1 tampak dua orang manusia biang keladi di balik robeknya buku Nino.
“Apa kau tidak keterlaluan. Dia kan anak baru tapi sudah kamu kerjain. Kamu kenal dia?” tanya Danni yang mencari tau kenapa Roku begitu niat memberi ‘pelajaran’ Nino.
“Aku akan singkirkan dia..”ucap Roku yang membuat Danni hanya bengong gaje.Sedangkan Roku sudah berjalan menjauhinya.
“Hoi.Kayaknya kamu mesti ke psikolog..!” Danni mengejar Roku yang sudah cukup jauh di depannya dan...
BRUK..
"Awhh.." Danni hampir terjatuh menabrak seseorang, untuk dengan cekatan orang yang menabrak Danni segera menahan tubuh Danni agar tidak jatuh ke lantai. Danni memandangi wajah orang itu.
"Cha..Ch..Chase...."
***
-Lapangan Sekolah-
“Awas kak..!” salah satu cowok kelas 1 berteriak ketika bola voli yang dimainkan melesat cepat ke arah Roku yang melewati lapangan voli.
SLAAP..!
Roku dengan cepat menangkap bola itu sampai keluar asap dari tangannya (?). Semua pemain voli yang ada disitu melongo tapi Roku tak peduli dan tak menghiraukannya, Dia lebih peduli pada seseorang yang tertangkap oleh matanya sedang membawa buku, Roku yakin benar kalo itu adalah “musuh”nya.
“Good timing..” seringai Roku dan tanpa banyak ABCD, bola yang ada di tangan Roku dilambungkannya ke atas dan splassssss…! satu pukulan keras dipanjatkan Roku (?)
Bola melesat cepat menuju ke arah target yang tak lain adalah Nino dan BUGH..! si target kena.
***
Teeeeeett..Jam istirahat habis
“Kau gila. Sekarang dia di UKS tahu.” Danni yang duduk di meja kelas Roku menginterogasi Roku lagi.
“Itu belum seberapa.” balas Roku santai sambil mendengarkan musik smartphonenya.
“Sebenernya apa sih masalahmu dengannya?" Danni semakin penasaran.
"Ini masalahku."balas Roku.
***
-UKS-
“Kau sudah tidak apa-apa kan..?"
“Makasih ya..”
“Oya kenalin aku Lisa kelas 2-2.Kamu Nino kan?”
“Iya.Saya masuk kelas dulu.Makasih sudah menolongku.”
“Tunggu.Kenapa Kak Roku bisa memusuhimu?”
Nino berhenti sejenak ketika Dia hendak keluar dari UKS. Sejenak juga Dia tanpa suara lalu berbalik.
“Mungkin saya bukan adik kelas yang baik.”jawab Nino singkat dan tersenyum lalu pergi.Dia tidak begitu menghiraukan kalau kepalanya benar-benar pusing.Dan hidungnya tadi sempat mengeluarkan darah tapi Dia benar-benar tidak mau merepotkan orang lain.
***
Dan hari ketiga Nino di sekolah seperti biasa harus dilaluinya dengan sub judul “ulah Roku” di jam istirahatnya.
PYAAR!
Piring nasi yang sedang dimakan Nino jatuh di senggol Roku.
“Maaf SENGAJA..” sebenarnya maksud perkataan Roku ini sudah dapat dimengerti Nino yang menekan kata “sengaja”.Tapi Nino tidak mau ambil pusing lalu membalas apa yang dikatakan Roku tadi.
“Tidak apa apa.Lain kali hati-hati”Nino membayar makanan tadi lalu meninggalkan Roku.
Nino ternyata kau salah jawab rupanya.
'Brengsek. Berani menyuruhku hati-hati!!!' geram Roku dalam hati.Sepertinya Dia benar-benar marah,jelas saja begitu Nino pergi Dia langsung menggebrak meja sampai-sampai Danni keselek makan bakso yang baru dia pesan.
“Apa kau sudah gila..!” umpat Danni jengkel.
***
Teeeettt….waktunya pulang sekolah…
Di kelas 2-1 hanya ada Nino dan beberapa temannya yang belum pulang.Nino masih menyalin beberapa catatan pelajaran dari temannya karena bukunya sendiri di sobek-sobek kemarin oleh orang yang tak berperikebukuan jadi mau tidak mau Nino harus menyalinnya.
“Nino kamu ga pulang?”
“Iya sebentar lagi.”
“Kalo gitu kita duluan ya.Kamu bawa aja bukuku.”
“Iya..”jawab Nino singkat.
Sebenarnya alasan Nino pulang lebih lama bukan karena mau menyalin buku itu saja tapi Dia teringat perkataan Danni kepadanya yang sempat menemuinya di kelas.
“Kamu Nino kan. Roku mau ketemu kamu di belakang tembok lapangan basket. Aku saranin kamu hati-hati.”
Nino menghela nafasnya sebentar lalu menutup bukunya, merapikannya, memasukkannya dalam tas dan pergi menuju lapangan basket.
Sesampainya disana, karena semua murid sudah pulang otomatis sepi, gak ada orang, ya iya lah..
Dilihatnya tembok di sisi kiri lapangan, Nino menduga pasti Roku ada disitu. Dan benar juga,dengan masih memasang earphone di telinga kanan-kirinya,dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku celana kanan-kirinya dan berdiri bersandar di tembok,sosok Roku yang lebih tinggi darinya tampak dengan “setia” menunggunya.Roku yang menyadari keberadaan Nino lalu mencopot earphone-nya dan membuka suara.
“Hah..Aku tidak menyangka kau berani datang..”
“Bukannya kau yang menyuruhku?”
“Sepertinya makin lama kau makin berani. Aku harus memberimu pelajaran. Aku tak main-main dengan ancamanku!” Roku lalu menghampiri Nino mencengkram kerah baju Nino dan menghempaskannya ke tembok. Nino tak mampu berkata-kata.Dia hanya diam saja tanpa bicara apa-apa.Dia juga tau Roku sudah siap-siap mau menghajarnya.
“Kau pikir aku takut menghajarmu..Aku tidak akan segan-segan!” Roku menggertak lagi lalu tangan kanan Roku dikepalkannya dan melayangkannya kearah wajah Nino….
BUGH..!
***
“Apa dia baik-baik aja..” batin Danni mengkhawatirkan Nino, bukannya apa tapi melihat Roku yang benar-benar membenci Nino jadi khawatir kalau-kalau Roku bisa masuk penjara karena menganiaya seseorang.
“Sudah melamunnya?”
“Ma..maaf." balas Danni lalu mengencangkan pegangan dipinggang cowok didepannya, lalu motorpun melaju pergi meninggalkan sekolah.
***
“Awwww…!”
Seseorang meringis kesakitan di belakang tembok lapangan basket. Tubuh dan pipi sisi kanannya menempel di tembok,tangan kanannya dikunci ke belakang sedangkan tangan kirinya juga menempel di tembok.
“Aku sudah cukup sabar beberapa hari ini karena ulahmu..! Tapi kali ini kesabaran sudah habis!!!”
“Oke..oke aku salah..tolong lepas. Ini sakit!”
.
.
.
.
SELESAI
roku nino dr dulu memang yg paling best dr cerita turn.
NINO MILIKKU #3
***
Di kamarnya,tepatnya duduk di tengah-tengah tempat tidurnya, mulut Roku tampak berkata awww tanpa suara sembari menekan agak keras tangan kanannya. Mata Roku menyipit merasakan sakit pada tangannya. Walaupun tidak begitu sakit tapi linu itu sudah cukup membuat Roku uring-uringan.
'Aku tak menyangka dia bisa membuatku seperti ini. Aku tak mau begitu saja menyerah dan mau-maunya diajak tunangan. Aku harus cari kelemahannya.Ya, kelemahan!' batin Roku diikuti senyuman liciknya “Awww..sial!”keluhnya lagi pelan.
Sebenarnya Roku tidak perlu membatin kekesalannya karena cuma dia sendiri yang ada di kamarnya namun Roku cukup jeli kalau-kalau Mama-nya tiba-tiba lewat di depan kamarnya dan mendengar kekesalannya pasti Mama Roku langsung tanya ini itu.
Drrrrrttt..diikuti nada dering..WA di hape Roku..
Roku mengambil smartphone yang diletakkan di samping kirinya dan membaca pesan tersebut.
“Ini nomor siapa?” ucapnya penasaran.
0811269xxx
-Ini aku Nino.Bagaimana tanganmu? masih sakit?
“Dia bahkan tahu nomor WAku!” umpat Roku.
***
Hari ini hari keempat Nino masuk sekolah.Dihitung mulai dari Senin ketika ia bertemu Roku-nya yang disambut “ramah” oleh si empunya nama.Hari Selasa, hari dimana buku-bukunya menjadi korban penganiayaan dan dirinya sendiri juga menjadi sasaran empuk jurus bola menerkam milik Roku hingga membuatnya dibawa ke UKS dan terakhir hari Rabu menjadi hari penyenggolan piring dan hari kemerdekaan bagi Nino. Setidaknya untuk sementara waktu.
Jam 7 pagi,pagi yang cerah dan 10 menit lagi jam pelajaran pertama dimulai.Semua siswa-siswi mulai memasuki area sekolah,ada yang naik mobil,motor,bus,sepeda,jalan kaki , diantar dan terbang tapi sayang untuk yang terakhir ini mustahil.
Dan di pagi yang cerah ini harus diawali dengan sebuah teriakan.
“KAU BERANI MENABRAKKU..!” gertak seseorang yang lagi bad mood di pagi yang tak begitu cerah baginya ini.Tanpa belas kasihan Roku menatap orang yang menabraknya tadi dengan aura hitam di sekelilingnya padahal belum tentu si penabrak tadi sengaja menabrak Roku karena sepertinya Dia terburu-buru.
“Ma..maaf kak..”melas siswa kelas 1 yang menabrak Roku itu.
“MAAF MAAF!!”bentak Roku tambah nyolot.Agaknya Roku gak bakal melepaskan begitu saja si penabrak ini yang bikin Dia tambah bad mood.
“Maaf kak saya gak sengaja..sekali lagi maaf..saya permisi..”ucapnya miris.
“SIAPA SURUH KAU BOLEH PERGI!”gertak Roku lagi lebih sangar dari yang tadi,sepertinya Roku ingin memberinya “tepukan selamat pagi” pada si penabrak yang punya nama Kai itu.Oh kasihan kamu Kai sampai-sampai kamu gemetaran gitu.
Tiba-tiba..
“Kamu kenapa Kai?”seseorang menyapanya dan bercampur heran karena temannya keliatan ketakutan.
“Nino..?” ucap Roku tanpa suara yang mendadak mood-nya jungkir balik.
“Kamu apain temanku..!?”Nino tanpa basa-basi langsung menginterogasi Roku.
“Enggak..anu..aku cuma menyapa aja.” kilah Roku dengan senyuman 100% PALSU.
“Bener Kai..?" Tanya Nino pada Kai untuk memastikan.
“I..iya kok Kak Nino..” jawab Kai yang harus bohong karena Roku menatap horor padanya seolah-olah ingin berkata -gw-bunuh-lu-kalo-sampe-nino-tau-.
“Baguslah..kamu mau ke kelas kan..ayo kita masuk kelas..”ajak Nino pada Kai dan mereka berdua meninggalkan Roku sedangkan Roku sendiri bergelut pada pikirannya.
'Sial! Kenapa aku jadi takut dengannya! Tidak, aku tidak akan takut! Aku bakal cari kelemahannya..! ya kelemahan..!' batin Roku dalam proses menetralkan hatinya.
“Aku heran kenapa kakak itu bisa takut sama kamu ya kak?”tanya Kai penasaran lalu sekilas memandang ke belakang,memandang Roku, kakak kelasnya yang belum beranjak dari tempatnya berdiri sedangkan mereka sudah mulai menjauh.
Nino terdiam sejenak “Oh itu..tadi sebenarnya ada Kepala Sekolah lewat situ jadi mungkin Dia takut sama kepala sekolah,bukan takut padaku.”kilah Nino agar temannya itu tak berpikiran macam-macam antara Dia dan Roku.
“Oh gitu..”balas Kai polos yang langsung percaya karena mungkin Kai melihat perawakan Nino yang bukan tampang pembohong,padahal iya.
BUGH..!
“Aduh..maaf ya Nino.Aku gak sengaja.he..” akting Sarah menyuruh Mai dan Karin mendorongnya hingga jatuh ke pelukan Nino nampaknya berjalan mulus karena saat ini Sarah sedang dalam proses melepas pelukannya pada Nino,untung mereka gak jatuh terjelungup.Nino sendiri hanya kaget atas “serangan tiba-tiba” itu begitu juga Kai yang disampingnya.
Degg..jangan lupakan tentang Roku yang masih ada jauh di belakang mereka.
'Mereka apakan Nino-ku..! Nino-ku? Oh sial. Gila gila!' Roku memaki dirinya sendiri dalam perang batinnya ketika melihat adegan yang sebenarnya tak berpengaruh apapun padanya namun saat ini sepertinya lain ceritanya.Roku segera cabut dan melangkah pergi menuju kelasnya.
“Kenapa lagi kamu..!?”Danni yang berpapasan dengan Roku terpaksa harus bete karena Roku langsung melaluinya.
“Dasar..” Danni kesal.
****
“Maaf ya no aku kurang hati-hati.he” ucap Sarah cengengesan.
“Iya gak apa apa lain kali hati-hati.”balas Nino lalu mengajak Kai menuju kelas.
“Kerja bagus..ini saatnya aku bakal dapetin Roku.Kalian lihat kan tadi Roku kayaknya cemburu sama aku coz aku deketin Nino. Aku yakin Roku itu sebenernya juga suka sama aku dan aku bakal buktiin sama kalian!”celoteh Sarah mulai menarik kesimpulan atas aktingnya pada Mai dan Karin ketika Nino sudah jauh darinya.
“Jangan ge-er dulu, lihat tu cewek yang disana! Aku perhatiin kayaknya dia dari tadi ngeliatin Roku mulu..”Mai menunjuk seorang yang sedari tadi memandangi Roku di dekat perpustakaan.
“Itu kan Lisa anak kelas 2-2.”jelas Karin.
“Kok kamu tau..?”timpal Mai.
“Tahu lah.aku punya temen di kelas 2-2.Dia itu juga suka sama Roku dan denger-denger Roku sempet ngasih Dia coklat .”papar Karin.
“Beneran itu? Sialan tu cewek. Aku gak bisa biarin.”seringai Sarah yang seolah-olah ingin memulai perang.
***NINO MILIKKU***
“Saudara Nino, bersediakah anda berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah maupun senang, wanita di sebelah kanan anda yang sekarang sedang anda pegang? Apakah anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama dari segala hal, menjadi suami yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup anda? Bersediakah anda?”
“Saya bersedia” jawab Nino yakin.
Saudari Sarah, bersediakah anda berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah dan senang, pria di sebelah kanan anda yang sedang anda pegang sekarang? Apakah anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama, menjadi istri yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup anda? Bersediakah anda?”
“Saya bersedia” jawab Sarah yakin.
“JANGAAAAAAAAAAAAAAN…!” teriak seseorang lalu Dia terjaga.
**
“Hey kenapa kamu bengong.cepet jawab!” Nino jengkel karena orang yang terjaga didepannya tadi hanya bengong.
“Jawab? Jawab apa?”lawan bicara Nino kebingungan.
“Baiklah saya ulangi…Saudara Roku, bersediakah anda berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah maupun senang, pria di sebelah kanan anda yang sekarang sedang anda pegang? Apakah anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama dari segala hal, menjadi suami yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup anda? Bersediakah anda?”
“Apa???” Roku baru sadar kalo Dia sedang memegang tangan Nino dan menghadap penghulu.
“WUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA………!!!!!!”
***
“Hei hei kau kenapa..? mimpi?” Danni yang tahu rekannya lagi bangun tidur seperti melihat setan dalam mimpinya hanya heran karena sedari 20 menit yang lalu teman sekelasnya itu molor sampai jam istirahat pertama semenit yang lalu.
“Sial mimpi apaan ini..!”decah Roku tidak terima dalam hatinya setelah hangover-nya sedikit sirna.
Drrrrrttt..tanpa nada dering.. hape Roku bergetar di saku celananya.
0811269xxx
-ada yang ingin aku bicarakan.temui aku di belakang tembok lapangan basket sekarang!
Degg “Mau ngapain dia….”umpat Roku lalu segera keluar kelas dan masih sedikit terbayang-bayang mimpi konyol tadi.
Danni dikacangin.
***
Seperti biasa “tempat pertemuan” 2 pria kelas 3-1 dan 2-1 ini di belakang tembok lapangan basket. Siapa lagi kalau bukan RokuNino. Namun kali ini giliran Nino yang menyuruh Roku datang.Entah akan ada pembicaraan apa antara mereka berdua.
“Ada apa kau memanggilku?”Roku buka suara.
Nino menghela nafas sebentar karena orang yang didepannya memang gak sabaran.
“Aku bersedia batalin pertunangannya..”
Jederrrrr….
Disaat bersamaan antara kata “akhirnya” dan “kenapa?” bersatu di benak Roku.
“Tapi dengan satu syarat..”lanjut Nino.
.
.
.
.
.
.
”Jadilah pacarnya Lisa..”
Roku sedikit tersentak mendengar syarat dari Nino.
“Apa kau bilang? Jadi pacarnya Lisa? Sebenarnya apa yang kau bicarakan,aku tidak paham. Kenapa aku harus mau jadi pacarnya Lisa?”
“Kalau kau keberatan,minimal kamu buat Lisa tak kan tersakiti lagi karena terus mengharapkanmu.”
“Hei Kau tidak mendengarkanku? Aku tak mengerti apa maksudmu!” Roku nyolot.
“Kau terima tawaranku atau pertunangan ini tidak akan kubatalkan.”ancam Nino lalu mulai beranjak dari tempat Roku.
“Tunggu!” bentak Roku tapi Nino tetap berlalu.
“Aku bilang tunggu!” Roku geram.
“Siaaal…!”Roku mendecah, sepertinya dia mulai tahu rasanya diacuhkan.
Beberapa jam yang lalu..
“Kamu jadi cewek jangan kegatelan! Kamu tahu kan siapa aku.!”Lisa tak berdaya ketika mereka,Sarah Mai Karin menyeretnya ke toilet rusak di belakang kelas 3-3 dekat kantin.Tamparan Sarah cukup membuatnya meringis,Lisa terlalu lemah untuk melawan.
“Iya kau jangan kegatelan! Kasian banget sih kamu jadi orang! ngarepin Roku.Dia itu gak suka sama kau tahu.Jangan ngimpi!”timpal Karin lalu mendorong Lisa hingga merapat ke tembok.
“Hei udah ah.Nanti dia malah pingsan lagi.” Mungkin hanya Mai yang masih sedikit punya belas kasihan,sedikit.
“Awas kamu ya.kalo berani macem-macem.Aku pastiin kau akan jadi bulan-bulanan kita..!”acungan telunjuk Sarah sempurna menyempurnakan gertakannya.
***
Hiks…Lisa terisak.Untuk saat ini sepertinya dia ingin sekali menghabiskan air matanya,tak akan ada yang akan mendengarnya di toilet rusak belakang kelas 3-3 ini,karena jarang ada yang akan singgah ditempat kumuh seperti ini.Dia hanya bisa menangis.Cinta yang tak terbalas memang menyedihkan adanya.Dia hanya butuh waktu melupakannya.Yang pasti lama.
“Kamu menangis? Kamu Lisa kan? Apa yang terjadi?”
Lisa mencoba menyembunyikan tangisannya dari Nino yang tiba-tiba menghampirinya tapi sepertinya sia-sia karena Nino terlanjur tahu kalau dia nangis.
“Nino? Kenapa kau bisa ada disini?”tanya Lisa sembari menyapu mata basahnya.
“Oh..aku…
~Flashback~
“Maaf ya no aku kurang hati-hati.he” ucap Sarah cengengesan.
“Iya gak apa apa lain kali hati-hati ..”balas Nino lalu mengajak Kai masuk kelas.
“Sepertinya mereka sengaja Kak?.” Kai penasaran karena Kai masih melihat Sarah Karin Mai dibelakang mereka dengan gaya ala pemain antagonis di sinetron-sinetron yang sukses dengan misi licik mereka apalagi sepertinya mereka ingin melakukan sesuatu pada seseorang yang berada di dekat perpustakaan karena Kai mengikuti arah pandang mereka yang mengarah ke perpustakaan .
“Entahlah. Tidak usah dipikirin.Kita masuk kelas aja.”ajak Nino.
“Iya tapi kenapa mereka malah tidak masuk kelas Kak? Malah nyamperin cewek itu ya?”
Nino sebenarnya tak mau ambil pusing tapi setelah melihat sejenak siapa cewek yang Kai maksud.Dia juga sedikit penasaran.
“Aneh.kayaknya mereka maksa cewek itu ngikutin mereka.”potong Kai,sepertinya Kai ada bakat jadi detektif.
~Flashback Selesai~
“Aku khawatir denganmu jadi setelah masuk kelas aku mencarimu.Maaf terlambat,apa mereka melakukan sesuatu padamu?”
“Enggak.Mungkin lebih baik aku harus menyerah.”Lisa mencoba tersenyum.”Terimakasih telah khawatir padaku.”lalu Lisa meninggalkan Nino yang masih dengan tanda tanya.
Nino hanya mendesah pelan,ingin sekali membantu tapi Dia tidak tau apa yang bisa ia bantu.
Seseorang menghampirinya..
“Kak Nino.Aku tahu kak Nino pasti akan kesini. Mana cewek tadi? Udah pergi ya? Kasian dia kak,aku sempat tanya temenku tadi kalo cewek itu tadi suka sama Kak Roku tapi kayaknya gak ada tanggapan dari Kak Roku.” cerocos Kai tanpa memberi kesempatan Nino untuk bicara.
Nino terdiam…
***
“Arrrrggghhhh..lama-lama aku bisa gila kalau begini terus..!”geram Roku yang guling-guling gak jelas di kamar tidurnya.Kita tebak apa yang dipikirkan Roku tentang tawaran Nino.Roku hanya menganggap Lisa adik kelasnya saja.Roku malah tidak tahu kalo Lisa menyukainya,coklat yang ia berikan dulu juga sebenarnya coklat dari Sarah.Roku heran kenapa Dia harus jadi pacarnya Lisa,kalau gak Roku mau tak mau harus terima kalau Nino jadi tunangannya.Oke itu mimpi buruk.Apa Nino kenal Lisa? yang jelas Roku gak mau tahu atau belum mau tahu.
“Sial.Oke aku terima tawarannya.Setidaknya aku gak harus tunangan sama dia.”Roku memutuskan.Hanya membuat Lisa berhenti mengharapkannya,ya itu mudah.
Keesokan harinya istirahat jam pertama..
“Apa? Sudah pindah?”
“Iya kak.Lisa sudah pindah sekolah.Sebenarnya 3 hari lagi Lisa akan pindah sekolah tapi sepertinya Lisa percepat,tadi sudah sempat pamit sama kita.”
Roku tak habis pikir kenapa saat Dia hampir bisa meloloskan diri dari mimpi buruknya,kesempatan itu malah pergi.
“Aku tidak bisa biarkan ini.”
*****
-DILARANG BERISIK YA SEDANG ADA UJIAN ^^–
“Sial..!” sepertinya hari ini Roku tak henti-hentinya mengucap “kata mantra”nya.Orang yang akan ditemuinya ternyata baru ada ujian,ujian apa ya? entahlah.Peringatan di pintu kelas 2-1 itu bukan peringatan resmi dari sekolah tapi peringatan versi anak kelas 2-1,kelas murid-murid teladan yang telak gak mau diganggu pas mereka ujian.
“Oke aku tunggu pulang sekolah”
“Roku bisa ke ruang Ibu sebentar.”sesosok Ibu BP tiba-tiba menghampiri Roku.
***
Pulang sekolah…
“Hey kamu kenapa sih..daritadi aku lihat kamu diam terus..!” tanya Danni yang beberapa hari ini dicuekin Roku.Mereka berjalan menuju luar sekolah,tempat parkir kendaraan mereka.
“Aku rasa Ibu BP tadi bawel banget..padahal kita gak sering-sering amat bolosnya tapi main panggil-panggil aja.”lanjut Danni kesal setelah dirinya dan Roku dipanggil di BP karena sering bolos hingga mereka harus pulang agak terakhiran.Roku hanya diam dan bersikap cuek cuek kalem.
Sesampainya di parkiran,Roku lalu menuju mobil merahnya.Dia belum masuk mobil hingga Danni sudah berada tak jauh dari Roku.
Brrrrmm..“Kamu nunggu siapa?”tanya Danni yang sudah menaiki motornya di belakang mobil Roku yang melihat sobatnya itu tengak-tengok gak jelas.
”Eh bukannya itu Nino? Loh siapa orang itu? “Roku yang tadinya ingin membalas perkataan Danni, teralihkan begitu saja pada orang yang dimaksud Danni.Ulam dicinta pucuk pun tiba (?),orang yang ditunggu-tunggu Roku pun muncul.
“Loh kok disekap..?” Danni heran yang melihat Nino disekap seseorang dengan sebuah kain yang menutup mulut dan hidung Nino hingga Nino tidak sadarkan diri,sepertinya dibius dan dimasukkan paksa di kursi belakang mobil.
“Gawat Nino diculik…!!!” teriak Danni.
“Apa…?”ini jarang terjadi baru kali Roku tak menghiraukan apakah Nino itu musuhnya atau bukan.Dia lebih menghiraukan keselamatan Nino.
“Pinjam motormu!”Roku dengan cepat “merampas” helm Danni setelah melempar kunci mobilnya pada Danni.
"Kau pakai mobilku!”
Brrrrrmmm….Roku lalu melesat menyusul mobil hitam tadi..
***
Mobil hitam itu sudah cukup jauh di depan Roku.Tapi Roku tetap bisa mengikuti arah jalan mobil itu.
Brrrrrrmmm…
Roku dengan cepat mempercepat laju motornya dan menyusul mobil hitam itu.Satu persatu mobil dan motor didepannya disalip begitu saja.
'Mobil itu semakin cepat?' batin Roku.Sepertinya mobil itu tahu kalau Roku mengejarnya.Tidak bisa dibiarkan. Roku mulai mempercepat lagi laju motornya,entah sudah berapa km/jam namun yang pasti itu benar-benar cepat namun sial bagi Roku didepan ada traffic light.Lampu hijau menyala dengan angka digital hitungan mundur yang tinggal hanya 5 detik lagi,oh tidak sekarang tinggal 2 detik lagi tapi Roku masih cukup jauh.
Brrrrrrmm..Wussssshhh…
BRUGGGH...PYARRRR....!!
Roku kecelakaan.
***
Di sebuah villa besar di dekat pegunungan..
“Apa tidak ada cara lain yang lebih wajar..!” Nino kesal dengan kakeknya.Mereka berada di ruang makan.
“Kalau tidak begitu kamu gak akan mau ke rumah Kakek.”jawab Kakeknya santai sambil minum secangkir jahe wangi.
“Tapi kalo tadi dilihat orang disangka penculikan kek..!” rengek Nino kali ini jengkel lalu menghela nafas panjang.
Drrrrrttt.... Panggilan WA...
Tertera nama ROKU di layar smartphone Nino. Dia mengangkat telpon, sesaat kemudian raut muka Nino berubah.
Dari Danni yang mengabarkan kalau Roku kecelakaan saat mengejar mobil Nino. Nino menjelaskan kalau dia tidak diculik saat Danni menanyakan tentang penyekapan itu, itu ulah kakeknya yang usil. Sekarang Nino segera menuju rumah sakit karena kata Danni, Roku terus memanggil-manggil namanya.
.
.
.
.
.
SELESAI
Selesai. Tpi banyak pertanyaan yg belum kejawab. Aaakk gak sabar nunggu lanjutannya.