BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

TURN's: NINO MILIKKU #3 -Final-

edited February 2017 in BoyzStories
[PrinceComplex]


TOMAT DAN SEMANGKA (1/2)



***

Namanya Miko, cowok kembang gula alias cowok manis yang dia ngakunya tampan tapi kata orang yang pernah bertatap muka dengannya itu mereka bilang Miko seperti seorang putri yang cantik jelita nan rupawan. Risih sebenarnya Si Miko dibilang cantik toh dia tetep ngotot kalau dia itu GANTENG!!, namun apa daya keadaan berkata lain. Dia sampai trauma waktu ada om-om yang ngikutin dia dari kafe sampai ke rumahnya hanya untuk ingin terus menatap pesona wajahnya. Untungnya om-om itu gak pernah balik lagi. Dan hati-hati jika berurusan dengan Miko, selain galak dia juga suka bicara kasar. Baiklah itu sekilas tentang Miko.

"Huh, telat lagi, alarm sialan." Pagi menyusuri koridor, menyalahkan barang yang tak bernyawa hanya karena kesalahannya sendiri yang bangun kesiangan, cowok cantik dengan beberapa butiran keringat itu berlari menuju satu tempat: kelasnya. Cowok yang pasti bernama Miko itu yang tadi sempat menengok arlojinya kini dia tengok lagi kesekian kalinya hanya untuk memastikan dia tidak lagi menambah waktu terlambatnya.

BRUK!!

"Awwh...aduh..." Miko terpental, sepertinya dia menabrak seseorang. Benar dia menabrak seseorang. Tapi kenapa Miko saja yang terjatuh? Menetralkan rasa sakitnya seraya bangkit, sakit sih tapi Miko lebih peduli untuk mengomeli orang yang ditabrak/menabraknya tadi.
"Oi!! Jalan tu matanya dipasang!! percuma punya empat mata kalau matamu gak ngeliat!!"
Orang itu diam saja, empat mata jadi orang itu berkaca mata, tinggi, tentu saja lebih tinggi beberapa cm dari Miko, Miko sekitar 170cm tingginya. Orang itu memandang Miko tanpa ekspresi apapun membuat Miko semakin jengkel dan marah.
"Diem aja lagi, aku maafin kali ini, lain kali mata tu dipasang!!" gertak Miko sebal. Mengingat Miko dikejar waktu agar tidak terlambat daripada harus meladeni orang ini, dia langsung segera bergegas menuju kelasnya. Rupanya Miko lupa, orang itu sama sekali tidak meminta maaf padanya. Miko meninggalkan Si Kacamata dengan ekspresi datar itu. Setelah jauh dari pandangan, Si Cowok tinggi yang cukup tampan ini menyunggingkan senyumnya.

"Mahisa Miko.." suaranya pelan lalu pergi berlainan arah dengan penabraknya. Ya, penabraknya.

***

"Dasar orang aneh." Jam istirahat pertama, Miko menggeturu gak jelas. Dia bisa-bisanya teringat dengan Si X pagi tadi.
"Memang orang itu murid sekolah sini, kok kayaknya belum pernah liat?" Miko berbicara sendiri, Nino yang daritadi mengamati temannya itu penasaran.
"Daripada kau bicara sendiri, lebih baik cepat kerjakan PRmu."
"Oh, benar juga, ada PR ya? Mana mana sini." Seperti biasanya Miko dengan cepat menyalin PR Nino.
"Kau ini." gerutu Nino.
Hari ini mereka lebih memilih di kelas daripada keluar ke kantin karena ada tugas dan PR yang harus mereka kerjakan, gurunya galak!!

"Mikooooooo, Miko Miko!!" Tiba-tiba seseorang berteriak menghampiri si empunya nama.
"Apa-apaan sih kau Chase!! Aku lagi ngerjain PR!!" Miko jengkel karena dia sampai kaget dan penanya lepas dari jari lentiknya.
"Penting!! Ada murid baru!! Tu di koridor!! Dikerubungi cewek-cewek jablay" Sambil nunjuk-nunjuk arah koridor.
"Eh terus hubungannya sama aku apa!!? Kau mau aku ngejablay juga? Ya biarin lah anak baru, heboh banget sih kamu!!" balas Miko.
"Ya jelas ada hubungannyalah, dia kan pacarmu!"
Mata Miko langsung melotot mau keluar mendengar pernyataan Chase. Perasaan dia gak punya pacar deh.
"Pacar? Pacar siapa? Aku belum punya pacar tau!! "sanggah Miko.
"Heh? Lha terus kenapa dia ngaku pacarmu?" Chase bingung.
"Aku belum punya pacar Chase!! Siapa sih orangnya, minta dihajar ni orang!"
Miko lalu bergegas menuju TKP menemui orang itu diikuti Chase dan Nino (yang juga penasaran) dari belakang. Masih ada saja orang gila yang ngaku-ngaku pacar, padahal bukan.

Ketemu.

Di lorong koridor, di sekerumunan cewek-cewek kece.
"Minggir semua!!!!" Miko dengan beringas menyuruh mereka minggir hingga menyisakan satu orang saja yang selurus pandangan matanya.
"Eh?"
Miko tak berkata apa-apa. Si Kacamata menyunggingkan senyumnya kali ini. Jantung Miko berdebar? Oh tidak, ini pertanda buruk, jangan sampai Miko jatuh cinta nih.

***

"Pertama, kau harus turuti semua perintah dan laranganku! Kedua dan seterusnya, lihat peraturan pertama!"
"Kau kejam Mik, tapi dia juga bodoh, mau aja digituin." komentar Chase pada Miko setelah cowok cantik ini mendeklarasikan aturannya pada Chase yang dia tetapkan pada seseorang. Mereka di kantin sekarang. Istirahat kedua.
"Biarin sajalah, toh dia melanggar juga aku ga peduli."balas Miko sadis."Nino kemana?"tanya Miko kemudian.
"Biasa." balas Chase singkat seolah Miko mengerti maksudnya dan Miko memang mengerti maksudnya.
"Huh, dasar, Roku sialan."gerutu Miko.
"Oya Mik, aku ke kelas dulu, bye!"
"Hmm."balas Miko irit. Sambil menyeruput jusnya, Miko merasa sendirian sekarang. Lalu tiba dia ingat kejadian tadi. Setelah Miko menerima cinta Ose!!

Bersambung..
Tagged:
«1

Comments

  • kasihan Miko ... dilanjut ...
  • Agak bingung sm gaya bhasany^^
    Ose itu yg pake kacamata?
  • [PrinceComplex]
    TOMAT DAN SEMANGKA (2/2)
    ***


    "Papamu pindah kerja disini jadi mau gak mau kita juga harus ikut pindah. Mama udah ngurus sekolahmu. Selasa kau sudah mulai sekolah, oya sampaikan salam Mama ke Henri, kemarin Mama belum sempat ketemu dengannya."

    "Ya ma." jawab Ose.

    Ini kali ketiga Ose pindah ke luar kota karena pekerjaan ayahnya. Sebenarnya gak masalah juga bagi Ose, karena dia anak yang nyantai, penurut dan juga tidak terlalu banyak menuntut ini itu. Dia juga gampang bergaul, cuma dianya aja yang sok misterius.

    Hari ini hari pertama Ose, di sekolah yang baru, kelas 12 atau 3 SMA, tidak berharap apapun tentang sekolah ini (gedung sekolah yang wah atau teman-teman yang wuih, dll) yang penting dia merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Agak terlambat sih datang ke sekolah tapi tak masalah, hari pertama tempat tujuan pertama ke ruang guru untuk ketemu wali kelasnya yang namanya sudah dikasih tahu Mamanya sesaat sebelum berangkat sekolah tadi.

    "Lumayan juga sekolahnya."

    Lumayan dalam arti bersih? Mewah? atau apa?

    BRUK!!

    Atau lumayan sakit?

    Ose tersentak ketika ada seseorang yang menabraknya. Untung tubuhnya bodi-bodi ideal jadi malah si penabrak yang mental. Spontan Ose ingin menolong cowok itu, cowok!! ya cowok!! tapi kok...

    cantik?

    Pernahkah kalian Cinta Pada Tabrakan Pertama? Ose terdiam membeku, dia tidak peduli pada dunianya sekarang, dia seolah mendapat dunia yang baru, cowok itu mampu mengalihkan dunianya. Peduli amat tentang dia cowok, Ose bahkan bersedia menjadi maho asalkan bersama cowok itu. Oh Ose, kau sudah gila. Bahkan dia tidak sadar kalau cowok didepannya tadi mengumpat dan sudah pergi dari hadapannya.

    Setelah sadar dalam dunia sesaatnya. Ose sadar betul dia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya dan tidak peduli dengan apa itu jatuh cinta sampai dia menemukan seseorang yang tanpa sadar membawa arti cinta padaya. Dia sampai menyeringai setelah membuka dompet yang ia pungut di lantai dan sedikit membukanya, melihat kartu siswa dibagian depan dompet.

    "Mahisa Miko..."

    ***

    "Kau tidak sedang gila kan?" Henri yang menyadari rekannya menyunggingkan senyum yang tidak biasa itu terheran-heran.

    "Gak, hanya saja cinta itu tidak bisa kita duga." jawab Ose seraya membenarkan katamatanya yang agak turun. Henri pasang muka whatever-whatthefuck-whathappen-nya, tapi dia tidak mau tahu lebih banyak, duo Ose-Henri ini dikenal sebagai orang yang tidak mau mencampuri urusan orang lain. Tapi kalau Ose agaknya kalau sudah jatuh cinta, dia akan setia sampai akhir hayat, dulu dia punya anjing yang dia sayangi sampai si anjing itu mati dia menangis pilu, apakah Miko juga akan dicintai sama dengan dia mencintai anjingnya? Emang Miko anjing!

    "Kau dapat salam dari mamaku."

    ***

    Saat ini Ose berada di koridor sekolah, istirahat pertama, setelah tadi memperkenalkan diri di kelas, banyak siswi yang melirik manja padanya. Untung ada Henri a.k.a Ketua Kelas yang bisa mengatasi ulah cewek-cewek genit itu. Duo Ose-Henri dikenal juga dengan karisma dan pesonanya yang memancar ke segala arah dan menyilaukan mata (?), Ose berhenti sejenak, dia menoleh ke belakang, rupanya ada sekumpulan gadis-gadis yang mengikutinya.

    "Aaaaaah....Kak Ose....I Love you...Kiss Me Hug Me....!!

    "Kak Ose...Aku padamu...!!

    "Oppaaaaaa...(?)" ini pasti korban drama Korea.

    Cewek-cewek itu sudah mengerumuni Ose. Tidak elegan kalau sampai dia lari dari kejaran mereka. Ose hanya bisa senyum-senyum nanggung.

    "Kak Ose mau kemana aku anterin yaaaaa..." tawar gadis berkepang.

    Lama-lama Ose risih juga dibuatnya. Gadis-gadis itu tidak mau pergi, ada 7 gadis dan mereka sama sekali tidak ada yang mengalah. Bukannya malah seneng ya dikerubungi cewek-cewek cantik? Tapi untuk kesekian kalinya dia ingat satu nama yang tiba-tiba keluar dari bibir merahnya.

    "Mahisa Miko..Ya aku mau mencari pacarku.."

    Seketika gadis-gadis itu terdiam. Mahisa Miko? bukannya dia kelas 11? cowok cantik itu?

    "Miko? Kak Ose pacarnya Miko?"

    "Serius...???"

    "Masak aku yang cewek cantiknya kayak gini kalah saing?"

    "Gila...."

    Ose tidak peduli apa komentar mereka yang penting dia bisa pergi dari situ. Perkataan juga asal tidak asal sih dia ucapkan. Tapi para gadis masih bersikukuh tidak beranjak dari situ.

    "Hei Chase kau mau kemana!!!" suara Anton terdengar tak jauh dari situ setelah mereka keluar dari toilet.

    ***


    SELESAI
  • jadi penasaran ... apa jawaban Miko ...
  • gak ada lanjutannya ?
  • [PrinceComplex]
    DOMBA DAN PEMILIKNYA



    ***

    "Hei Chase kau mau kemana!!!" suara Anton terdengar tak jauh dari situ setelah mereka keluar dari toilet.

    "Dasar bocah itu.." gerutu Anton. Dia heran juga kenapa setelah mendengar nama "Miko" yang diucapkan oleh cowok sok keren (menurut Anton) itu, Chase langsung lari meninggalkannya.

    "Ya sudahlah, gak penting."

    Anton menyusuri koridor dan meninggalkan sekerumunan orang-orang gak penting itu. Dia lebih memilih pergi ke suatu tempat yang akan menyenangkan hatinya. Lebih tepatnya penerang hatinya. Tempat itu adalah taman sekolah!!!

    "Pasti dia disana." tebak Anton, dia pasti hafal betul kebiasaan dari seseorang ini. Istirahat pertama pasti di taman sekolah. Dan benar, cowok itu ada disana, cowok kecil dan bertampang manis. Kulit putih bersih, rambut hitam legam dan bibir merekah. Dari luar saja tampak menawan, pasti dia sangat beretika.

    "Hai manis."sapa Anton.

    "HUEEEKSS.Dasar maho. Aku memang manis tapi aku gak maho!! Ke neraka aja sana kau!!"

    Upsss..

    Balasan pedas Richi membuat Anton tidak terima.Dia lalu menghampiri dan menarik rambut Richi.

    "Bilang apa? Kau sudah ngatain maho trus kau menyuruhku ke neraka? Emang siapa kau!!" Anton menjambak rambut Richi keras yang membuat Richi memegang tangan Anton agar kepalanya tidak lepas (?).

    "Argh..Hoi brengsek!! Aku tahu kamu suka sama aku kan? Kata temenku,kau mau nembak aku? Ih amit-amit deh aku nerima kamu. Mau ditaruh mana ni mukaku. Ke laut sana!! Maho najis!!"

    Bertambahnya level kepedasan kata-kata Richi menandakan cowok manis ini benar-benar tidak sayang nyawanya padahal dia mengaduh kesakitan tadi. Antara salut dan kasihan. Nekat yang gak tanggung-tanggung.

    "Kecil-kecil mulutmu pedes ya!! Kau gak sayang sama nyawamu!! Kau gak takut aku bunuh!! Atau aku robek aja mulut cabemu itu!! Tadi kamu nyuruh aku ke neraka, sekarang ke laut. Yang konsisten dong!!"

    Sepertinya ada yang aneh sama kemarahan Anton. Konsisten? Ok abaikan, lanjut adegan..

    Anton menyeret tangan dan mendorong Richi ke dinding setelah melepas jambakannya.

    Chuppp~

    "Brengseek!!!!!! Berani-beraninya nyium bibirku!!"

    Richi berontak tapi dia kalah tenaga. Anton terus memegang kepala Richi dengan kedua tangannya. Richi berusaha menendang Anton tapi kaki Anton seperti kebal dengan serangan Richi.Mereka sekarang bertatap muka.Kedua tangan Anton mencekik leher Richi.

    "Versiku cinta itu bisa dipaksa dipaksakan dan sekarang kau harus nerima aku jadi pacarmu biarpun kau gak suka atau.."

    Sepertinya keputusan Anton mutlak tidak bisa diganggu gugat atau..dia semakin kencang mencekik Richi.

    "Ga..aa..aku..GAK SU..DI!!" Richi nekat. Sudah tahu dia kesulitan bicara tapi masih bisa membantah.
    Anton semakin mengencangkan remasan kedua tangannya di leher Richi. Wajah Richi mulai memucat.

    "Jawab YA tolol!!!" Anton geram mencoba memaksa Richi.

    "G..g..gak!!!"

    Richi semakin sulit bernafas. Wajahnya semakin pucat. Anton mengencangkan lagi cekikannya, perlahan dikencangkan lagi. Lagi. Richi semakin tak berdaya, dia di ujung tanduk sekarang, dia menangis?

    "To..to..long..."

    .
    .
    .
    .
    .

    ***

    "Tunggu.Ih sadis bener. Masak segitunya sih?"

    "Memang seperti itu kejadiannya Kai, aku malas kalau harus mengingatnya lagi, ini karena kamu pengen tahu dan kamu teman baikku jadi aku ceritain."

    "Hmm.Trus gimana kelanjutannya tadi?" Kai penasaran, dia menengok ke arah Richi.

    Tok..Tok..Tok..

    Sebelum Richi mau menjawab, ketukan pintu terdengar.

    "Kai, kau di dalam?"

    Tahu seseorang mengetuk kamar Richi, Kai menyahut, bangkit dari tempat tidur Richi dan menuju pintu.Richi pun juga segera bangun dan duduk di pinggiran tempat tidur.Mereka ternyata curhat sambil tiduran.

    "Ya Kak Danni."

    Pintu terbuka, yang menampilkan sesosok Danni beserta rekannya.

    "Kai, aku ada perlu denganmu. Bisa ikut aku sekarang?" ajak Danni.

    "Richi maaf,ceritanya dilanjut lagi besok ya. He." cengir Kai yang mendapat senyum ringan Richi. Kai lalu mengikuti Danni dan keluar dari kamar Richi.

    Obrolan santai di sore hari dengan cuaca sedikit mendung antara dua sahabat tampak menyenangkan,terlebih lagi mengobrol tentang seseorang yang malas kau acuhkan dan menyita rongga kepalamu.

    Rekannya Danni masih ada disana, mendekati Richi, lalu setelah sudah benar-benar dekat, dia memeluknya.

    Richi rasa dia tidak perlu lagi berontak. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Sekarang dia tersenyum di hadapan lelaki yang berdiri di depannya itu, sesaat sampai muka juteknya kembali memancar.

    "Kenapa lagi? Masih marah sama kejadian kemarin?"

    "Ya, aku masih marah."

    "Trus kenapa nerima aku?"

    "Karena kau paksa."

    "Hmm. Lalu kenapa kamu gak nolak aku peluk barusan."

    "...."

    "Lalu siapa yang bilang kalau kau menghinaku karena kau cemburu aku dekat-dekat dengan Kai?"

    "...."

    "Sepertinya aku harus berterimakasih pada Kai, karena aku tahu dari dia kalau kau menyukaiku."

    "Kai?"

    Obrolan santai di sore hari dengan cuaca sedikit mendung antara dua cowok yang mencinta tampak menyenangkan dan menegangkan.

    "Jadi kau menyukaiku kan?"

    "Kurang lebih begitu."

    "Aku tidak mau ada kurang."

    "Kamu cerewet."

    "Katakan kalau kau menyukaiku."

    "Ya, aku menyukaimu."

    "Bukan karena terpaksa?"

    "Mau gimana lagi."

    Obrolan santai di sore hari dengan cuaca sedikit mendung antara domba dan pemiliknya tampak menyenangkan dan penuh cinta.
    .
    .
    .
    SELESAI
  • Ichi nerima Anton ...?
  • [PrinceComplex]
    SSST...AKU MENYUKAIMU



    ***

    "Kai, aku ada perlu denganmu. Bisa ikut aku sekarang?" ajak Danni.

    "Richi maaf,ceritanya dilanjut lagi besok ya. He." cengir Kai yang mendapat senyum ringan Richi. Kai lalu mengikuti Danni dan keluar dari kamar Richi.

    "Ada apa kak?"

    "Henri-mu itu kan dekat sama Nino, sedangkan Nino deket sama Miko lalu Miko deket sama Chase."

    "Iya, trus kenapa kak?"

    "Anu..Apa ada hubungan khusus antara Miko sama Chase?"

    "Hubungan khusus? Mereka cuma teman Kak. Emang sih Kak Chase sering ke kelasnya Kak Miko, tapi mereka gak punya hubungan apa-apa kok."

    "Kau yakin Kai?

    "Iya, Kak Danni suka Kak Chase ya?"

    "Um.. Kamu ngomong apa sih Kai. Aku cuma tanya kok. Oke makasih Kai, aku mau ke rumah sakit dulu sekarang."

    "Jenguk Kak Roku ya?"

    "Iya."


    ***


    Cowok yang tampan, kalem, rapi dan santun mungkin banyak orang yang menyukai dan menginginkannya tapi Danni, dia malah menyukai teman satu sekolah yang kekanakan, suka bikin was-was dan tak jarang dia selalu marah-marah pada cowok itu.

    Danni butuh tumpangan untuk pulang dari rumah sakit ke asrama dan Danni merasa seperti naik jet coaster dan dia sibuk menutup mata di sepanjang perjalanan takut kalau kalau pegangannya lepas dan tewas mengenaskan di tengan jalan.

    Danni jadi teringat kejadian kemarin siang saat di traffic light waktu lampu merah, Danni diboncengi Chase dan ada yang tidak sengaja menyenggol motor mereka, tidak sampai motornya jadi lecet Danni memakluminya dan tersenyum pada si penyenggol motor di sebelah kirinya meyakinkan kalau Danni tidak mempermasalahkannya tapi Chase malah ngomel-ngomel di sepanjang jalan.Dasar memang mulutnya Chase gak bisa diam atau bagaimana, Danni langsung seolah-olah berkata -Ya-Tuhan- dalam hati karena sifat Chase.Ketampanan wajah Chase tidak setampan perilakunya. Danni memukul kepala Chase yang dilapisi helm itu pelan tapi cukup membuat mulut Chase bungkam. Chase seperti tahu "kode" itu. Danni mengangguk-angguk pada si penyenggol motor seraya minta maaf padanya dan dibalas dengan senyuman aneh oleh orang itu dan setelahnya lampu hijau pun menyala.

    Ini sudah sering terjadi. Misal di supermarket, menurut Danni bapak-bapak yang menabrak Chase waktu itu yang dilihatnya bukanlah hal yang disengaja tapi Chase langsung marah-marah tidak karuan seperti anak kecil.

    Di SPBU, di bioskop, Chase selalu mengulangi hal yang sama.

    ***

    Sesampainya di depan gedung asrama, Danni akhirnya bisa selamat dari perjalanan mautnya itu. Dia terlihat memikirkan sesuatu. Sembari turun dan melepas helm dari kepalanya, Danni menatap ke arah Chase yang sudah lebih dulu melepas helmnya. Danni jadi ingat pesan ibunya Chase kemarin yang menyuruh Danni mengubah sikap Chase.

    "Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini tapi"

    "Tapi apa Kak?"

    "Bisa kau tidak menyela aku bicara?"

    "Oke."

    "Tapi demi.. Begini aku tidak bermaksud ingin mengubahmu atau mengaturmu atau membatasi gerakmu..tapi kenapa kau tidak mencoba lebih sopan..atau setidaknya dengan orang yang lebih tua darimu dan juga.. lebih sabar.."

    "...."

    "Aku hanya menyarankan, jika kau bisa mencobanya itu lebih baik."

    "...."

    "Maaf kalau aku harus mengatakan ini. Kalau kau tak bisa melakukannya untuk dirimu sendiri, lakukanlah demi diriku. Aku tahu aku hanya temanmu. Bukan orangtuamu. Aku tidak memaksa tapi ini juga demi kebaikanmu juga."

    Danni merasa kalau apa yang dikatakannya itu memang benar untuk kebaikan Chase. Danni menyukai Chase. Entah mengapa Danni bisa mencintainya. Alasan kenapa dia berani melakukan ini. Tapi di sisi lain, dia takut kalau Chase akan tersinggung. Selama ini dia hanya diam dengan kelakuan Chase tapi dia selalu khawatir kalau seandainya akan ada perkelahian karena mulut Chase lalu Chase dilaporkan ke polisi dan dipenjarakan berpuluh-puluh tahun lamanya.

    "Demi dirimu? Memang kau siapaku Kak?"

    Benar juga kekhawatiran Danni. Chase langsung terpancing dengan kata demi-demi tadi.

    "Maaf kalau aku menyebut begitu, tidak salah kan kalau teman memberi masukan?"

    "Teman? Oh betul juga. Kalau begitu aku mau melakukannya."

    "Benarkah? Syukurlah kalau kau mau melakukannya."

    "Aku janji mau melakukannya kalau kau mau jujur menjawab pertanyaanku Kak."

    Danni sedikit tersentak. Jujur menjawab pertanyaan?

    "Eh? Baik, asal kau janji aku akan menjawab pertanyaanmu." balas Danni walaupun dia mulai gusar apa yang akan jadi pertanyaan Chase.

    "Ok aku janji. Dan pertanyaanku, apa kau menyukaiku Kak?"

    Apa yang Chase katakan? Kenapa dia bisa sesantai itu mengatakannya. Danni heran dan juga tak bisa berkutik. Kenapa tiba-tiba Chase bertanya begitu. Dia jadi berpikir apa ada gerak-geriknya selama kenal dengan Chase yang kentara jika dia menyukai Chase. Dia harus menjawab apa? Kalau Danni menjawab YA, dia takut kalau Chase akan marah menjauhinya. Kalaupun dia menjawab TIDAK, dia membohongi perasaannya.

    "Kenapa kau bisa memberi pertanyaan seperti itu."

    "Jawab saja. Apa kau menyukaiku?"

    Danni akan memberi jawaban dan dia memahami resikonya.

    "Ya aku menyukaimu. Kau boleh menjauhiku dan aku akan menjauhimu jika kau tak merasa nyaman setelah ini tapi kau harus ingat janjimu dan akan melakukannya."

    Benar-benar serasa nyeri di dada Danni saat menyuruh Chase menjauh darinya.

    "Oh jadi ternyata benar kau menyukaiku Kak. Hmm.. itu pasti kebohonganmu agar aku mau melakukan apa yang kau suruh? Kalau begitu aku tidak akan menepati janjiku."

    "Apa katamu? Kenapa kau berbuat seenaknya begitu? Aku sudah jujur mengatakan kalau aku menyukaimu. Itu benar dari hatiku. Kalau pun aku berbohong aku bisa bilang TIDAK untuk pertanyaanmu. Aku rasa aku sudah menjawab pertanyaanmu dan kau harus menepati janjimu.

    "Tidak akan."

    "Sebenarnya apa maumu? Apa kau tidak peduli dengan orang yang mengkhawatirkan kelakuanmu itu. Dan kau sudah berjanji tadi, aku tidak percaya kalau kau juga orang yang suka mengingkari janji."

    "Kalau aku menepati janji kau akan menjauhiku?"

    "Aku bilang kalau kau tidak merasa nyaman. Aku akan menjauhimu, kau juga boleh menjauhiku."

    "Bagaimana kalau aku merasa nyaman?"

    "Sebenarnya apa maksudmu. Kau tinggal bilang kau akan menepati janjimu dan selesai! tak perlu panjang lebar."

    Chase turun dari motornya. Dia mendekati Danni yang terlihat sedikit mundur. Apa Danni ketakutan?

    "Kau mau apa? Aku akan berteriak kalau kau mau berbuat anarkis padaku."

    Chase memasang wajah serius bak preman-preman ibukota, dia menatap Danni yang lebih pendek darinya itu yang dari luar kelihatan tenang namun takut dari dalam hatinya.

    Dan Chase mencium bibir Danni.

    Singkat tapi lembut.

    "Aku akan mencobanya dan aku tidak akan menjauhimu Kak."

    Chase kembali ke motornya setelah menurunkan telapak tangan kirinya dari leher Danni, dia memakai helm dan pergi dari tempat dimana Danni sekarang berdiri. Chase juga sempat menyentuh rambut hitam Danni sebentar.

    Oya apa yang Danni rasakan sekarang?

    Danni mematung. Bahkan dia tidak sadar Chase sudah tidak ada di dekatnya sekarang. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya.

    "Apa tadi dia menciumku?"


    SELESAI
  • jadi Chase sama Danni ...
  • [PrinceComplex]
    M4T3M4T1_K41




    ***

    Malam ini indah, walaupun sempat mendung tapi tak menyurutkan bintang-bintang untuk memancarkan kilaunya dan bulan yang cantik seperti saling sapa dengan para bintang. Indah, seindah cowok manis dengan jaket biru muda yang tersenyum itu.Malam ini pukul sembilan lebih sedikit, Kafe Hortesia masih cukup ramai, di salah satu meja di ujung sana, di tempat cowok manis itu tersenyum,berdua.

    “Kau suka?” Lelaki di seberang meja cowok manis itu pun tersenyum manis pula. Apa hari ini Hari Senyum Sedunia? sepertinya tidak kurasa.

    “Iya kak, aku suka.”

    Mata Kai berbinar saat tahu kalau Henri memberinya boneka sapi seukuran bola basket.

    Dan yang paling mengherankan, boneka sapinya berwarna hijau muda dengan tulisan inisial HK diperutnya.

    Anggaplah ini ekpresi dari romantisme asmara mereka atau setidaknya ikut merasakan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.

    “Maaf soal kemarin. Anton sudah jelasin semuanya.”

    Sudah saatnya Henri mengaku salah, dia terlalu terbawa perasaan, Kai hanya ingin memberi tahu Anton kalau Richi suka padanya, Kai sering bertemu dengan Anton untuk melaporkan informasi tentang Richi, sebagai balasannya Anton memberi informasi tentang Henri pada Kai. Walaupun Henri menyukai Kai, Henri tidak tahu kalau Kai ternyata juga suka padanya. Henri pikir Kai menyukai Anton karena mereka sering bertemu dan Henri sempat mengusir Kai ketika Kai hendak bertemu Anton di kelasnya tanpa alasan yang dimengerti Kai.

    “Gak apa apa Kak.Yang penting sekarang gak ada salah paham lagi.”Kai tersenyum, sambil mengelus boneka sapinya.

    Henri tahu Kai adalah seseorang yang sangat berarti baginya. Malam ini dia memutuskan dalam hatinya untuk menjaganya, mencintainya dan men-apapun itu untuk menunjukkan kalau dia patut mendapatkan cinta itu.

    .

    .

    .

    Drrrrrt…..Drrrrrt…..

    Handphone Henri bergetar.Henri segera merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya. Tertera nama Ose di layar smartphone-nya.

    “Halo?”

    “Halo? Apa Miko bersama kalian?”

    “Tidak.Hanya ada Kai di sini.”

    “Begitu ya. Oke thanks.” Ose menutup teleponnya. Dari cara bicaranya seperti terjadi sesuatu?

    “Siapa kak?” tanya Kai setelah minum susu hangatnya.

    “Ose, cari Miko.” jawab Henri menjelaskan.

    Kai mengambil tisu untuk mengelap sisa susu di mulutnya.

    “Miko? Bukannya kemarin dia sama Kak Danni?”

    “Benarkah?” Henri meletakkan smartphone-nya di meja setelah sesaat mengambil foto Kai tanpa diketahui cowok manis itu dan langsung dijadikan wallpaper olehnya.

    “Iya. Kemarin aku lihat Miko sama Kak Danni keluar dari perpustakaan trus dikejar Chase.” terang Kai sambil memeluk bonekanya.

    “Apa mungkin Miko lagi sama Danni?” tebak Henri.

    Drrrrrrt…..Drrrrrrrt……

    Handphone Henri berdering lagi. Lumayan keras karena berada di atas meja.Kali ini nama Chase yang tertera di layar.

    “Halo?”

    “Halo Kak? Apa Kak Danni bersamamu?”

    .

    .

    .

    Seperti langit malam yang dipenuhi bintang, tak akan ada pelangi di sana kecuali saat kau bersama orang yang benar-benar mewarnai duniamu.

    .
    .
    .
    .

    SELESAI
  • jadi penasaran nih ...
  • [PrinceComplex]
    NINO MILIKKU





    ***

    Hidup memang menyenangkan. Setidaknya itu yang Roku rasakan dua jam yang lalu sebelum dia dijodohkan dengan seseorang yang bahkan dia saja tidak kenal dan belum pernah bertatap muka sekalipun. Orangtua Roku bilang kalau dia harus setuju dengan perjodohan ini atau kalo gak mereka mau kompakan bunuh diri di hadapan Roku. Gila gak tu.Meskipun mereka orangtua Roku, bukan maksud kurang ajar, tapi mereka benar-benar keterlaluan. Acara pertunangannya sendiri akan diadakan bulan depan, maka dari itu, hari ini, minggu ini orangtua Roku mau ngenalin calon tunangan Roku biar bisa saling mengenal.Ya sebenarnya Roku gak masalah,tapi berhubung dia masih sekolah, dia masih mau menikmati masa mudanya. Belum mau ambil pusing soal gitu-gituan. Bener-bener sial Roku.

    Roku. Kelas 3 SMA. Kata orang-orang di sekolah, dia orangnya berandalan, bad boy, bolosan, suka nyakitin cewek karena sering nolak cewek sampe cewek yang dia tolak itu guling-guling di jalanan aspal. Roku rasa mereka itu banyak bacot. Terserah mereka mau ngatain dia apa. Roku suka ngelakuin apa yang dia inginkan.Karena menurut dia apa yang dia lakukan itu menyenangkan!


    “Ma..Pa..! Aissshh…Apa kalian sudah gila…!”

    Roku luar biasa kaget ketika diperkenalkan calon tunangannya sampai-sampai Dia tidak jadi duduk setelah melihat calon tunangannya.

    Pagi ini jam 10 di ruang persidangan alias ruang tamu rumah Roku sekarang sudah ada 8 mata yang masing-masing memiliki arti yang berbeda-beda.Dihitung dari dua mata Roku yang rada melotot lalu melihat kedua orang-tuanya tanpa melihat lagi calon tunangannya,itu berarti Roku benar-benar shock seperti melihat sesuatu, setan mungkin. Lalu dua mata Mama Roku menyempit mungkin karena dia tersenyum dan mencoba sebisa mungkin tidak memarahi Roku karena menjaga imej pada orang yang duduk di sebelah kirinya,siapa lagi kalo bukan calon tunangan Roku, sesekali Mama Roku memandang Roku dengan pandangan –jaga-sikapmu-roku!-. Lalu dua mata Papa Roku sepertinya agak susah ditebak, datar, tapi tetap ancang-ancang kalau-kalau Roku memberontak dan dua mata lagi Si Calon Tunangan Roku nampak tenang dan kalem, mata coklatnya sayu,sesekali menyeruput teh hangat yang di sajikan untuknya, sepertinya Dia tidak begitu peduli pada reaksi Roku yang seperti cacing kepanasan.

    “Roku, kau sudah tahu kan kalo pertunanganmu akan diadakan bulan depan, jadi Mama harap kalian bisa saling mengenal dan akrab sebelum pertunangan kalian.”

    Mama Roku harap-harap cemas karena sepertinya gelagat Roku tidak mengindahkan perkataannya.

    BRAAAK..

    "Ini Gilaaaa..! Aku tidak mau….!”

    Segera setelah Roku menghentak meja Roku beranjak dari ruang tamu namun Mama Roku dengan cepat menahannya.

    “Roku dengerin Mama dulu..” sembari meraih tangan Roku.

    “Tolong penuhi permintaan Papa sama Mama, Roku..Apa kamu tega kalo nanti Mama sama Papamu bunuh diri di hadapanmu..”

    “Ma..apapun akan aku lakukan.. apapun itu.. tapi.. Kenapa aku harus mau tunangan dengan Diaaa…!” sambil menunjuk Si Calon Tunangan.

    ”Apa Mama gak sadar kalo dia itu cowooook…….!”


    ***


    Rasanya takdir Roku bener-bener sial. Pertama dia ditunangin, itu sudah bikin dia mikir-mikir, kalau dia nolak dia bakal jadi anak yatim piatu. Kedua, grrrr , tunangan Roku cowok! cowok! apa kata dunia kalo Roku tunangan ma cowok..! gak usah dunia.. kalau sampai ketahuan di sekolah juga bakal jadi omongan hanya karena Roku jadi korban perjanjian orangtuanya tapi untung si calon tunangannya tidak sekolah di sekolah Roku. Ya perjanjian, perjanjian yang menurut Roku konyol. Orangtua Roku, Papa Roku pernah di selamatkan nyawanya waktu di Belanda oleh seseorang. Orangtua Roku waktu itu lagi liburan ke Belanda karena Mama Roku ngidam makanan tu negara. Roku saja heran kenapa Mamanya gak nyidam peuyem atau gudeg aja daripada makanan negara lain. Roku gak tau makanannya namanya apa, gak nanya, gak penting.

    Waktu jalan-jalan di daerah sana, Papa Roku kecelakaan,yang nabrak kabur, saat itu malem jadi bener-bener sepi,untung ada orang yang lewat situ lalu segera nolongin. Ternyata yang nolongin orang Indonesia juga tapi kewarganegaraannya Belanda. Mama Roku lagi hamil, Mama Roku bener-bener khawatir dengan kondisi suaminya saat itu,untung aja Papa Roku segera sembuh.Dari situ janji itu dibuat. Papa Roku janji sama Si Penolong agar kelak akan nikahin anaknya dengan anaknya Si Penolong.Sepertinya Papa Roku ga mikir setelah Roku lahir, dua tahun kemudian istri Si Penolong mbrojol anak pertamanya dan anak satu-satunya dan anak tersebut ternyata cowok. Roku pikir Papanya bakal batalin rencana konyol itu,ternyata dugaannya salah, Papanya tetep mau nikahin Roku dengan anaknya Si Penolong karena memegang teguh janjinya.Anaknya Si Penolong baru pindah dari Belanda ke Indonesia hanya untuk ketemu dengan orangtua Roku.


    ***

    Teeeeett..

    Bel istirahat berbunyi…siswa-siswi mulai kelas 1 sampe 3 berhamburan ke luar kelas. Melakukan aktifitasnya masing-masing.Ada yang di kantin,di perpustakaan, lapangan basket, ada juga yang berdiam diri di kelas entah baca buku atau sekedar bergosip dan yang terakhir ini juga berlaku untuk Roku yang juga ada di dalam kelasnya duduk di bangkunya sambil mendengarkan mp3 dari smartphone-nya.

    "Gak basket..?” tanya Danni menghampiri Roku, tempat duduk di barisan paling belakang, paling kiri, dekat jendela. Roku hanya menggerakkan kedua bola mata hitamnya ke kanan tanpa menoleh menatap teman yang bicara padanya.

    “Hey Roku..Kau denger gak sih..?” Danni rada jengkel gak digubris lalu melepas satu earphone kanan Roku.

    “Apaan sih. Berisik..” sepertinya Danni gak sadar kalo Roku lagi bener-bener gak mood.

    “Kau kenapa sih.abis ketahuan nyolong?” Danni menginterogasi Roku yang gak sepertinya biasanya.

    Tanpa memperdulikan Danni, Roku lalu segera beranjak meninggalkan bangkunya.

    “Aku lagi gak mood. Jangan ganggu..”jawab Roku singkat padat dan rada gak jelas.

    “Hey..kau kenapa sih..” Danni semakin penasaran.

    Begitu Roku hampir sampai pintu kelasnya hendak ke luar kelas,Roku sekilas mendengar ucapan Sarah, ratu gosip kelasnya lagi ngerumpi gaje, sebenarnya Roku males kalo harus ndenger gosip yang selalu tentang dirinya dengan wanita-wanita kelas lain yang berbeda tiap harinya,atau kalo gak mereka akan heboh bila ada guru baru cakep yang berstatus single, tapi sepertinya langkah Roku tertahan untuk sementara setelah tau ternyata bukan Dia yang jadi bahan gosip maupun ada guru baru.

    “Apa..? murid baru..?”jawab Mai.

    “Iyaaaa…wajahnya cakep banget…putih..cakep pokoknya..”heboh Sarah.

    “Dia di kelas dua kan? Kamu kan dah punya ttm. mau kamu embat juga..!”Karin ikut berkomentar.

    “Aku gak peduli..aku bakal dapetin tu cowok..”

    “Kayak apa sih orangnya,,?”

    “Namanya Nino.pokoknya cakep. Aku mau jadiin dia pacar aku…gapapa lah aku setahun lebih tua.toh ga bakal keliatan….” sepertinya Sarah benar-benar sudah terobsesi.

    “Kamu aja detik ini belum bisa dapetin Roku,sekarang mau dapetin Nino..hadeeehhh…”balas Mai lalu melirik Karin dan sama-sama tersenyum kasihan.

    “Kalian ngeremehin aku..liat aja aku bakal dapetin dua-duanya…!” tegas Sarah.“Sepertinya Roku tadi ada disini..kemana ya tadi..?” lanjutnya


    ***


    “Aku yakin bukan Nino itu! Mungkin hanya namanya aja yang sama! Sial kenapa aku jadi deg-degan gini.. gimana kalo dia bener-bener Nino itu..Nggak nggak mungkin…! Nggak mungkin..! Aku harus pastikan.. Kelas 2-1..!” Roku tampak tergesa-gesa dan sedikit berlari menuju kelas 2-1 yang ia tahu dari obrolan Sarah tadi. Dia ingin memastikan apakah kegalauannya benar-benar bertambah galau jika itu benar-benar orang yang dipikirkan Roku.

    Setelah sampai ke kelas 2-1.Kedua mata Roku lalu mencari target kecemasannya.Dia cemas kalo anak itu bener-bener “Nino”-nya, Nino akan dengan santainya mengaku kalo Dia calon tunangan Roku. Gak bisa kebayang apa jadinya,bisa-bisa sekolah rubuh. Roku melihat seisi ruangan kelas 2-1,mata Roku bergerilya dan disitu ada beberapa murid cewek menggeromboli seseorang. Karena tidak keliatan siapa yang mereka geromboli,dengan penasaran tingkat tinggi Roku lalu menghampiri mereka.

    “Awas..!”mendengar “kakak kelas” mereka sedikit berteriak,siswi-siswi itu lalu menoleh ke arah Roku,namun apa yang di cemaskan Roku tidak ada disitu.Sekumpulan cewek-cewek tadi ternyata lagi ngeliat majalah berisi foto-foto aktor korea yang caem-caem.

    “Mana anak baru yang namanya Nino..” Roku bertanya pada salah satu cewek tadi.Yang lagi bawa majalah dengan tidak menunjukkan kegalauannya.

    “Sepertinya tadi di toilet kak.”jawabnya. “Dia adikmu ya kak..wajahnya 11-12 ma kakak..cakep..kayak yang ada di majalah ini..”lanjut cewek itu cengengesan.”Oh itu dia Nino kak..!”

    “Mencariku..?”

    Roku menoleh ke arah orang yang ditunjuk tadi.

    Satu kata yang bisa diucapkan Roku,

    “Sial…!”

    .
    .
    .
    .

    SELESAI
  • kasihan Roku ...
  • [PrinceComplex]
    NINO MILIKKU #2



    ***


    “Mencariku..?”

    Roku menoleh ke arah orang yang ditunjuk tadi.

    Satu kata yang bisa diucapkan Roku

    “Sial…!”


    ***


    “Kenapa kau bisa sekolah disini!” interogasi Roku pada orang di depannya yang sekarang mereka ada di belakang tembok area lapangan basket setelah menyuruh atau lebih tepatnya memaksa Nino mengikutinya.

    “Orang tuamu yang menyuruhku sekolah disini” jawab Nino dengan singkat padat jelas. Seperti biasa matanya sayu seperti tak ada beban mengatakannya.

    “Oke. Aku yakin kau juga pasti dipaksa tunangan oleh orangtuamu.. jadi kalau kau bener-bener masih waras, batalin tunangan ini.Kalau aku yang batalin pasti orangtuaku tidak bakal setuju.”

    Wajar bila Roku berkata begitu toh Dia menganggap orang yang di depannya bukanlah orang yang bakal menginginkan tunangan konyol ini bakal terjadi.Setidaknya itu yang dipikirkan Roku.


    “Sayangnya aku setuju dengan pertunangan ini.” jawab Nino enteng.


    “Apa kau bilang? Setuju..? Oh..Apa kau benar-benar GILA..!”umpat Roku dengan kesal sampai menekan kata GILA satu oktaf lebih tinggi.

    Teeeettt…

    “Terserah apa katamu.Kalau sudah selesai aku permisi..”mungkin istilah saved by the bell gak berlaku bagi Nino.Karena Dia bukannya takut pada Roku yang mungkin lagi naik darah tapi sebagai murid baru Dia tidak ingin dibilang tukang telat masuk kelas karena memang jam istirahat sudah habis.

    “Tunggu!”


    Sreeet..


    Roku dengan cepat menggapai bahu kanan Nino yang sudah membelakangi dirinya dan meremas krah baju Nino dengan kedua tangannya.


    BUGH..!


    Suara punggung Nino menyentuh tembok dengan paksa setelah Roku mendorongnya.

    “Aku tak akan pernah setuju dengan pertunangan konyol ini. Kalau satu-satunya cara membatalkan pertunangan ini adalah menyingkirkanmu. Aku bakal lakukan itu."

    Ancaman Roku diakhiri dengan satu sentakan yang cukup keras pada tubuh Nino. Mata Roku sangat serius walaupun Nino hanya memandangnya tanpa ekspresi. Roku meninggalkan Nino setelah sukses memberi warning Nino yang mungkin hari-hari ke depan Nino akan menjadi hari-hari tersulit di lingkungan barunya.

    'Sinting. Aku tak percaya kalau dia bener-bener gila. Aku harus memberinya pelajaran. Sebelum bulan depan aku harus berhasil membuatnya membatalkan pertunangan konyol ini.'

    Sepertinya ancaman Roku bukan ancaman abal-abal.Dia benar-benar serius mengatakannya. Di hari kedua Nino masuk sekolah,ulah pertama Roku pada Nino terjadi saat jam istirahat pertama.

    “Tadi mereka kesini dan ngelakuin ini semua..” aku salah satu teman Nino yang melihat perbuatan Roku pada barang milik Nino yang di balas dengan senyuman Nino agar temannya itu tak perlu khawatir.

    “Gak apa apa,toh cuma buku.” jawab Nino santai dan merapikan semua buku miliknya di tas yang dirobek berkeping-keping tak karuan hingga tidak lagi terlihat seperti buku tapi lebih mirip seperti sampah alhasil di jam istirahat ini Nino gunakan untuk membeli buku di koperasi.

    Di koridor sekolah menuju kelas 3-1 tampak dua orang manusia biang keladi di balik robeknya buku Nino.

    “Apa kau tidak keterlaluan. Dia kan anak baru tapi sudah kamu kerjain. Kamu kenal dia?” tanya Danni yang mencari tau kenapa Roku begitu niat memberi ‘pelajaran’ Nino.

    “Aku akan singkirkan dia..”ucap Roku yang membuat Danni hanya bengong gaje.Sedangkan Roku sudah berjalan menjauhinya.

    “Hoi.Kayaknya kamu mesti ke psikolog..!” Danni mengejar Roku yang sudah cukup jauh di depannya dan...

    BRUK..

    "Awhh.." Danni hampir terjatuh menabrak seseorang, untuk dengan cekatan orang yang menabrak Danni segera menahan tubuh Danni agar tidak jatuh ke lantai. Danni memandangi wajah orang itu.

    "Cha..Ch..Chase...."




    ***

    -Lapangan Sekolah-


    “Awas kak..!” salah satu cowok kelas 1 berteriak ketika bola voli yang dimainkan melesat cepat ke arah Roku yang melewati lapangan voli.


    SLAAP..!

    Roku dengan cepat menangkap bola itu sampai keluar asap dari tangannya (?). Semua pemain voli yang ada disitu melongo tapi Roku tak peduli dan tak menghiraukannya, Dia lebih peduli pada seseorang yang tertangkap oleh matanya sedang membawa buku, Roku yakin benar kalo itu adalah “musuh”nya.

    “Good timing..” seringai Roku dan tanpa banyak ABCD, bola yang ada di tangan Roku dilambungkannya ke atas dan splassssss…! satu pukulan keras dipanjatkan Roku (?)

    Bola melesat cepat menuju ke arah target yang tak lain adalah Nino dan BUGH..! si target kena.


    ***


    Teeeeeett..Jam istirahat habis

    “Kau gila. Sekarang dia di UKS tahu.” Danni yang duduk di meja kelas Roku menginterogasi Roku lagi.

    “Itu belum seberapa.” balas Roku santai sambil mendengarkan musik smartphonenya.

    “Sebenernya apa sih masalahmu dengannya?" Danni semakin penasaran.

    "Ini masalahku."balas Roku.


    ***

    -UKS-

    “Kau sudah tidak apa-apa kan..?"

    “Makasih ya..”

    “Oya kenalin aku Lisa kelas 2-2.Kamu Nino kan?”

    “Iya.Saya masuk kelas dulu.Makasih sudah menolongku.”

    “Tunggu.Kenapa Kak Roku bisa memusuhimu?”

    Nino berhenti sejenak ketika Dia hendak keluar dari UKS. Sejenak juga Dia tanpa suara lalu berbalik.

    “Mungkin saya bukan adik kelas yang baik.”jawab Nino singkat dan tersenyum lalu pergi.Dia tidak begitu menghiraukan kalau kepalanya benar-benar pusing.Dan hidungnya tadi sempat mengeluarkan darah tapi Dia benar-benar tidak mau merepotkan orang lain.


    ***

    Dan hari ketiga Nino di sekolah seperti biasa harus dilaluinya dengan sub judul “ulah Roku” di jam istirahatnya.

    PYAAR!

    Piring nasi yang sedang dimakan Nino jatuh di senggol Roku.

    “Maaf SENGAJA..” sebenarnya maksud perkataan Roku ini sudah dapat dimengerti Nino yang menekan kata “sengaja”.Tapi Nino tidak mau ambil pusing lalu membalas apa yang dikatakan Roku tadi.

    “Tidak apa apa.Lain kali hati-hati”Nino membayar makanan tadi lalu meninggalkan Roku.

    Nino ternyata kau salah jawab rupanya.

    'Brengsek. Berani menyuruhku hati-hati!!!' geram Roku dalam hati.Sepertinya Dia benar-benar marah,jelas saja begitu Nino pergi Dia langsung menggebrak meja sampai-sampai Danni keselek makan bakso yang baru dia pesan.

    “Apa kau sudah gila..!” umpat Danni jengkel.


    ***

    Teeeettt….waktunya pulang sekolah…

    Di kelas 2-1 hanya ada Nino dan beberapa temannya yang belum pulang.Nino masih menyalin beberapa catatan pelajaran dari temannya karena bukunya sendiri di sobek-sobek kemarin oleh orang yang tak berperikebukuan jadi mau tidak mau Nino harus menyalinnya.

    “Nino kamu ga pulang?”

    “Iya sebentar lagi.”

    “Kalo gitu kita duluan ya.Kamu bawa aja bukuku.”

    “Iya..”jawab Nino singkat.

    Sebenarnya alasan Nino pulang lebih lama bukan karena mau menyalin buku itu saja tapi Dia teringat perkataan Danni kepadanya yang sempat menemuinya di kelas.

    “Kamu Nino kan. Roku mau ketemu kamu di belakang tembok lapangan basket. Aku saranin kamu hati-hati.”

    Nino menghela nafasnya sebentar lalu menutup bukunya, merapikannya, memasukkannya dalam tas dan pergi menuju lapangan basket.

    Sesampainya disana, karena semua murid sudah pulang otomatis sepi, gak ada orang, ya iya lah..

    Dilihatnya tembok di sisi kiri lapangan, Nino menduga pasti Roku ada disitu. Dan benar juga,dengan masih memasang earphone di telinga kanan-kirinya,dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku celana kanan-kirinya dan berdiri bersandar di tembok,sosok Roku yang lebih tinggi darinya tampak dengan “setia” menunggunya.Roku yang menyadari keberadaan Nino lalu mencopot earphone-nya dan membuka suara.

    “Hah..Aku tidak menyangka kau berani datang..”

    “Bukannya kau yang menyuruhku?”

    “Sepertinya makin lama kau makin berani. Aku harus memberimu pelajaran. Aku tak main-main dengan ancamanku!” Roku lalu menghampiri Nino mencengkram kerah baju Nino dan menghempaskannya ke tembok. Nino tak mampu berkata-kata.Dia hanya diam saja tanpa bicara apa-apa.Dia juga tau Roku sudah siap-siap mau menghajarnya.

    “Kau pikir aku takut menghajarmu..Aku tidak akan segan-segan!” Roku menggertak lagi lalu tangan kanan Roku dikepalkannya dan melayangkannya kearah wajah Nino….

    BUGH..!


    ***


    “Apa dia baik-baik aja..” batin Danni mengkhawatirkan Nino, bukannya apa tapi melihat Roku yang benar-benar membenci Nino jadi khawatir kalau-kalau Roku bisa masuk penjara karena menganiaya seseorang.

    “Sudah melamunnya?”

    “Ma..maaf." balas Danni lalu mengencangkan pegangan dipinggang cowok didepannya, lalu motorpun melaju pergi meninggalkan sekolah.



    ***


    “Awwww…!”

    Seseorang meringis kesakitan di belakang tembok lapangan basket. Tubuh dan pipi sisi kanannya menempel di tembok,tangan kanannya dikunci ke belakang sedangkan tangan kirinya juga menempel di tembok.

    “Aku sudah cukup sabar beberapa hari ini karena ulahmu..! Tapi kali ini kesabaran sudah habis!!!”

    “Oke..oke aku salah..tolong lepas. Ini sakit!”

    .
    .
    .
    .

    SELESAI
Sign In or Register to comment.