BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mahesa,Lelakiku

11012141516

Comments

  • @Riyand hastaga bro jadi kau #teamAnantaSatria ? ckckck apa yang kamu lakuin ke mahesa itu jahat Yand
  • @fahmi_akhdan apa bro gadun gadun? eh gado gado ya hahaa gitu dong jgn SR aja,thanks ya udh mau baca
  • @jjsssan thanks ma bro tunggu akan ada surprise di part2 berikutnya,thanks ya kehadirannya
  • emang kemana Ananta ...? biasanya aktif di forum nih ...
  • Ananta knp milih sma Satria sih? Knp mau jga mengikuti ajakan satria itu. Zzzt... Lo punya kontrakan, dan lo milih tinggal d rumah Satria.
    Bang Mahesa, tabahkan hatimu. :( Tinggalkan Ananta jikalau dia memang tidak ada rasa sma lo bang. #lagiemosi :lol:
  • @lulu_75 anantanya lg dipingit sama satria kk haha
    @aurora_69 sekali muncul reviewnya pnjang bang haha
  • 37)

    ***
    "Sayang lg apa,udah mam?"

    Aku menoleh pada Satria yang baru saja masuk kamar rumahnya.

    "Udah pulang bang..,"

    Tanpa menjawab pertanyaanya aku balik bertanya.

    "Udah sayang...maaf ya klo terlalu malam,tdi ada sedikit masalah di kantor,"

    Satria mencium kepalaku,lalu mendekap tubuhku hangat.

    "Masalah apa bang?"

    "Salah satu progam reality show tv kami dapat surat teguran dari KPI,katanya tu progam kurang mendidik generasi muda,malah cenderung merusak moral anak bangsa,"

    Aku mendengus.
    Itulah sebabnya aku lebih suka menonton progam siaran berita ketika menyalakan televisi.

    "Udah mam sayang?"

    Satria mengulangi pertanyaan semula sambil menciumi hidungku.

    "Udah..,abang udah?"

    "Belum,sengaja mo mkn dirumah sama kmu ,"

    Satria mengecup bibirku lembut.

    "Kok semalam ini belum majan,ntr maagh abang kambuh,ayo makan aku temenin,"

    Aku bangkit dari ranjang.
    Satria mengikuti langkahku ke luar kamar menuju ruang makan.

    "Bi Sum masak apa tadi siang?"

    "Rendang ayam bang,"

    Aku mengambil piring,menyendok nasi dan lauk,lalu menyorongkannya ke hadapan Satria yg sudah duduk di kursi makan.

    "Suapin,"

    Satria mengedipkan sebelah matanya.
    Aku tersenyum kecil lalu menuruti permintaanya.
    Aku menyuapinya seperti balita.
    Satria jadi lahap makan dari tanganku langsung.

    Terlintas bayangan seseorang beberapa saat kemudian.
    Seseorang yang susah payah makan tidak dengan tangannya,tapi dengan mulutnya langsung,seperti layaknya binatang makan makananya.

    Seseorang yg harusnya kubantu makan dengan menyuapinya,tapi tidak pernah kulakukan.
    Sementara disini aku menyuapi seorang pria dengan tubuh sempurna,dengan dua tangannya yg bisa melakukan aktifitas apapun tanpa kesulitan.

    Aku sadar,sepenuhnya sadar.
    Bahwa aku telah berubah.
    Bahwa aku kehilangan diriku sendiri yang dulu.
    Diriku yg dulu tidak seperti ini.
    Ini tubuhku,tapi ini bukan jiwaku yg dulu.

    Aku mengasihi Mahesa,tentu aku mengasihi lelaki itu.
    Namun yg kurasakan hanya sampai di batas itu,tak lebih.
    Hanya mengasihi,bukan mencintai.

    Aku marah terhadap apa yang dilakukan Satria,tentu aku sangat marah padanya.
    Dia menghancurkan lelaki yang begitu mencintaiku.
    Namun jika sampai sekarang aku malah mengikutinya,memilih bersamanya,aku hanya bisa menjawab kalau itu CINTA.

    Aku mencintai Satria.
    Lebih besar dari yang kukira.
    Mungkin cinta buta.
    Atau cinta nafsu.
    Bisa juga cinta bodoh.
    Whatever you said,but i love him so much.

    Setelah  apa yang sudah dilakukanya pada Mahesa,sekejam itu ia melukai pria baik dan tulus seperti Mahesa,aku tidak lantas berpaling dari pesonanya.
    Satria tetap di hatiku.
    Dia yang pertama kali menyentuhku secara romantisme.
    Menciumku,menjamahku,menyetubuhiku,menggauliku hingga aku melayang.
    Kalau bukan karna amarah Satria tidak pernah berlaku kasar sedikitpun terhadapku.
    Dia sangat lembut padaku.
    Dia sangat mencintaiku,sebab itulah dia sangat marah ketika tau mahesa juga memilikiku.

    Aku memeluk Satria.
    Kutenggelamkan wajahku didada bidangnya.
    Aku menangis disana.
    Aku tahu aku jahat terhadap Mahesa,tapi tak dapat kutolak aku lebih mencintai Satria.

    "Sayang? Why u cry? Kmu ga betah disini ya?"

    Satria membelai rambutku,dikecupnya anak2 rambut ku dengan sayang.
    Aku makin terisak.

    "Sayang,abang ada salah ngomong atau salah sikap kah sama kamu?"

    Aku tak menyahut,masih  terisak.
    Satria mengetatkan pelukan.
    Disandarkannya dagunya ke kepalaku.

    "Maaf sayang,abang tau abang keterlaluan sama lelaki itu,tapi abang lakuin itu karna sangat takut kehilangan kamu..abang takut dia mengambil kamu dari abang,"

    Kudengar Satria juga terisak pelan.
    Aku mendongak,mencari wajahnya.
    Kuusap air matanya lalu kukecup kedua matanya.

    "Aku tidak mencintainya bang..tidak pernah..aku hanya kasihan sama bang mahesa..kisah hidupnya berat bang,aq ga tega..,"

    "Karna dia cacat? Karna itu kamu ga bisa melukainya? Kamu lebih menghancurkanya kalau bersamanya tapi bertopeng atas nama kasihan kepadanya,jgn pernah mencintai seseorang karna rasa iba,"

    "Tapi dia yg lebih dulu memilikiku bang..abang salah paham,aku yang salah,aku yg jahat,mengkhianatinya dengan selingkuh sama abang,"

    Aku menunduk saat menjelaskan kebenaranya pada Satria.

    "Aku tau..aku sudah tau dari rudi,tpi amarahku lebih membutakanku akan kebenaran yg sebnranya sudah kuketahui,aku ga mau kehilanganmu karna itulah aq sengaja menghancurkan Mahesa,agar ia menyerah dan meninggalkan kamu,"

    "Dia lebih dulu memiliki kamu,tapi tidak pernah memiliki hatimu..dia hanya memiliki rasa iba dari kamu,"

    "Maafkan abang Ananta,"

    Satria kembali mendekapku,lebih erat dari sebelumnya.

    ***
    "Bik Sum tolong titip jaga Ananta ya,perhatiin makannya,vitaminya,bikin dia nyaman dirumah ini,Satria ada kerjaan luar kota bik,mau ikut survey lokasi shooting sinetron terbaru tv,"

    Dari dalam kamar aku mendengar percakapan Satria dengan asistan rumah tangganya di luar.
    Aku bangkit dan melangkah keluar kamar.
    Kuhampiri mereka yg berdiri di dekat ruang keluarga.

    "Emang berapa hari bang di bandung?"

    "Eh udah bangun sayang? Maaf ya ga bisa nyarap bareng,abang buru2 bgt nih,gpp kan sayang?"

    "Gpp bang,brapa hari disana?"

    "Cuma dua hari honey,jgn kawatir hehe,"

    "Dih siapa yg kawatir,"

    "Yaudag jgn cemburu,"

    "Pede,siapa yg cemburu,"

    "Para creative ku kece2 loh,klo abang kecantol mereka gmn?"

    "Ihhh ngeselin!"

    "Hahahaha!"

    Satria dan bi Sum ketawa berbarengan.

    Setelah melepas kepergian Satria aku lalu sarapan ditemani bik Sum yg sangat menyenangkan dengan cerita2 lucunya tentang masa kecil Satria.

    "Den Satria itu sampe SD kelas 5 masih ngompol loh hahaha,"

    Aku geli setengah mati mendengar cerita itu.
    Bocor sekali memang si bibik stu ini.
    Tak kubayangkan Satria mencak mencak aib nya diceritakan pembantunya.

    "Pernah waktu SD nya ngadain kemah persami,aden ngompol di tenda,temen2 satu kelompoknya pada nyiium bau pesing ternyta aden ngompol waktu tidur malam harinya hahaha,"

    "Trus ada lagi waktu aden kelas satu SMP,dimarahin nyonya(mama satria) karna ngintip nyonya dan tuan yg lagi ehem ehem di kamar hahaha,"

    Astagaa badung sekali trnyta kekasihku itu hahaha.

    "Aden pernah digeplak sama papanya karna ngatain papa nya payah ga berhasil buatin dia adek pdhl tiap malam ehem ehem hahaha"

    Aku tertawa memegangi perut mendengar cerita itu.
    Kurang ajar sekali Satria sama orabg tuanya.

    "Ada lagi pas aden kelas satu SMA ngerjain tuan dan nyonya smpe mereka bnr2 berang,aden bilang klo udah menghamili teman cewe di sekolahnya hahaha,nyonya smpe hampir pingsan,tuan hmpir memukul aden tp lalu aden lari sambil bilang papa mama payahh dikerjai percaya2 aja,"

    Hahahaha.
    Pacarku sungguh nakal.

    "Lalu bik,apa orang tua bang Satria tahu klo abang...gay?"

    Aku bertanya sambil deg degan.

    "Tau kok den..awalnya mereka marah,kecewa berat,tapi akhirnya mereka menerima karna aden tu anak satu2nya dan merka ga mau kehilangan putra kesayangan mereka..tuan dan nyonya sudah mengenal dua pacar lelaki aden waktu aden membawa kesini,"

    "Wowww hebat bgt bik masa dengan mudahnya ortu nerima keadaan anaknya yg nyimpang! Klo ayah ibu saya klo sampe tau bisa dikebiri saya!"

    "Orang tua den Ananta pasti orang yg religius ya den..,"

    "Emm iya bik,banget,tp ga nurun ke anaknya hahhaha,"

    "Itulah bedanya den..kluarga ini keluarga "suka suka" alias ga mikirin khdupan beragama,mrka muslim tp ga jalanin kewajiban sebagai muslim,ga pernah sholat dan semua perintah agama,den satria aja yg ngajarin sholat sama ngaji bibik dari kcil,"
    Aku geleng geleng kepala.
    Sungguh kontras dengan kuargaku di semarang.

    "Lalu mereka jarang pulang ke indo ya bik setelah ngurus bisnis di luar?"

    "Pulang kadang satu bulan dua kali klo kangen sama aden,aden disjak kesana ga pernah mau,waktu itu aden masih pacaran sama den Dim,lagi deket2nya,ya jelas ga mau disuru netap di luar negri,"

    Sampai disitu aku tercekat.
    Ada semacam perasaan kesal mendengar bik sum menyebut mantan pacar Satria.
    I'm jealous of course.

    "Ceritakan tentang..siapa tadi bik? Dim?"

    "Oh den Dimitry..pacar kedua den Satria,"

    Dimitry..nama apa itu?
    Huhff sok keren.
    Sok barat namanya.
    Orangnya pasti ga lebih keren dari nama kebule buleanya.

    "Den Dim anaknya ganteng..keturunan jerman,mamanya asli malang papanya jerman,"

    Shiittttt.
    Bik sum apa ga liat mukaku merah karna cemburu?

    "Tapi klo bibik sih lebih suka kegantengan pria lokal macam den Ananta hehe,"

    Aku nyengir.
    Geer denger pujian bi sum.

    "Den Dim itu anaknya rame,pinter masak,klo kesini suka masakin den satria,suka ngelawak,manja sekali klo sama den Sat,tp sangat ngambekan hehehe,"

    cukuupp cukupp bikk.
    Hatiku meletup didera cemburu.
    Konyol,aku mencemburui seseorang yg sudah menjadi masa lalu kekasihku.
    Sial.

    "Den satria sempet terpuruk lama setelah den dim ninggalin aden karna harus menikah,"

    "Den Dim terpaksa harus menikah karna mamanya sakit keras dan umurnya di diagnosis cuma tinggal satu tahun,mamanya ingin melihat den Dim yg juga anak tunggal menikah sblum meninggal dunia,akhirnya den Dim menikah dengan gadis putri rekan bisnis papanya demi mama yg aden cintai...,"

    "Den Satria sempat coba bunuh diri di hari pernikahan den Dim,aden minum racun tikus dikamar untung bibik berhasil melarikanya ke rumah sakit dan aden tertolong...,"

    Begitu istimewa dan berartinya seorang Dimitry bagi Satria.
    Huuufff.

    "Lalu setelah itu,abang pacaran sama siapa lagi bik?"

    "Setau bibik ga ada lagi,bibik plng kampung ngerawat ibu bibik,pulang sini lagi tau tau ada den Ananta,"

    Aku manggut manggut.
    Teringat cerita satria dulu di awal pertemuan,dimana ia bilang kalau baru dua kali menjalin hubungan dengan pria.
    I trust him now,he is not a player.

    Aku baru saja menyelesaikan sarapan ketika bel pintu rumah satria berbunyi.
    Bik sum tengah mencuci piring di dapur,maka aku membantunya untuk membukakan pintu.

    "Den Dimmmm??!!!"

    Aku terlonjak kaget mendengar seruan bik sum yg ternyata sudah berdiri di belakang punggungku,rupanya beliau juga hendak melihat siapa tamu yg datang.

    "Bik summmmm kok ga tua tua sih bikkk perasaan segini ajaa awet muda nihhh,!"

    Seorang lelaki tinggi berkulit putih bersih bermuka blasteran merangksek masuk dan memeluk bik sum erat erat.

    "Aahh den Dimitry bisa ajaa,aduh den tambah ganteng ajaa,"

    "Oh tentu sajaa bikk,ketampanan dim ini paripurna,kekal selamanya hahaha,"

    "Ohh di borak ya den mukanya makanya awet ganteng hahaha,"

    "Oh shit,apa muka dim semurah bakso bik smpe diborak segala hahaha,"

    "Hahaha ngocol aja aden mah,"

    "Ihhh bibik ngomong jorokkk,"

    "Ngocol denn ngocoll bukan ngocokk,"

    "Laahh pake dijelasin si bibik jahahaha mau dong dikocokk,"

    "Sono minta dikocok istri den dim hahaha,"

    Sampai disitu tawa laki laki tampan di sampingku terhenti.

    "Ga bik..dim udah ga pnya istri lagi..,"

    "Ap..appa?? Apa den?"

    "Dim udah cerai bik dari Natasha,"

    Bik sum menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
    Kaget.

    "Bang Satria ada bik? Dim kangen,"

    Aku merasa sendi sendi tubuhku melemas.
    Rasanya tak bertenaga sama sekali.
  • Pengganggu datang.. Pasrah aja deh.
  • udah finish baca part 37 bro yand?? e busett cepet bgtt
  • Inikah surprisenya? hmmm
  • bukan bang,ini bukan goals nya @Bayu15213,btw aku pgn nanya,makna tersirat dari kata "hmm" itu apa ya bang bay? senang kah,atau biasakah? klo suudzon saya sih,kata hmm abang terdeteksi seperti bilang ah surprise apaan,biasa aja ,hahaha tell me if me wrong
  • udah finish baca part 37 bro yand?? e busett cepet bgtt

    Hehe.. Kbtulan sblum kmu mention aku udah buka soal e ane liat last comment ada nama kmu, ane pkir pasti apdet. Lah btulan
Sign In or Register to comment.