Lagi rame - ramenya kasus SJ sama IB dibarengi makin kontrasnya LGBT menyuarakan hak ke publik. gak sengaja nemu juga artikel dari k*mpasiana yang membahas tentang keegoisan kaum LGBT vs kekolotan kaum heteroseksual. link artikelnya ada dibawah ini :
http://www.k*mpasiana.com/fachat/lgbt-liberalis-terlalu-naif-heteroseksual-banyak-yang-ekstrimis_572429090123bdca1b2c7be4
(karakter * diganti dengan huruf o)
Tapi threat saya gak ada sangkut pautnya sama inti dari yang dibahas diartikel tersebut, namun ada yang menarik ama salah satu bahasan yang ada di artikel itu, mengenai gay dan munafik.
Pernah gak kalian ngalamin diposisi terdesak yang mengharuskan kalian menjadi orang yang cenderung munafik atau istilah tepatnya apalah ya gak tau... jadi semisal kalian (khusus buat gay yang belum coming out) ada diantara temen - temen kalian yang hetero, eh... gak taunya mereka sedang membahas masalah LGBT yang cenderung menjelek - jelekan, terus gimana cara kalian mengontrol ekspresi kalian agar gak kelihatan seperti orang yang lagi gelisah? atau malah kalian biasa aja gak ambil pusing? Permesalahannya belum selesai disitu saja, tiba - tiba kalian dimintai pendapatnya mengenai topik yang sedang mereka bahas sedang posisi kalian sudah terkunci gak bisa menghindar, dilihat dari kondisi mereka semua sepertinya seolah - olah satu suara yaitu "jijay" (haha... nista banget ya
) sama yang namanya LGBT, pokoknya posisinya kalian itu mau gak mau, suka gak suka harus seolah - olah menjadi orang yang homofobia munafik banget lah sama jati diri sendiri,..
Comments
lebih ke diam dan mendengarkan, tidak berusaha untuk ikut-ikut memunafikkan diri membenci LGBT
dan diam-diam memperbaiki diri supaya tidak menjadi seperti yang mereka katakan
Yes, kadang gini jg...
"wow... masa sih?"
"njir... berani banget.."
"itu mah dasarnya dia aja pedopil.."
Tp klo ama org ya cumak kenal2 anjing ato bahkan ga kenal, gw diem, soale dijelasin juga percuma, gapenting.
Syukurnya gaperna denger org yg gw knal jelek2in lgbt palagi mpe bilang munafik.
Tidak kok.
Berhubung aku orangnya ga bisa berdebat, ya sudah,kalau orang nanya sesuatu ya aku jawab semampuku. Terserah mereka mau percaya atau tidak, itu bukan urusanku.
Yang penting tidak saling menggangunaja aja sih. Itu dsh lebih dari cukup
Ya walaupun jujur saja sih pas masa denial masih kuat dulu aku termasuk munafik.
Pas masa SMA, masa masih takut soal ginian, diadd orang di FB, tiba-tiba chat ajak kenalan. Ramah sih, bilang aku manis lagi, tapi semasa itu denial dan beneran homophobe, jadi aku blokir dia langsung. Andai masih bisa interaksi, pengen minta maaf.
Lalu setiap kali ada yang tanya pendapat cowok itu ganteng apa nggak, aku dulu sering bilang gak bisa nilai takut dibilang homo lah atau apalah.
Sejak setahun terakhir berubah drastis. Seperti yang aku bilang di awal tadi. Aku lebih milih diam.
klo ungaitin ma free sex, noh kaum hetero juga banyak yg free sex (bukan berarti ak pro free sex ya)