Hai.... Ini cerita pertama q pake alur maju mundur maju mundur cantik. Hahaha gaklah intinya alur campuran mohon maaf kalo penggunaan kalimat q brantakan maklum baru blajar nulis :-). Kritik dan saran pastinya sangat dibutuhkan ;-) selamat membaca yah......
Cinta itu aneh.. Terkadang membuat manusia bingung akan dirinya.Kisah ini hanyalah fiktif belaka namun tak terlepas juga dari kisah hidup penulis. kisah tentang persahabatan, penghianatan,pengorbanan, pencarian jati diri dan cinta terlarang yg berujung air mata darah Hingga bahagia harus terlepas dari genggaman.
Kisah ini dimulai dengan pencarian kenangan yang hilang.
#SATU
Kala itu terlihat seorang pria berjalan keluar dari bandara halim perdana kusuma membawa sebuah koper yang berwarna hitam. Pria itu berkulit putih bersih, memakai kaca mata hitam. tingginya sekitar 182cm, rambut lurus yang dicat coklat keabu abuan dan di potong rapi, terlihat sepasang mata elang dengan tatapannya yg tajam dan sepasang alis yg hitam tebal ketika ia melepas kaca matanya. hidungnya mancung dengan ujungnya yg runcing, giginya yang putih dan berjejer rapi saat ia tersenyum yang di bingkai dgn bibir merah ranum yg sangat sexi, serta jambang halus yang menambah ketampanannya yang membuat setiap wanita dan pria gay jatuh pingsan akan ketampanannya (lebay :-D) tubuhnya atletis bak seorang model iklan SUSU L-men itu terlihat dari kemeja coklat yg ia kenakan sangat press body. Mungkin usianya sekitar 27thn.
"vandy..!" teriak seorang perempuan cantik berambut panjang sambil melambaikan tangannya kearah seseorang yg bernama vandy. Tegurat kebahagiaan diwajah perempuan itu kala seorang pria yg bernama vandi berjalan mendekat kearahnya. Dari Expresi wajahnya menunjukan bahwa ia sedang berbahagia karna telah bertemu kembali dengan sang kekasih setelah lama berpisah.
"Vandy.. aku sangat merindukanmu. Padahal kamu ke paris hanya 7 hari namun aku merasa seperti 7 abad menanti mu" ucap perempuan cantik itu dengan manja yang langsung memeluk pria yg bernama vandi. Rupanya pria tampan bermata elang tadi bernama vandi.
" Aku juga sangaat merindukanmu. Aduhh... Udah dong acara peluk pelukannya malu di liatin banyak orang" ucap vandi risih karna diperhatikan banyak pasang mata yg berlalu lalang.
"gak mau" ucap tiara manja sambil sesekali memukul pelan dada bidang vandy
"ya sudah ayo kita pulang sekarang" ajak vandy.
Merekapun berlalu meninggalkan bandara dengan keadaan tiara yg masih memeluk vandy. Mereka pulang dengan mengendari sebuah mobil mewah berwarna hitam menuju apartemen milik vandy. Sesampainya di apartemen tiara langsung memburu vandi dengan pertanyaan.
"gimana pamerannya?" tanya tiara dengan antusias "lancar" jawab vandi singkat tanpa melihat kearah tiara yang langsung merebahkan dirinya diranjang. Melihat reaksi vandi yang terkesan sedikit mengabaikannya membuat tiara sedikit kecewa. "sayang.. Kamu kog begitu? Apakah kehadiran q membuatmu tergaganggu? Kalaupun demikian aku minta maaf. Sia sia aku memikirkanmu setiap hari bila orang yg q pikirkan tidak pernah memikirkanku. Sia sia aku merindukanmu setelah rindu ini bertepi hanya pengabaian darimu yang q dapatkan" ucap tiara kecewa yg kini telah duduk disisi ranjang Dgn matanya mulai berkaca.
"tolong mengerti aku tiara. Aku baru saja kembali dari paris. Aku capek aku butuh istirahat besok adalah pameran pertama ku di sini (jakarta). Dan aku tidak suka dengam sifatmu yg masih kenak kanakan itu. Kita sudah bersama sejak dari zaman kuliah di makassar. Kamu sudah mengenal q luar dan dalam dan aku paling tidak suka dengan sifat mu yg spt itu" Ucap vandy dengan wajah masam. Tuk sesaat tiara terdiam tiba tiba lidahnya keluh tuk berucap ia hanya bisa tertunduk lesu menatap lantai mendengar ucapan vandy.
"maafkan aku.. Aku terlalu berlebihan. Aku yg terlalu berharap banyak padamu. Aku tau aku memang kekanakan tapi itulah aku dengan segala kekuranganku aku mencoba tuk terlihat sempurna dimatamu agar aku tidak membuatmu malu ketika kau kenalkan pada teman" mu. Aku hanyalah perempuan bodoh yg terlalu mengemis cinta padamu walau q tau dalam hatimu tidak ada ruang untuk ku. Selama 7thn kita bersama satu kalipun aku tidak pernah mendengar kau mengucapkan kata cinta untukku! Apa arti kebersamaan kita selama ini? Terkadang aku juga mempertanyakan apakah aku ini kekasih mu atau bukan karna aku tidak pernah mendengar pengakuan langsung dr bibirmu" ucap tiara sesegukan karna airmata telah membanjiri wajah cantiknya.
" apakah status itu penting buatmu? Yg penting aku peduli dan selalu menyayangimu. Tanpa q katakanpun km sudah tau bahwa tempatmu sangat spesial dihatiku" kini vandi telah duduk berhadapan dgn tiara disisi ranjang sambil memegang pundak tiara. Tuk sesaat mreka terdiam dua pasang mata itu saling bercerita dalam keheningan.
.............
Comments
" selalu saja begitu jawabmu. Aku selalu memiliki tempat yg istimewa di hatimu. Istimewa spt apa? Aku butuh kejelasan. Status q terkatung katung. Bila memang aq bukan kekasihmu katakan agar aku tidak terlalu berharap padamu. Dari awal seharusnya aku sadar bahwa aku memang bukan siapa siapa untukmu. Aku hanyalah alarm berjalan bagimu yg selalu membangunkanmu ketika fajar menyingsing. Aku hanyalah pembantu bagimu yg menyiapkan sarapan ketika engkau hendak beraktivitas dan membersihkan istanamu. Aku hanyalah seorang partner bisnis bagimu.Terlebih lagi aku hanyalah boneka sex bgmu. Aku bertingkah layaknya spt seorang istri tp nyatanya aku bukan siapa siapa bagimu. Aku capek van.. Selama 7 tahun aku tak pernah tau arti kehadiranku dihidupmu." ucap tiara berapi api dengan linangan air mata. Terlihat vandi tak mampu lg menatap mata tiara yg begitu menikamnya kepalanya perlhan tertunduk tak mampu berkata kata. Mungkin ia menyadari bahwa apa yg di katakan tiara benar adanya. Selama mereka bersama memang vandi tak pernah memberikan pengakuan bahwa tiara adalah kekasihnya. Namun dari lubuk hatinya yg paling dalam ia sangat menyayangi tiara namun ia juga bingung dgn perasaannya apakah rasa sayang itu adalah rasa sayang tuk kekasih atau sebg sahabat. Entah mengapa sangat sulit baginya tuk memberikan pengakuan cinta untuk tiara. Mungkin masih ada seseorang yg masih merajai hatinya shingga ia blm bisa menerima gadis lain. Seseorang yg pertamakali membuatnya jatuh cinta. Seseorang yg pertamakali mengenalkannya pada keindahan dunia bercinta. Namun anehnya seberapa keraspun ia mengingat seseorang itu ia tak pernah mampu menggambarkannya bahkan diatas kanvasnya sekalipun. Seolah kenangan akan dirinya lenyap begitu saja. Lebur bagai butiran debu. Vandi dan tiara sudah bersama sejak 7 tahun lalu mereka sama sama kuliah di makassar dan mengambil jurusan yg sama yaitu senirupa disalah satu universitas ternama dikota itu. Namun tiara tidak terlalu pandai dalam hal melukis ataupun membuat patung walau seni rupa adalah jurusannya. Ia sangat mencintai fashion dan memilih menjadi seorang perancang busana. Setelah wisuda mereka berdua terbang ke Prancis di negara yg terkenal dgn menara Eifelnya di negara yg sering dikatakan negara paling romantis didunia. Vandi melanjutkan studinya dan begitupun dgn tiara mengasah bakatnya dalam merancang busana. Selama hampir tiga tahun akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke tanah air dan sekarang menetap di jakarta.
Vandi masih terdiam membisu ia bingung mencari kata kata yg tepat agar tiara melunak. Lama ia terdiam dan tertunduk butir butir keringat perlahan muncul dari wajahnya hingga tiara melanjutkan lagi perkataannya.
"kenapa? Kamu bingungkan mau jawab apa? Ternyata memang benar aku bukanlah siapa siapa bagimu. Terimakasih atas kebersamaan dan kebahagiaan semu yg kau berikan selama ini. Tapi aku tidak pernah menyesal mencintaimu. Selamat tinggal." ucap tiara sambil menyeka air matanya dan berlalu dari hadapan vandy. Namun vandy meraih tangan tiara dan dengan cepat langsung memeluk tiara. Vandy terlihat berkaca kaca dalam pelukan tiara air matanya kini tergenang hampir tumpah.
"jangan pergi. Aku tak sanggup kehilanganmu. Aku ingin kamu selalu berada disisiq. Kumohon tetaplah bersama q. Aku tau kamu marah padaku. Aku mengerti akan kekecewaanmu tapi pada waktunya nanti kamu akan tau mengapa aku tak pernah memberikan pengakuan cinta untukmu. Kamu sudah tau tempatmu di hati q. Aku tak ingin kau pergi dari sisiq." ucap vandy dengan suara yg begetar dan memeluk tiara semakin erat. Tampaknya tiara sedikit melunak itu terlihat dri dia membalas pelukan vandy.
" tapi aku tak bisa janji van.. Aku butuh kepastian darimu segera. Kau tau umurku sekarang sudah 27thn dan kaupun sama. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan spt ini aku juga ingin membina rumah tangga punya suami dan punya an.......nak." tiba tiba suara tiara tertahan saat mengucapkan kata anak.
"sudahlah van istirahatlah sampai ketemu besok di galery" ucap tiara dan berlalu meninggalkan apartemen vandy.
Waktu menunjukan pukul 23:04 namun vandy blm juga bisa terlelap. Beberapa kali ia terlihat merubah posisi tidurnya Ia gelisah seperti ada jarum di bantal dan kasurnya. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan membeli sesuatu untuk dimakan.
Jalanan terlihat sepi tak spt biasanya hanya ada lampu jalan redup yg menjadi penerang dan sesekali terdengar lolongan anjing. Ternyata vandi tak sendiri rupanya ada seseorang mengikutinya dari belakang sosok hitam memakai tudung kepala.
*****
Vandy menoleh namun tak ada siapa siapa.
.........
Vandy terus melangkah menyuri jalanan yg begitu sepi sesekali ia menengok kiri kanan tuk melihat toko yang masih buka. Entah mengapa malam itu tak seperti malam biasanya yang ramai dengan kendaraan meski sudah larut, muda mudi yg nongkrong di pinggir jalan.
Malam itu begitu dingin. Hembusan angin sesekali membuat vandy menggigil dan membuatnya harus memeluk tubuhnya sendiri. Vandy merasa seperti mendengar langkah kaki yang sedang mengikutinya. Sengaja ia berhenti sejenak tanpa menoleh dan suara langkah kaki misterius itupun ikut berhenti . "ah mungkin hanya perasaanku saja" batin vandy. Ia terus melangkah melintasi malam yg sunyi tanpa gemintang. Hingga suara langkah kaki yg mengikutinya itu membuat ia merasa sedikit terganggu dan ia yakin bahwa ada seseorang yg mengikutinya. Sejenak ia berhenti dan langsung menoleh kebelakang namun tak ada siapa siapa disana. Akhirnya Vandy mempercepat langkahnya yg mirip spt org yg berlari.
Malam itu seseorang sedang mengikuti vandi dgn memakai tudung kepala. Semua serba gelap karna ia berjalan di tempat yg tidak terkena cahaya. Ketika vandi tersadar bahwa ada seseorang yg mengikutinya, vandy menghentikan langkahnya tanpa menoleh kebelakang. Sosok yg mengikuti vandy menyadari hal itu langsung menghentikan langkahnya juga. Sejenak mereka terdiam hingga akhirnya vandy memutuskan tuk melanjutkan langkahnya.
Sosok bertudung itu terus mengikuti vandy hingga akhirnya vandy menyadari akan kehadirannya. Terlihat raut wajahnya mulai cemas, karna saat itu ia dalam posisi yg tidak menguntungkan. Vandy berhenti dan iapun berhenti tepat di bawah sorotan lampu jalan. Terlihat ia memakai sweater kuning dengan kaos berwarna hitam dan celana jeans pendek selutut berwarna hitam. Rambutnya hitam lurus panjang sebahu. Kulitnya hitam manis dan bersih, bibirnya tampak begitu sexi dihiasi dengan lipstik berwarna pink alami. Hidungnya bangir, matanya bulat dan dihiasi dengan sepasang bulu mata yang lentik memanjang. Wajahnya terlihat menggemaskan saat ia memasang eksperesi cemas spt itu sesekali ia menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas sweater kuningnya. Gadis itu masih remaja dari penampilannya menunjukan bahwa dia berusia sekitar 19thn. Gadis itu berdiri sejauh 5 METER dari tempat vandy berdiri.
Karna menyadari vandy akan menoleh dgn cepat ia berlari dan untungnya tiga langkah dari tempatnya berdiri ada lorong kecil dengan tembok yang membatasi jarak pandang vandy. Gadis itu langsung bersembunyi dan bersandar pada tembok sehingga ketika vandy menoleh ia tidak menemukan siapa siapa. Gadis itu menghembuskan nafas lega sambil mengelus dadanya sementara vandy sedikit mempercepat langkahnya.
Gadis itu kembali mengikuti vandy. Tampaknya ia sangat menjaga jaraknya dengan sangat hati hati tidak lebih dari 5 METER itu terlihat ketika ia melewati batas jarak 5 meter wajahnya meringis seperti sedang menahan sakit dan sesekali memukul dadanya. Ketika berada tepat pada jarak 5 meter atau lebih ia terlihat baik baik saja.
Vandy akhirnya menemukan toko yg ia cari setelah bermenit menit menyusuri jalan yg sepi dan sedikit membuatnya was was. Vandy membeli beberapa minuman soda dan juga bir, snack, kacang kulit, roti, dan biskuit dll. Mungkin ia akan begadang malam ini tampaknya perseteruan antara dia dan tiara membebani pikirannya. Setelah selesai ia segera menuju kasir dan membayar belanjaannya sementara gadis yang mengikutinya tadi berdiri diseberang trotoar yg remang remang dan dia tampak serius memperhatikan vandy dari jauh.
Setelah vandy keluar dari toko gadis 5 meter tadi masih tetap mengikutinya hingga akhirnya ia tersadar saat vandy menghentikan langkahnya. Perasaan panik mulai menyerangnya ia menyangka pasti vandy akan menoleh lagi. Dengan lembut vandy menggerakan kepalanya kekiri dan terlihat dengan jelas ekspresi wajah gadis 5meter sangat panik namun ia beruntung vandy tidak sempat menoleh belakang vandi hanya clinguk kanan clinguk kiri tuk memastikan ada orang atau tidak karna sebenarnya hawa dingin malam itu membuat vandy tak tahan menahan air kencing yg dari tadi sudah berontak ingin di lepaskan. Setelah dirasa aman vandy langsung buang air kecil sembarangan. "dasar lelaki.. Emang begitu kebiasaanya. Emang ga bisa apa pipisnya ditahan sampe rumah?" gadis 5meter membatin. " andai dia tau saat dia menggigil kedingin tadi ingin rasanya aku memeluknya.. Ingin rasanya aku menghibur hatinya yg sedang kalut. Aku ingin selalu melihat wajah tampan itu di hiasi dgn senyuman dan kebahagiaan bukan dgn air mata dan kedukaan. Jarak ini begitu menyiksaku biarlah hasrat ini q pendam dalam hati dan melihat kebahagiaannya dari jarak 5 METER" lanjut gadis itu membatin dgn wajah yg terlihat pilu.
Vandy melanjutkan langkahnya dan kini ia tlah sampai di apartemennya. Sementara gadis tadi telah menghilang tanpa jejak. Vandy membuka makanan dan minuman yg ia beli dan sesekali melihat HPnya hingga tanpa sadar dengkuran halus terdengar dari mulutnya. Ia terlelap berkelana menuju alam mimpi.
............
malam semakin merayap dan tak terasa pagi telah menyapa. Perlahan sinar mentari pagi menyelinap masuk dr celah gorden kamar vandy yg membuat vandy sedikit terganggu dari tidurnya karna silau. Hpnya berdering dgn malas tangannya mulai meraba raba mencari arah sumber suara. Setelah ia menemukannya.a dengan suara yg terdengar serak dan mata yg masih terpejam ia mulai bercakap. "halo! Kamu dimana? Apa kamu lupa hari ini ada pameran? Ini sudah hampir jam 9. Cepat mandi para wartawan sudah menunggu di galery" ucap wanita di sebrang sana yg tak lain adalah Tiara. Vandy tiba tiba bangkit dari tidurnya matanya terbelalak ia melirik jam dinding yg menempel di kamarnya ternyata waktu menunjukan pkl 8:47 WIB. "ok. Ok! Aku akan segera kesana." jawab vandy agak panik. "sial... Kenapa bisa kesiangan aku bangunnya?" gumam vandy kesal. Dengn terburu buru ia melepas pakaiannya mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi. 15mnt kemudian ia sudah selesai dan berpakaian rapi sesekali ia memandang kearah koper yg ia bawa kemarin sepertinya ia hendak mengambil sesuatu namun ia terlihat ragu akhirnya bergegas ke basement kmudian ia mengambil mobilnya dan bergegas ke galery.
"astaga.. Ini sudah jam berapa?? Kamu ngapain aja semalam?" tanya tiara menyelidik. "maaf aku tak bisa tidur semalam" jwb vandy datar. "alasan " sahut tiara ketus " sudah aku tidak mau berdebat. Dan tolong jaga sikap km." ucap vandy berlalu meninggalkan tiara. Ia sempat berkeliling galery sebentar memperhatikan semua karya karyanya. Vandy merupakan seorang pelukis yg tak bertumpu pada satu aliran selain memerkan lukisan realisme ada juga lukisan surealis, romantisme, dan beberapa lukisan abstrak dan juga lukisan pasir. Langkah vandy terhenti tepat disebuah lukisan yg berjudul "mimpi misteri" matanya berkaca kaca saat memandang lukisan seseorang yg mungkin bisa pria atau wanita karna penggambaran wajahnya kurang jelas, memakai kaos hitam dgn sweater kuning dan juga celana berwarna hitam, area wajah dan rambut tidak terbentuk dgn jelas dan sapuan warnanya spt membentuk tanda tanya, tangan kirinya memegang keris emas sementara telapak tangan kanannya tergores dgn memegang selendang kuning yg berlumuran darah, berlatarkan awan mendung dgn jalanan sepi yg di pinggirnya terdapat pepohonan yg daunnya telah gugur tak bersisa. Entah perasaan apa yg melandanya hingga tanpa ia sadari air matanya telah tumpah. "kamu menangis?" tanya tiara yg entah sejak kapan berdiri disamping vandy. "apa?" ucap vandy kaget yg langsung terburu buru menghapus air matanya. " aku tak tau apa yg membuatmu sampai menesteskan air mata setiap kali memandang lukisan ini. Tp bisa q rasakan terdapat kepiluan didalamnya. Dan tiap kali q bertanya siapa org berada dlm lukisan ini tak pernah aku mendapatkan jwbannya" ujar tiara yg serius memandang lukisan itu tanpa menoleh kearah vandy. " ini adalah karya q yg paling istimewa akupun tak tau apa yg membuatnya istimewa tp yg jelas ini istimewa. Aku juga bingung siapa org berada dlm lukisan ini. Semuanya berawal dari mimpi. Mimpi yg mengerikan . Waktu itu kita masih semester 3 tepat di tanggal 30 desember mimpi itu datang. seseorang spt penggambaranq dlm lukisan ini selalu datang.. Q pikir hanya sekali itu saja namun mimpi itu datang lg di tanggal dan bulan yg sama sampai mimpi itu selalu menghiasi tidur malam q setiap tanggal 30 desember disetiap tahunnya. Terkadang itu membuat q takut dan akhirnya aku membuat lukisan ini q pikir mimpi itu tak akan datang lg tp ternyata tahun lalu masih tetap sama Dan 2 bln lagi bln desember." ucap vandy sedikit tertunduk dan tiara menoleh lembut kearah vandy. Ingin ia menyandarkan kepala vandy di bahunya namun pertengkarannya kemarin membuat ia mengurungkan niat itu. "apa kamu... Kamu... Sudah pernah bertanya pada dukun atau paranormal?" tanya tiara pelan dengan suara agak bergetar karna takut menyinggung perasaan vandy. Vandy menoleh dan menatap tajam membuat tiara seketika salah tingkah. " apa kamu gila? Ini sudah zaman modern tapi pikiran kamu masih primitif masih saja percaya dgn paranormal. Itu hanyalah mimpi biasa. Tidak ada sangkut pautnya dgn hal hal gaib." jawab vandy terlihat emosi. "kalo itu cuma mimpi biasa pasti tidak akan datang setiap tahunnya dan di bulan dan ditanggal yg sama pula" ucap tiara tak kalah emosi. "sudah cukup. Aku ga mau berdebat disini." ucap vandy mengabaikan tiara dan langsung di hampiri oleh seorang wanita muda yg didampingi oleh seorang pria yg membawa kamera. Tampaknya mereka wartawan yg ingin mewawancarai vandy.
Wanita muda tadi mempersilakan vandi duduk di kursi yg sudah ia persiapkan. Sedangkan pria yg bersamanya tadi sudah Stand by mengambil gambar. Wartawan itu mengajukan bebearapa pertanyaan tentang perjalan karir vandy sebagi seorang pelukis dan vandypun menjawab dgn lancar apa adanya tanpa ada yg ditutupi. Hingga wartawan itu memberikan pertanyaan yg sesaat membuat vandy terdiam dan harus berpikir keras untuk menemukan jawabannya.
..........
Jangan jangan.. Jangan jangan..
Doi roh penasaran yg gentayangan..
Ia masih mencerna pertanyaan dari sang wartawan apakah memang ada seseorang yg membuatnya begitu menyukai seni. Bila memang tidak ada pastilah ia tidak menjadi seorang pelukis hebat spt sekarang dan bila memang ada siapakah seseorang itu dan mengapa ia tak mampu mengingat wajah ataupun namanya. Pertanyaan itu membuatnya bingung namun ia sadar bahwa sang wartawan masih menantikan jawabannya.
"seseorang itu adalah gu..guru kesenian saya. Beliau adalah guru yg menyenangkan dan saya sangat menyukainya. Sayapun bertekad akan menjadi spt beliau" jawab vandy asal asalan dgn suara yg bergetar. Terlihat bulir bulir keringat dingin mulai mengalir dari keningnya. Sementara sang wartawan memandang vandy dgn tatapan sedikit heran mungkin ia menyadari ada ketidakjujuran dari jwaban vandy namun jika di pikir kembali jawaban vandy jg sangat logis.
"ok mas vandy mungkin pertanyaan ini sedikit bersifat pribadi kami tdk memaksa anda untuk menjawab namun bila anda bersedia kami akan sangat senang sekali mengingat anda juga sangat populer sekarang yg pastinya kehidupan pribadi anda akan menjadi konsumsi publik terutama dari para kaum hawa. Apakah anda sudah memiliki kekasih? Dan bisakan anda sedikit bercerita tentang kekasih anda?" tanya sang wartawan dgn wajah berbinar tak sabar menanti jawabannya. Vandy tersentak kaget mendengar pertanyaan itu lngsung wajahnya merona merah karna malu.Sesekali ia menganti posisi duduknya seperti ada jarum dikursinya. Sementara itu tiara juga sedang memperhatikan berlangsungnya wawancara dari lantai dua. pertanyaan sang wartawan td membuat ia sedikit berdebar debar menunggu jawaban dari vandy.
Vandy menoleh kekiri dan kanan dan tak sengaja ia melihat tiara sedang memperhatikannya dari wajahnya tergambar jelas bahwa tiara sudah tak sabaran menunggu jawabannya. Vandy menarik nafas dalam dalam sebelum ia menjawab.
"ya ada!" jawab vandy tegas. "dia adalah org yg sngat istemawa dlm hidup saya. Dy selalu menemani dan mendukung saya. Yang memberikan sayap ketika saya terjatuh walau terkadang ia merasa spt debu yg takberarti namun sebenarnya ia adalah permata. Dia sedikit emosional yaa itu jg karna saya yg selalu membuat masalah. Dy juga sedikit gila itu yg membuatnya istimewa. Dy selalu meminta pengakuan cinta dr sy krna tak pernah mengatakannya dan itu yg membuat.a marah. Saya tidak pernah memberikan pengakuan karna saya merasa itu tak penting. Cinta tak harus di tunjukan lewat kata kata dan janji janji manis karna mrka bisa diingkari dan saya tak ingin membuatnya terluka ketika semua itu saya ingkari. Lebih baik saya tunjukan dengan tindakan memberinya perhatian dan kasih sayang dan membuat dy bahagian tanpa harus diucap lewat kata kata". Lanjut vandy dengan senyuman yg menawan dgn suara yg sengaja dikeraskan agar tiara mendengarnya. Tiara yg mendengar jawban vandy langsung membekap mulutnya dengan kedua tangannya air mata haru tumpah dari kedua bola matanya sesaat vandy memperhatikan reaksi tiara dan vandy hanya tersenyum kecil.
"wah sayang sekali anda sudah memiliki pasangan pasti banyak penggemar anda yg patah hati setelah tau berita ini termasuk saya juga. Hehehe" ucap sang wartawan bercanda. Vandy hanya tersenyum kecil mendengar candaan sang wartawan. "baiklah mas vandy terimakasih atas wawancaranya hari ini dan semoga pameran anda berjalan lancar" lanjut sang wartawan dan menjabat tangan vandy.
Waktu beranjak sore galerypun sudah ramai oleh pengunjung.
.....................
Galerypun ramai oleh para pengunjung. Para kolektor ataupun pengusaha yg diundang hanya bisa menggeleng kepala dengan rasa takjub saat melihat karya karya vandy. Tak jarang diantara mereka saling berlomba tuk memiliki lukisan lukisan itu.
Seorang gadis cantik berambut panjang yg dikuncir dgn dandanan bak super model juga tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada karya karya vandy yg sedang di pamerkan itu. Gadis itu memandang satu persatu lukisan surealis dan ada satu lukisan yg menarik perhatiannya yaitu lukisan yg berjudul "waktu yg terhenti". Dalam lukisan tersebut terdapat sebuah gedung tua pencakar langit yg di bangun diatas tebing yg melayang dengan jam raksasa di puncaknya yg sedang menujukan pukul 5 sore tepat. Kemudian terdapat sosok hewan bertubuh seperti kucing berwarna putih dengan kepala berbentuk jam weeker yg menunjukan pukul 5 sore tepat menghadap kearah lonceng berwarna emas. Hewan itu berdiri diatas reruntuhan rumah yg di bangun diatas tebing yg melayang juga. Di antara dua objek tadi terdapat sebuah tangga yg mengarah ke gerbang langit dengan sosok bayangan hitam yg sedang menaiki anak tangga namun ujung tangga itu terlihat hancur sehingga sang bayangan hitam tak bisa mencapai gerbang langit. Lukisan itu berlatarkan langit sore yg hujani dengn sayap sayap patah berwarna putih ke abu abuan. Setelah puas memandangi lukisan itu gadis cantik tadi beralih pada lukisan selanjutnya yang berjudul "mimpi misteri". Beberapa saat ia memandang lukisan itu tiba tiba ia langsung membekap mulutnya dan mundur satu langkah dari posisi awalnya. Entah apa yg melandanya wajah yg sedari tadi tenang kini berubah pucat pasih seperti langit biru yg tiba tiba tertutup mendung. Lama ia memandang lukisan itu dengan ekspresi sejuta tanya hingga sebuah tangan menepuk lembut bahunya yg membuat ia tersadar dan menoleh pada pemilik tangan itu.
"apa yg membuat anda terlihat begitu terkejut saat memandang lukisan ini?" tanya seorang pemuda dengan mata elangnya yg tak lain adalah vandy sang pemilik lukisan. Gadis itu menatap wajah vandy tanpa berkedip mungkin ia terpesona dengan ketampanan vandy.
"ah.. Bu bu bukn begitu" jawab gadis itu gelagapan. " saya hanya heran dengan lukisan ini. Sy merasa seperti mengenal orang dalam lukisan ini walaupun wajahnya tak tergambar jelas dan penuh tanda tanya. Sy merasa sy adalah orang dalam lukisan ini." lanjut gadis tadi. "apa? Bagaimana mungkin sosok dalam lukisan ini adalah anda. Ini sangat tidak masuk akal. Karna lukisan ini terlahir dari mimpi saya yg sampai sekarang masih membuat saya bingung" ucap vandy sedikit heran. " oh jadi anda adalah pelukisnya? Vera indrawati" ucap gadis itu memperkenalkan diri. " Ahmad affandy saputra. panggil saja saya vandy karna tampaknya usia kita tak jauh beda" ujar vandy dgn senyuman yg menawan. " oh iya anda belum menjawab pertanyaan saya tadi" lanjut vandy. "gak usah terlalu formal. Kan kamu sendiri yg bilang usia kita ga beda jauh." ucap vera memamerkan senyumnya. "entahlah.. Aku juga tak mengerti.. Perasaan ini membuat q bingung namun aku yakin aku adalah orang dlm lukisan ini walaupun apa yg digambarkan dlm lukisan ini tak pernah aku alami" lanjut vera. "ini membuat q semakin bingung kita baru pertama kali bertemu dan aku jg gak tau sosok dlm lukisan ini" ucap vandy menggaruk kepalanya yg sama sekali tidak gatal. " saya ingin membeli lukisan ini" ucap vera datar. "sebenarnya saya tidak berniat tuk menjual lukisan ini" ucap vandy halus karna takut vera akan tersinggung. Vera menatap vandy heran. " katakan saja berapa harganya aku akan membayar berapapun yg kamu minta." "masalahnya bukan tentang uang tp aku memiliki perasaan emosional tersendiri dgn lukisan ini. Aku blm bisa melepas lukisan ini sebelum q pecahkan arti dr judulnya" ucap vandy masih kekeuh menolak. " kalau kamu mau aku akan membuatkan lukisan yg serupa dengan ini" tawar vandy lagi. "tidak. Aku tidak mau. Lukisan kedua pasti tidak akan sama dgn lukisan yg pertama. Sama seperti halnya kita menjalani hubungan yg telah putus lalu dirajut kembali walau dgn org sama namun rasanya pasti berbeda dgn yg sebelumnya" ucap vera tak mau menyerah. " tapi sekali lagi aku minta maaf aku tidak bisa menjual lukisan ini" ucap vandi hendak meninggalkan vera namun vera menarik tangannya agar vandy tak pergi. Ia sadar telah memaksa kehendak pada orang lain dan itu membuatnya sedikit merasa bersalah. "bisakah kita menjadi teman? " ucap vera ramah. Vandy terdiam beberapa saat dan menarik nafas pelan kemudian menghembuskannya. "ok" vandy melempar senyum pada vera. Mereka berdua langsung terlihat akrab dan sesekali mereka tertawa riang.
Keakraban mereka berdua rupanya diperhatikan oleh seseorang dari jarak 5 METER. ya dia adalah gadis 5 METER yg mengikuti vandy semalam. Bibirnya manyun dan wajahnya terlhat sangat lucu sekali mungkin ia kesal dengan keakraban mereka berdua saking kesalnya ia meremas tangannya sendiri. Vera dan vandy tak menyadari jika mereka sdg di perhatikan dari jarak 5 METER.
..