BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Jika ada pelanggaran Aturan Pakai, klik di "Laporkan" pada pesan tsb.
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Freak!

edited January 2016 in BoyzStories
Hai.....! gue penulis baru, so mohon bimbingannya.
Cerita gue yang paling gaje dan aneh.
Sorry kalo bnyk typo.

.......................

Prolog!

Ini kisah seorang Bisex labil yang bercita-cita menjadi seorang playboy kelas salmon. Tujuannya agar semua orang tau gimana rasanya sakit hati. Mungkin ia naif, dengan menjadi seorang pendendam karena sakit hati. Tapi ia tak peduli.

Motto hidupnya adalah sakiti dan patahkan hati mereka. Karena ia gak mau hatinya tersakiti lagi. Tapi gimana kalo dia jatuh cinta lagi? Pasti tambah freak!

Freak banget hidupnya si Razel, bahkan sampai kebawa sial. Pernah disangka jambret dan teroris gara-gara ke Mall bawa Pistol mainan.

Tapi yang bikin Razel jadi seorang Bi adalah gara-gara di kutuk sama Mama Berenuk. Semua kesialannya ia salahkan ke Mama Berenuk. Pokoknya semua kejadian salahnya Mama Berenuk. Freak banget hidupnya.

Ini freak! Penuh drama picisan abal-abal yang diciptakan Mama Berenuk si peramal yang aslinya adalah seorang fujoushi. Ini drama, tapi Razel benci semua drama yang berbelit-belit. Ia hanya ingin simple.

"Fucking Freak......!!!!"
Tagged:
«134

Comments

  • Part 1

    Razel Pov#

    "Kring kring kring ada sepeda. Sepeda ku roda tiga......" Sambil mengayuh sepeda baruku, aku menyanyikan lagu favoritku. Aku mengayuh sepedaku melaju ke depan, lalu membelok ke kanan. Tapi kemudian....... Dari arah berlawanan muncul sepeda roda dua yang di kemudikan Revel, tetanggaku. Aku jadi gugup. Bukan jadi sih? Tapi selalu gugup kalo ada Revel. Karena gugup, tabrakan antar sepeda tak dapat dihindari. Sepedaku jatuh menimpa sepeda Revel.

    Aku melihat Revel meringis kesakitan. Lengannya tergores batu di pinggir jalan. Darah keluar dari luka Revel membuatku ikut meringis, seakan ikut merasa sakit.

    "Aduh....!" keluh Revel sambil melihat lengannya sendiri. Begitu melihat darahnya tak kunjung berhenti mengalir, membuat dia menangis.

    Karena merasa bersalah aku jadi panik, lalu ikutan nangis. Aku menangis sekeras mungkin, berharap seseorang mendengar.

    Tiba-tiba Revel berhenti menangis, membuatku mendongak, melihat wajahnya yang sedang bingung.

    "Kamu kenapa? kok ikutan nangis?" tanya Revel polos.

    Aku kembali menundukan wajahku, lalu mulai menangis lagi. Revel menyentuh bahuku dan mendongakkan kepalaku dengan tangannya. "Razel kenapa?" tanyanya lagi.

    Aku hanya bisa menggeleng sambil menunjuk luka di lengan Revel. Dengan cepat dia mengelap darah di lengannya menggunakan kaosnya.

    "Udah nggak sakit lagi kok. Kamu jangan nangis lagi dong....." kata Revel sambil tersenyum manis sekali yang membuatku terpana. Entah kenapa tiba-tiba aku merasa di hatiku ada sesuatu yang tumbuh.

    Aku menghentikan tangisku lalu menunjuk luka Revel yang masih mengeluarkan darah. "Itu nggak sakit?" tanyaku polos.

    Revel tersenyum, lalu menggeleng yakin.

    "Nggak!"

    Aku ikut tersenyum. "Wah! hebat!" pujiku dengan mata berbintang.

    "Iya dong!" ujar Revel bangga.

    Sore itu langit sudah cukup gelap. Kami memutuskan untuk pulang. Revel mendahuluiku, tapi aku berusaha mengejar laju sepedanya. Ketika sudah berada didekatnya, aku tak sengaja menabrak sepedanya dari belakang. Kami kembali terjatuh, tapi kali ini aku yang terluka. Lututku berdarah. Rasanya sangat perih membuatku menangis dengan kencang.

    Revel mendekat ke arah ku, lalu meniup-niup lukaku, membuatku tak terlalu merasa perih.

    "Sakit ya?" tanyanya cemas.

    Aku mengangguk. "Iya."

    "Ooooh...... Gitu. Ya udah, aku tiupin lagi ya!" seru Revel riang

    ~OoO~


    Dengan langkah riang, aku berjalan ke arah rumah Revel. Berniat untuk mentraktirnya Ice Cream. Sesampainya di sana, ku ketuk pintu rumahnya.

    Toook......... Tok........ Tok......

    "Revel main yuk!"

    Tak lama pintu terbuka menampakkan sosok seorang wanita cantik.

    "Ada apa Razel? Tumben main ke sini..." kat tante Marissa sambil berjongkok menyesuaikan tingginya agar sejajar dengan tinggi badanku yang pendek. Lalu tersenyum dan mengusap kepalaku.

    "Revel nya ada tante?"

    "Ada kok! Sebentar tante panggilin."

    Tante Marissa masuk ke dalam rumahnya dan memanggil Revel. Tak lama Revel keluar dari rumahnya.

    "Luka kamu udah sembuh?" tanyaku pada Revel.

    "Belum....." jawabnya sambil memperlihatkan lukanya yang di tutupi plester. "Kalo kamu?" tanyanya.

    "Sama....." jawabku nyengir, lalu memperlihatkan lututku yang di plester. "Aku kesini mau traktir kamu Ice Cream mang Dadang mau nggak? Sebagai ucapan maafku atas kejadian kemarin."

    "Boleh! Ma........... Aku main dulu....." teriak Revel.

    "Jangan lama-lama." Sahut tante Marissa.

    Kami berdua pergi ke taman bermain yang ada di komplek perumahan kami. Kami berjalan sambil bercanda.

    "Revel.........."

    "Hhm.........."

    "Kamu kenapa masih mau main sama aku? Pada-"

    "Huussh...."

    Revel menaruh telunjuknya di bibirku.

    "Aku mau main sama kamu karena kamu lucu."

    "Lucunya mirip siapa?"

    "Nanti juga tau!" Revel menarik tanganku. "Yuk kita main" ajaknya ketika sampai di taman bermain ini, karena mang Dadang belum dateng.

    Langit sudah sore, tapi kami masih asyik bermain pasir sambil menunggu mang Dadang datang.

    Tak lama kemudian mang Dadang sudah mangkal di taman. Aku menghampirinya setelah berpesan kepada Revel.

    "Kamu tunggu disini ya! Aku beli Ice Cream nya dulu."

    Setelah berada di dekat mang Dadang aku memesan Ice Cream nya. Aku tau Ice Cream kesukaan Revel.

    "Mang.... Ice Cream Vanilla sama Cokelat nya satu ya mang...."

    "Sabar ya dek...."

    Tak sampai 20 menit Ice Cream pesenanku dan pesenan Revel telah berada di genggamanku. Aku kembali ke temlat tadi aku meninggalkannya. Tapi nihil, dia gak ada. Aku keliling taman, tapi tetep gak ada. Apa mungkin Revel pulang duluan karena bajunya kotor? Entahlah aku gak tau.

    Kuputuskan untuk menyusul Revel ke rumahnya. Ternyata benar Revel ada di rumahnya, tapi dia masuk ke dalam mobil papa nya.

    Aku berlari berusaha mengejar mobil yang di tumpangi Revel.

    "Revel........."

    "Revel.......... Ice Cream kamu ketinggalan!"

    "Revel........ Jangan pergi......"

    Mobil itu sudah menghilang di tikungan. Aku hanya bisa memandang kosong ke arah pergi nya mobil itu. Perlahan air mataku mencair keluar seperti Ice Cream yang berada di genggaman tangan mungilku, cair.

    "Kenapa kamu pergi? Kamu satu-satunya orang yang mau berteman denganku, tapi kenapa kamu pergi?"

    "Kamu sama aja kayak mereka yang awalnya baik sama aku terus pergi ninggalin aku! Kalian cuma sampah!"

    "Sampah gak berguna yang gak tau rasanya sakit hati. Tapi, aku janji akan kasih kalian rasa itu. Membuat Sampah kayak kalian tunduk di kaki ku."

    ~OoO~

    Maaf ceritany gaje.
    SORRY KALO BANYAK TYPO.
    please saran, komentar dan vote.

    Salam AS.


  • menarik ceritanya ... kasihan Razel ... apa mereka akan bertemu lagi ...?
  • menarik ceritanya ... kasihan Razel ... apa mereka akan bertemu lagi ...?
  • Hehe......
    Maybe.
  • Baguss ... suka brothership story .. lanjut terus ya # SEMANGATTT

    Summon legenda komentator story @3ll0
  • legenda komentator??? *RollEyes*


    disimpen dulu ya Ko @Tsunami :p
  • 3ll0 wrote: »
    legenda komentator??? *RollEyes*


    disimpen dulu ya Ko @Tsunami :p

    Hahahankan d setiap story ada u @3ll0
  • manis sekali :v
  • nah itu sudah bs melanjutkan..
    selamat menulis.. :smile:
  • iya..,....
    jari-jari gue pda gempor ngetiknya.
  • Revel_AS wrote: »
    iya..,....
    jari-jari gue pda gempor ngetiknya.

    @Revel_AS napa ga copas aja d komen ??
  • @Tsunami mksdnya?
    *maaf gue lgi gk mudeng, pusing mikirin raport*
  • Part dua

    Razel Pov#

    8 tahun kemudian.......

    Gue mengayuh sepeda roda dua gue dengan galau. Gimana gak galau? Sepuluh menit lagi gerbang sekolah bakal di tutup oleh satpam bengis, coba kalo cakep. Hmmh....

    Gue tambah cepat mengayuh sepedanya, karena takut telat. Ini hari pertama gue masuk sekolah sebagai siswa SMAN XXX, sekolah paling populer. Kalo gue telat, gue bisa abis sama senior sok galak atau memang galak? Entahlah gue gak tau. Ada sih senior yang galak banget, gue kenal baik kok orangnya. Sama adek sendiri kejam.

    Lampu merah di perempatan membuat gue berhenti di depan gerbang sekolah yang terbuka lebar. Ayo dong buruan, lama banget sih ni lampu ganti warnanya. Kalo sampe gue telat gue ancurin tuh lampu. Lampu berubah menjadi hijau. Sreet... Dengan semangat gue mengayuh sepeda gue menuju gerbang.

    Tapi....... Dari arah samping sepeda motor sporty warna biru menyerempet sepeda gue.

    Bruukk.....! Gue terjatuh dari sepeda gue yang masih melaju kencang tanpa kendali. Gue ngeliat sepeda kesayangan (karena cuma punya satu) gue itu masuk ke selokan besar dan dalam sekejap lenyap dari pandangan.

    Pemilik motor sporty itu mendekati gue. "Lo gapapa? Sorry ya, gue buru-buru. Ini kartu nama gue!" kata cowok itu. Hmm... Suaranya sexy banget. Cowok itu pergi ninggalin gue yang terluka fisik dan batin. (Ceileh bahasanya).

    Eh? Dia kabur! Dasar cowok gak bertanggung jawab. "Eh..... Sepeda gue gimana nih....?!" teriak gue. Oh my shit. Kok gue sial mulu sih? Ini pasti gara-gara ketemu Mama Berenuk. Pasti dia ngutuk gue gara-gara kejadian seminggu yang lalu.

    Flashback On#

    Waktu itu gue ada di pasar malam. Banyak banget stan-stan makanan, barang, dll. Ada sebuah stan yang menurut gue freak banget. Gimana gak freak? Di sekeliling stan tersebut ada buah berenuk. Apa penjual berenuk ya? Tapi, emangnya berenuk punya manfaat? Karena penasaran, gue masuk aja ke stan super duper double freak ini.

    "Permisi..."

    "Ya?! Oh.... Duduk..... Duduk..." kata seorang cewek kira-kira umurnya 20-an. Penampilannya freak banget. Aneh atau dia idiot ya? Di atas kepalanya ada potongan buah berenuk yang dijadikan topi, dia gak pake kaos. Payudaranya di tutupi oleh potongan buah berenuk yang di jadiin BH. Celananya juga aneh, sebelah panjang sebelah pendek. Alas kakinya juga, sebelah kiri pake sandal merek swallow yang udah putus, sebelah kanan pake hight hills butut. Ini orang gila nyasar ya?

    Gue duduk dikursi dengan enggan. Cewek aneh itu ada di depan gue, terhalang sebuah meja yang diatasnya ada buah berenuk.

    "Hai ganteng..... Kenalan dong! Saya Mama Berenuk, peramal terbaik dan tercantik di pasar malem ini." ujar Mama Berenuk, lalu cekikikan gak jelas.

    "Iyalah terbaik dan tercantik, soalnya kan lo satu-satunya peramal di pasar malam ini." atau "Lo peramal atau orang gila sih?" Ingin sekali gue teriakin kata itu di depan mukanya.

    "Saya Razel, Mama Berenuk bisa apa?"

    "Hohoho....... Mama bisa meramal. Muasin diri kamu juga bisa." ujar Mama Berenuk dengan nada genit mirip orang kecekik, bikin gue merinding dan bergidik ngeri.

    "Nggak usah Ma, ramal Razel aja!"

    "Oke! Kamu diam disiti"

    Lalu Mama Berenuk mulai mengeluarkan kata-kata anehnya sambil berjingkrak-jingkrak kayak orang sinting. Oke! Kayaknya dia beneran gila deh.

    "Akh........ Ahh....... Ahkh........ Uh..... Oh..... Lala...... Sah yank Mah Mah Biremuk, iuh ngin meh ngeh tah hyui sex suh atuh. Tahradir.... Sex sex so rank? Yuhu...... Yuhuu...... Yuhhuu...."

    Ya ampun dia beneran gila! Gue tutupin kuping gue biar gak budek dengerin suaranya, suaranya menjerit-jerit. Dia kayak orang gila kesurupan. Jangan sampe gue ketularan. Ihh.......

    Mama Berenuk masih berjingkrak-jingkrak gak jelas dan mengeluarkan kata-kata aneh. Sebenernya dia ngeramal apa lagi kesurupan sih?

    "Yuhhuu..... Yummyii... Yam yan koh.... Yahuuu...."

    Gubraakkk....... Tiba-tiba Mama Berenuk jatuh keseleo gara-gara hight hills bututnya patah.

    "Aduh.........."

    Gue tututp mulut gue menahan tawa yang bentar lagi mau meledak. "Huuffffthhhhh........"

    "Aduh.... Bantuin Mama dong"

    Dengan sigap gue bantuin Mama Berenuk, lalu mendudukkannya di kursi yang tadi di duduki nya.

    "Ambilin Mama minum di gelas."

    Gue kasih gelas yang sudah terisi penuh dengan air. Tiba-tiba gue jatuh kepeleset menyebabkan air itu meluncur ke mukanya Mama Berenuk dan gelasnya pecah mengenai buah berenuk yang ada di meja.

    "Aduh..... Maaf Mama, saya nggak sengaja."

    Mama Berenuk menatap gue dengan tajam, lalu menangis menjerit melihat salah satu buah berenuk yang ada di lantai hancur tertimpa badan gue. Mama Berenuk memukuli gue dan berusaha mencakar wajah keren gue. Gak bakalan gue biarin ni orang gila ngerusak wajah tampan gue. Dengan mudah gue dapat melumpuhkan Mama Berenuk.

    "Kamu.... Ka-kamu anak pembawa sial. Sah yank kah myuu jahdi gay dan sex lah luh  siahl. Selamanya." jeritan kepedihan Mama Berenuk.

    "Mama jangan bercanda deh! Saya gak mau dikutuk jadi gay. Soalnya dari dulu juga udah jadi gay. Ganti yang lain dong Ma."

    "Ya udah. Mulala...... Gayung.... Berenuk...... Yuhu.... Sah yank mah mah biremuk. Meh untuk kah myuu jahdi sex so rank Straight. Huahahaha....... Ahkhhh......."

    Tubuh Mama Berenuk jatuh dari pegangan tangan gue. Gue terlalu seneng buat megangin tubuh Mama Berenuk. Gimana gak seneng? Gue di kutuk jadi Straight selamanya.

    "Thanks Mama."

    Flashback Off#

    Gue menarik nafas dalam-dalam, kemudian perlahan menghembuskannya lewat mulut. Gue yakin, pasti gue kena damprat kakak kelas dan wali kelas. Belum lagi kena omelan Mom karena sepeda gue musnah.

    Baru aja gue melewati gerbang sekolah, dua senior cewek mendekati gue. Apa mereka suka gue ya?

    "Ayo! Ikut kami ke ruang OSIS!" ujar salah satu dari mereka, gue jelas kaget. Jadi mereka gak suka gue.

    "Memangnya saya kenapa kak?"

    "Udah ikut aja. Jangan banyak cincong kayak bencong." ujar cewek yang satunya lagi.

    Shit! Cantik-cantik kok songong.

    Begitu tiba di ruang OSIS, gue langsung disambut omelan kak Putri. Dia kakak kandung, masih ingetkan? Gue pernah bilang gue kenal baik sama kakak senior yang galak banget dan sama adeknya aja kejam.

    "Ini kartu peringatan buat di tandatangani, kasih ke Dad or Mom. Udah sana balik ke kelas."

    "Tapi kak....."

    "Nggak ada tapi-tapian. Udah cepet sana!"

    Gue keluar dari ruang OSIS dengan langkah gontai. Shit! Ibi gara-gara kutukan Mama Berenuk yang ngutuk gue jadi sial. Eh? Tapi ada baiknya juga sih! Gue jadi Straight. Kekeke......

    ~OoO~

    Razel Pov#

    Saat istirahat, Kevin ngajak gue duduk di koridor kelas sambil nonton kakak kelas yang lagi latihan basket buat kejuaraan basket SMA tingkat Nasional. Kevin itu sahabat gue dari SMP, kita sama-sama gay. Maksud gue dia yang gay gue straight. Dulu kita sama-sama imut, tapi sekarang gue gak imut lagi. Bukannya jadi jelek lho! Gue jadi ganteng banget swear! Karena hobi gue yang sekarang.

    "Eh? Raz, nomor punggung sepuluh lumayan ya?!" celoteh Kevin girang.

    "Yaelah.... Rupanya ngajak gue nonton gara-gara ada idolanya....." sindir gue sinis.

    "Hehehe...... Nggak juga sih!?"

    Gue ngeliat cowok keren yang menggunakan nomor punggung 12. Itukan cowok yang tadi nabrak sepeda gue.

    "Raz? Raz....?! Lo kenapa?? Kok bengong?!"

    "Eh...??? Nggak kok! Gapapa!"

    ~OoO~

    Author Pov#

    Saat bel pulang berdering Razel duduk di halte depan sekolah, menunggu Taksi.

    "Hai, mau kemana Raz?" terdengar suara seorang cowok dari samping Razel. Wajahnya tampan dan badannya oke!

    "Eh..? Mau ke perumahan Dharmawangsa." jawab Razel kaku. Pasalnya ia tak mengenali cowok di depannya ini.

    "Hahaha.... Lo pasti lupa sama gue." ledek cowok itu. "Gue Steven, temen SD-mu dulu" tambah cowok itu.

    Sontak mata Razel membesar tak percaya. "Sumpah lo? Steven!? Ya ampun, kok beda ya? Padahal lo dulu ingusan, pake kacamata terus badan lo pendek." cerocos Razel, mulutnya gak di saring dulu. Mulut gayungnya kumat. "Gue nggak nyangka sekarang lo jadi keren gini!" tambahnya.

    "Iya dong! Lo juga banyak berubah. Perasaan dulu lo imut banget, kok sekarang lo nggak imut lagi?"

    "Gue dari kecil kan suka banget sama basket Steve."

    "Gue gak terlalu suka basket, tapi gue bisa kok cuma ngelempar doang!"

    "Yeeeeee...."

    "Gue sukanya karate"

    "Serius?"

  • "Serius?"

    "Serius kok. Buktinya gue udah (baca:masih) sabuk putih." ujar Steve bangga.

    "Sabuk putih kok bangga? Gue aja yang sabuk hitam taekwondo sama karate aja nggak terlalu bangga. Gue bakal bangga kalo silat gue udah sabuk hitam." ucap Razel dalam hati.

    "Eh...... Itu ada Taksi. Gue duluan ya Steve, bye!"

    ♠♥♦♣

    Maaf klo ada typo dan ceritanya aneh.
    Maaf klo ada kata-kata yang tidak enak di baca.
    Sorry ada yg ke potong

    Salam AS.

  • Kurangg .... !! Hahahah
Sign In or Register to comment.