BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

[ALL ABOUT THE MONEY] Diskusi Perencanaan Keuangan, Tips Kaya, Cari Pekerjaan, Jualan, Kartu Kredit

1679111220

Comments

  • Boyorg wrote: »
    "kasih aja bayaran buat kuliah jadi modal usaha", ya ngga segitunya juga kalii . Kan aku bilang, kuliah itu ujung-ujungnya nyari duit. Orang mau kuliah di jurusan arsitektur, apakah hanya karena, "Saya suka menggambar bangunan dan saya pengen nambah ilmu tentang arsitektur "?, tentu tidak.

    Lalu tidak bisa juga dipaksa "kamu setelah jadi arsitek harus buka perusahaan arsitektur (developer) sendiri ya, jangan kerja di tempat orang" . Memang banyak yang menyarankan para sarjana untuk berwirausaha tapi kalau orang mau milih zona nyaman dulu dengan cara cari kerja ya itu hak dia. Setelah dapet kerja terus buka usaha sampingan, nah itu merupakan langkah yang bagus dalam mencari uang, at least kalau di phk ada sumber penghasilan yang lain.

    Soal sarjana teknik elektro yang jadi staff bank central atau alumni pendidikan b inggris yg jadi guru agama, saya rasa di dalam lubuk hati mereka masih ada sedikit keinginan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama 4 tahun.

    Fyi, pekerjaan saya yg sekarang juga ga nyambung dengan gelar pendidikan saya. Kadang, hal itu membuat saya merasa ga "secure", tapi saya mencoba bertahan saja. Soalnya saya susah nyari kerja yang sesuai dengan gelar pendidikan saya , tapi, as i said before, saya juga kadang merasa ingin menerapkan ilmu yang saya dapat selama kuliah.

    Intinya gini ya, gw sedikit protes, kalau gw disuruh jadi asisten make up artist yg kerjanya cuma bawa-bawa peralatan make up. Masa sarjana S1 yang sudah terlatih untuk kreatif kerjanya cuma bawa make up?, ya lulusan SD juga bisa kali kalau cuma bawa peralatan make up mah. Kalau lulusan S1 harusnya bisa belajar untuk me-make up walau dia jurusannya (misalkan) tata boga.
    Nah, salah satu bukti bahwa pendidikannya kemungkinan gagal.

    Klo sekolah ato kuliah buat cari duit, kasih aja bayaran buat kuliah jd modal.usaha.

    Sekolah ato kuliah itu untuk membuka pikiran,menambah pengetahuan, meningkatkan taraf diri, menambah wawasan, membiasakan diri solving problem. Bahwa.kemudian mudah cari duit, itu salah satu hasilnya dr hal2 tersebut diatas. Bukan tujuan mutlaknya.

    Dan lagi,bicara soal ilmu dan pekerjaan, apa kabar sarjana teknik elektro yg kerja di bank central,anak industri yg jadi pengusaha? Alumni Pendidikan bahasa inggris yg jadi guru agama, lulusan pertanian yg jadi manager di perusahaan manufacturing??

    Apakah ilmu yg mereka pelajari 4 thn di bangku kuliah jadi mubazir????

    Ya udah sih kerja sesuai kuliahnya. Kenapa repot sendiri soal prestige pekerjaan sih. Kalau gak mau repot mikir yaudah kerja yang simpel aja. Jadi buruh, asisten, dsb.

    Oh iya kalau tetep pengen prestige dan gak mau berurusan data bisa sih jadi Artist.
  • edited December 2015
    Jadi gini Gan, intinya ane minta info aja sihh tentang pekerjaan yang tidak terlalu berurusan dengan excell atau input data dan target penjualan.

    Once again, sebenernya saya senang bertemu orang-orang, ngobrol2 , tapi kalau jadi sales atau marketing saya takut ga bisa memenuhi target penjualan dan akhirnya dipecat.

    Tentang pernyataan "kalau ga mau repot mikir ya cari kerja yang simpel aja", sebenernya input data tuh simpel, masalahnya terkadang data yang dimasukkan banyak sekali.

    Sebenernya input data yang sangat banyak itu bisa lebih ringan dilakukan kalau jumlah pekerja diperbanyak, tapi kan kalau jumlah pekerja diperbanyak, gaji akan menjadi lebih sedikit karena misalkan alokasi dana perusahaan yang tadinya untuk 3 orang menjadi 10 orang.

    Ok, mungkin pertanyaannya diubah deh, adakah member boyzforum yang bekerja dengan nyaman di suatu kantor karena sesuai dengan passion nya, sehingga dia sudah ada pada kondisi "mencintai pekerjaan"?, ataukah memang kalau kerja di tempat orang ya pasti lah ada kondisi under-pressure nya, tinggal gimana caranya kita melalukan manajemen waktu supaya tidak lewat dari deadline.

    Mereka wrote: »
    Boyorg wrote: »
    "kasih aja bayaran buat kuliah jadi modal usaha", ya ngga segitunya juga kalii . Kan aku bilang, kuliah itu ujung-ujungnya nyari duit. Orang mau kuliah di jurusan arsitektur, apakah hanya karena, "Saya suka menggambar bangunan dan saya pengen nambah ilmu tentang arsitektur "?, tentu tidak.

    Lalu tidak bisa juga dipaksa "kamu setelah jadi arsitek harus buka perusahaan arsitektur (developer) sendiri ya, jangan kerja di tempat orang" . Memang banyak yang menyarankan para sarjana untuk berwirausaha tapi kalau orang mau milih zona nyaman dulu dengan cara cari kerja ya itu hak dia. Setelah dapet kerja terus buka usaha sampingan, nah itu merupakan langkah yang bagus dalam mencari uang, at least kalau di phk ada sumber penghasilan yang lain.

    Soal sarjana teknik elektro yang jadi staff bank central atau alumni pendidikan b inggris yg jadi guru agama, saya rasa di dalam lubuk hati mereka masih ada sedikit keinginan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama 4 tahun.

    Fyi, pekerjaan saya yg sekarang juga ga nyambung dengan gelar pendidikan saya. Kadang, hal itu membuat saya merasa ga "secure", tapi saya mencoba bertahan saja. Soalnya saya susah nyari kerja yang sesuai dengan gelar pendidikan saya , tapi, as i said before, saya juga kadang merasa ingin menerapkan ilmu yang saya dapat selama kuliah.

    Intinya gini ya, gw sedikit protes, kalau gw disuruh jadi asisten make up artist yg kerjanya cuma bawa-bawa peralatan make up. Masa sarjana S1 yang sudah terlatih untuk kreatif kerjanya cuma bawa make up?, ya lulusan SD juga bisa kali kalau cuma bawa peralatan make up mah. Kalau lulusan S1 harusnya bisa belajar untuk me-make up walau dia jurusannya (misalkan) tata boga.
    Nah, salah satu bukti bahwa pendidikannya kemungkinan gagal.

    Klo sekolah ato kuliah buat cari duit, kasih aja bayaran buat kuliah jd modal.usaha.

    Sekolah ato kuliah itu untuk membuka pikiran,menambah pengetahuan, meningkatkan taraf diri, menambah wawasan, membiasakan diri solving problem. Bahwa.kemudian mudah cari duit, itu salah satu hasilnya dr hal2 tersebut diatas. Bukan tujuan mutlaknya.

    Dan lagi,bicara soal ilmu dan pekerjaan, apa kabar sarjana teknik elektro yg kerja di bank central,anak industri yg jadi pengusaha? Alumni Pendidikan bahasa inggris yg jadi guru agama, lulusan pertanian yg jadi manager di perusahaan manufacturing??

    Apakah ilmu yg mereka pelajari 4 thn di bangku kuliah jadi mubazir????

    Ya udah sih kerja sesuai kuliahnya. Kenapa repot sendiri soal prestige pekerjaan sih. Kalau gak mau repot mikir yaudah kerja yang simpel aja. Jadi buruh, asisten, dsb.

    Oh iya kalau tetep pengen prestige dan gak mau berurusan data bisa sih jadi Artist.

  • duh ... kepala gw mau pecah ... ga sanggup ... ciao bella
  • Kok nambah ada kelih kesah pekerjaan.. sejak kapan ituh?
  • Mengikuti selera pasar kak..

    Abisnya tritnya jd malah bahas itu.

    Daripada OOT, mending diakomodir sekalian. Lol @iuss
  • Yaay!!

    Tabungan sudah berhasil dibongkar. Ternyata bagian bawahe lunak. Jd isa dibobol lewat bool.

    Ini hasil nanachan (nabung-nabung chantique) selama setaun.

    Keping seribuan
    (9 x 10 + 8) x 1000 = 98.000

    Keping 500an
    (28 x 10 + 2) x 500 = 141.000

    Keping 200an
    (5 x 10) x 200 = 10.000

    Keping 100an
    (7 x 10 + 5) x 100 = 7.500

    Total = 256.500

    Alhamdulillah. Rejeki taun baru..

  • Nyimak dr atas mpe tengah penjelasannya keyenn ... eh mpe bawah duit recehh -_______- !
  • Kwkwkwkyaaa kak @Tsunami you made my night.
  • Ngumpulin uang receh begitu sangat membantu lho.
    Aku punya kenalan, temen kerja di terminal. Kebetulan dia adalah janda beranak 2. Nah, mau ga mau dia harus pinter2 ngatur duit kann.
    Salah satunya dengan cara kumpulin uang recehan dalam satu wadah. Nah.., setiap hari recehan2 yang didapet, ntah ribuan atau 500an selalu disimpannya. Dan ternyata dalam sebulan uang hasil recehan tadi bisa digunakan buat beli gas 12kg.
  • duit receh is still duit yo.
  • iuss wrote: »
    Ngumpulin uang receh begitu sangat membantu lho.
    Aku punya kenalan, temen kerja di terminal. Kebetulan dia adalah janda beranak 2. Nah, mau ga mau dia harus pinter2 ngatur duit kann.
    Salah satunya dengan cara kumpulin uang recehan dalam satu wadah. Nah.., setiap hari recehan2 yang didapet, ntah ribuan atau 500an selalu disimpannya. Dan ternyata dalam sebulan uang hasil recehan tadi bisa digunakan buat beli gas 12kg.

    Iyah kak..

    Sebenere deket alfamart sini suka perlu duit receh sih kak.. Mereka bahkan sampe beli duit receh dari tukang parkir2 deket situ, karena kan udh ga boleh lg kembalian kecil digenti permen.

    Klo beli ke tukang parkir gitu, biasanya si tukang parkir ambil untung 10%. Si alfamart dpet keuntungan ga perlu ribet2 tuker duit receh ke bank.

    ----

    Nah, kmren aku ngobrol sama manajer toko alfamart situ. Aq blg mau tukerin duit receh, tapi aq ga usah dpet untung 10% deh, karena sebenarnya secara Undang-Undang, uang Rupiah tdk boleh diperjualbelikan. Instead, aku mintanya diberi diskon pembelanjaan aja 10%.

    Tentu saja si alfamartnya lebih senang dgn pola baru ini, karena walaupun dia ngasih diskon 10%, uang hasil tukarannya juga muter lagi utk beli barang dia.

    Di sisi akunya jg hepi, karena memang secara berkala aku pasti belanja di alfamart situ (beli kebutuhan mingguan), jadi terbentuk semacam simbiosis mutualisme.

    ----

    Untuk tukang parkirnya, karena aku ga setiap hari juga nukerin duit ke alfamartnya, dampak persaingan bisnis penukaran duitnya bisa dibilang negligible.

    ---

    Hence, everybody is happy. But I'm the happiest, bcoz ayem febelezz!! @iuss
  • jiddenpark wrote: »
    duit receh is still duit yo.

    Iyah kak. Justru nilai intrinsik duit receh 100 ribu jauuh lebih gede dari duit 100 ribu kertas.

    Jadi memang duit receh jgn dianggap remeh.

    Orang reseh anggap remeh duit receh.

    @jiddenpark
  • Uang recehan itu sangat membantu banget. Jadi jgn dispeelekan. Dulu kadang aye suka gk peduli sama duit receh 100 or 200. Kadang kalo nyapu kamar suka ikut dibuang sama debu n sampah.
    Cuma saat aye bener2 gk punya duit, tgl gajian belum nyampe. Laper... Kan aye malu minjem duit ke temen, trus masa iya minta mu sama yg komen 3 dari atas.
    Kl nemu duit recehan misal di kantong celana, box ato tas. Itu senengnya udah kaya nemu emas batangan.
    Jd sekarang aye sediain dompet ibu2 buat naro recehan. Gk bakal lg bikin duit recehan disia-siakan.
  • Duh kak..

    Pikiranku kemana2 pas di 'mas2 batangan'..

    Other than that, couldn't agree more @lea
Sign In or Register to comment.