BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

[ALL ABOUT THE MONEY] Diskusi Perencanaan Keuangan, Tips Kaya, Cari Pekerjaan, Jualan, Kartu Kredit

1568101120

Comments

  • Klo menurut peraturannya begitu kak..

    Cumak aq gug tau yah apa penerapannya bertahap atau dikasih tenggang waktu.

    Untuk asuransi kesehatan, beberapa perusahaan yg sdh ikut pbjs kesehatan, asuransi kesehatan lainnya distop (kyk inhealth td). Namun ada pula perusahaan yg menjalankan dobel asuransi, dgn pertimbangan manfaat yg didapat dr pbjs kesehatan itu cuma manfaat dasar, sedang manfaat dari asuransi satunya lebih tinggi.

    ---

    Untuk kasus kakak, sebaiknya kakak berkonsultasi terlebih dahulu dgn bagian HRD perusahaan kakak. Menyoal mengapa kartu inhealthnya baru didapat, mungkin kartunya saja baru diterima, tapi sudah didaftarkan dr enam bulan yang lalu.

    Masalah klaim, again, better kakak konsultasi dengan bagian HRD Kak. Beda perusahaan, beda kebijakan.

    Ciayo kaak. @fadlifadlan
  • edited December 2015
    , dana di tabungan cuma sekian juta

    (cukuplah buat beli mobil atau mesin foto copy)

    dlm sebulan bisa menyisihkan 1jta.

    untuk tabungan. kadang uang gaji enggak dipake

    , untuk kbutuhan bulanan ngandalin usaha warung dan kosan.

    jadi itu manajemen keuangannya gmn?

    mikir gk boleh make uang gaji buat naikin usaha warung. jadi modal warung ya make hasil keuntungan dari warung itu sendiri. untuk kosan juga gitu, pantang pakr gaji.


    yg bener itu yg bagaimana? (tujuannya meningkatkan income.
  • @omin yaaampuunn ini paket komplit bgt ya sarannya .. Tp kayakny 80% dtabung aja deh sisanya buat jajan, lgian msih ada duit jajan dr ortu jg :D ..
    Ia thun ini jga mau lnjut kuliah jg rncnanya ..
    Makasih bngt ya kaaaakk sarannya .. #kecuuup hahah
  • edited December 2015
    @omin
    Oke, thank you so much for your information.
    Then, timbul pertanyaan, apa yang mendasari suatu perusahaan untuk go public atau sahamnya bisa dimiliki oleh orang lain? , Apa kelebihan dan kekurangan dari go public?

    Back to my problem. Saya suka bertemu dengan orang-orang, ngobrol2 ke sana kemari, tapi kalau di suruh jadi *sales* atau *marketing* sepertinya saya harus berfikir 2 kali untuk kerja di bidang itu. Soalnya jadi salesman itu kerjanya ditarget kan, harus jual barang berapa biji dalam sebulan, kalau ga bisa jual ya dipecat. Saya takut tidak bisa mengikuti tipe pekerjaan yang ada target penjualan seperti itu. Apalagi saya pernah mencoba "telemarketing" dan hmmm susah juga ternyata mau jualan tuh ya hehehe. Sering banget pas telemarketing itu terjadi dialog seperti ini "bapa / ibu saya punya barang bla bla, manfaatnya bagus lho bla bla lalu si ibu dan bapa nya hanya bilang yaaa hmm ooohh atau saya pengen sihh tapi lain kali aja ya, belum tertarik"

    omin wrote: »
    Boyorg wrote: »
    Ada yang tau soal jual beli saham atau stock exchange ga?, Kenapa Warren buffet bisa jadi kaya raya karena stock exchange ini?

    Terus mungkin member di sini ada yang mengerti psikologi. Saya mau nanya nih, saya kan kurang begitu suka dengan pekerjaan administrasi seperti input data, olah data, soalnya kalau udah liat excel suka gimana gitu hehehe . Jadi pekerjaan yang cocok apa ya supaya bisa memaksimalkan potensi diri?, ini ga oot kan ya, soalnya nyambung ke duit juga, kalau kerja kan nanti dapet duit.

    Warrent buffet bisa jadi kaya karena strategi bisnis dia bagus kak.. Dia tipikal investor jangka panjang. Jadi beneran beli saham untuk dipegang lama. Masih inget kan kak, klo beli saham itu sama artinya dengan ikut memiliki perusahaan dari saham yang dibeli, meskipun porsinya keciiil sekali. Karena kudu shearing dengan orang-orang lain yg turut memiliki saham itu juga.

    Jual beli saham itu bisa langsung lewat bursa kak.. Klo di Indonesia namanya Bursa Efek Indonesia. Tapi kakak biasanya beli lewat perusahaan sekuritas/broker/pialang saham. Ampir semua bank nasional punya perusahaan sekuritas kak. Kayak BNI sekuritas, Mandiri sekuritas, dll. Nanti kakak tinggal datang aja ke sana. Trus buka rekening saham deeh. Kyk buka rekening tabungan di bank.

    Abis buka rekening, baru deeh beli2 tuh sahamnya kaak. Biasanya beli sahamnya dalam satuan lembar. Kayak beli barang aja. Satu lembar harganya berapa, itu beda2 tiap saham. Naah, yg naik turun itu ya harga per lembar saham ini. Kayak BCA misalnya, harga per lembarnya 10ribu rupiah. Klo kakak beli seratus lembar, berarti biayanya 1 juta rupiah. Ntar kakak jd punya saham BCA 100 lembar. Ntar harga sahamnya akan naik/turun seiring hukum permintaan dan penawaran ekonomi. Makin banyak yang minat sahamnya, harganya naik, begitu sebaliknya.


    Balik lagi ke Warren Buffet tadi. Dia beli sahamnya gede2an. Bisa sampe 40% jumlah saham suatu perusahaan dia beli. Klo kepemilikan dia mayoritas di perusahaan tersebut, dia jadi pemegang saham pengendali. Karena secara logika dialah yg paling memiliki perusahaan tersebut sekarang. Semisal, klo ada kebijakan2 perusahaan, dia bisa tentukan. Termasuk menempatkan direksi di perusahaan tersebut. Bahkan klo perusahaannya untung, biasanya sebagian keuntungan (biasa disebut dividen) akan dibagi2kan kepada pemegang saham secara prorata, naah dialah yg paling banyak menerima dividen ini.

    Si WB ini paling jago membidik perusahaan2 mana yg berpotensi untuk dia gedein. Jadi dia belinya pas tu perusahaan lg morat-marit. Biasalah.. Mismanajemen.. Naah, ama dia.. Dengan keahliannya dalam berbisnis.. Perusahaan ini dikelola dengan baik.

    Karena perusahaannya dikelola dengan baik, tentunya keuntungan mengalir. Keuntungan mengalir, banyak yg minat pegang saham perusahaan ini. Sehingga harga sahamnya naik.


    Naah, kebayang kan, dia beli saham di harga rendah.. Dikelola dgn baik.. Trus sekarang sahamnya udah berlipat2 nilainya. Jadilah dia orang terkaya di dunia kayak sekarang.


    Klo ga terlalu suka dengan data, masih banyak lapangan pekerjaan lain yg ga terkait langsung ama data. Misalnya jadi salesperson/marketing. Atau kerja jadi trainer fitness juga ga terkait data. Masinis kereta juga kyknya ga terlalu bersentuhan dengan excel.

    Banyak sih kak.. Mungkin biar lebih mengerucut, kakak cerita dulu minatnya dimana, ntar baru dijelujur dari sana..

    Hope it helps! @Boyorg

  • , dana di tabungan cuma sekian juta

    (cukuplah buat beli mobil atau mesin foto copy)

    dlm sebulan bisa menyisihkan 1jta.

    untuk tabungan. kadang uang gaji enggak dipake

    , untuk kbutuhan bulanan ngandalin usaha warung dan kosan.

    jadi itu manajemen keuangannya gmn?

    mikir gk boleh make uang gaji buat naikin usaha warung. jadi modal warung ya make hasil keuntungan dari warung itu sendiri. untuk kosan juga gitu, pantang pakr gaji.


    yg bener itu yg bagaimana? (tujuannya meningkatkan income.

    Menurutku sih udah bener kok itu kak. Bagus bgt malah. Udh punya dua usaha yg generate income sendiri.

    Klo memang berbakat dan punya waktu utk bikin usaha, itu keren bgt kak.. Selain mendapatkan tambahan penghasilan, kakak juga secara langsung udh memberikan pekerjaan bagi orang lain.

    Indonesia butuh orang2 yg mampu membuka lapangan kerja bagi orang lain.

    Walaupun sayangnya saya sendiri belom mampu utk begitu kak. Kwkwkwk @fadlifadlan
  • Boyorg wrote: »
    @omin
    Oke, thank you so much for your information.
    Then, timbul pertanyaan, apa yang mendasari suatu perusahaan untuk go public atau sahamnya bisa dimiliki oleh orang lain? , Apa kelebihan dan kekurangan dari go public?

    Back to my problem. Saya suka bertemu dengan orang-orang, ngobrol2 ke sana kemari, tapi kalau di suruh jadi *sales* atau *marketing* sepertinya saya harus berfikir 2 kali untuk kerja di bidang itu. Soalnya jadi salesman itu kerjanya ditarget kan, harus jual barang berapa biji dalam sebulan, kalau ga bisa jual ya dipecat. Saya takut tidak bisa mengikuti tipe pekerjaan yang ada target penjualan seperti itu. Apalagi saya pernah mencoba "telemarketing" dan hmmm susah juga ternyata mau jualan tuh ya hehehe. Sering banget pas telemarketing itu terjadi dialog seperti ini "bapa / ibu saya punya barang bla bla, manfaatnya bagus lho bla bla lalu si ibu dan bapa nya hanya bilang yaaa hmm ooohh atau saya pengen sihh tapi lain kali aja ya, belum tertarik"

    Tujuan utamanya sih biasanya untuk mendapatkan modal agar perusahaannya bisa berkembang.

    Sebenarnya berbagai macam cara untuk pendanaan perusahaan, selain dr kas pribadi.

    1. Minjem (sodara, temen, bank)

    2. Sama satu lagi ya jual saham.

    Kalo opsi 1 si empunya dana berada di luar sistem, yg opsi 2, berada dalam sistem. Ikut memiliki tu perusahaan.

    Dengan ikut memiliki perusahaan, apapun kondisi perusahaan, yg punya dana kena dampaknya. Klo untung, dpt dividen. Klo rugi, bahkan klo gulung tikar, ya apes.. Ga dapet apa2.. Kwkwkwk

    ----

    Menyoal cocoknya jadi apa, yawda cobak jadi asisten make up artis deh mas.

    Ga perlu pake excel
    Ga ada target penjualan

    Yang penting masse mau angkut2 peralatan make up si artis. Begonoh masse

    @Boyorg
  • @omin
    Nah, ada juga perusahaan yang ga mau jual saham, kira-kira alasannya apa ya?, Apakah mereka ga mau usahanya berkembang atau mereka sudah cukup nyaman dengan mendapatkan dana dari cara berhutang?

    Ok, jadi dalam suatu perusahaan yang sudah go public, maka pemegang saham lah yang berkuasa ya?, lalu struktur atau stratifikasi kepemimpinannya gimana?, paling atas pasti pemegang saham, terus bagaimana dengan posisi direktur dan manajer bagimana?, masih bingung dengan istilah dewan direksi, CEO, direktur, manajer dan lain lain hehehe

    Btw soal profesi yang cocok bagi gw, gw merasa miris deh, 4 taon gw kuliah, bikin skripsi,terus gw kerjanya jadi asisten make-up artist? kalau gajinya gede sih oke, dan kalau dari dulu gw tau gajinya gede, mendingan gw ga usah cape2 kuliah. Kalau jadi asisten make up artist , lulusan SMA juga bisa kan ya?

    Kalau buat lulusan S1, ada ga kerjaan yang tidak terlalu berhubungan dengan target penjualan dan excell?
    omin wrote: »
    Boyorg wrote: »
    @omin
    Oke, thank you so much for your information.
    Then, timbul pertanyaan, apa yang mendasari suatu perusahaan untuk go public atau sahamnya bisa dimiliki oleh orang lain? , Apa kelebihan dan kekurangan dari go public?

    Back to my problem. Saya suka bertemu dengan orang-orang, ngobrol2 ke sana kemari, tapi kalau di suruh jadi *sales* atau *marketing* sepertinya saya harus berfikir 2 kali untuk kerja di bidang itu. Soalnya jadi salesman itu kerjanya ditarget kan, harus jual barang berapa biji dalam sebulan, kalau ga bisa jual ya dipecat. Saya takut tidak bisa mengikuti tipe pekerjaan yang ada target penjualan seperti itu. Apalagi saya pernah mencoba "telemarketing" dan hmmm susah juga ternyata mau jualan tuh ya hehehe. Sering banget pas telemarketing itu terjadi dialog seperti ini "bapa / ibu saya punya barang bla bla, manfaatnya bagus lho bla bla lalu si ibu dan bapa nya hanya bilang yaaa hmm ooohh atau saya pengen sihh tapi lain kali aja ya, belum tertarik"

    Tujuan utamanya sih biasanya untuk mendapatkan modal agar perusahaannya bisa berkembang.

    Sebenarnya berbagai macam cara untuk pendanaan perusahaan, selain dr kas pribadi.

    1. Minjem (sodara, temen, bank)

    2. Sama satu lagi ya jual saham.

    Kalo opsi 1 si empunya dana berada di luar sistem, yg opsi 2, berada dalam sistem. Ikut memiliki tu perusahaan.

    Dengan ikut memiliki perusahaan, apapun kondisi perusahaan, yg punya dana kena dampaknya. Klo untung, dpt dividen. Klo rugi, bahkan klo gulung tikar, ya apes.. Ga dapet apa2.. Kwkwkwk

    ----

    Menyoal cocoknya jadi apa, yawda cobak jadi asisten make up artis deh mas.

    Ga perlu pake excel
    Ga ada target penjualan

    Yang penting masse mau angkut2 peralatan make up si artis. Begonoh masse

    @Boyorg

  • Boyorg wrote: »
    @omin
    Nah, ada juga perusahaan yang ga mau jual saham, kira-kira alasannya apa ya?, Apakah mereka ga mau usahanya berkembang atau mereka sudah cukup nyaman dengan mendapatkan dana dari cara berhutang?

    Ok, jadi dalam suatu perusahaan yang sudah go public, maka pemegang saham lah yang berkuasa ya?, lalu struktur atau stratifikasi kepemimpinannya gimana?, paling atas pasti pemegang saham, terus bagaimana dengan posisi direktur dan manajer bagimana?, masih bingung dengan istilah dewan direksi, CEO, direktur, manajer dan lain lain hehehe

    Btw soal profesi yang cocok bagi gw, gw merasa miris deh, 4 taon gw kuliah, bikin skripsi,terus gw kerjanya jadi asisten make-up artist? kalau gajinya gede sih oke, dan kalau dari dulu gw tau gajinya gede, mendingan gw ga usah cape2 kuliah. Kalau jadi asisten make up artist , lulusan SMA juga bisa kan ya?

    Kalau buat lulusan S1, ada ga kerjaan yang tidak terlalu berhubungan dengan target penjualan dan excell?

    First of all, kayake aq nyerah aje masse soal saran pekerjaan inih. Bukan apa2 masse. Selain drpada banyak sekali ragam pekerjaan di luaran sana, utamanya karena emg bukan kapabilitas dan kompetensiku utk memberikan saran lebih lanjut masss. Ntar mala tambah ngaco sarannya kemenong2.

    Mungkin temen2 lain yg mbaca bisa memberikan saran yg mangkus dan mumpuni?


    Menyoal pilihan perusahaan mengapa tidak mau jual sahamnya, kembali lagi masse. Itu kembali ke strategi masing2 perusahaan. Mungkin ya itu tadi, kas perusahaan masih mampu membiayai ekspansi bisnisnya. Dan ingat masse, berhutang itu ada bunganya, sedang jualan saham, ga perlu ada kewajiban mengangsur apa2. Tapi ya itu tadi, porsi kepemilikan jadi terbagi. Klo dulunya dapet untung sejuta bisa dimakan sendiri, sekarang sekian persen musti dikasih ke org lain.

    Dalam perusahaan go public, yang paling berkuasa adalah pemegang saham pengendali.

    Siapakah dia?

    Dia adalah pemegang porsi kepemilikan saham terbesar.

    Ibarat pizza dipotong jadi delapan porsi.

    Ada gadun gembala makannya banyak. Dia kebagian 4 porsi sendiri. Sisanya baru org lain seporsi2.

    Naah si gadun gembala inilah yg jadi pemegang saham pengendali.

    ----

    Selanjutnya, masse harus bedakan antara pemilik perusahaan dengan pihak yg menjalankan operasionalisasi perusahaan.

    Dalam perusahaan tradisional, biasanya pemilik sekaligus org yg menjalankan operasional perusahaan. Misale aja, warung. Bapak yg punya warung, dia juga yg jaga tu warung.

    Dalam perusahaan besar, biasanya yg ngejalaninnya udah org lain. Si pemilik perusahaan cumak ngontol ajah.

    Naaah, CEO, manajer, direktur.. Itu semua adalah pihak yg menjalankan perusahaan.

    Beda CEO, manajer, direktur..?

    Secara general mereka sama. Pemimpin perusahaan tersebut.

    Tapi biasanya CEO itu yg level puncaknya. Chief Executive Officer. Membawahi pimpinan2 level menengah.

    Ada juga yg menamakan pimpinan puncaknya direktur utama. Nanti di bawahnya ada direktur bidang, di bawahnya lagi kepala divisi, dll. Gabungan dari direktur2 tsb. biasanya dinamakan dewan direksi. Kedudukan dewan direksi secara keputusan di atas direktur utama. Biasanya berguna untuk keputusan2 besar yg bersifat collective collegial.

    Ada juga perusahaan yg menamakan pimpinan puncaknya Managing Director. Di bawahnya ada manajer bidang keuangan, manajer bidang teknologi, dll

    Tergantung jenjang di perusahaan masing2 masse.

    ----

    Mengait siapa yg lebih tinggi antara pemegang saham dengan direktur?

    Logika sederhana saja masse.. Lebih tinggi mana kedudukannya yg punya perusahaan sama org yg kerja di perusahaan tsb...

    ----

    Oya, tambahan sikik masse

    Pemegang saham biasanya agar lebih gampang, diwakili oleh komisaris, yang orang2nya ditunjuk oleh si pemegang2 saham ini untuk melakukan fungsi pengontrolan perusahaan.

    Ibaratnya komisaris ini adalah kepanjangan tangannya si pemegang saham di perusahaan tsb.

    Hope it helps! @Boyorg
  • Sekolah ato kuliah itu goalnya jangan cari.kerja, gapi nambah ilmu nambah wawasan.

    Pola pikir yg didasari bahwa kuliah itu cari kerja itulah yg bikin banyak org gamau jadi petani, jadi penjual gorengan ato usaha makanan.

    Padahal, klo pola pikirnya dibalik, dg kuliah bis ajadi petani yg berpendidikan, ato tukang gorengan yg bisa manage pendapatan dg baik, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup diri dan orang lain.

    So, jgn.pernah berfikir, buat apa capek2 kuliah klo ujung2nya jadi tukang bla bla bla.
    Klo pola fikir seperti itu, bisa jadi pendidikan.di.bangku kuliah gagal.
  • thank you so much for your explanation :) . Kalau di Indonesia, bisa kasih contoh ga, siapa orang yang punya saham terbesar di suatu perusahaan go public?
    omin wrote: »
    Boyorg wrote: »
    @omin
    Nah, ada juga perusahaan yang ga mau jual saham, kira-kira alasannya apa ya?, Apakah mereka ga mau usahanya berkembang atau mereka sudah cukup nyaman dengan mendapatkan dana dari cara berhutang?

    Ok, jadi dalam suatu perusahaan yang sudah go public, maka pemegang saham lah yang berkuasa ya?, lalu struktur atau stratifikasi kepemimpinannya gimana?, paling atas pasti pemegang saham, terus bagaimana dengan posisi direktur dan manajer bagimana?, masih bingung dengan istilah dewan direksi, CEO, direktur, manajer dan lain lain hehehe

    Btw soal profesi yang cocok bagi gw, gw merasa miris deh, 4 taon gw kuliah, bikin skripsi,terus gw kerjanya jadi asisten make-up artist? kalau gajinya gede sih oke, dan kalau dari dulu gw tau gajinya gede, mendingan gw ga usah cape2 kuliah. Kalau jadi asisten make up artist , lulusan SMA juga bisa kan ya?

    Kalau buat lulusan S1, ada ga kerjaan yang tidak terlalu berhubungan dengan target penjualan dan excell?

    First of all, kayake aq nyerah aje masse soal saran pekerjaan inih. Bukan apa2 masse. Selain drpada banyak sekali ragam pekerjaan di luaran sana, utamanya karena emg bukan kapabilitas dan kompetensiku utk memberikan saran lebih lanjut masss. Ntar mala tambah ngaco sarannya kemenong2.

    Mungkin temen2 lain yg mbaca bisa memberikan saran yg mangkus dan mumpuni?


    Menyoal pilihan perusahaan mengapa tidak mau jual sahamnya, kembali lagi masse. Itu kembali ke strategi masing2 perusahaan. Mungkin ya itu tadi, kas perusahaan masih mampu membiayai ekspansi bisnisnya. Dan ingat masse, berhutang itu ada bunganya, sedang jualan saham, ga perlu ada kewajiban mengangsur apa2. Tapi ya itu tadi, porsi kepemilikan jadi terbagi. Klo dulunya dapet untung sejuta bisa dimakan sendiri, sekarang sekian persen musti dikasih ke org lain.

    Dalam perusahaan go public, yang paling berkuasa adalah pemegang saham pengendali.

    Siapakah dia?

    Dia adalah pemegang porsi kepemilikan saham terbesar.

    Ibarat pizza dipotong jadi delapan porsi.

    Ada gadun gembala makannya banyak. Dia kebagian 4 porsi sendiri. Sisanya baru org lain seporsi2.

    Naah si gadun gembala inilah yg jadi pemegang saham pengendali.

    ----

    Selanjutnya, masse harus bedakan antara pemilik perusahaan dengan pihak yg menjalankan operasionalisasi perusahaan.

    Dalam perusahaan tradisional, biasanya pemilik sekaligus org yg menjalankan operasional perusahaan. Misale aja, warung. Bapak yg punya warung, dia juga yg jaga tu warung.

    Dalam perusahaan besar, biasanya yg ngejalaninnya udah org lain. Si pemilik perusahaan cumak ngontol ajah.

    Naaah, CEO, manajer, direktur.. Itu semua adalah pihak yg menjalankan perusahaan.

    Beda CEO, manajer, direktur..?

    Secara general mereka sama. Pemimpin perusahaan tersebut.

    Tapi biasanya CEO itu yg level puncaknya. Chief Executive Officer. Membawahi pimpinan2 level menengah.

    Ada juga yg menamakan pimpinan puncaknya direktur utama. Nanti di bawahnya ada direktur bidang, di bawahnya lagi kepala divisi, dll. Gabungan dari direktur2 tsb. biasanya dinamakan dewan direksi. Kedudukan dewan direksi secara keputusan di atas direktur utama. Biasanya berguna untuk keputusan2 besar yg bersifat collective collegial.

    Ada juga perusahaan yg menamakan pimpinan puncaknya Managing Director. Di bawahnya ada manajer bidang keuangan, manajer bidang teknologi, dll

    Tergantung jenjang di perusahaan masing2 masse.

    ----

    Mengait siapa yg lebih tinggi antara pemegang saham dengan direktur?

    Logika sederhana saja masse.. Lebih tinggi mana kedudukannya yg punya perusahaan sama org yg kerja di perusahaan tsb...

    ----

    Oya, tambahan sikik masse

    Pemegang saham biasanya agar lebih gampang, diwakili oleh komisaris, yang orang2nya ditunjuk oleh si pemegang2 saham ini untuk melakukan fungsi pengontrolan perusahaan.

    Ibaratnya komisaris ini adalah kepanjangan tangannya si pemegang saham di perusahaan tsb.

    Hope it helps! @Boyorg

  • Nih gw kutip dr wikipedia ya bro @Boyorg

    Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri.[1] Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

    Itu contoh yg saham pengendalinya pemerintah

    Pemegang saham BCA

    Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono - 47,15%
    Anthony Salim - 1,76%
    Saham dibeli kembali PT Bank Central Asia Tbk (treasury stock) - 1,18%
    Masyarakat - 49.94%

    Nie contoh saham yg pemegang pengendalinya perusahaan/perorangan
  • Sekolah atau kuliah ujung-ujungnya kan nyari duit. Mengenai pola pikir seseorang tentang kuliah buat cari kerja atau buat nambah ilmu supaya bisa berwirausaha, itu hak masing-masing individu.

    Ijazah S1 adalah pintu gerbang buat cari kerja "kantoran", lihat saja lowongan2 kerja di koran atau internet, sangat banyak yang mensyaratkan pelamar kerja untuk memliiki ijazah S1 dan D3.

    Ya aku merasa miris aja sihh kalau harus jadi asisten make up artist, semua ilmu yang gw peroleh selama 4 tahun dikemanain? , kecuali kalau aku kuliah di bidang tata rias (nb: pemisalan saja), itu pun masa sihh setelah lulus kuliah tata rias , kerja gw ngangkat-ngangkat peralatan make up doang?, ya paling engga nge-make up-in artis yg ga terlalu terkenal lah hehehe

    Aku termasuk yang pro-kuliah kok, dengan kuliah , kita bisa menimba ilmu lebih banyak dan dengan disertai pengalaman setelah lulus kuliah maka kita akan jadi profesional di bidang tertentu.
    Sekolah ato kuliah itu goalnya jangan cari.kerja, gapi nambah ilmu nambah wawasan.

    Pola pikir yg didasari bahwa kuliah itu cari kerja itulah yg bikin banyak org gamau jadi petani, jadi penjual gorengan ato usaha makanan.

    Padahal, klo pola pikirnya dibalik, dg kuliah bis ajadi petani yg berpendidikan, ato tukang gorengan yg bisa manage pendapatan dg baik, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup diri dan orang lain.

    So, jgn.pernah berfikir, buat apa capek2 kuliah klo ujung2nya jadi tukang bla bla bla.
    Klo pola fikir seperti itu, bisa jadi pendidikan.di.bangku kuliah gagal.

  • Nah, salah satu bukti bahwa pendidikannya kemungkinan gagal.

    Klo sekolah ato kuliah buat cari duit, kasih aja bayaran buat kuliah jd modal.usaha.

    Sekolah ato kuliah itu untuk membuka pikiran,menambah pengetahuan, meningkatkan taraf diri, menambah wawasan, membiasakan diri solving problem. Bahwa.kemudian mudah cari duit, itu salah satu hasilnya dr hal2 tersebut diatas. Bukan tujuan mutlaknya.

    Dan lagi,bicara soal ilmu dan pekerjaan, apa kabar sarjana teknik elektro yg kerja di bank central,anak industri yg jadi pengusaha? Alumni Pendidikan bahasa inggris yg jadi guru agama, lulusan pertanian yg jadi manager di perusahaan manufacturing??

    Apakah ilmu yg mereka pelajari 4 thn di bangku kuliah jadi mubazir????

  • Then, saat pertama kali suatu perusahaan go public, apakah harga per lembar sahamnya bisa diperkirakan sebelumnya ?

    You said that suatu perusahaan masuk ke stock exchange buat mencari dana, bagaimanakah mekanisme penjualan saham menjadi tambahan dana untuk perusahaan?

    omin wrote: »
    Nih gw kutip dr wikipedia ya bro @Boyorg

    Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri.[1] Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

    Itu contoh yg saham pengendalinya pemerintah

    Pemegang saham BCA

    Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono - 47,15%
    Anthony Salim - 1,76%
    Saham dibeli kembali PT Bank Central Asia Tbk (treasury stock) - 1,18%
    Masyarakat - 49.94%

    Nie contoh saham yg pemegang pengendalinya perusahaan/perorangan

  • "kasih aja bayaran buat kuliah jadi modal usaha", ya ngga segitunya juga kalii . Kan aku bilang, kuliah itu ujung-ujungnya nyari duit. Orang mau kuliah di jurusan arsitektur, apakah hanya karena, "Saya suka menggambar bangunan dan saya pengen nambah ilmu tentang arsitektur "?, tentu tidak.

    Lalu tidak bisa juga dipaksa "kamu setelah jadi arsitek harus buka perusahaan arsitektur (developer) sendiri ya, jangan kerja di tempat orang" . Memang banyak yang menyarankan para sarjana untuk berwirausaha tapi kalau orang mau milih zona nyaman dulu dengan cara cari kerja ya itu hak dia. Setelah dapet kerja terus buka usaha sampingan, nah itu merupakan langkah yang bagus dalam mencari uang, at least kalau di phk ada sumber penghasilan yang lain.

    Soal sarjana teknik elektro yang jadi staff bank central atau alumni pendidikan b inggris yg jadi guru agama, saya rasa di dalam lubuk hati mereka masih ada sedikit keinginan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama 4 tahun.

    Fyi, pekerjaan saya yg sekarang juga ga nyambung dengan gelar pendidikan saya. Kadang, hal itu membuat saya merasa ga "secure", tapi saya mencoba bertahan saja. Soalnya saya susah nyari kerja yang sesuai dengan gelar pendidikan saya , tapi, as i said before, saya juga kadang merasa ingin menerapkan ilmu yang saya dapat selama kuliah.

    Intinya gini ya, gw sedikit protes, kalau gw disuruh jadi asisten make up artist yg kerjanya cuma bawa-bawa peralatan make up. Masa sarjana S1 yang sudah terlatih untuk kreatif kerjanya cuma bawa make up?, ya lulusan SD juga bisa kali kalau cuma bawa peralatan make up mah. Kalau lulusan S1 harusnya bisa belajar untuk me-make up walau dia jurusannya (misalkan) tata boga.
    Nah, salah satu bukti bahwa pendidikannya kemungkinan gagal.

    Klo sekolah ato kuliah buat cari duit, kasih aja bayaran buat kuliah jd modal.usaha.

    Sekolah ato kuliah itu untuk membuka pikiran,menambah pengetahuan, meningkatkan taraf diri, menambah wawasan, membiasakan diri solving problem. Bahwa.kemudian mudah cari duit, itu salah satu hasilnya dr hal2 tersebut diatas. Bukan tujuan mutlaknya.

    Dan lagi,bicara soal ilmu dan pekerjaan, apa kabar sarjana teknik elektro yg kerja di bank central,anak industri yg jadi pengusaha? Alumni Pendidikan bahasa inggris yg jadi guru agama, lulusan pertanian yg jadi manager di perusahaan manufacturing??

    Apakah ilmu yg mereka pelajari 4 thn di bangku kuliah jadi mubazir????

Sign In or Register to comment.