sisterphobia

akina_kenji

Atur aja deh sama siapanya...

Edit gih..

soratanz

@arya_07 yoi
@o_komo agak gmana?
@akina_kenji udah gua edit kok hahaha

akina_kenji

Good

o_komo

Gokil :v apalagi pas reaksi si nara yg sok centil sama nico :v sama yg debat soal surat warna pink
Jangan - jangan itu surat gue yg hilang? *eh?

soratanz

@akina_kenji im a good boy~
@o_komo hahaha kalo si nara gua agak gk tau gokil nya d mana kalo d surat warna pink gua tau lah yg mana yg agak gokil hahaha, lah surat lu yang ilang kan sama gua

akina_kenji

iyakah?

soratanz

Iya dong... Masa kamu ragu sama aku? Di manakah rasa saling percaya satu sama lain yang kita ucapkan dulu?

o_komo

Sama kamu?
Huwaaa... jangan dibaca!!

Dwippa_oc

Yahh dah ketinggalan jauhhh

soratanz

@o_komo wah gua makin penasaran sama isinya...
@amostalee hahaha belom jauh kok ini cerita

soratanz

@balaka
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
@Aurora_69
@taengoo
@majesty
@o_komo
@boncengek3
@fian_gundah
@hafizpratama
@chupy_slow
@Aurora_69
@Chrisan
@duatujuh
@bram
@arya_07

soratanz

'Dear Icha...'

"Basi!"

'Sorry bnget klo gua udah lancang nulis surat ini"

"Lancang-lancang cowok zaman sekarang"

'Mudah-mudahan lu nggak ke ganggu sama surat gua'

"Gua? Keganggu banget malah"

'Gua bukan orang yang pinter basa-basi dan menurut gua, lu juga bukan orang yang suka basa-basi'

"Masih banyak bnget tuh basa-basi gombalnya"

'Cha..'

"Ha?"

'Lu mungkin anggap gua gombal..'

"Ember.."

'Nekat nulis surat buat lu'

"Nekat banget lu! Blom pernah di lempar pake sendal toilet?"

'Jujur, cha...'

"Jujurlah padaku... Bila kau tak lagi cinta~"

"ICHAA!!!!!" jerit gua histeris

"Gua lagi baca surat buat lu! Jangan asik di komen gtu dong! Hih! Gua jadi gk konsen. Norak, tau gk?!"

"Emang suratnya norak! Bikin geli, tau nggak?!" balas icha

"Dikelitikin pake gergaji besi mau nggak lu? Biar gelinya rata" gua nimpuk icha pake tutup spidol. Dasar cewek barbar. Padahal tadi kita sampe nyiapin wktu khusus hanya untuk baca nih surat di rumah gua.

"Tau nih icha" kiki ikutan jengkel

"Iya, iya. Terusin aja"

"Tapi lu diem! Janji dulu!" ancam gua pake tangan terkepal

"He-eeeh.... Gua diam dah, diam adalah emas. Oke! Hidup!" cibir

Gua menarik nafas dalam-dalam

'Gua suka lu cha...'

"..."

'Gua emang pengecut nggak brani ngomong langsung sama lu'

"..."

'Tapi cha... Gua pwngen bilang kalo gua beneran suka sama lu'

"..."

'Gua nggak minta jawaban apapun skarang'

"..."

'Surat ini cuma supaya lu tau aja kalo ada orang yang merhatiin lu'

"..."

'Gua pengen kenal lu lebih dekat. Gua nggak bakalan nyembunyiin identitas gua krna ini bukan surat kaleng'

"..."

'Gua Tian dari kelas 2C. Thanks ya cha... Tian"

"Waaahhhhh!" gua berdecak-decak kagum

"Kereeeen!" timpal kiki ikut-ikutan

"Gimana cha? Lu kok diem aja?" desak gua sambil memyentil ujung dengkul icha dengan jempol tangan gua

"Biasa aja... Standar. Kalo dia bilang dia pengecut ya emang" icha menanggapi dengan datar

"Hah? Gila lu?! Cowok seromantis ini lu bilang pengecut?!" gua mengerjap-ngerjap nggak percaya

Hup! Kiki melompat ke samping icha dan langsung megang-megang jidat icha terus megang pantatnya sndiri "ih gila! Panasnya sama do!"

"Lu tuh yang panas! Pantat lu tuh yang emang derajatnya sama kek knalpot bajai makanya bisa panas! Orang gk panas lu bilang panas!" icha nyerocos kek rombongan angklung sunda

"Apaan sih?! Panas! Panas! Jangan asik bilang panas ah! Suasana jadi panas tau!" gua nyeletuk

Siiiiiiing.... Semuanya hening

Lalu pandang-pandangan dan cekikikan bareng

"Panas! Panas!" kiki cekikikan geli

Gua melipat surat cinta tadi "cha, kalo kata gua ni cowok bukan pengecut kok. Cuma pemalu. Kalo dia pengecut mana mungkin dia nulis namanya dengan jelas gini ya kan?"

Icha angkat bahu

Dengan sigap kiki memegang kedua bahu icha. Lalu menatap icha dalem-dalem ala deddy combuzier. Bukannya terhipnotis tapi icha malah ngakak-ngakak geli. Soalnya setau gua kiki paling nggak tahan melotot lama-lama mukanya jadi aneh. Pengennya nunjukkin tatapan misterius eh jadinya malah tatapan ngedip-ngedip kek orang cacingan

"Iiih! Icha, lu kok malah ngetawain gua? Gua mau ngomong serius nih!" kiki ngambek

Gimana sih? Yang dapat surat cinta siapa yang heboh juga siapa hahaha "iya.. Iya mau ngomong apa sih kiki?"

"Lu harus coba" kata kiki serius

"Coba? Coba apa? Coba bunuh diri supaya bisa terlepas dari sobat gaje kek lu berdua?" icha balas menatap kiki

Kiki manyun lagi "tuh kan! Serius dong cha!"

"Iya apaan? Lu juga ngomong gaje. nyoba apa? Coba jadi barbie? Coba jadi rapunzel? Coba ikut indonesia idol? Apaan?!" icha kumat darah tingginya

"Kenal sama si tian itulah cha" kiki ngomong dengan gaya di bikin se-ngeden mungkin supaya kedengaran penekanan-penekananya. Supaya icha yang mati rasa itu ngerti

"Oooo..." icha ber-O panjang

"Jadi lu setuju?" gua ikutan antusias

Icha mengibaskan tangannya "kita liat aja ntar" sahut icha sok misterius

Tiba-tiba...

"Wooooi.... Doooo! Monyet lu lepas nih!!!!!" suara cempreng cowok dari luar manggil-manggil gua

"Lu pelihara monyet do?" satu lagi sifat kiki. Selain heboh dia kadang-kadang juga bolot, lemot, oon.

"Halooo... Kiki..." gua melambai-lambaikan tangan di depan muka kiki supaya serangan bolotnya sembuh

"O iya... Pasti ivan ya? Masih juga manggil lala monyet?" katanya sadar

"HHH!" Gua membuka kunci kamar gua. Abang sama mbak marni kemana sih? Kok bisa-bisanya lala kabur nggak ketahuan? "Mbaakk marniiii..... ABAAANNGGG!!!!!" sumpah mungkin lengkingan gua ini betul-betul bisa bikin kaca jendela pecah. Gimana nggak histeris coba? Abang tidur di ruang TV sambil mangap dan meluk majalah... Majalah apa tuh? 'Cewek kampus masa kini?' dasar mata keranjang!!!

"Hah? Heh? Eh?" abang bangun sambil refleks ngelap-ngelap ilernya

"ABAAAAANGGGGG!!!!!!" jerit gua lagi

Abang goyang kerawang ke kanan-kiri, belum ngumpulin smua nyawanya. Masih pusing "eh do. Eh kiki, icha ke man..."

"Abang! Lala mana?!" serang gua sebelum abang meluncurkan godaan mautnya buat icha

Tweng! Abang langsung gelagapan. Matanya melotot. Duduk tegak, celingak-celinguk, melotot lagi terus kentut ya ampun! Hih! Kzl!. Abang tanpak ketakutan melihat gua dan...

"Lala mana ya?"

"MANA YA?!!!!" gua makin menggila cuma di titipin lala gitu aja bisa lepas eh maksudnya hilang dari pengawasan?

"Dasar payah!" lengking gua lagi sambil pergi keluar rumah. Di buntuti kiki sama icha yang masih nggak percaya kalo gua bisa ngamuk seganas ini

"Anu... Gue rasa... Dia.. Ikut mbak marni ke warung" abang baru ingrt tadi mbak marni pamit ke warung sebelum dia ketiduran sambil memandang cewek-cwek di majalah.

Gua jamin pasti lala nyelinap keluar wktu mbak marni pergi keluar. Dan nggak ketahuan karena abang yang sebagai pengawasnya ketiduran sambil mimpi jorok!

"Gue selamatin sepatunya nih" ivan mengangkat sepasang sepatu lala

Jantung gua berdegup kencang "selametin sepatunya? Memangnya lala ada di... LALA!!!!!!!" untung aja gua masih muda. Kalo nggak bisa kena serangan jantung gua liatin adik gua yang jelmaan monster dengan santainya plus ketawa-ketawa riang di dalam selokan yang.. HIH!!!

"hehe sepatunya berhasil gue selametin lho do" ivan berusaha membuyarkan pusat kemarahan gua. Mungkin tadi dia liat kilatan-kilatan api gitu di mata gua sama hawa-hawa api neraka yang muncul dari badan gua.

Gua nggak menggubris kata-kata ivan. Tangan gua secara sadis langsung narik tangan lala

"KELUAR!" bentak gua ke lala

"Aaaa... Lala lagi.. Lala lagi.."

"GUA BILANG KELUAR SEKARANG JUGA LALA!!!! RIGHT NOW!!!!" gua menarik tangan lala kalap

"Do..." panggil kiki panik yang lihat gua kek orang kesurupan

Sementara gua gk peduli "dasar anak nakal!!! Nggak bisa di bilangin!!! KELUAR LALA!!!!!!" gua makin menjadi-jadi

Kali ini ivan maju trus nepuk bahu gua "do.. Nyantai aja kali do..."

Gua menarik nafas dalam-dalam, lalu menoleh ke arah ivan "enak aja lu bilang nyantai! Ya iya yang ada di got itu bukan adek lu! Oh ralat monyet lu! Lu selalu nyebut dia monyet kan? Trus sekarang lu suruh gua nyantai?" nafas gua naik turun. Kayaknya semua kekesalan gua udah meletus nih.

"Oke.. Oke..." ivan nggak rese lagi kek biasanya

"Biar gue aja yang angkat lala dari got, ok?" katanya

Gua diam. Nafas gua masih ngos-ngosan krna marah.
Ivan mengangkat sebelah tangannya tanda supaya gua tenang. Ivan jongkok ke arah selokan. Mengulurkan kedua tangannya ke arah lala yang gemetar ketakutan melihat gua yang kesetanan

"Yuk la... Selokannya udah bersih kok..."

Pipi lala gemetaran nahan tangis. Dia mau aja di gendong ivan. Lalu membenamkan muka tembemnya ke pundak ivan sampai kaos ivan belepotan
Gua juga gemetaran. Gua juga rasanya pngen nangis. Kenapa sih lala nggak pernah berhenti buat susah gua?

"Do.. Ajak lala pulang yuk..." ajak kiki

Icha mengusap-usap punggung gua

Gua mengganguk "ayo la.." gua mengulurkan tangan ke arah lala yang masih di gendongan ivan.

Dengan mata terpejam rapat lala nurut ikut gua pulang. Kiki sama icha juga akhirnya pulang atas permintaan gua. Gua nggak mau sampe mereka melihat peristiwa yang lebih mengerikan lagi di rumah

Gua membuka pintu rumah dengan kasar "gua udah cukup capek sumpah capek bujuk nih anak keluar dari selokan di depan ruman, sekarang abang harus mandiin lala smpe bersih!"

Abang menatap lala heran. Ternyata anak TK yang masuk selokan bisa sekotor itu

"NIH!" Gua mendorong punggung lala pelan ke arah abang "dia adik lu juga kan?"

Abang bangkit dari tempat duduknya smbil garuk-garuk punggung "ya dah.. Gua yang mandiin"

Tak di sangka dan tak di duga malapetaka datang lagi

"ENGGGAAAAAKKKK!!!!!!" jerit lala

"Lho? Napa lagi si la?" untung aja gua msih bisa nahan emosi gua untuk nggak nyubit tangan gemuk lala

"Lala nggak mau mandi sama abang! Abang kan genit! Nggak mau! Nggak mau! MAUNYA SAMA BANG EDO AJA!"

lutut gua langsung lemas seketika
Lala ini manja sama gua, sayang sama gua, terlalu dkat sama gua atau EMANG TERLAHIR BUAT NGERJAIN GUA?!
Tapi untung aja tuhan masih sayang sama gua sayup-sayup gua bisa dengar suara mbak marni pulang dari warung

"Mbaak marni... Tolong mandiin lala"

---

Tok! Tok! Tok!

Gua kaget ternyata ivan ngetok-ngetok kaca jendela kamar gua "mo ngapain lu? Mau blajar jadi maling?"

"Dasar judes!"

"Dasar badak langka!" balas gua

"Ngapain ngetok-ngetok jendela kamar gua?"

Ivan menggaruk-garuk kepalanya yang gk gatal

"Do, gua mau kasih tau sesuatu yang kayaknya lu perlu tau"

Gua memutar kedua bola mata gua "blom pernah denger tekhnologi yang namanya telepon?"

Ivan nyengir "satu, gue nggak tau nomor hp lu karena lu kayaknya lebih milih di injek gajah daripada ngasih nomor telepon lu ke gue. Dua kalo gue telpon ke rumah lu gue jamin lu pasti bakalan pura-pura tidur ya kan?" tebak ivan tepat sasaran

Muka gua langsung merah padam. Apalagi ternyata ivan itu manis juga kalo di lihat dari dekat. Eh? Hus!

"Ya, ya! Apaan? Langsung aja. Nggak enak sama tetangga" desak gua ngalihin perhatian

Ivan memasukkan tangan ke saku celana pendeknya

"Do, lu tau nggak kenapa lala masuk ke selokan tadi?"

"Ya ampun! Soal lala? Emangnya lu lupa kalo dia selalu buat repot gua? Tadi siang itu salah satunya!"

Ivan tersenyum... Prihatin?

"Kenapa lu senyam-senyum? Puas gua di bikin repot sama lala?"

Ivan senyum lagi "lu segitu bencinya sama lala, do"

Gua mendelik kesal "lu kesini bukan mau ikut campur ke masalh pribadi gua kan? Gua sebel atau apa sama lala emang itu urusan lu? Bukan lu kan yang di bikin repot sama dia? Oooh iya bukannya lu ya yang bilangin dia itu monyet? Kok lu jadi sok care sama lala gtu?" sumpah segala hal yang nyangkut lala suka buat gua darah tinggi

"Oke, oke, sori"

"Udah dah lu mau ngomong apa? Gua ngantuk"

"Iya, iya tenang dong. Gue cuma mau bilang kalo tadi lala masuk got hanya mau buat lu bangga"

WHUT?!

"Kata gurunya, nggak boleh buang sampah di selokan, bisa bikin banjir. Tadi pagi dia liat ada tukang becak yang buang sampah di selokan. Dia keinget-inget kata gurunya kali. Makanya dia nyemplung dan ngeluarin sampah dari got. Namanya juga anak kecil. Terus kata gurunya yang buang sampah pada tempatnya itu bikin bangga orang tua"

Gua terdiam, gua jadi nggak tau harus gimana "kok lu... Kok lu bisa..."

"Kok bisa tau? Ya iya gue tadi nanya lala makanya tadi nggak gue seret keluar dari got. Maunya sih tadi gue ceritain dulu ke lu... Tapi lu nya malah.,."

"Udah ah gua mau tidur dulu" gua langsung menutup jendela nggak pduli sama ivan yang masih berdiri di sana. Perasaan gua mendadak jadi aneh. Apa coba maksudnya ivan cerita gitu? Gua nangis. Sumpah baru kali ini gua nangis karena nyesal udah marah-marah sama lala.

soratanz

Selamat tahun baru semua smoga hari² kalian makin baik di 2016 (AMIN!) btw gua sediain new year pack buat kalian smoga kalian suka dan gua harapnkalian akan terus membaca karya² gua selanjutnya hahaha. HAPPY NEW YEAR ALL

lulu_75

ternyata Ivan lebih mengerti Lala ... selamat tahun baru juga ya ... tetep baca ko @soratanz ...

o_komo

Ooh, gue terharu T.T Si lala niatnya tulus banget ke bang Edo. Bang Edo jangan galak - galak dong sama lala :v