It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
gua suka ma lu Bang, ehh cerita lu bang
tetep mension gua ampe rampung, otre...
@crueldecision : bukan mas, Astra itu alien dan rizki makhluk hologram .. hehehe ya iyalah mas e ... mereka manusia beneran .... masa manusia jadi-jadian
Siaaapppppp...
Sepanjang perjalanan Gua membisu, Gua lirik Astra yang ada di smping Gua, sama saja, tetap bisu seribu bahasa. Gua alihkan pandangan ke spion atas, terlihat Rizki yang memandang jendela, sambil kepalanya bersandar di Kaca.
Suasana benar-benar canggung. Apalagi lagu-lagu yang terputar di mobil Astra, sungguh, sangat menyesakan hati ini, Gua liat deretan lampu-lampu kota, lampu-lampu penduduk, panji-panji bendera di tengah jalan, dan baliho-baliho turut mengiringi kegalauan kami bertiga.
Dari ketiga makhluk di dalam mobil ini, mungkin gua lah yang paling galau dan tergalau, Jiwa Gua berantakan, Hati gua panas, ga tau arah dan pengen rasanya gua teriak sekeras-kerasnya. Gua teringat masa-masa dua tahun bareng bersama Rizki, Gua ingat ketika di tanggal tua, dan kami belum dapat kiriman uang dari orang tua kami. Gua dan Rizki ngamen sepanjang jalan, bukan uang yang gua dapet, malah kejar-kejaran sama satpol PP, Gua juga ingat ketika satu bungkus Mie instan gua bagi berdua dengan Rizki, itupun hasil jualan sendok.
Iya teman, waktu kelas 11 dulu, Gua ingat, Gua sempet kelaparan, karena uang kami habis, sementara uang Rizki juga habis, Gua bingung, Ga mungkin Gua pinjam Emon maupun Nanda, ga mungkin juga ngamen lagi, yang ada Kami
digiring ke Pos keamanan atau Dinas Sosial. Akhirnya Gua Jual Sendok ke Warung tenda dan ditukar dengan mie instan. Itu kami makan berdua (sungguh tragis saat itu). Ketika preman malak gua, Gua masih ingat Rizki pura-pura jadi jagoan, sampai ujung-ujungnya dia babak belur. Banyak kenangan dengan Rizki, banyak kejadian dengan Rizki..
Oh Riz,, kenapa Lu ungkapin sekarang Ke Gua, kenapa Ga dari dulu, tiba-tiba Air mata ini menetes. Segera gua usap agar Astra yang ada di sebelah Gua kagak meliatnya.
Bicara tentang Astra lain lagi, Ya, Si keparat Astra. As, kenapa Lu harus hadir di kehidupan Gua lagi di saat seperti ini, dulu kemana saja ketika Gua butuh Lu, Kemana waktu Gua butuh teman, dan kemana Lu saat Gua sendiri. Tapi gua ga akan munafik, Lu sosok terlalu sempurna di mata gua (saat itu). Lu teman bermain dan teman hati Gua (saat itu juga). Banyak kenangan yang tersimpan dengan Lu, 2 tahun.. dari kelas 1 sampai kelas dua SMP.
Gua sempat berfikir, darimana Astra tau, kalau gua ga normal, kapan dia menyadarinya kalau Gua sebenarnya Gay, dan satu lagi, kalau dia menyatakan cinta ke Gua, berarti Dia juga Gay. Gua hanya menduga-duga. Ah Pusing teman...
Keadaan masih belum berubah. Mobil ini masih menjadi mobil Galau. Ya, seisi mobil ini Gua pastikan hatinya tidak tenang, hatinya kalut, semrawut, entah..Pengen gua membuka pembicaraan, tapi situsi sangat tidak mendukung, yang ada hanyalah Diam.
Mobil berhenti di depan Kost an kami, Segera Rizki dan Gua Keluar, ya keluar dari mobil yang membuat kami bungkam hampir setengah jam, mobil yang membawa kami pada persoalan baru. Mobil Galau!!!
"Makasih As, Gua masuk dulu" Rizki bilang ke Astra lalu pergi, tanpa basa-basi dia masuk ke kost. Sementara Gua, ketika mau masuk Ke kost, tangan gua di pegang oleh Astra,
"Adi, tunggu bentar"
Astra menatap Gua, tatapan yang masih sama seperti 3 tahun yang lalu, tatapan yang masih sama juga seperti tadi waktu di pantai.
"Sob, Gua sangat berharap banget, Gua mohon, pikirkan lagi permintaan Gua tadi."
Gua tersenyum, senyum palsu, batin Gua menangis sebenarnya, Gua balik ke Kost,
"Makasih untuk hari Ini As, Asslmkm,"
Gua masuk ke Kost, beberapa detik kemudian, gua denger suara mobil dinyalakan, semakin lama suara itu semakin menjauh, jauhh, mengecil, dan akhirnya suara itu menghilang. Gua masuk ke kamar, kali ini Gua males mau ngerjain Tugas sekolah, Besuk pagi-pagi saja habis sholat subuh. Saat ini Fikiran Gua kacau berat.
Gua Liat Rizki Sedang tengkurap. Diam tanpa ada satupun kata ketika gua membuka pintu kamar. Gua tau dia belum tidur, Gua tau Rizki hari ini tegang, kecewa, banyak masalah,dan butuh perhatian. Mungkin dalam fikiran Rizki, Astra ada saingan, sehingga hari ini dia putuskan untuk mengakui jatidirinya, dan mengungkapkannya ke Gua.
Gua deketi Rizki, Gua pengen ngomong ke Rizki.
"Riz,.." Hanya kata itu yang berhasil keluar di mulut Gua, Gua ga tau, sepertinya mulut ini sulit banget untuk mengeluarkan kata-kata. Mulut ini sejujurnya ingin bilang, bilang ke Rizki, kalau Gua sama seperti Rizki, kalau Gua senasib sama Rizki, tapi kagak tau, ada yang mengganjal di tenggorokan Gua, sehingga gua seperti orang bisu.
Rizki berbalik arah, dia memandang Gua, pandangan yang sulit, Gua percaya itu. Gua tegang, gua pikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, Gua pikirkan apa yang akan gua lakukan untuk menjalani hari-hari selanjutnya. Apakah Gua akan menerima cinta Rizki, tapi itu tidak mungkin, Karena Astra akan tau, atau sebaliknya, Gua Akan terima Astra, tapi itu juga tidak membuat hidup lebih baik, karena dengan Gua menerima Astra sama dengan Gua menghancurkan hati Rizki. Help Me,,,, Gua bingung, keputusan apa yang akan Gua ambil.
Rizki memandang Gua, tatapan matanya tidak lepas sedikitpin, Ya tatapan mata yang memancarkan beribu tandatanya di otak Gua
"Riz, "Gua ulangi kata untuk kedua kalinya, Kali ini Rizki tidak menjawbab, malah mengeluarkan Air mata. Ya elahhh,,, mewek lagi (batin Gua) . Baru kali ini Gua liat Rizki cengengengnya minta ampun. Rizki yang ku kenal anak yang baik, sedikit pendiem, tapi menghanyutkan, (sama kaya Gua,, hahaha) tiba-tiba dari tadi di pantai berubah menjadi melankolis abis, Huh,,
Rizki duduk, Gua deketi, pengen rasanya Gua peluk malam ini, tapi gak mungkin, dengan memeluknya, berarti akan memberi sakit lebih pada dia. Berangsur-angsur perasaan Rizki membaik, sehingga dia mulai bersuara
"Iya". ,,
satu kata itu yang keluar... busyet dah, Gua nanti-nanti dari tadi cuma keluar satu kata itu doang. Gua beranikan diri mengucap lagi
"Lu kan pernah bilang, berdua akan lebih baik, jika dibandingkan dengan sendiri," kata Gua
Akhirnya Rizki cerita (berharap Rizki cerita tentang kejadian tadi, supaya Gua juga mudah untuk menimpalinya)
"Adi, Lu tau kan sekarang Gua seperti apa, Lu tau kan Kalau Gua suka sama Lu, dan Lu tau kan kalau setelah ini, Lu bakal ninggalin tempat ini, lu akan pindah dari kost ini?" jelas Rizki (masih dengan suara yang parau).
Riz.. emm,, Gua,, (ketika Gua pengen jujur, Gua bimbang lagi, kepala ini terisi penuh dengan bayangan Astra, bayangan Astra berkeliaran liar di otak gua, Sialllllll,,,
"Riz, Gua gak bakal seperti itu, sampai kapan pun Gua sahabat Lu, Gua terima Lu apa adanya, gau Janji, Hanya Lu dan Gua yang tau akan rahasia ini" sambil gua sodorkan kelingking kanan gua, sebagai bukti janji, Janji sesama laki-laki. Rizki mengikuti, malam itu gua berdua mengikat janji . Janji kalau Gua ga akan meninggalkan Rizki.
Pada Akhirnya kondisi membaik, Rizki berangsur-angsur sudah menunjukan senyumnya. Keadaan ini berbanding terbalik dengan Gua, Hati Gua semakin sakit, bahkan jika hati ini bisa menangis, maka akan menjerit sekeras-kerasnya. Hati gua Yang sejujurnya mencintai Rizki, harus tertahan, karena keberadaan Astra.
Malam ini Rizki mulai terbuka, sebelumya dia kagak pernah membicarakan keluarganya, dia menceritakan tentang itu malam ini pada Gua. Ternyata dari sini Gua Tau, kalau Rizki berasal dari keluarga Broken Home, Ayah Rizki seorang Pengusaha Tembakau (seperti tuan tanah ) di daerah Temanggung, Dia mempunyai berhektar-hektar tanah untuk ditanami tembakau. Ibunya hanya ibu Rumah tangga biasa,. Mereka bercerai ketika Rizki kelas 6 SD. Ayah rizki memilih untuk menikahi seorang Gadis yang baru lulus SMP, gadis Desa masih 15 tahun. Hak asuh Rizki jatuh ke tangan ibunya, dan asal teman tau, Rizki dan ibunya kagak mendapat Nafkah dari Ayahnya. Bersusah payah Ibunya menyekolahkan Rizki sampai sekarang. setoppp!!!! Gua ga mau lanjut lagi tentang Rizki
"Gua lapar, cari makan yuk" Ajak Rizki sambil meringis. Alhmdllh, Rizki kembali seperti sebelumnya, pemuda yang semangat dan selalu optimis dalam menjalani Hidupnya. (batin Gua, menangis bisa menghabiskan energi banyak kali ya ,sampe laper!!)
"Gua menganguk, kali ini gua baper berat malah, ternyata hidup Rizki lebih berat daripada hidup Gua. Kedewasaan Rizki hampir sama persis dengan Dion, temen SMP gua. Gua pegang tangan Rizki, gua ucapkan Janji, Janji untuk selamaya bersama dan saling melindungi.
Astra ,,,,(Gua melow banget saat nulis ini, sumpah, sebenarnya Gua pengen kagak nulis bagian ini, tapi cerita akan menjadi tidak lengkap)
Hari dimana setelah Astra menyatakan cintanya ke Gua, membuat Astra tidak menyesali karena dia belok, malah dia sepertinya mempermainkan perasaan Gua, Dia sayang sama gua, tapi sayang Astra ke Gua, seperti pelampiasan saja (ah, mungkin ini fikiran Gua saja )
"Adi, .. ntar malem, anterin Gua ke FL ya" tiba-tiba Astra mendatangi meja Gua. (FL itu toko sepatu terbesar di Kota Gua)
"Emm.. kayanya ga bisa deh, Gua ada janji nganterin Rizki cari buku" jawab gua (padahal gua boong, ntar malem gua ga ada Acara)
"Ya udah, Kita cari Buku bertiga, habis itu sekalian nganter Gua cari sepatu" jelas Astra
"Coba ntar Gua bilang Rizki, bisa atau gaknya ya" jawab gua, kali ini gua agak sedikit tersadar, Rizki prioritas hati Gua, Astra... ahhh.. lewat,, (batin Gua)
Jam istirahat, Nanda nyamperin Gua
"Adi, gua mau ngomong" kata Nanda dengan wajah serius
"Iya, ngomong tinggal ngomong, paling masalah anggaran kegiatan lagi kan?" tanya Gua. Gua dan Nanda Satu kepengurusan Organisasi Gua teringat, Agak heran dengan penguni sekolah
ini, mempercayakan di pegang oleh anak pendek seperti Gua (Gua sekelas paling pendek) eitzz,, bukan karena Gua boncel, tapi karena Umur gua yang 2 tahun di bawah rata-rata anak seangkatan sini. itu artinya tinggi Gua harus disamakan sama anak kelas X dong biar adil.
"Ntar melem, Lu mau kagak mau harus nemeni makan malam, terserah mau makan malam dimana," jelas nanda ngotot tapi masih dengan wajah cantiknya
"Eh, tapi Nan" jawab Gua langsung dipotong
"Ga ada tapi tapinan, plissss,, Adi, kali ini saja, untuk yang terakhir, ataupun untuk yang pertama" kata Nanda sambil merengek, yahhh,, Gua ga bisa apa-apa selain diam dan harus nurut sama Nanda.
"Ya udah deh, ntar malem jam 7 ya" jawab gua
"Oke,, jam 7 kurang lu harus udah standbye di bawah patung Garuda," jelas Nanda
Gua senyum, ga beberapa lama HP gau bergetar, kali ini sengaja ga gua bunyikan, kejadian HP bunyi waktu pelajarannya Pak Dasto membuat Gua trauma
Sob, ntar malem Tim basket Gua Maen, sama SMK 2, Lu dateng ya, semangati Gua
09:02
Rizky
+6285640998xxx
Bingung Gua, gua bales
Ntar Gua kabari lagi, Banyak acara, Laku juga Gua,, hahaha
09:05
Beginilah jeleknya gua, kalau ada ajakan kagak bisa langsung memutuskan, butuh waktu dan pertimbangan lama utuk menjawabnya (sampai sekarang pun juga masih). Padahal jelas-jelas Gua sudah menyanggupi Nanda,itu artinya Gua ngegantungin Astra dan Rizki.
Siang ini pulang sekolah Gua bareng Rizki, seperti biasa, Dia selalu setia menjemput Gua di Gerbang. Di saat yang lainnya berseliweran pake motor, Rizki 2 tahun ini setia pulang bareng Gua.
"Hai Riz, Dot, bareng yuh" tiba-tiba Astra menghentikan Motornya
"Maaf As, Silahkan duluan, Kalau Lu mau ajak Adi, silahkan, Gua jalan kaki" tolak Rizki dengan nada agak ketus
"Eh, maaf As, Gua nemenin Rizki aja jalan, jawab Gua
"owh, ya udah, btw ntar malem bisa kan??
"Ntar gua SMS As," Jawab Gua
"Oke, gua cabut dulu ya" Astra pergi meninggalkan Kami berdua,
Deg!! Ga tau mengapa, pamitan Astra barusan, seperti pamitan untuk selamanya, pamitan seperti Gua ditinggal waktu SMP.
"Hati-hati" jawab Gua. Sepertinya Gua ga rela ditinggal Astra siang ini, As, Gua pengen disebelah Lu saat ini (halahhhh,,, sadar Di, sebelah Lu ada Rizki)
Gua nyampai Kost, Rizki langsung bersihin kamar, dari awal gua ketemu sama Rizki, dia memang yang paling rajin buat bersih-bersih. Buakanya gua pemalas, tapi Rizki paling sigap kalau liat lingkungan yang kurang sreg.
"Ntar jam 7 jadi ikut Gua kan sob, Biasa Di GOR SMK 2" Tanya Rizki sambil mengelap meja belajar kami.
"Riz,, pliss.. maaf banget, ntar malem Gua ada janji sama Nanda" kata Gua. gua memang udah biasa nungguin Rizki maen basket, dan Rizki juga sering Nganterin Gua kalau ada kegiatan malam di sekolah.
"Owh, ya udah sob, gapapa..hehe tenang saja, tapi jangan lupa, pulang bawa Kue bandung Ya"
"hheehe gua nyengir..."
Jam 7 tepat, gua buru-buru ke Patung Garuda, setelah ngebales SMS dari Astra, kalau Gua kagak bisa ikut nemenin beli sepatu, sementara itu Astra memutuskan berangkat cari sepatu sendirian.
Kali ini kondisi jalan sungguh riskan, dari Magrib sampai sekarang banyak konvoi suporter sepakbola, Konvoi itu dari tadi berlalu lalang dari timur ke barat, balik lagi barat ke timur,Gua liat Nanda udah di bawah patung Garuda, dia melambai-lambaikan tangan..
"Lama banget, huww.. garing tau gua di sini"
"Heheh.. maaf... tapi kan ga telat, bilangnya jam 7 " bela Gua
"Emm... " Nanda mandangin Jamnya, memang sih, sekarang amasih jam 7 lebih 5 menit.
"Kita makan jam setengah 8 aja yah,," tanya Nanda
"Lhoh, lhoh.. kenapa" tanya Gua
" Gua pengen ke pinggir lapangan itu dulu, yuk" sambil nunjuk lapangan yang pinggirnya ada patung kereta kuda. Lapangan itu bukan lapangan besar, hanya halaman komplek perkantoran, terletak di pinggir jalan, dan ada patung kereta kuda di pinggirnya. Di sebelah Kereta Kuda itu ada air mancurnya, lengkap denga tanaman Kalanchoe pinnata syn yang sedang berbunga, berwarna merah merekah dan jingga di setiap sisi.
Berulang kali Nanda liatin jam tangannya, berulang kali pula Gua liat kelakuan Nanda yang Aneh dari tadi. Secara Fisik, nanda cantik, manis, rambutnya selalu terurai panjang, apalagi malam ini memakai bando kain berwarna Kuning dan tas kecil nyelempang ke kiri, semakin membuat gua sadar, bahwa Perempuan mempunyai daya tarik sendiri di mata kaum lelaki.
Nanda liat jam, sepertinya dia gelisah, berulang kali percakapan kami kagak nyambung, misalnya gua nanya
"Nan, kamu tau ga, kalau bulan Juli seperti ini, Bintang Vega akan kelihatan lebih jelas dari pada bulan lainnya eh,, malah nanda jawabnya asal.
"Eh, opiocus ya, iya gua tau itu bintang baru" sambil ngaco salah lagi... hedehhhhh....
Nanda Liat Jam lagi, tiba2 dia mendekat ke Gua,
"Adi liat deh, ini jam gua Rusak," Gua liat jam Nanda.
"Kagak, ini maasih normal kan, sekarang jam 7 lebih 19 kan .."
Di jamnya Nanda tertulis 07:19 pm, Gua Liat HP , jamnya Juga sama 19:19. Nanda Diam, dia menatap Gua, Dia memegang kedua tangan Gua,
"Adi, Gua sayang Lu, Gua cinta Lu, dari dulu Gua menanti kalimat ini dari Lu, tapi,.. Gua sudah ga kuat, dan sekarang gua ingin mengungkapkan perasaan ini pada Lu pada lu"
Gua shok, Nanda Nekat, bener, Nanda bukan nekat lagi, dia kelewat berani kalau seukuran Anak perempuan yang manis ini menyatakan cinta pada laki-laki. Gua ga tau, dunia ini berputar, bangunan sepertinya mau runtuh..... Nanda melanjutkan percakapan lagi
"Hari ini, tanggal 19 bulan Juli, bulan ke tujuh, jam 7 lebih 19, aku ungkapkan rasa ini pada Lu Adi, " kata nanda melanjutkan.
Belum keluar kata-kata Gua buat ngejawab Nanda, tiba-tiba Banyak Rombongan Konvoi yang rusuh masuk ke lapangan ini, sepertinya kejar-kejaran dengan aparat keamanan. Gua panik, Nanda juga tidak kalah panik, Gua peluk Nanda buat ngelindungi dari rombongan orang-orang sinting ini. Gua peluk, dan Jaket Gua lepas buat ngelindungi Nanda. Gua arahkan Nanda untuk ke pinggir jalan agar terhindar dari situasi rusuh ini. Gua tegang, keadaan malam ini sepertinya benar-benar kacau. Baru sampai pingir jalan, gua mau nyebrang, tiba-tiba tidak jauh dari tempat Gua.
"sreekkkkkkkkkkkkkkkk duagggggg"
Bunyi dentuman Keras, keras banget, satu motor menghantam Pembatas jalan, satu motor lainya masuk ke sisi jalan sebelah barat, dan satu motor lainnya tergeletak di pinggiran gundukan Pasir.
Gua toleh, Gua liat keadaan sekitar sangat kacau, gua liat satu motor yang kagak asing buat gua, Motor Hijau, berplat H 2xxx xD. Beberapa orang berlari,Gua tegang, tidak jauh dari situ Gua liat segerombolan orang sedang mengerumuni sesuatu. Gua lepaskan Pelukan Nanda, Gua berjalan kearah kerumuan itu sambil Nanda Gua gandeng, Gua Liat Astra, ya depan Gua ada Astra, Gua mimpi... ini mimpi, gua pastikan ini mimpi, . Tapi tidak teman, ini tidak mimpi, ini nyata. Astra tergeletak lemah tak berdaya, Fisiknya tidak terluka, tak ada lecetpun di tubunya, tetapi dia tidak sadar, dari hidung mengeluarkan darah, semakin lama darah itu semakin banyak, banyak sekali, darah semakin banyak di pakaian Gua, Gua teriak, teriak sekencang-kencangnya "Astraaaaaaaaaaaaaaaaa..............." entah orang lain sekitar gua mau bilang apa, yang pasti gua teriak sekeras-kerasnya, gua taruh kepala Astra di pangkuan Gua, Gua panik, sekilas Gua liat Nanda di samping Gua, Dia nangis, Gua teriak ke orang-orang sekitar buat panggil ambulans, hingga akhirnya gelap, sepi, sunyi, hitam.......
Gua buka mata, kali ini di samping Gua ada Nanda, Emon, dan Rizki. Rizki masih memakai kostum Basket, Gua bingung, ini ada di mana, gua liat Nanda tersenyum manis di samping gua, dengan matanya yang besar seperti habis nangis. Ya gua ingat, terakhir gua ada di taman , bukan di pinggir jalan dengan Nanda, Gua ingat, ASTRA. Gua langsung bangun dari rebahan, tapi kepala ini masih pening, Gua paksakan. Gua liat, darah ada di baju dan celana Gua.
Astra dimana?? dimana Dia??Gua tanya ke Nanda, Nanda diam, Gua tanya ke Rizki, Rizki hanya membisu,
"Dia baik-baik saja" jawab Emon
bersyukur Gua, Gua tenang (walaupun sedikit), walaupun Gua udah berontak pengen ketemu dia. Gua turun dari ranjang Rizki membantu Gua, ternyata sudah jam 10 malam, artinya tadi Gua pinsan selam 3 jam
"Dimana Astra di rawat, Gua ingin ke sana" teman-teman Gua pada diam, Gua tanya sekali lagi , tetpi Rizki memeluk Gua,
"Dia sudah tiada, ikhlaskan, agar dia tenang di sisiNya"
bersambung.......
@black_skies
@crueldecision
@steveAnggara
@Kim_Hae_Woo679
@half_bold
@harya_keifends
@Mustajab3
@khonk
@onewinged_bird
@boyzski
@fends
@sinjai
@alhadi_pramana1
@regieallvano
@rioz
@otsutsuki97s
@lulu_75
@Dasta97
@adi_suseno10
@arieat
@Madz_inhouse
@dhani_123
@kiyomori
@alfa_centaury
@yansah678
@idans-true
@balaka
@monster_swifties
@tioherm
maaf yang minta dimention bilang yak, yang kagak juga bilang, yang kelewat, maaf bgt, kejar tayang ngetik,, kritik dan saran masih saya tunggu.
suwun
Udah aq update bang @rios
@tioherm : ok .. siapp .. itu dah saya mensen
Selamat jalan astra
@rioz : salam kenal.bang rios .. waduwh .. sama persis kah ? Kenapa astra meninggal : takdir bang ..
Selamat jalan astra
@lulu_75 : sebenarnya berat untuk menulis di part ini.. saya menyadari untuk part ini tata bahasa masih kaku dan kesanya keburu2 .. krn saya ingin segera menyelesaikan bagian ini bang ..
Suwun sudah ngikuti ceritanya