It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Penasaran bnget gw sama lanjutan nya.
Btw buat TSnya bagus dong kalo cepet updatenya, malah itu yang disuka wkwk. Jadi ga usah minta maaf segala
@half_blood :
@lulu_75 : tangan ane khilaf bang
@SteveAnggara : pro sama Astra apa Rizki jawabannya next update .. makasih udah ngikutin cerita ...
Buat yg ga ga ditanggapi saya kasih jempol, takutnya kebanyakan notif .. mohon maaf buat yg keganggu mention .. pm ane ya ..makasih.. suwun
penasaran sama lanjutannya bang. apakah sama dgn yg saya pikirkan?
@balaka : hehehe ailahkan tebak2 lagi .. ntar sore gua update ..
Gua masuk ke kelas, setelah berpisah dengan Rizki di gerbang tadi. Perasaan canggung, jengkel, marah, bahagia, atau apalah,, ga tau menyelimuti otak Gua Pagi ini. Apalagi Astra ada di sini, sekelas lagi, sialll.... perasaan yang udah lama gua pendem harus perlahan muncul lagi. Perasaan yang udah niat Gua buang ke sungai kini harus mengalir lagi, membalik..
Astra, ya anak itulah yang membuat Gua menangis, Anak itu jugalah yang membuat Gua tertawa,Galau, jengkel selama dua tahun terakhir ini . Oh As,, kenapa kau datang saat ini, kenapa kau tidak lenyap sekalian saja dari hidup gua.. Hari ini Gua ketemu, bertatapan, dan berbicara langsung padanya. Ketika pertama kali di pagi ini Gua melihatnya, Perutku seperti terisi ribuan lebah madu yang berderet membentuk bilangan exponen, menyebarkan madu di setiap sisi hati Gua. Tangan ini seperti berubah menjadi sayap kupu-kupu, siap terbang kesana kemari, Gua seperti diajak berenang dengan gerombolan ikan salmon, diterbangkan bersama burung-burung pipit, dan seperti naik awan bersama Son Goku..(lebay dikit hheeeh)
"Jahat Lu, kenapa Lu ga bilang kalau pindah di sini?" tanya Gua
"Lha gimana mau bilang ke Lu, Lu aja sibuk Mulu" jawab Astra
"Gimana ceritanya Lu bisa sekolah di sini, Lu sekarang tinggal di mana? Lu 3 tahun kemana saja? Ga ngasih kabar, ilang seperti ditelan Bumi" tanya Gua ke Astra
"Hehe tanya nya satu-satu, Didot ,Gua bingung mau jawab yang mana dulu" jawab Astra sambil nyengir
Astra masih belum berubah, dia Astra yang dulu, Astra yang Gua kenal, Astra yang kalem dan berwibawa,Hanya saja secara fisik dia suadah jauh dari yang dulu, Dia tambah tegap, tambah berotot dan berisi, rambutnya juga sudah sedikit agak kriting, Gigi-giginya yang kecil dan putih masih berderet rapi kelihatan ketika senyum.
Kami berjalan menuju Kelas, sambil bertukar nomer HP.
"Eit,, tunggu, gimana ceritanya Lu bisa sekolah di sini, terus Lu sekelas sama Gua, terus, Lu....."Bingung Gua mau berkata apa lagi, banyak pertanyaan yang mau gua tanyakan, tapi perasaan jengkel di campur senang dicampur marah teraduk-aduk dalam diri Gua sekarang, Ibarat Es Dago ini udah di blender selama 1 jam sampai berbusa-busa.
"Takdir" Jawab Astra sambil meringis memamerkan giginya yang dari dulu tetep seperti itu.
Di kelas, anak-anak yang lain mandangin Gua, Toro datang pada Gua
"Lu udah saling kenal?" tanya Toro
"Eh, iya, Dia..." belum selesai gua bicara Astra memotong pembicaraan Gua
"Gua baru kenal kemarin sore, namanya Adi kan, Gua kemarin sore ga sengaja ketemu di alun-alun" potong Astra.
Tiba-tiba Rizki SMS Gua
" Sob, Pulang ntar mampir Dago ya"
06:52
Rizky
+6285640998xxx
Gua bales,
Ok, Lu nraktir.. hahahaha
06:53
Beres, Uang Gua penuh hihihihi
06:53
Rizki
+6285640998xxx
Habis itu kagak gua bales lagi, Gua terlalu asik ngobrol sama Astra, pelajaran dimulai, dan praktek Biologi di mulai,
Gua ga fokus, apalagi Astra satu kelompok dengan Gua, Gua masih kagak percaya, ini mimpi, ya bener ini mimpi... gua berharap ini Mimpi.
Ga lama kemudian HP gua bunyi, SMS lagi dari Rizki
"Bosen, kelas Gua sepi, banyak yang belum balik PKL
08:17
Rizky
+6285640998xxx
satu jam kemudian saat Gua istirahat, Rizki sms lagi
jangan Lupa makan sob, Lu tadi ga sarapan kan, Sarapan makan apa ?
09:10
Rizky
+6285640998xxx
Gua Liat, tumben Rizki SMS, jarang-jarang Rizki SMS di jam-jam segini kalau ga penting-penting amet. Ya hari ini ada yang aneh dengan rizki, SMS gua terus dari tadi pagi. Sengaja gak gua bales, Gua berfikir, akan Gua bales ntar.
Hari ini berlalu begitu cepat, Arghh,, gua Ga bisa kosentrasi, Gara-gara Astra sekelas sama Gua... Ga terasa Jam pelajaran selesai, Gua keluar kelas bareng sama Astra. Setelah pulang entar Gua akan introgasi Habis-habisan sama ini anak. Ketika sampai depan kelas, Gua liat Nanda sudah ready di depan kelas.
"Adi, hari ini ke TZ yuh," Ajak Nanda, Masih dengan Nanda, masih centil seperti biasanya.
"Eh, maaf Nan, hari ini....hari ini Gua mau ngerjain PR, PR gua banyak" jawab gua sambil ngeles.
"Owh, begitu ya, pulang bareng Gua ya" Ajak Nanda
"Gua, bareng Astra Nan," Jawab gua
"owh iya, hati-hati ya" jawab Nanda. Gua diam, seribu kata membisu, Gua sebenarnya kasihan sama Nanda. Gua tau ada kekecewaan berat di hati Nanda, Gua Juga tau, dalam Hati nanda pasti akan menangis. Maafin Gua Nan..
Nanda pergi, dengan perassan yang kecewa, Gua bisa pastikan itu dari bahasa wajahnya yang tiba-tiba berubah.
Gua Pulang sama Astra, Segera Gua menuju Parkiran tempat dimana Motor Astra Di parkirkan.
"Ok,, sekarang Naik" ajak Astra setelah keluar dari tempat parkir
Agak canggung Juga, sudah hampir 3 tahun gua ga diboncengin Astra, Udah hampir 3 tahun pula Gua lupa , seperti apa berada di belakang Astra. Ih.. Gua masih belum bisa terima kenyataan, Gua sampai lupa, Gua akan SMS Benu dan Iqbal.. Gua urungkan, entar malam aja..
Gua naik Motornya Astra, ketika melewati Pos satpam dan sampai Gerbang, Ada seorang memakai Topi putih dan Jaket Hitam, berdiri sambil menanti seseorang,
DEG!
Rizki, itu Rizki, Gua ingat, siang ini gua ada janji sama Rizki mau ke Dago. Seperti biasanya Dia kalau ada janji selalu menunggu Gua di depan Gerbang sekolah. Sampai di gerbang , Rizki memandangi Gua, sepertinya dia tidak rela Gua naik di motor Astra.
"Stop, berhenti sebentar As, Gua turun, Gua mau Samperin Rizki dulu" perintah Gua ke Astra
"Riz, udah lama?" tanya Gua (masih dalam keadaan canggung)
"Em, baru sebentar kok , SMS Gua kenapa ga dibales?" tanya Rizki lirih . Gua bingung, fikiran ini kacau, dalam hati gua pingin nangis, gua sempet ingat, siang tadi Rizki berulang-ulang sms, sms cuma nanyain sarapan dengan apa, terus pelajarannya gimana, dan sms-sms yang tidak penting lainnya.
"Oh ya, maaf tadi pulsanya keburu abis (gua ngeles sambil boong)", jawab gua, Sebenarnya gua ga tega melihat Rizki, gua kasihan terhadap rizki.
"Emmm... kita ke Dago ya, Ayukk,," ucap Gua pada Rizki. Gua Tegang, tegang dengan kondisi sekarang ini. Gua tau, dari dulu Rizki orangnya nganutan, dia penurut sama Gua. Dia dengan sabar mengantar kemanapun Gua ajak, Dia yang selalu sengaja untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi Gua.
Rizki diam, ya Rizki yang pendiam hanya bisa memandang Gua dengan perasaan yang kacau, membuat Gua kagak tau harus ngapain di kondisi seperti sekarang ini. Biasanya kalau sudah seperti ini, Rizki akan meringis dan mendekat ke gua sambil menepuk bahu Gua, sambil berucap "Kau teman Gua, berdua akan lebih baik daripada sendirian", tapi kondisi sekarang lain, Plizz Rizzz... (yakin saat itu Gua Ga tau harus berbuat apa )
"Kalau kamu ada acara, ga jadi aja ga papa sob, Ntar gua ke sana sendirian" jawab Rizki
"Eh, enggak, gua ga ada Acara, Bentar Gua bilang dulu sama Astra, agar dia pulang duluan" kata Gua di hadapan Rizki
"As, maaf ya, Gua ga jadi pulang bareng, Gua mau Ke Dago sama Rizki" kata Gua ke Astra. Sumpah, berat banget gua bilang begitu pada Astra, Padahal baru hari ini Gua ketemu Astra. Gua Salting
"Eh, ikut sekalian saja, biar rame" tiba-tiba Rizki memotong pembicaraan Gua dengan Astra
"Ga usah, ga enak sama kalian" jelas Astra sambil garuk-garuk kepala, Gua yakin kepala dia ga gatel. Dia Cuma akting aja,, (bisa ditebak)
"Ga papa, tapi kita jalan kaki, kalau Lu mau, Lu bisa tunggu Gua di Dago, itu yang deket patung Garuda" jawab Rizki
"Emmm... kita naik bertiga, deket kan, ga ada Polisi, lagian dari sini ke Dago kan jalannya searah, daripada Kalian panas-panas gini jalan kaki" jawab Astra yang ngasih ide . Gua tau ide ini gak bagus, karena biasanya Polisi di sini gilak-gilak.. mata duitan,, dikit-dikit maen tilang, dan jika dikasih duit dilepaskan tuh si pengendara. Tapi ini satu-satunya solusi, daripada kita kayak cacing kepanasan.
Akhirnya Gua bertiga naik motornya Astra, Gua ada di tengah, Posisi Gua sungguh kagak enak, Apalagi Motor Sport Astra yang Nungging, Gua seperti terjepit. Bahaya juga jika senjataku sampai bereaksi, pasti akan ketahuan Astra. Ahhh,,
Gua di antara dua orang yang pernah menguasai hati Gua, diantara orang-orang yang bikin gua klepek-klepek,, Satu di depan, dan satu di belakang,, Gua ingin marah,, bukan kondisi dan situasi seperti inilah yang Gua inginkan. Ini sulit, lebih sulit daripada disuruh menjabarkan reaksi uranium, atau lebih sulit daripada memecahkan disfungsi Integral yang masuk dalam koordinat. Ah teman,, taukah kau apa yang Gua rasakan,,,,,
Kita sampai Dago, kondisi masih rame seperti biasanya. Jam-jam pulang sekolah seperti ini biasanya dikuasai oleh anak-anak kelas 1 dan 2. Kami milih duduk dipojokan,sebelum memesan terlebih dahulu
"Woi, gimana ceritanya Lu sampai sini?" tanya Gua kepada Astra
"Hehe.. Astra nyengir, Bokap Gua sekarang Pindah Tugas Di sini, Dia sekarang di Bappeda, Tuh kantornya juga keliatan dari sini" jawab Astra. Gua Liat kantor itu memang keliatan sih, di Komplek kantor Pemda Kabupaten, Menghadap barat dan depannya jelas-jelas tertulis BAPPEDA KAB. xxxxxx
"Satu lagi, kenapa Lu milih sekolah sama persis seperti Gua" tanya Gua, kali ini agak serius
"Takdir.. Heehe, Gua juga Ga Tau kalau Lu sekolah di situ" Jawab Astra dengan entengnya
"Lu ngikutin gua ya.. " tanya Gua , sambil bercanda
"Emang" jawab Astra Singkat
"Ah, ga Asik Lu" Gua ketus,
"hahahahaa" Astra tertawa sambil masih ngaduk-aduk minumnya, yang jelas itu sudah teraduk dari tadi.
Rizki dari tadi diam, sepertinya kehadiran Astra telah mengusik dirinya, Dia Gak nyaman ketika liat Gua Akrab dengan Astra. Gua Liatin Rizki sekilas, Gua ikut Diam, Gua Pandangi Astra sekilas juga, Sumpah, Gua bingung, kondisi seperti ini Gua lah yang serba salah. Mereka berdua temen Gua, tapi Rizki dan Astra tidak seperti teman, mereka seperti musuhan, Padahal mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.
"Oh ya, ntar malam kalian ada acara Ga, " tiba-tiba Astra membuyarkan fikiran Gua, diisaat Gua mengkondisikan perasaan kepada Rizki
"emm.. Belum tau, emangnya mau ngapain?" tanya Gua,
"Lu Riz, ada acara ga ntar malem" tanya Astra
"Eh,, ga tau juga" Jawab Rizki
"Ke pantai yukk, dari sini kan deket, palingan 10 km, kita berangkat ntar jam 5 an," usul Astra ke pada Kami
"Gua ga ikut, Lua aja sama Adi" jawab Rizki dengan cepat
"Yahh,, ga Asik, Dot, Gimana, Lu mau kan" Rengek Astra, mirip kayak bocah yang minta balon ke nyokapnya.
"eh,,, " Gua bingung, Sisi lain Gua ingin ke pantai sama Astra, tapi di sisi lain Gua Ga enak Sama Rizki, sumpah, Saat ini Gua lebih berat ke perasaan Rizki.
"Gua mau ikut, kalau Rizki juga ikut" usul gua sambil nyengir
"woi,, ga bisa gitu, Lu Aja sama Astra, Gua tetep ga mau ikut" jawab rizki
"eh, ya udah kalau Gitu, Gua Ga ikut, karena Rizki ga ikut" kata Gua sekali lagi
"yahh,, kok kalian pada gitu,, ga Asik dong, ntar pakai mobil bokap Gua," kata Astra
Rizki berfikir lama, mungkin dalam hati dia kasihan juga sama Gua, karena Gua juga pingin banget ke pantai itu
"Ya udah, Gua ikut, berati Adi ikut" jawab Rizki dengan agak males. Selama ini Rizki memang seperti itu, Dia banyak ngalah, apalagi ngalah ke Gua, ga pernah dia samapai meminta apalagi memaksa ke Gua.
Kami pulang, Gua putuskan Untuk jalan kaki sama Rizki, sebenarnya mau dianter sama Astra, tapi Rizki menolak mentah-mentah, dan Gua nemenin Rizki jalan, Ga enak juga ninggalin Rizki jalan kaki, sementara Gua enak-enakan naek motor.
Sepanjang perjalanan ke Kost, Rizki banyak Diam, Ga tau, lagi dapet mugkin .. UPz,, heheh
jam 5 kurang 15, Mobil Katana Putih sudah berada di depan Kost kami, Gua dan Rizki udah siap-siap.. Sebenernya Rizki tadi berubah pikiran, kagak mau ikut, Tapi gua merengek-rengek di hadapan Rizki. Tau sendiri, ketika Gua udah merengek kayak anak kecil, dia udah mulai lulh dan ga tega-an,,
Kami memasuki mobil, Gua sengaja ambil posisi belakang, begitu pula dengan Rizki.
"Pliss deh, Satu di depan, biar gua ga kaya Sopir Pribadi", ucap Astra dengan gaya sok merintah
Gua dan Rizki saling pandang
"Lu aja, Gua belakang" Rizki dengan cepat memerintahkan Gua . Kalau udah begini Gua ga bisa apa-apa, Lagian kalau Rizki di sebelah Astra, bakalan Garing dan Mati gaya, Gua pindah depan.
Mobil ini melaju ke timur lalu ke utara, Bisa di tebak, jam segini waktunya orang pada pulang kerja, Jalan utama Pantura bakalan macet. akhirnya yang diomongkan terjadi juga..macet , udah iring-iringan kendaraan panjang banget...hampir 45 menit kami nyampai pantai itu, padahal jika pakai motor paling hanya 15-20 menit.
Sampai di Pantai kami masih sempet menyaksikan Sunset, ya,, matahari tenggelam sore ini indah banget, bahkan Indah temen sekelas Gua masih kalah cantik dibanding pemandangan sore ini. Gua sempet makan sate di bibir pantai ini, dan satu-satunya penjual makanan berat yang masih ada sore ini, lainnya jualan jagung bakar, Harum manis, dan sejenisnya lah. Suasana pantai ini juga tidak sepi-sepi amat, terbukti masih banyak orang yang ada di sini (kebanyakan pasangan muda mudi yang pada mau mesum Dan Kamipun sudah sepakat pulang dari pantai ini jam 8, jadi masih banyak waktu buat bertiga untuk menikmati suasana laut.
Kami bertiga tiduran di atas pantai, agak menjauh dari bibir pantai supaya kagak terkena ombak. Kami saling terlentang, menatap bintang gemintang yang bermunculan satu demi satu, semakin gelap semakin banyak bintangnya, Gua Liat Orion sudah semakin nampak, dan Di sebelah selatan Rasi bintang Pari begitu gagahnya menyombongkan diri. Ya, Gua pernah baca buku, entah Buku apa itu namanya, kalau langit adalah sebuah kitab, kita bisa membaca arah dan gerakannya, kita bisa membaca hidup ini, kita bisa mebaca parau akan kejadian-kejadian setiap insan di bumi ini, . Sejenak Gua berfikir, Jika Langit adalah sebuah kitab, maka perasaan Gua ke Astra dan Ke Rizki akan terjawab di malam ini. Bukan, gua bingung, Gua Gila... Ya, ini Gilak, Gua terlentang di pantai, sementara kiri gua Ada Astra dan sebelah kanan Gua ada Rizki dengan posisi yang sama, Tangan Astra sengaja mengandeng tangan Kiri Gua, begitu pula Rizki yang menggenggam tangan kanan Gua.
Kita saling Diam,membisu dalam menikmati malam di pantai ini. Astra Kagak tau kalau tangan kanan gua di genggam oleh Rizki, dan Rizki juga kagak tau kalau satu tangan gua yang lain di gandeng oleh Astra. Oh, perasaan Gua semakin kacau, Rupanya tidak ada kejadian yang lebih indah selain dimabuk cinta, segalanya berubah menjadi indah dan seperti imajinasi kita, Gua melihat Pantai ini seperti pantai Agua, pantai yang syhurrr dari Venezuella lengkap dengan pemandangan indah dan megah disampingnya. Gua membayangkan pasir ini adalah padang savana di NZ, dengan ilalang dan guguran bunga Taraxacum officinale (Dandelion) yang berterbangan di atas Gua. Tapi lamunan indah berakhir ketika Astra Bilang Kepada Gua mau Beli Jagung. Segera Gua lepas Tangan Rizki dan tangan Astra secara bersamaan. Kita bertiga bangun dari Rebahan
"Sob, Gua beli jagung bakar Dulu ya, Lu pada di sini dulu ya" kata Astra
"As, perlu ditemenin" Tanya Gua sambil menawarkan diri,
"Kagak usah, Lu sama Rizki aja di sini" Jawab Astra sambil meninggalkan kami berdua. Gua duduk di pantai ini, berdua dengan Rizki. 1 menit kagak saling bicara, Mungkin Rizki menikmati Angin pantai malam ini, Gua Diam, Hening. udah 10 menit Astra kagak kembali, mungkin pembelinya banyak, atau kemungkinan lainnya membakarnya butuh waktu lama,, ah Bodo, lagian siapa juga yang mau Jagung bakar,
Keadaan kita berdua ini dimanfaatkan Rizki, dan tiba-tiba Rizki membuka percakapan ke Gua,
"Adi, Jalan ke arah timur Yuh, sebentar, 5 menit saja" kata Rizki mengajak Gua. Gua kagak menolak, Gua turuti kata-kata Rizki malam ini, Kami berjalan, sekitar 200 meter dari kami duduk tadi, Di situ ada tumpukan beberapa karang, pemandangannya juga bagus. Kami putuskan duduk di situ.
Gua Liat Rizki, Gua ga tau, dari tadi Rizki gelisah, seperti ingin mengungkapakan sesuatu
"Di, Gua mau jujur ke elu, tapi sebelum gua Jujur, Lu harus janji kagak bicarakan ini dengan yang lain, hanya Lu dan Gua yang Tau" kata Rizki dengan sedikit gugup ngomongnya.
"Adi, Gua GAY, Gua sayang ke Elu, Gua cinta Lu dari pertama kali Gua kenal Lu, " kata Rizky ke Gua. Sambil berkaca-kaca mata Rizki melanjutkan kata-katanya ke Gua
"Stop, jangan Lu jawab, Gua Tau, Lu anak baik-baik, Lu Normal, tapi setidaknya Gua udah buat pengakuan Ke Lu, perasaan yang Gua pendam selama ini akan lebih lega jika telah diungkapakn" jelas Rizki malam ini.
Gua Shok..Jantung Gua mulai berdegap kecang, kencang, tambah kencang, bahkan mau lepas ke laut, perasaan Gua bingung, gua pusing, Mumet,,, ah entahlah, nafas Gua seperti tehenti, dan deburan ombak yang menghantam karang ini seperti menghantam jiwa Gua, kerass banget, antara senang dan bingung menjadi satu. Mulut Gua terkunci, Padahal otak ini udah siap meluncurkan kata-kata buat ngejawab pertanyaan Rizki, tapi ga sepatah pun kata keluar dari mulut Gua.
"Riz.. " ketika Gua mau mengucapkan kalimat ke Rizki, dia membungkam mulut Gua dengan tanganya, ya, menutup dengan lembut, sambil bilang
"Gua ga butuh jawaban sob, Gua udahh tau jawaban Lu, mungkin di matamu sekarang, Gua orang Hina, Gua juga gak mau menjadi seperti ini, tapi Gua ga bisa melawan perasaan Gua," Dan tiba-tiba Rizki memeluk Gua sambil berderai
Air mata. Gua Balas Pelukan Rizki, Di atas karang ini, di pinggir laut ini, di bawah bintang gemintang ini. Rizki telah mengungkapkan nya Kepada Gua. Gua ikut mengeluarkan Air mata, lama Gua pelukan, Oh Riz, seandainya Lu juga tau kalau Gua sama seperti diri Lu,, Gua ikut menangis, berdua kami menangis, menangisi nasib kenapa kami ditakdirkan seperti ini, sampai akhirnya HP dicelana Gua berbunyi, Gua lepaskan pelukan Ini, Ternyata Ada SMS dari Astra
Posisi dimana?? Gua ke tempat tadi, kalian ga Ada
19:21
Astra
+6285741887xxx
Gua bales,
Oke, 2 menit gua sampai situ
19:22
Gua segera menghapus Air mata Rizki, begitu pula Rizki, menghapus Air mata Gua
"Tolong rahasiakan ini ke yang Lain" Rizki berbicara dengan suara masih serak akibat nangis tadi. Gua mengangguk dan menggengam tangan Rizki, Sumpah waktu ini gua Bingung, Gua janji, ntar malam gua juga mau membuat pernyataan ke Rizki, kalau Gua juga sayang Rizki, tapi Bayang-bayang Astra selalu hinggap di memori Gua, selalu masuk lewat hidung, menuju paru-paru, melewati jantung dan akhirnya singgah di otak Gua.
Ternyata disini gua membuat kesimpulan kalau naluri sesama Gay itu udah ada, tinggal kita berani mengungkapkan atau kagak. Gua takjub melihat keberanian Rizki membuka jati dirinya. Gua kagum Rizki mau mengucapkan itu pada Gua. Tak heran, Rizki selalu menuruti perintah Gua, Riz,, Tunggu Hingga Gua Siap, kalau gua ini sama seperti Lu. Gua pasti juga akan menyatan ini pada Lu. Pelukan Lu yang tadi, benar-benar dari dalam hati Lu. Gua janji dalam hati, nanti sepulang dari sini, Di kost, akan Gua jawab Lu, dan gua nyatakan perasaan ini ke elu Riz..
Kami berdua sampai ke tempat Astra, kami banyak diam, Apalagi Rizki yang membisu.
"Hei, sob, kenapa dengan kalian, Ga suka sama jagung ini ya ?" atau gua salah kali ya, harusnya beli Harummanis biar kayak anak TK" canda Astra. Hal itu bukan membuat kami bahagia malah Rizki meninggalkan kami,
"Gua mau makan di sana sendirian, " Kata-kata Rizki tadi sambil berjalan meninggalkan Gua dan Astra.
"Dia kenapa??" tanya Astra sambil memandangi Gua
"Kucing kesayangannya mati, tadi di sms Bokapnya " jawab Gua boong
"oww, ada-ada aja" jawab Astra sambil heran. Keadaan hening kembali, hanya menyisakan Gua dan Astra di sini. Shittt,, sial Gua kejebak berdua sama Astra di pinggir pantai ini, Ingin rasanya Gua kejar Rizki dan menemani dia, tapi gua ga enak sama Astra.
Gua mulai bercakap-cakap sama Astra
"Emm.. gimana sekolah Lu waktu Di SMP sana? tanya Gua
"susah, sob, apalagi harus ninggalin temen-temen Gua SMP, setiap 3 tahun Gua harus Pindah, dan itu selalu pas Gua kelas 3 awal, dulu 3 SMP, sekarang 3 SMA. Artinya Gua juga harus ninggalin temen-temen SMA gua sebelumnya.
"Oh ya BTW anyway Busway...Gimana Kabar Egha, Dion, Benu, dan Iqbal?" tanya Astra
"Mereka baik-baik saja, Iqbal malah sudah diterima di STAN, dan akan mulai kuliah Agustus tahun ini". jelas Gua
"Oh ya.. kok bisa?"
"Dia Ambil Akselerasi di SMA (tit) Semarang, Tau sendiri, sekolah itu anaknya orang-orang Ediot kayak Iqbal" Jelas Gua
"hahahaha.. kami tertawa, sesekali, Gua memandang ke arah timur, mencari keberadaan dimana Rizki menyendiri.
"Sob, Lu tau kenapa Gua pindah di SMA lu sekarang, dan Lu tau kenapa Gua sekarang bisa sekelas sama Lu?" tanya Astra. Gua menggeleng
"Sama, gua juga kagak tau" hehehe jawab Astra sambil senyum kuda. Astra sekarang sudah agak berbeda dengan Astra yang dulu, dia tambah periang dan agak sedikit kocak.
"Oh ya, Gua bela-belain sekolah ke tempat Lu, karena Gua Sayang Lu, mau kah Elu jadi Pacar Gua?"
Beeeeeet,,, kiamatttt.. seakan jutaan bintang di langit atas sana runtuh seketika. Ombak yang berdebur dari tadi seakan berubah menjadi gelombang Tsunami. Gunung Meletus, pandangan Gua berkunang-kunang, jantung Gua meloncat entah kemana.. Whattttt???? tenang Di, tenang ,, tenang... ambil nafas,, pikiran gua terbelah, ini nyata atau akting, ini palsu atau real... Argggghhhh,,,, Rizki dan Astra malam ini ada apa dengan kalian,
Sekilas kupandang langit, memang benar, di bawah langit ini semua jawaban perasaan temaen-temen Gua terjawab. Padahal gua berjanji dalam hati kepada Rizki, kalau malam nanti gua mau mengungkapkan perasaan gua ke Rizki.
"emm.. " mulut gua terkunci, gua speechlesss,, kagak bisa berucap apa-apa, sementara pandangan dingin dan sorot mata Astra semakin lama semakin membius Gua.. Tangan Astra, walaupun tidak selembut tangan Rizki, memegangi tangan Gua, mengenggam erat sambil berharap cemas.
"Tenang, Lu ga perlu jawab sekarang, kalau Lu sudah siap, baru Lu putusin mau maemberi jawaban seperti apa ke Gua, yang penting udah Gua ungkapin, kalau Gua sayang ke Elu. Sebenarnya Gua udah dari SMP ingin mengatakan hal ini pada Lu, tapi gua Ga berani, baru sekarang gua berani ngungkapin hal ini ke Elu" Astra memeluk Gua, Pelukan yang hangat dan nyaman, Lama-kelamaan Gua Luluh juga dengan kondisi seperti ini. Tiba-tiba Gua...., Gua cengeng, gua pengen nangis, dan Akhirnya tumpah Air mata Gua, Gua mewek, mewek dipelukan Astra.. Astra sepertinya juga melelehkan Air mata, tapi dengan cepat ia usap, Dia kagak mau kelihatan cengeng di depan Gua.
Lama Gua mewek, galau, (cengeng banget gua,) Kondisi seperti ini membuat Gua kangen Bapak Ibu Gua di kampung, Gua mau pulang... (batin Gua). Akhirnya Gua bangkit. Gua hapus air mata ini,
"Ayo, pulang, balik Kost, udah jam 8, PR kita juga belum dibuat" kata Gua pada Astra. Segera gua SMS Rizki memberitau kalau kita mau pulang, tapi lama gak dibales, akhirnya gua telpon
telpon diangkat,
" Hallo...Riz, Lu dmana?" tanya Gua
"Gua udah di samping mobilnya Astra" Jawab Rizki dari ujung sana
segera Gua dan Astra menuju Mobil, dan kami bersiap pulang. Sepanjang perjalanan Kita banyak diem, bahkan membisu, diiringi lagu yang keluar dari mobil Astra, Masih (sahabatku)- Ada Band, yang membuat jiwa ini semakin Galau..................... Bersambung