It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Akang_Cunihin
Oke Bro
@Rabbit_1397
iyaaaaa makin so sweeet
@hendra_bastian
Doain yg terbaik dek utk mereka hehehe....kakak lg males dek hehehe
@JimaeVian_Fujo
iyaaaa makin so sweeet, gimana ya aku tdk janji Bro
@syafiq
@roy_rahma
iya Bro sama2.....enaknya Bro km sm Bf pacaran 1 sekolah...aku sih berani ucapin syg tp di rumahku hehehehe....lg malas Bro
@BOMBO
@abong
Iya adekku sayang
@roy_rahma
Jahat kamu Bro ckckck, gini2 kan aku kuliah ...tdk ngambek kok hehehe
@Akang_Cunihin
Cari BF Bro
@new92
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
@kaha
@haikallekall
@ffirly69
@gilang22
@viji3_be5t
@LostFaro
@nakashima
@kie_kow
@littlemark04
@akina_kenji
@Daser
@sn_nickname
@Vanilla_IceCream
@Dhi96
@Greent
@Toraa
@jimmy_tosca
@cansetya_s
@tianswift26
@zenfonepro
@bapriliano
@cela
@dadannnnnnn
@bagastarz
@Agova
@syafiq
@sonyarenz
@delvaro80
@Badguydrunkby6
@boybrownis
@hearttt
@Phantex
@malmol
@roy_rahma
@RezzaSty
@aries18
@abong
@new92
@soratanz
@pangeran_awan99
@rezka15
@yansah678
@Mami100C
@hendra_bastian
@dim4z_
@BOMBO
@Rabbit_1397
Ini mimpi buruk!!! Keluh Leon dalam hati.
Leon memasuki ruangan demi ruangan tempat latihan malam kesenian berlangsung. Leon memasuki kelas terakhir. Kelas drama.
Seorang guru sedang menulis di papan tulis.“Baiklah.”
Guru tersebut memulai. “Saya ulang dulu. Kita akan mementaskan cerita Rakyat Maling Kundang.
”Karena tidak ada pilihan lain lagi, Leon memasuki kelas terakhir itu.
“Leon…” kata guru pelatih drama. “Apa yang kau lakukan di sini?”
“Saya mau ikut pentas drama ini!” kata Leon.
Sang guru mendesah. “Sayang sekali semua peran sudah terisi!”
Leeon terdiam. Tiba-tiba dia tersenyum.
“Saya rasa masih ada satu peran lagi yang bisa saya mainkan!” kata Leon yakin.
***
Setengah jam kemudian Leon menemui kekasihnya yang sedang berlatih di ruangan musik. Suara piano Randy memenuhi ruangan musik tersebut. Ketika lagu berakhir Leon bertepuk tangan.
“Lagu apa tadi?” tanya Leon.
“Beethoven Moonlight Sonata.”
Leon duduk di samping Randy.
“Tertarik untuk main duet denganku, sayang?”
“Dengan sayang sebagai pasangan mainnya?” tanya Randy bergidik ngeri.
“Aku rasa tidak. Bisa-bisa julukanku sebagai pianis hilang gara-gara kamu!”
Leon tertawa terbahak-bahak.
“Jadi kamu sudah tahu mau melakukan apa malam kesenian nanti?” tanya Randy.
Leon mengangguk.
“Sayang ikut apa?” tanya Randy penasaran.
“Aku ikut pentas drama!” kata Leon.
“Drama?!” tanya Randy curiga.
“Benar nih?”
Leon mengangguk tegas.
Randy tersenyum bangga kepada kekasihnya.
“Aku jadi penasaran ingin melihatnya, sayang!”
“Kamu akan melihatnya di malam kesenian nanti!” kata Leon sambil merangkul bahu Randy.
“Dramanya tentang apa?” tanya Randy.
“Maling Kundang!”
“Cerita yang menarik!” komentar Randy.
“Kamu berperan jadi siapa?”
Leon tersenyum misterius. “Kamu pasti tidak akan menyangkanya!”
Selama sebulan berikutnya, Leon merenungkan hari-harinya yang bahagia dengan mempunyai kekasih cowok bernama Randy .
Dia juga tidak menyangka akan betah di sekolah barunya. Setiap pulang sekolah dia harus ikut berlatih drama. Leon masih menganggap acara ini konyol.
Apalagi sekarang saat dia berdandan memakai pakaian daerah Sumatera Barat dilengkapi dengan Destar.
“Kamu terlihat tampan malam ini.” Kata suara di belakangnya.
Leon menengok ke belakang dan tampak Randy yang mengenakan jas hitam. Muka Leon bersemu merah melihat kekasihnya tampan dan manis malam ini.
Seperti halnya Randy dia melihat kekasihnya dengan muka memerah seperti Leon karena Leon tampak tampan malam ini.
“Kamu tahu aku benar-benar menyesal melakukan taruhan itu denganmu!” kata Leon kesal kepada kekasihnya.
Randy menahan senyumnya. “Ayolah! Acara ini kan sangat bagus untuk melihat bakat seni yang dimiliki para murid!”
Leon hanya mendengus kesal.
“Sudah saatnya kita ke belakang panggung untuk bersiap-siap.” Kata Randy.
“Ya!” kata Leon masih kesal.
“Berdasarkan urutan acara drama yang aku mainkan akan berada pada acara puncak. Permainan pianomu di urutan ke berapa?”
“Urutan ketiga!” kata Randy.
“Ayo kita bersiap-siap.” Ajak Leon.
Acara dimulai dengan pembacaan pidato oleh Kepala Sekolah. Lalu diikuti lagu mars sekolah yang dinyanyikan oleh paduan suara. Setelah itu giliran Randy untuk memainkan lagu dengan permainan pianonya.
Lagu Moonlight Sonata yang syahdu membuat penonton hening.Tiba-tiba Randy berhenti memainkan piano dan tangannya meraih dada sambil bernapas terengah-engah.
Leon langsung berlari ke arah Randy begitu juga para guru.
“Randy!!!” teriak Leon panik. “Kamu kenapa!!!??”
Guru kesehatan memeriksa denyut jantung Randy.
“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga!”
“Aku ikut!” teriak Leon.
“Tidak!” kata Randy lemah. “Kamu harus tinggal dan menyelesaikan peranmu!”
“Tapi Randy…”
“Tidak!” jawab Randy.
Sesuatu pada tatapan mata Randy membuat Leon tidak berlari untuk menemaninya ketika para guru menggotong dan membawa cowok mungil itu keluar dari gedung.
Randy meminta Leon untuk menyelesaikan perannya.
Sayang, aku akan mengikuti kenginanmu, kata Leon dalam hati.
***
Leon menunggu di belakang panggung sambil berjalan mondar-mandir.
“Leon…” kata seseorang di belakangnya. “Sekarang giliranmu!”
Setelah menyelesaikan perannya dia bergegas ke kamar mandi untuk berganti baju.Dia berlari ke depan sekolah dan mengendarai motor ninjanya berwarna merah.
Setelah tiba di rumah sakit Leon menanyai petugas rumah sakit di kamar mana Randy dirawat. Leon berjalan menuju kamar Randy. Dibukanya pintu perlahan.
Leon panik seketika. Tidak ada seorang pun yang berbaring di ranjang. Apakah Randy berada di ruang operasi atau…Untuk pertama kalinya pertama satu tahun terakhir ini, Leon ketakutan setengah mati.
Leon takut kehilangan orang yang disayanginya sekaligus kekasihnya.
“Randy…” seru Leon hampir menangis.
Seseorang menepuk punggungnya dari belakang.
“Dramanya sudah selesai?”
Leon langsung membalikkan badan dan melihat kekasihnya kemudian Leon memeluk Randy.
“Syukurlah, sayang kamu tidak apa-apa. Aku kira kamu…”
Leon tidak menyelesaikan kalimatnya. Randy melepaskan pelukan Leon.
“Aku tidak apa-apa sayang. Hanya kelelahan saja.”
Leon membantu Randy berbaring di tempat tidur.
“Kamu benar-benar membuatku khawatir!”
Randy hanya tersenyum mendengar ucapan Leon.
“Aku benar-benar berharap aku bisa menyaksikan akting perdanamu, sayang!” kata Randy menyesal.
“Kamu tidak kehilangan banyak kok, sayang!” kata Leon pelan.
“Berhubung kamu sudah di sini, bagaimana kalau kamu memerankan salah satu adegan dalam dramamu!”
“Baiklah sayang!” kata Leon. “Tapi janji kamu tidak akan protes!”
“Aku janji sayang!” kata Randy sambil tersenyum.
Leon menarik napas panjang-panjang dan mempersiapkan diri.Setelah lima menit tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Leon, Randy jadi tidak sabar.
“Kamu sudah selesai belum sih melakukan persiapannya? Kok lama sekali sih, sayang?”
Leon tertawa tertahan. “Sayang, akting itu tidak mudah, perlu penjiwaan.”
“Oke.” Kata Randy.
“Aku mengerti. Pasti berperan sebagai Maling Kundang sangat sulit bagimu. Apalagi ini pertama kali bagimu.”kata Randy
“Oke!” kata Leon.
Dia menarik napas kemudian melakukan posisi sujud. Randy memerhatikan kekasihnya dengan perasaan tertarik. Leon terdiam selama satu menit.
“Bagaimana aktingku, sayang?” kata Leon sambil tersenyum.
Randy melongo.
“Akting apa? Kamu tidak berbicara sama sekali!”
“Aku memerankan Maling Kundang pada adegan terakhir, ketika dia menjadi batu pada posisi sujud!” kata Leon menjelaskan kepada kekasihnya.
“Kalau begitu adegan yang lain, sayang.”
“Adeganku cuma itu, sayang.” Kata Leon sambil tersenyum.
“HAH?!!” tanya Randy bingung.
“Aku kan sudah bilang, secara teknis aku memang bermanin jadi Maling Kundang. Maksudku yah… jadi batunya, begitu!” kata Leon sambil cengir.
“Jadi selama ini sewaktu aku mengira kamu berlatih drama dengan serius, kamu hanya mendapat peran di akhir cerita?
Dan tidak berbicara apa-apa?” tanya Randy agak kesal
Leon pun hanya mengangguk.
“Hei! Sayang, Kamu bilang kan yang penting aku ikut berpartisipasi. Nah, aku sudah ikut, kan?” kata Leon sambil tersenyum bangga.
“Rupanya kamu mengakaliku! Aku sebal sama kamu sayang! “ kata Randy sebal sambil menggembungkan pipinya.
“Iya, memang!” kata Leon tertawa penuh kemenangan. “Tapi aku sudah menepati janjiku, kan? Aku ikut berpartisipasi di malam kesenian!”lanjut Leon sambil mengacak rambut Randy
“Aku rasa hanya kamu yang kepikiran untuk melakukan hal ini!” kata Randy berusaha menahan tawa.
“Sudah malam!” kata Leon sambil melihat jam di kamar di Rumah Sakit.
“Ya! Sebaiknya kamu segera pulang, sayang!”
“Oke, sebaiknya aku pulang dulu! Besok kamu sudah bisa keluar dari rumah sakit, kan?”
Randy mengangguk.
Leon pun mendekatkan wajahnya kepada Randy dan mencium bibir mungil Randy hanya sebatas menempel, kemudian mencium mata Randy yang tertutup, kening dan pipi Randy yang putih kemerahan.
Leon pun sudah menyelesaikan ritual ciumannya, Leon pun tersenyum melihat wajah kekasihnya yang bersemu kemerahan.
“Aku pulang dulu ya sayang !” kata Leon sambil tersenyum.
Randy hanya mengangguk.
“Sayang…” kata Randy sebelum Leon keluar dari pintu.
“Aktingmu tadi adalah akting terbaik yang pernah aku lihat, walaupun aku tidak menyangkanya sama sekali!”
Leon tertawa geli. “Terima kasih sayang! Sampai jumpa besok!”
BERSAMBUNG
Senang sekali banyak like dan komentar untuk chapter sebelumnya...
BERIKAN LIKE DAN KOMENTAR BANYAK YA