It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@babehnero
@abyyriza
@josiii
"Maaf.. Tapi di katakan di sini kalau saudara daniel akan di masukan ke dalam peng-editan novel dan begitulah seharusnya" ucap kakak itu sambil tersenyum
"Haduhh... Please dong di cek satu kali lagi itu pasti kesalahan yang harus di koreksi"
"Maaf.. Tapi ini adalah keputusan dari atasan bukan saya yang memutuskan lagipula keputusan ini langsung di buat setelah kamu di terima"
"Tapi..."
"Ayo, Saya akan membawamu ke departemen peng-editan novel"
"...."
Gua mengikuti langkah karyawan tadi. For god sake! This sucks! Gimana coba ini bisa sampe terjadi? Gimana gua bisa di ubah masuk jadi bagian peng-editan novel? For god sake! Gua bahkan udah lama banget nggak baca novel. Gmana mau ngedit kalo gua sndiri aja nggak tau caranya.
"Ummm.. Maaf tapi bukannya kalo kalian masukkan seorang cowok ke dalam peng-editan novel itu juga bakalan sia-sia ya? Bukannya biasanya yang ngedit itu cewek?" tanya gua ke karyawan tadi
"Hahaha nggak gitu juga kok... Awalnya sih iya departemen di sana tuh kayak gudang bnget tapi stelah ada kepala pengeditan yang baru masuk semua jadi berjalan dengan baik bahkan sekarang peng-editan novel masuk dalam peringkat 1 di sini, bahkan departemen itu dapat penghargaan langsung lho dari atasan keren bnget kan" ucap kakak itu antusias
Hoh...
"Di tambah lagi semua orang dari departemen peng-editan novel itu ganteng-ganteng sama kece-kece kyaaaa!!" ucap kakak karyawan itu dengan lebay
Jadi sekarang semua yang ada di peng-editan novel itu cowok... Tambah buruk aja zzz sumpah gua jadi pengen keluar dari pekerjaan ini skarang tapi sayangnya gua gk bisa lakuin itu
"Semua cewek di sini tertuju matanya sama mereka di akhir periode well... Kamu bakal tau sendirilah nanti"
Whatever... Gua akan menetap di perusahaan ini selama 2 minggu lalu cari alasan yang bagus untuk keluar dari perusahaan ini
"Permisi saya dari pihak management telah membawa karyawan baru" kata kakak karyawan itu pada seseorang yang sedang berada di dalam sebuah ruangan yang penuh akan barang-barang yang ku tau pasti adalah alat untuk peng-editan
"Oh yang akan masuk ke rafflesia class?" kata orang tiu sambil mengangkat sebuah kardus yang tak ku ketahui isinya
Rafflesia class? Kenapa juga di departmen pengeditan sperti ini adakelas nya kayak sekolah aja... Dan apalagi namanya itu rafflesia class... Kelas bunga bangkai raksasa zzz. Mungkin hal yang bagus kalo gua pergi menemui editor kalo gua mau keluar dari pekerjaan ini.
"Hi... Senang berkenalan denganmu nama saya daniel"
Ya... Kalo gua melakukan beberapa hal dengan benar maka gua bisa keluar dari sini tanpa membuat masalah
Aku terus mengikuti kakak pegawai itu dari belakang sampai akhirnya...
'Apa-apaan ini?!' gua shock melihat beberapa orang-orang yang duduk tapi bagaikan tak bernyawa
"Maafkan aku sepertinya kamu masuk di periode yang salah" ucap kakak itu lalu kabur
"Lakukan yang terbaik ya!" ucap kakak itu sebelum akhirnya hilang di balik pintu
"Eh tunggu..." ucap gua terlambat
"Ehmmm... Ini dengan departmen pengeditan kelas rafflesia kan?" tanya gua pada beberapa orang yang melintas tapi mereka malah seperti buru-buru pergi
Lah kenapa mereka menghindari gua? Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Kenapa di sini baunya macem bangkai gitu? Apa kabarnya dengan departmen nomor 1 yang di bangga-banggakan sama kakak tadi
"Umm... Permisi dengan saya daniel dan mulai hari ini saya akan bekerja di sini"
"Umm...." tiba-tiba ada yang menarik celana jeans gua dari bawah yang sontak buat gua jadi terkejut
"Arrrrghh!!"
"Anak baru?" ucapnya sambil menatapku beberapa saat
"Ray.. Ray... Ada anak baru..." ucapnya sambil memanggil seseorang
"Lu masih bangun kan? Tuh ada anak baru boss"
"Berisik! Gue udah denger!" kata orang yang di panggil ray itu sambil mengangkat buku yang daritadi menutupi wajahnya
Orang ini... Boss? sungguh jauh bnget dari kesan rapi, well karena mereka nggak pake bahasa baku jadi gua mending ikut aja dah.. Nggak terbiasa juga pake kata 'aku-kamu'
"Jadi ni siapa? Part time?" katanya sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tak gatal sambil menatap gua dengan tajam
"Gua bekerja jam penuh di sini dengan kontrak" ujar gua kesal liat dia yang natap gua kek gtu
"Nama lu?"
"Daniel sastra"
"Ohh... Emang sih gue ada denger orang kek lu bakalan datang" ucapnya sambil menguap
Apa maksud perkataan dia dengan 'orang kek lu'
"Senang berkenalan sama lu... Gue emang wktu tu gk ada di tempat saat lu interview tapi gue denger lu ada pengalaman untuk ngedit"
"Ya, tepatnya di percetakan Xz"
"Lu kerja di novel remaja atau dewasa?"
"Gua kerjanya di pengeditan cerpen"
"cerpen?"
"Iya cerpen"
"Jadi lu baru dalam pengeditan novel?"
"Ya"
Entah kenapa gua merasa kok kayak ada sesuatu ya sama orang ini... Ttidak gua gk boleh terlalu cepat menilai dulu hanya dari kita ngobrol tapi...
"Nggak berguna" katanya sambil menatap tajam ke arah gua
'Orang ini... Sumpah orang paling buruk sedunia...' batin gua
"ray... Tania sudah ada di sini dengan hardcopy yang udah dia rombak dan saat ini lagi nunggu di lobby" ucap seseorang yang juga ada di kelas rafflesia
"Ok... Lu newbie ikuti gue... Tunjukkin kalo lu emang bisa kerja" katanya sambil beranjak pergi dan gua susul dari belakang
"Eh itu hardcopynya untuk novel yang bulan ini?"
"Iya"
"Jadi itu kapan baru bisa di jual?"
"Dalam 1 minggu"
"Jadi kapan mereka rombak hardcopy nya?"
"3 hari yang lalu"
Serius?!
"Nggak ada rombakkan lain gitu sebagai persiapan?"
"Ada tapi semuanya macem taik"
"Tapi kalo gk cukup waktu lagi... Gimana?"
"Gue nggak peduli mau itu editor atau si penulis tapi menurut gue orang yang hanya bisa ngandalin cadangan aja itu adalah seorang idiot!” jawabnya dengan mantap
"Kenapa juga gue harus ngisi lahan kosong dengan batu polos sementara di sisi lain gue bisa isi dengan berlian"
Hmmm... Ada benarnya juga sih tapi bukankah itu idealistik?
"Thanks buat kerja keras lu dan sorry kalo gue bilang lu nggak bakalan bisa ngerjain ini dalan 3 hari"
"Hahaha gpp kok lagipula gua punya banyak waktu luang" ucap penulis yang gua denger namanya tania
"Jadi lu bawa hardcopy nya kan?"
"Iya gua bawa kok"
Tampak ray membaca hardcopy yang tania bawa untuk beberapa saat
"Hmmm...bisa nggak lu ubah ini bagian ciumannya jadi lebih dramatis?"
Hah? Dia buat author nya nulis ulang? Bukannya bagian percetakkan udah nunggu ya?
"Seperti ini?" tanya tania
"Nggak... Anggap aja kalo lu yang lagi ciuman di dalam cerita, Gue jamin dari tulisan lu ini kalo lu itu setidaknya pernah ciuman kan?"
Hei lu ini ngaco atau apa?! Pertanyaan apaan itu?! Apa bedanya ini sama pelecehan seksual walau secara tak langsung?
"Um..." gua bisa liat kalo makin lama rona merah makin terlihat di wajah tania
"Ini udah cukup kan? Dia udah cukup bagus juga nge gambarnya di tambah kita udah kehabisan waktu" ucap gua membela si tania
"Kita masih bisa buat ini jadi lebih bagus... Lu amatir diem aja"
Amatir?!
"Ummm... Tapi kan gua juga gk bisa tau gimana orang ciuman kalo gua sndiri yang lakuin" ucap tania sambil nyenggir
Ray tampak berpikir sejenak
"Hmmm... Lu ada poinnya juga sih.. Gue akan tunjukkin ke lu contoh nya jadi lu cepetan nulisnya" katanya sambil beranjak dari kursi
"Ohh... Lu butuh contoh figur nya kan? Biar gua aja yang bawa mereka, dimana mereka?" tanya gua sambil beranjak dari kursi
"Lu tulis gimana pas lu mulai adegan ciuman itu dan tolong tambahkan rasa gembira sdikit ke tokohnya" ucap ray ke tania dan berjalan mendekat ke arah gua
"Umm... Gua masih blom tau di mana gua bisa dapetin contoh figur nya jd please kasih tau" ucap gua kesal karena merasa di kacangin
"Cocokkan ke tema sama judul nya" katanya. beberapa saat kemudian dia menarik pergelangan tangan gua, menarik pinggul gua mendekat ke badan dia lalu perlahan-lahan mendekatkan mukanya ke muka gua terus mencium bibir gua sambil mejamin mata sementara gua di sisi lain masih nggak tau apa yang terjadi dan baru ngeh setelah beberapa saat dia cium
???!!!!!!!!
Beberapa saat kemudian dia melepaskan ciumannya dari gua dan balik ke kursi yang tadi dia duduki pas mengkoreksi hardcopy tania tadi
"Udah ngerti sekarang?" tanya nya ke tania yang hanya di jawab dengan anggukan cepat
"Good.. Cepat selesaikan"
"Woi itu tadi apaan?" tanya gua agak kesel ke dia
"Maksud lu?"
"Tentu saja itu bagian dari pekerjaan" kata dia yang ngeh dengan pertanyaan gua tadi
Sumpah.. For god sake... This really sucks!
Gua duduk di kursi kantin dalam keadaan stress berat. Tenang daniel lu hanya harus bertahan di sini selama 2 minggu. Walaupun lu nggak bisa tahan, usahakan lu tahanin aj.
Beberapa hal yang gua tau selama berada di sini
1. Semua orang yang ada di rafflesia class adalah sekelompok orang aneh yang bahkan semua orang sampe menghindar dri mereka
2.mereka sangat antusias ketika di sangkut pautkan dengan novel
Antusias? Yeah tentu saja mreka sangat antusias, cukup antusias untuk mengubah diri mereka jadi figur model dalam novel.
"Siapa sangka kalo gua akan kena pelecehan seksual di hari pertama gua masuk..." kata gua sambil menghela nafas berat. Lalu memegang perut gua karena tiba-tiba sakit. Sumpah gua mau edit cerpen sekarang. Gua mau ubah semua cerpen yang ada jadi sebuah seni.
Well... Mungkin itu karena ayah adalah pemilik dari sebuah perusahaan percetakkan. Hal yang pengen gua kerjakan cuma 1 yaitu kerja di tempat ayah. Awalnya sih emang gua dapat beban yang berat banget kerja di perusahaan ayah karena gua langsung di suruh jadi pengedit penulis yang sudah tenar tapi tentu aja gua seneng bnget. Emang sih habisin banyak waktu banget. Pertama harus dapet kepercayaan dari si penulis, harus nanya mereka mau design yang kek mana untuk cover buku, lalu mau warna yang kek gmana. Dan tentu saja guamenaruh segenap hati gua untuk membuat dan menjual cerpen itu untuk di baca publik sampe author gua bisa tetap raih ranking 1 dalam kategori cerpen. Dan tentunya gua juga ikut senang.
Tapi meskipun begitu tetap aja banyak orang yang gk percaya sama kerja keras gua, bahkan sampe saat ini gua masih ingat kata-kata mereka, saat itu gua sedang beli minuman di mesin penjual minuman dan dengan nggak sengaja mendengar pembicaraan mereka
"Bulan ini Cerpen best-seller jatuh lagi ke tangan daniel"
"Lu nggak bercanda kan?"
"Yah begitulah"
"Lagipula dia kan bisa ada di sini karena bapaknya yang emang pemilik perusahaan"
"Yap lu benar! Masa dia pendatang baru bisa ngalahin kita yang emang udah lama kerja! Dan penulis yang kita dapat itu level rendahan semua eh malah dia langsung dapat penulis yang levelnya tinggi, nggak adil bnget!
"Bukunya itu kan bisa jadi best-seller hanya karena dia dapat penulis yang emang pada dasarnya top! Yang dia kerjain yah palingan kirim softcopy ke bagian percetakkan. Tapi udah tau gitu dia juga masih bangga sama apa yang dia buat, nggak masuk akal emang"
"Dia itu nggak guna!"
Hati gua sakit bnget pas denger mereka bilang hal itu. Padahal gua nggak pernah menggunakan kekuasaan ayah di situ yang gua mau itu hanya berdiri sendiri dengan kaki gua dan mencoba jadi yang terbaik. Gua jamin keadaan gua pas denger hal itu sangat shock dan nggak tau mau ngelakuin apa. Tapi di sana jugalah harga diri gua menjadi pertanyaan di sana.
Dan itu juga alasan gua harus secepatnya keluar dari sini trus menjual banyak buku sampe jutaan! Tapi gimanapun ini juga salah gua sih.. Gua jadi kayak kehilangan akan diri gua yang sebenarnya. Tapi tentu aja gua merasa kek gtu bukan karena ice.
"Kita mulai sekarang beneran pacaran"
Setelah apa yang terjadi setelah itu gua mulai berpikiran hal paling buruk yang mungkin terjadi, maksud gua bukannya lebih baik gini aja? Walaupun situasinya membuat lu luka setidaknya luka itu takkan terlalu dalam.
Ah!!! Sudah stop!! Lagipula gua juga nggak ingat lagi mukanya kek gmana lupakan segalanya sekarang yang perlu gua fokuskan adalah cara keluar dari sini terus mengubah pekerjaan gua.
"Hei" ucap seseorang dari belakang
"Ya?!" jawab gua kesel sambil membalikkan badan gua, ternyata yang manggil gua tadi itu ray
"Jadi lu udah kirim hardcopy nya ke bagian percetakkan?"
"Udah, kita udah selesaikan novel nya tania untuk bulan ini dan gue juga tadi udah bicara sama atasan"
"Jadi lu itu pewaris dari percetakkan Xz?"
"Gua nggak ada hubungan apapun sama perusahaan itu"
"Lu kesel karena pekerjaan yang di kasih gk sesuai harapan lu?"
Gua balik menatap meja dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di otak gua. Lu itu gk tau apa-apa tentang gua
"Gak gitu juga... Maksud gua di novel itu kebanyakan tentang percintaan sementara bidang gua mungkin bukan hal yang sperti itu, gua sama sekali nggak ngerti apapun tentang cinta"
"Kalo lu dari awal emang merasa jadi beban dan nggak bisa lakukan pekerjaan ini maka keluar aja" katanya sambil menyulut rokok lalu menghisapnya
"Gue pikir masih banyak orang di luar sana yang mengerjakan apa yang mereka suka sama kerjaan mereka"
"Tapi itu"
"Smua orang itu memulai sesuatu sebagai seorang amatir, jadi mnurut gue nggak mungkin pengalaman lu jd seorang editor cerpen gk guna di sini"
Mungkinkah...sekarang ini dia sedang nyemangati gua?
"Well... Orang yang nggak berguna ya tetap aja bakalan nggak berguna nggak peduli seberapa keras mereka mencoba" katanya sambik menghela nafas berat
Anjir! Gua bakalan bunuh nih orang
"Yang lain udah pulang jd lu juga udah bisa pulang"
"Nama gua daniel"
"Oh iya"
"Apa?!"
"Kita pernah bertemu di suatu tempat?"
"Hah? Masa bodo siapa peduli"
"Mungkin firasat gua aja" ucapnya lalu beranjak pergi ninggalin gua
"Nih kantor sumpah kek tempat sampah" ucap gua setelah balik ke ruangan kelas raflesia. Gua balik sambil membawa setumpuk novel untuk gua baca dan pelajari. Jika gua kalah di sini dengan menjadi orang yang tak berguna walaupun udah mencoba segalanya yang gua bisa maka otu adalah kesalahan gua tapi.. Jika gua kalah bahkan sbelum gua bisa mulai maka itu adalah sesuatu yang nggak bisa gua biarin. Gua gk mau di remehin hnya krna ini.gua akan tunjukkan ke dia apa yg bisa gua lakukan.
Ke besokan hari nya gua bangun sumpah badan gua pegel semua, kepala gua juga agak sakit mungkin baca 100 novel dalam 1 malam itu sesuatu yang emang sangat gila. Dan bahkan ketika gua membayangkan gua tidur di tempat sampah yang ternyata adalah departemen peng-editan membayangkannya aja udah buat perut gua sakit.
"Pagi.."
"Selamat pagi! Daniel~"
"Oh sorry kayaknya gua salah, gua mau ke rafflesia class" ucap gua meninggalkan ruangan itu setelah melihat yang menyapa gua itu 3 orang yang sangat tampan, fresh. sangat beda dengan kemarin yang bahkan bagaikan kuburan
"Hahaha... Lu ngomong apa sih.. Ini rafflesia clas" katanya sambil tersenyum. For god sake ini impossible banget! Darimana bisa ruangan yang kemarin sangat berantakan sekarang berubah menjadi ruangan yang bersih dan... Apa pula itu hiasan peri yang warna pink? Itu lagi ada boneka yang warna pink dan semuanya serba pink?
"Hahaha maaf ya kemarin kita nggak nyapa lu, soalnya kemarin itu lg deadline jadi maklumlah hahaha"
"btw kita denger kalo lu pertama kalinya edit novel tenang aja kita-kita di sini bakal bantu kok" kata mereka sambil mengacungkan jempol ke gua
"Emmm... Seperti nya gua perlu ke toilet" kata gua langsung lari ke toilet sambil menyeret salah satu pegawai yang bukan dari rafflesia class ikut gua masuk ke toilet
"Woi lu apaan? Gua bukan anggota rafflesia class"
"Iya gua tau... Tapi apa maksudnya ini? Perasaan gua kemarin liat tempat yang penuh akan sampah, di mana tempat itu sekarang? Bahkan gua kemarin liat para zombie berserakan tapi apa kabarnya mereka malah cowok-cowok kece gtu?"
"Oh.. Itu mah karena ini sudah akhir periode"
"Akhir periode?"
"Ummm.. ven slalu punya deadline harus nerbitin buku dalam jangka waktu 20 hari makanya bisa kek gtu, kalo udah lewat hari ke 20 maka itu udah disebut akhir periode. Tapi kalo masih dalam periode biasanya anggota rafflesiaclass sangat tersiksa, kalo udah masuk hari ke 10 aja mereka udah nggak pulang ke rumah,nggak mandi yah gitulah"
"Jadi ada apa dengan warna pink itu?"
"Hmm... Ray pake istilah 'ketika berada diroma maka lakukanlah semua nya seperti di roma' jadi yah untuk memahami hati seorang wanita dia buat hal kayak gtu"
Metode macam apa ini? Gila! Bahkan gua sekalipun tak pernah kepikiran kalo ada cara sperti ini didunia
"Well, setidaknya mereka melakukan pekerjaan mereka dengan baik jadi yah lu mungkin bakal betah di sana"
"Kalo lu mau buat cover itu harus di sesuaikan dengan isi dari novel nya tapi tentu juga harus di diskusikan dulu sama author nya" ucap jerry sambil nerangin cara nya buat cover
"Katanya cover yang baik itu adalah curahan hati yang paling murni~" kata loki sambil melihat cover yang gua coba buat untuk salah satu author
"Ki... Kalo lu tau cover yang waktu itu lu buat itu sangat tidak cocok dengan isi novel" ucap nandi sambil membawa beberapa buku ke mejanya
Well, kalian masih inget kan pas pertama kali gua tiba di sini dan tiba-tiba ada yang narik celana jeans gua sampai gua terkejut nah itu yang buat namanya loki, perawakannya dia punya muka yang cute, rambut hitam, tinggi 165 dan kulitnya putih tanpa noda. Gua jamin lu pada nggak bakalan percaya dengan apa yang gua bilang tapi meski muka loki masih tampak seperti anak SMA tapi sebenarnya dia itu udah 31 tahun. Terus yang waktu itu nelpon dan kasih tau kalo tania datang sambil bawa hardcopy itu namanya nandi, dia punya muka yang tampan, tinggi 174 dan gayanya cool abis, terus ada satu lagi yang namanya jerry dia baik orangnya, mukanya juga oke, tinggi mungkin hampir sama dengan nandi atau mungkin lebih pendek sdikit dan yang terakhir ya itulah ven boss di sini yang bahkan gk usah gua jelasin lagi.
"Eh beneran? Serius lu?!"
"Di novel heartbreaker lu kasih cover nya agak nggak cocok tapi untungnya masih berhubungan dengan isi dan judul"
"Kalo lu tau kenapa lu nggak kasih tau gua sebelum lu bawa ke bagian percetakan nyet?!"
Hmmm... Gua bertanya-tanya kenapa tokoh yang ada di dalam novel, komik dan buku sejenis itu mudah bnget dapet happy ending? Well, gua yakin itu hanya terjadi karena memang harus sperti itu. Apakah alasan gua menggangap kenyataan itu kejam karena gua sama sekali belum pernah menjalani hubungan yang serius? Gua selalu percaya dengan kata 'kamu akan mendapatkan upah yang sesuai dengan hasil kerja keras mu selama ini' dan 'perasaanmu akan di hargai suatu hari nanti' jika memang ini adalah cara menjadikan diri gua jadi dewasa maka gua pikir ini nggak buruk juga tapi ini sungguh sangat buat gua depresi dan gua juga bukan pesimis atau apa tapi gua hanya berusaha untuk tidak melihat kembali ke masa itu.
"Tap" tiba-tiba ada orang yang memegang kepala gua yang sontak membuat gua langsung berbalik untuk melihat siapa itu
"Hei! Lu tau, gue masih nggak bisa menghilangkan perasaan gue tentang kalo kita pernah ketemu sebelumnya di suatu tempat. Tapi gue hanya lupa di mana. Apakah lu mengubah gaya rambut lu supaya gue nggak ngenalin lu?" tanya ray masih megang kepala gua yang segera langsung gua tepis
"Kita hidup di kota yang sama, bahkan kita juga kerja di industri yang sama di bagian perbukuan jadi yah mungkin kita pernah jumpa sekali atau dua kali di bagian percetakkan"
"Yah.. Mungkin kamu benar" katanya langsung beranjak pergi
"Hei niel, gue mau nanya ini kan pertama kalinya lu ngedit novel jadi apa strategi lu sekarang suapaya bisa dengan cepat bisa ngedit?" tanya loki antusias ke gua
"Hmm... Yah emang sih ini pertama kalinya buat gua makanya rencana gua mau hapal semua isi novel yang di cetak di perusahaan ini dulu supaya gua bisa tau cara ngeditnya"
"Lu gila?! Perusahaan kita cetak ribuan buku tau"
"Hahaha gpp sih kalau untuk belajar"
"Tapi lu hebat ya meskipun ini pertama kalinya lu buat cover novel tapi ini bagus bnget lho...berarti imajinasi lu tinggi bnget"
"Hmm... Bukannya gua sombong atau apa tapi gua dulu pas SMA pernah pacaran sama salah satu artis di sekolah, yah gua biasanya manggil dia ice, dan yah begitulah gua suka bayangin banyak hal sama dia makanya mungkin itu yang buat imajinasi gua tinggi"
"Gila! Enak bnget lu bisa pacaran sama artis hahaha"
Beberapa saat kemudian ray balik natap gua lagi dengan ekspresi yang sulit gua ungkapkan
"Apa?”
"... Gpp" jawabnya sambil membuang muka dari gua
Apaan sih sama nih orang... Dia pasti pikir kalo gua bohong atau gimana. Gua di sini itu nggak butuh yang namanya pujian karena pernah pacaran sama artis dan gua juga nggak perlu itu. Ini udah jadi beban yang sangat berat bagi gua untuk menjadi peng-edit novel makanya gua berinisiatif untuk mengembangkan kemampuan gua. Gua nggak mau sampe orang-orang beranggapan kalo gua nggak berguna. Terutama ray.
Kebesokan harinya, pas gua smpe di sana gua udah denger si ray ngomel-ngomel di telepon
"Hah? Kemarin lu bilang lu bakalan siap pagi ini dan sekarang? Apa lu blom siap? Jadi kapan lu bisa siap? Nggak tau? Lu tau kan betapa sulit nya gue mati-matian ngundur deadline dan debat sama bagian percetakkan?!" dan dia langsung putuskan sambungan telepon
"Oi! Lu! Ikut gue! Kita bakalan ke tempat penulis idiot itu" ucap ray sambil berlalu pergi
"Eh? Tapi gua masih nggak bisa ngapa-ngapain"
"Tapi cuma lu yang bebas saat ini!"
"Cepat ikut aja!" dia mengambil ponsel dari saku celananya lalu mulai berbicara lagi tapi dengan nada yang agak sopan
"Halo, saya ray dari percetakkan C---"
Sampainya di rumah author hal yang gua liat juga sama dengan apa yang gua liat pertama kali di rafflesia class, zombie-zombie yang berserakan
"Ray..." ucap seseorang sambil nangis
"Klo lu masih punya waktu buat nangis napa lu nggak pake tuh waktu buat ngejar deadline?!" ucap ven sambil memukul kepala si author
"Woi! Seharusnya gua yang marah di sini, lu mau gua libas?!"
"Anjaaaay! Gue suruh lu nulis novel bukan nyuruh lu gambar nih teddy bear!"
"Itu lebih bagus daripada gua nggak lakuin apa-apakan?"
"Gua tau kalo gua sering buat masalah... Tapi gua hanya mau buat para pembaca gua senang... Gua merasa nggak bisa masukin inspirasi-inspirasi yang aneh sementara di luar sana banyak pembaca gua yang nungguin karya gua, gua nggak mau kalo pembaca gua sampe kecewa.." ucap author itu sambil nangis
Gawat... Si author mulai panik... Dengan gini gua takutnya dia nggak bakalan bisa membuat karya yang bagus karena kepanikan dia.. Gua harus melakukan sesuatu dan menenangkan dia...
"Berapa halaman lagi sampe siap?" tanya ven ke author
"5"
"Serius lu?! Cepat lu selesaikan!"
"Hei... Apakah menurut lu novel yang gua buat ini bagus?"
"Huh?"
"Bisakah gua perbaiki ulang? Gua bahkan nggak tau lagi apakah novel yang gua buat bagus atau nggak"
"Sudah telat untuk lu perbaiki bodoh!"
Tuh kan.. Si author jadi gugup... Gua harus bisa melakukan sesuatu
"Gua kayaknya mau perbaiki ulang aja"
"Udah cepat nulis!"
"Hei bisakah gua?"
"Jangan habiskan kalori lu untuk hal yang nggak guna"
Aduh ray tolong baca suasana nya... Sudah ini sudah cukup!
"Ummm..." ucap gua ke author, spontan si author dan ray langsung melirik gua
"Hah?"
"Ummm... Gua ada beli buku yang baru lu terbitin!" ucap gua ke author nya
"Ummm... Maksud gua... Gua ada baca berbagai macam novel di tempat gua kerja dan dari semua itu gua pikir karya yang lu terbitin rata-rata bagus dan gua ada dengar kalo karya lu yang baru terbit bulan ini makanya gua beli"
"Lu nggak bisa dapatkan itu di tempa kerja lu?" tanya author nya bingung
"Bisa sih.. Tapi gua selalu membeli buku yang menurut gua menarik, itu adalah salah satu cara gua membayar kerja keras si penulis"
"Dan lu beli itu juga pake gaji lu di perusahaan" ucap ray sambil bantu si author ngetik
"Eh?" ucap gua setelah beberapa detik terdiam
"Oh lu baru sadar?"
Ah sial... Padahal gua mau nyemangati author nya malah sekarang...
"Intinya di sini gua bilang karya lu bagus jadi... Ganbate"
"Jadi begitulah yang di katakan oleh anak baru ini... " ucap ray sambil menyandarkan lengannya di bahu gua
"Apakah gua pernah salah ketika sudah bilang suatu novel itu menarik?”
"Tidak" ucap author nya, sedikit-demi sedikit sudah mulai percaya diri.
"Gue udah bilang ke bagian percetakkan kalo deadline nya akan di undur sampe besok pagi"
"Lah bukannya lu bilang deadline nya sampe sore ini?"
"Gue tau klo lu nggak bakalan bisa, makanya gue minta undur sampe besok pagi, yaudah cepat kerja! Masih pake liat gue segala"
"I.. Iya" ucap authornya langsung segera melanjutkan novelnya
Gua menatap ke arah ray dengan berbagai macam pemikiran gua. Ah... Dia mengomel di telepon sepanjang perjalanan ke sini dan ternyata dia sedang bernegosiasi dengan pihak percetakkan, jadi meskipun gua nggak mensupport author nya pun, ray sudah merencanakan untuk membuat si author menyiapkan karyanya dengan sempurna. Ternyata di sini gua yang nggak bisa membaca suasana...
"Ah maaf tapi bisa kan lu nge cek dulu tuh karya nya lihat ada typo atau nggak dan kesalahn lainnya atau ada yang nggak nyambung gitu" pinta author nya ke gua
"Ok, gua akan cek"
Karya nya akhirnya siap sekitar pukul 5:30 pagi dan gua sama ray lansung pergi dari rumah author nya karena emang udah ada perjanjian dengan pihak percetakkan untuk mencetak karya sang author sekitar pukul 6:30 jika terlambat semenit katanya itu karya bakalan batal di cetak kan kasian authornya udah capek-capek buat eh malah di batalin. Gua sama ray sampe di kantor sekitar pukul 6:00 untung dah. Sumpah baru sekali ini dalam hidup gua merasa kalau matahari pagi sangat kejam, gua bahkan sempat berpikir kalo gua bakalan mati, capek bnget sumpah. Sampe nya di kantor gua sama ray langsung sandaran di sofa untuk menghilangkan capek sejenak.
"Akhirnya kita bisa sampe sebelum waktunya" ucap gua
"Lu sangat membantu di sana"
"Huh?"
"Biasanya dia nggak se histeris kek gitu, mungkin karena emang kali ini waktu nya agak mepet makanya dia jadi agak bingung dan panik, gua liat tadi dia agak tenang sedikit setelah lu semangati"
"Ah.. Nggak kok... Gua minta maaf, gua harap gua bisa kasih kata-kata yang lebih menyemangati dia tapi akhirnya gua malah mengatakan apa yang ada di kepala gua"
"Begitukah...kerja yang bagus setidaknya" ucapnya sambil tersenyum.
Gua mendadak jadi blushing sama salting sndiri. Well, bahkan dia juga bisa tersenyum kan. Eh tapi kenapa jantung gua berdebar-debar gitu?
"Gue pikir mengatakan hal seperti 'novelmu sangat menarik' sangat menyemangati" ucapnya sambil mengambil sebatang rokok lalu menghisapnya
"Well, gua jadi lega setelah dengar itu"
Mungkin gua emang harus mengubah sudut pandang gua tentang ray. Dia bisa mengerahkan semua potensi dari author, membuat hal yang menarik dari karya mereka dan menjual buku-buku mereka. Gue menatap ray yang masih menghisap rokoknya, memikirkan dia yang bisa melakukan semua hal yang selama ini gua inginkan. Tak sadar gua terus natap dia sampe akhirnya alam sadar gua membangunkan gua. Idiot! Kenapa gua berdebar-debar hanya krna liat dia? Ingat dia itu cowok! Bukankah gua udah pernah janji kalo mau itu cowok ataupun cewek gua nggak bakalan pernah lagi jatuh cinta?
"Lu masih sama aja kek dulu"
Gua menatap dia untuk beberapa saat
"Maksud lu?" tanya gua bingung dan dia tampak membelalakan matanya sekilas
"Jadi lu nggak inget gue?" katanya sambil memicingkan mata
"Umm... Lu emang ada bilang ini dari kemarin tapi gua pikir lu salah orang aja, gua yakin bnget kalo ini pertama kalinya gua ketemu sama lu"
Thud! Dia dorong gua sampai akhirnya gua jatuh terbaring di sofa
"Woi lu mau ngapain?" ucap gua agak ketakutan dia bakalan apa-apain gua
"Mungkin kalo gue lakukan ini lu bakalan ingat siapa gue" ucap dia sambil mencium gua dengan paksa
Gua berontak dan bisa ngelepasin diri dari ray sebentar tapi dia cium paksa gua lagi yang menyebabkan gua agak kehabisan nafas sehingga mau nggak mau gua akhirnya memukul wajah ray
"Woi! Apa yang lu lakuin?! Jangan bercanda gua ini cowok!" ucap gua melepaskan diri dari ray
"Bercanda?" ulang ray
"Ah bener juga.. Semuanya kan lu anggap candaan"
"Huh?"
"Gue akui emang kalo lu berubah sdikit tapi inti lu tetap sama"
"Apa yang lu bicarain?"
"Lu... Lu ngirim surat ke gue dan bilang klo lu suka sama gue kan?"
"Huh?" gua makin bingung sama apa yang dia bicarakan
"Enak bnget ya jadi lu, gue sampe saat ini masih nggak bisa percaya kalo lu campakkin gue dan ngelupain gue gitu aja"
"Campakkin?"
"Gue akan pergi ke bagian percetakkan ingatlah dulu" ucapnya mengambil tas dan hardcopy dari author tadi lalu beranjak pergi
"Apa sih yang lu bicarain?" ucap gua masih nggak ngerti dengan apa yang dia bilang dan dia berhenti sejenak di depan pintu sambil memegang gagang pintunya
"Dulu pas gue SMA nama gue itu ray steven bukan steven aja dan gue biasanya di panggil ice di sana" ucapnya sambil membuka pintu lalu natap gua bntar dan pergi ninggalin gua sndirian
"Steven?.... Ice?..."
1. Ini up yang pertama jadi yang pertama gua kasih yang panjang krna iceman emg udah lama nggak terbit di up slanjutnya mungkin takkan spanjang ini lg ckkck
2. Maaf kalo bahasanya agak berantakkan zzz, gua masih perlu bimbingan , please komen aja klo emg mnurut klian kurang
3. Jangan tanya gua kenapa ice yg dri penyanyi pindah ke seorang editor -_-"
4. Up iceman akan lebih lama krna gua gk bisa fokus 3 cerita sekaligus
5. Maaf kalo ada cerita gua yang mengecewakan kalian
6. Sorry klo gua kasih salah sinopsis
#pukpuk ice