It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Bagaimana bisa." ujar Arbie membelakangi Alice, begitupula dangan Alice yang terengah-engah membelakangi Arbie sambil memegang pedangnya yang patah. "A.... Awas ka... Kau..." sambung Arbie lalu tumbang dengan bagian pedang Alice yang patah menancap melalui punggung menembus ke dadanya tepat mengenai jantungnya.
"Arbie.." teriak Volta melihat Arbie telah kalah dan tewas.
"Lihat kemana kau?" ujar Lina menendang tapi ditangkis Volta dengan tangannya.
"Sudah kubilang kan Alice akan menang." ujar Keith kepada Peter sambil bertarung dengan Rogue lainya.
"Alice menakutkan, pantas dia menjadi pemburu vampir yang tangguh." ujar Peter kagum disela pertarungannya.
Disisi lain Lingga mencari David yang bersembunyi dengan Alto, "Dave.... Dave..... Keluarlah, tak perlu bersembunyi, pintar sekali menggunakan kabut dan bau hujan untuk menutupi baumu, ayo keluarlah Dave, aku berjanji tak akan menyakitimu dan anakmu, ya... Paling hanya sedikit memisahkan kaki dan tangan kalian." ujar Lingga mencari dengan santai disetiap sudut, pandangannya terbatas karna kabut pekat yang diciptakan oleh David "ketemu.." sambung Lingga mencoba mengagetkan dibalik dinding tapi ternyata tidak ada "Dave jangan buat aku kesal, kau tau kan apa yang terjadi kalau aku kesal." ancam Lingga berteriak.
David dan Alto berjongkok dekat mobil yang sudah ringsek, mereka selalu berpindah saat Lingga sudah mendekatinya secara perlahan "Alto diam ya jangan berisik." bisik David pelan sambil mengintip Lingga berjalan menjauh mencari mereka. Alto hanya mengangguk mengerti perintah David.
"Dave.... Apa aku harus mengamuk dahulu baru kau mau keluar? Atau aku harus membunuh orang-orang sekitarmu baru kau mau keluar, sama seperti yang kulakukan pada Rick." teriak Lingga memancing David keluar.
David mendengar itu menjadi panas emosinya, David pun memejamkan mata dan mencoba mengatur nafas meredam emosinya.
"Ketemu...." ujar Lingga membuat Alto dan David terkejut, Lingga menarik baju bagian belakan dan mengangkat tubuh kecil Alto tinggi serta memberikan tendangan keras diperut David secara mendadak hingga terhempas beberapa meter dari Lingga dan itu membuat kabut menghilang.
David meringkuk memegangi perutnya "uhuk... Uhuk...." kemudian melihat Alto sedang meronta ditangan Lingga "Al...Alto." ujar David tertahan.
Alto mencoba memukul dengan menangis tapi tak bisa, karena Lingga memegang dari belakang dan mengangkatnya tinggi ke udara "hahaha bocah kau memang kuat tapi aku lebih tangguh. Hei Dave kau mau lihat aku membunuh anak ini didepanmu." ujar Lingga santai tanpa dosa.
"Ja....ngaan kumohon." ujar David pelan, Alto makin menangis dan meronta-ronta.
Lingga melempar Alto tinggi keudara "momy....." teriak Alto takut, dan saat tubuhnya jatuh kembali tepat didepan Lingga sebelum menyentuh tanah dia melayangkan tinju besarnya ketubuh kecil Alto hingga terpelanting menghantam dinding hingga jebol kedalam rumah.
"Alto......" David histeris melihat hal itu, air matanya tumpah seketika.
"Ups.. Tanganku kepeleset." ujar Lingga santai, lalu mendekati David yang masih meringkuk ditanah dan mengangkat tubuh David dengan cara menjambak rambutnya keras, David hanya bisa meringis sambil menangis. "Itulah akibatnya jika lari dariku." sambung Lingga dingin, David menatap tajam Lingga masih penuh dengan air mata. Lalu mencoba menendang keras tubuh Lingga terus, tapi dia tak bergeming, karna David sudah terluka cukup parah hingga tenaganya berkurang "wah masih bisa melawan ya." ujar Lingga kemudian melayangkan pukulannya tepat di perut David.
"Uhukk....." David terbatuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya.
"Mau lagi pukulanku?" tanya Lingga
"Alto." gumam David lemah
"Apa? Aku tak mendengarnya?" tanya Lingga santai
"Alto." gumam David lagi
"Momy...." teriak Alto membuat Lingga terkejut dan menoleh kebelakang, Alto melempar sebuah meja, Lingga berhasil menghindar namun pegangannya pada rambut David terlepas, dan itu memberi kesempatan David untuk berlari ke arah Alto walaupun tertatih-tatih.
"Bocah kurang ajar." bentak Lingga.
Alto kemudian ambruk tak sadarkan diri saat David berhasil mendekatinya dengan susah payah. Lingga makin geram dan mendekati mereka berdua. Sambil memeluk Alto, David mengerahkan seluruh sisa tenaganya untuk bertahan bukan menyerang. Angin berputar kencang mengitari mereka berdua, disertai kilatan petir menyambar disekitarnya melindungi mereka berdua agar Lingga tak mendekat.
Pandangan mata David sudah berkunang-kunang akibat luka dikepala dan seluruh tubuhnya, nafaspum sudah serasa sesak bagi David 'David ayo David bertahan, aku harus bisa bertahan, aku harus fokus demi Alto.' pikir David berbicara pada dirinya sendiri.
Lingga mencoba mendekat tapi selalu gagal "ok Dave kita lihat sampai berapa lama kau bisa bertahan seperti itu dengan lukamu." tantang Lingga menunggu
Disisi lain Lina terkunci pergerakannya oleh Volta, Volta memegang tangan Lina kuat dari belakang dengan tangan kiri dan sebelah tangan lainnya menahan tubuhnya diantara leher dan dadanya.
"Sudah kubilang kan kau tak akan pernah bisa mengalahkanku, nona." ucap Volta mengeratkan kunciannya.
"Eennnngggghh.... Kau benar, aku tak akan bisa mengalahkanmu." ujar Lina terdesak.
"Akhirnya kau menyadarinya juga. Sekarang matilah." ujar Volta
"Ya kau benar aku tak akan bisa mengalahkanmu kalau sendirian, tapi disini aku mempunyai teman." balas Lina
Sebelum Volta mengucapkan sesuatu sebuah tendangan mengenai kepalanya dan Lina pun berhasil lepas dari Volta, Lina berbalik dan menendang dada Volta, Peter memegang bahu Lina lalu melompat memberikan tendangan kembali kearah Volta, lalu berputar menghadap Lina, Volta terdorong mundur menerima serangan combo Lina dan Peter tanpa sempat membalas, Lina berlari kearah Peter yang telah memberikan kedua telapak tangannya untuk dijadikan pijakan Lina, Peter melontarkan Lina tinggi melompat melewati Volta dan mendarat dibelakangnya.
Volta menoleh dan menahan serangan Lina, Peter langsung melompat naik ke bahu Volta memegang kepalanya, Volta melepas Lina untuk menjatuhkan Peter dari atas bahunya, Lina berbalik menahan pergerakan Volta dan Peter memutar kepala Volta 180°
Krak...!!
"ugh.... Siaaal..." gumam Volta sebelum tewas, Peter melompat salto turun dari bahunya, Dan Volta Ambruk dengan leher patah berlawanan arah dengan bagian depan badannya.
"Pria botak ini cukup menyulitkan." ujar Peter.
"Ya dia bertambah kuat jauh berbeda saat melawanku dulu." ujar Lina.
"Melelahkan sekali." gumam Peter
"Ya, tapi perang ini belum berakhir." balas Lina
"Ya benaar, ayo kita selesaikan cepat, heyaaaaaa....." teriak Peter kembali bertarung dengan Rogue lainnya, begitupula dengan Lina.
Jack dan Jacob saling menyatukan punggungnya dikelilingi oleh para Rogue "mereka lemah tapi kenapa banyak sekali, cukup membuatku kelelahan." ujar Jack
"Apa kau sudah menyerah Jack, payah kau." sindir Jacob
"Kau juga tampak tidak fokus, apa kemampuanmu sudah menurun." ledek Jack
"Aku hanya mencemaskan keluargaku, dan ingin cepat pergi dari sini." balas Jacob
"Aku juga mencemaskan David, Alto juga Clairie." sahut Jack "tapi rogue ini tak membiarkan kita lewat, selalu saja mengepung kita." sambung Jack.
"Sial senjataku." ujar Keith yang kini sudah tak memiliki senjata dan bertarung dengan tangan kosong, begitu juga dengan Alice.
"Kita terdesak." ujar Alice disaat menendang salah satu Rogue.
"Bersiap mereka menyerang." ujar Jack.
Beberapa Rogue berhasil mengunci gerakan Jacob dan Jack dan yang lainnya, saat Rogue lain hendak menyerang, tiba-tiba hujan panah melesat menyerang sebagian Rogue. Mereka semua menoleh kearah asal panah itu datang. Disana berdiri banyak orang yang tak kalah jumlahnya dengan para Rogue.
Para Rogue terkejut. "Maaf kami datang terlambat, Jack tampaknya kau harus banyak berlatih, karena kau dan kawananmu masih saja membutuhkan bantuan orang tua seperti kami dan bantuan dari hunter juga pemburu vampir." ujar Frank berdiri didepan kawanan werewolf pendahulu Jack dan yang lainnya.
"Maaf ayah, tapi kenapa kalian lama sekali." ujar Jack
"Kau kira mudah mengumpulkan kawananku dulu." balas Frank
"Terima kasih paman." sela Jacob
"Apa kabar Jacob, sekarang kalian pergilah, pastikan Mate kalian aman, biar kami yang menghadapi mereka." jawab Frank.
"Senang rasanya melihat kalian." ujar Keith
"Pergilah, kami akan mengalahkan mereka." ujar para hunter diikuti anggukan para pemburu vampir.
"Aneh rasanya bertarung bersama para hunter dan pemburu vampir, tapi boleh juga membangun hubungan damai." ujar Frank.
"Aku serahkan mereka pada kalian, Ayah jangan mati." ujar Jack
"Kau kira siapa aku, kau lupa kalau aku mantan Alpha yang ditakuti." ujar Frank bangga.
Jack tersenyum "ayo." ajak Jack
"Ya..." jawab Jacob Keith dan Alice.
Jack dan Jacob berubah menjadi serigala besar, Keith dan Alice melompat kepunggung Jack dan Jacob dan bergegas menuju rumah Jacob, saat melewati para hunter dan pemburu Vampir, Keith dan Alice mendapat beberapa senjata, mereka berempat langsung melesat pergi.
Disisi lain pertahanan David mulai melemah, Lingga hanya menunggu dengan santai. David menggelengkan kepalanya mencoba untuk tetap sadar. "Apakah ini akhirnya, kalau ini menjadi akhir dariku, aku hanya minta satu pada dewi Uvrea agar anakku selamat." gumam David pasrah.
"Apa kau sudah tidak kuat Dave? Kulihat kekuatanmu melemah, dasar payah." ledek Lingga.
Kekuatan David habis akhirnya, pelindung udara dan petir menghilang, pandangan David sudah kabur tapi masih bisa berdiri antara sadar dan tidak sambil memeluk Alto. Lingga mendekati David dengan santai dan mengarahkan cakarnya perlahan kepada David.
Sfx : wuuuzzz
Lingga langsung menghindar jauh dari David dan menoleh keara asal serangan itu, dia melihat Keith mengarahkan panahnya diatas punggung Jacob kearah Lingga "hunter itu." ujar Lingga geram dan dibelakangnya ada Alice menaiki punggung Jack.
Jack langsung menerjang Lingga dan Alice melompat keatas tubuh Lingga menyerang dengan belatinya, Lingga memegang tubuh Jack dan melemparnya, kemudian melempar Alice serta menjauh.
"Aaah..." teriak Alice
Keith turun dari punggung Jacob dan menyerang Lingga dengan panahnya, Jacob kembali menjadi manusia kemudian mendekati David dan Alto, Jacob mencoba menyentuh David tapi ditolak secara reflek tubuhnya langsung bertahan karna David tak menyadari kalau itu adalah Jacob.
Jacob langsung memeluk erat David walau dia meronta bertahan "tenang sayang, tenang aku disini menjagamu dan Alto." ujar Jacob mendekap tubuh David yang mulai melemah.
Jack bangkit dan kembali menjadi manusia lagi tapi sangat terpukul karena melihat Clairie tergeletak ditanah, Jack kemudian berlari mendekati Clairie yang sudah tak bernyawa. Dia memeluknya erat dan menitikan air mata dalam diam tanpa berucap apa-apa
Keith terus menyerang Lingga tapi bisa dihalau oleh Lingga, Alice bangkit kemudian menatap tajam Lingga begitupula dengan Jack, Jacob dan Keith. "Kami pasti akan membunuhmu." ujar mereka berempat kompak.
Lingga tertawa meremehkan "coba saja." tantang Lingga.
Jack melepas dekapannya pada tubuh Clairie dan berdiri. Jacob mendudukan David yang sudah benar-benar tak sadar bersandar didinding bersama Alto.
Panah Keith sudah habis dan dia mengambil pedangnya, Alice melompat kepunggung Lingga dan menancapkan beberapa pasak dan belatinya "aaaargh." teriak Lingga sambil mencoba menggapai Alice dipunggungnya. Keith menyerang dengan lincah saat Lingga sibuk menggapai Alice. Lingga beralih menendang Keith tapi kakinya ditahan oleh Jacob, Alice kembali menyerang tapi Lingga berhasil menangkapnya dan melempar Alice jauh, dia berhasil mendarat dengan sukses.
Lingga melayangkan pukulannya kearah Jacob yang masih memegang kakinya, tangannya ditahan oleh Jack, Keith melompat menaiki kaki yang dipegang oleh Jacob dan mengarahkan pedangnya tepat di dadanya, sebelum pedang itu menyentuh kulitnya ditahan oleh Lingga dengan tangan lainnya, Keith mencoba mendorongnya tapi tenaganya kurang.
Alto mulai tersadar, Alice menyadarinya dan mendekati Alto "Alto bisa bantu tante demi momy dan dady." pinta Alice, Dan Alto mengangguk. "Alto lempar tante yang kuat kearah pria besar itu, bisa?" ujar Alice.
Alto mencoba melempar Alice kuat dengan seluruh tenaganya, dan Alice melesat cepat "Keith bergeser." pinta Alice, Keith pun bergeser cepat dan Alice menendang kuat pedangnya menembus dada Lingga dan melontar diri kembali menjauh dari Lingga, Jack Jacob dan Keith bergerak menjauh dari Lingga. "Bagai mana bisa dia masih bisa bergerak dengan pedang menancap tepat dijantungnya dan pasak yang berada dipunggungnya?" ujar Alice tak percaya.
"Kalian pikir bisa membunuhku dengan mudah." ujar Lingga berjalan dengan gontai.
Sfx : suara petir
Petir besar menyambar tubuh Lingga kuat, diapun jatuh berlutut tak dapat bergerak "itu untuk Rick." ujar David sedikit tersadar, dan Sambaran besar lainya menyambar tubuh Lingga "dan itu untuk Clairie dan yang lainya." sambung David membuat Lingga benar-benar tumbang telungkup hangus. David tersenyum dan kembali tak sadarkan diri karna kehilangan banyak darah. Semua menoleh kearah David panik karna darah mulai mengalir lagi dari lukanya....
Para Rogue berhasil dikalahkan, beberapa Rogue yang selamat berhasil melarikan diri, kawanan Jack pun banyak yang terluka dan tewas, pasca perang yang terluka langsung diobati dengan cepat oleh Jacob dan beberapa teman dekatnya, mereka melakukan pemakaman pada semua yg tewas, Jack begitu terpukul dengan kepergian Clairie tapi hatinya lega karena David dan Alto selamat, tapi David koma karena mengalami luka parah dan kehilangan banyak darah.
"Akhirnya kau bangun juga Dave." ujar seorang wanita melihat David membuka matanya
David menoleh kearah wanita itu "Rhea." ujar David lalu menyisir setiap ruangan tampak berbeda "ini dimana? Bagaimana aku sampai sini?" tanya David "dimana Alto?" sambung David.
"Kau sudah tak sadarkan diri selama 5 hari, beruntung aku cepat datang dan kau melewati masa kritis dalam sehari." terang Rhea "ini dirumah Jack, rumahmu sedang diperbaiki, Alto baik-baik saja dia berada diluar sedang bermain. Kau tau, kau itu membuat semua orang panik tau." sambung Rhea.
David bernafas lega, lalu Rhea bangkit dan menuju keluar kamar.
"Aku akan memberi tahu yang lain kalau kau sudah sadar." ujar Rhea dan diapun keluar kamar
Tak berapa lama Alto masuk dengan riang disusul dengan Jacob dan lainnya. "Momy." ujar Alto senang dan memeluk David lembut, Davidpun membalas memeluk Alto lembut
Jacob mengecup kepala David "aku cemas sekali kau tak selamat sayang." ujar Jacob
David tersenyum lembut dan mengecup pipi Jacob mesra "Jacob bisa aku berbicara dengan Jack sebentar saja." pinta David
Jacob meneliti David dan menatapnya heran, lalu menghela nafas pelan dan mengangguk, Jacob kemudian mengajak Alto keluar kamar, diikuti yang lainnya keluar kamar meninggalkan Jack dan David berdua.
Jacob menutup pintu kamarnya, David duduk bersandar diranjang dan menunduk tak berani menatap Jack. "Aku minta maaf atas kematian Clairie." ujar David setelah beberapa saat mereka berdua terdiam
"Hei itu Bukan salahmu." ujar Jack hangat.
"Um... Aku." ujar David terhenti
Jack menatap David bingung "kau kenapa?" tanya Jack
"Aku." ujar David terhenti lalu menarik nafas dalam dan kini menatap mata Jack "aku sudah mengingatnya semua, tentangmu, tentang Clairie, tentang perasaanku padamu, tentang semuanya." ujar David melanjutkan kalimatnya
Jack terkejut lalu perlahan-lahan tersenyum lebar mengetahui hal itu. Karena Jack berfikir bisa mendapatkan David kembali kepelukannya.
Jacob yang kini bersandar dibalik pintu kamar raut wajahnya berubah kecewa dan sedih hingga berkaca-kaca mendengar hal itu. Kini dia merasa terancam oleh Jack yang kini berstatus wanderer terhadap David.
Beberapa hari kemudian Jacob marah-marah pada orang-orang yang sedang memperbaiki rumahnya "ini kenapa kalian malas, seharusnya sudah selesai kan tapi kenapa malah makan waktu lama." omel Jacob
"Jacob kau kenapa, mereka sudah bekerja keras, biarkan mereka istirahat sejenak." sahut Jack
Jacob menatap tajam Jack "aku tau apa yang kau pikirkan, kau sengaja kan menyuruh mereka santai agar Dave bisa berlama-lama dirumahmu." tuduh Jacob
"Hei aku tak pernah berfikir seperti itu." bantah Jack 'bagaimana dia bisa tau pikiranku.' pikir Jack
"Sudahlah jangan berkelit, aku tau kau ingin mendapatkan Dave kembali kan karna kau sudah tak mempunyai mate." ujar Jacob sinis
"Apa...!!" ujar Jack kaget dengan ucapan Jacob
"Tak akan pernah kubiarkan itu terjadi, kalaupun rumah ini tak akan pernah selesai, aku akan membawa keluargaku menginap di hotel." ujar Jacob
"Oke oke kau mendapatkanku, aku tak akan mengelak lagi, ya aku menginginkan David menjadi miliku tapi aku tak akan berbuat licik, aku akan melakukannya secara sportif untuk mendapatkan perhatian David kembali." ujar Jack santai
"Kau ini." ujar Jacob geram
"Apa kau takut aku bisa membuat David berpaling darimu kepadaku." pancing Jack tersenyum menantang
"Siapa bilang, kau kira aku takut, kita buktikan dan kali ini aku tidak akan kalah seperti merebutkan posisi Alpha dahulu." ujar Jacob yakin
"Ok kalau begitu, kita lakukan dengan sportif untuk menarik perhatian David." balas Jack "tapi saat ini aku tak ingin David dan Alto menginap di hotel, untuk kali ini tinggalah dirumahku sampai mereka memperbaiki rumahmu selesai." sambung Jack
"Dan membiarkanmu menggoda Dave." tolak Jacob
"Hei jangan keras kepala, aku kan sudah bilang akan sportif dan tak akan berbuat curang, apa kau tega membiarkan David berada dihotel dengan luka seperti itu." balas Jack membuat Jacob berfikir sejenak dan akhirnya menghela nafas.
Dua Malam selanjutnya dirumah Jack, Jacob sedang menyiapkan makanan, Jack melatih Alto, dan Frank pergi entah kemana, dan David sedang beristirahat dikamar. Keith menginap di tempat peter, sedangkan Rhea ditempat Lina, Alice kembali ke rumahnya dikawal oleh beberapa anggota Jack.
"Alto kamu hebat." puji Jack setelah selesai melatih Alto
"Iya om, Alto harus kuat biar bisa melindungi momy dan dady juga orang-orang yang Alto sayangi." ujar Alto "aku tak akan menangis lagi om." sambung Alto bertekad pada dirinya sendiri
Jack mengusap kepala Alto "anak pintar." ujar Jack
"Alto makanan sudah siap." panggil Jacob
"Iya dady, ayo om." ujar Alto mengajak Jack masuk, Jack menuntun Alto kedalam
Didalam Alto langsung duduk dimeja makan, tak lama Frank muncul dan duduk disebelah Alto, Jack dan Jacob saling melempar pandangan sinis.
"Baunya harum sekali." ujar David muncul dari kamar, dengan cepat Jacob langsung membantu David menuju meja makan. Jack terlihat kesal kalah cepat.
"Kau seharusnya dikamar saja, nanti aku bawakan makanan sayang." ujar Jacob
"Aku bosan dikamar, aku ingin makan bersama kalian." ujar David.
Saat David ingin duduk Jack langsung mempersilahkan duduk dikursi, Jacob kesal melihatnya dan membantu David duduk dari kursi yang diberikan oleh Jack.
"Terima kasih Jack." ujar David ramah, Jack tersenyum lembut, lalu mereka berdua duduk kembali, Jacob disebelah kanan David dan Jack disebelah kirinya. Jacob dengan cepat mengambilkan nasi kepiring David saat Jack baru hendak mengambilkannya.
Jack menatap Jacob jengah, dan Jacob tersenyum mengejek, saat David hendak mengambil gelas, kali ini dengan cekatan Jack menyerahkannya terlebih dahulu kepada David, Jacob terlihat kesal.
David sedang melihat seluruh lauk yang tersedia di meja makan. Jack dan Jacob memperhatikan David agar dapat melayani David terlebih dahulu ingin makan apa.
"Um..." David hendak mengambil salah satu Lauk, dan mereka berdua langsung berebut mengambilkan untuk David, David langsung terkejut dan menatap mereka berdua bingung. Akhirnya dia tak jadi mengambilnya dan memilih lauk yang lain, Jacob dan Jack berebut kembali, David makin heran dengan mereka berdua.
Frank tertawa kecil melihat kelakuan Jacob dan Jack , dia tau kalau mereka berdua sedang bersaing untuk mengambil hati David.
David kembali memilih lauk yang lain, sebelum mereka berebutan kembali Alto terlebih dahulu menaruh lauk yang hendak diambil oleh David "ini untuk momy." ujar Alto
"Terima kasih sayang." ujar David. Lalu David hendak mengambil lauk yang pertama tadi kembali, lagi-lagi mereka berdua berebut dan menaruh lauk itu bersamaan kepiring David "hei ini kebanyakan." protes David.
"Ini gara-garamu Jack jadi kebanyakan." tuduh Jacob
"Ini salahmu." ujar Jack menyalahkan Jack
"Enak saja, sudah jelas itu salahmu." balas Jacob
"apa kau bilang, itu salahmu." balas Jack
David menatap mereka berdua bergantian dan makin bingung melihat tingkah mereka "bisakah kalian berdua tenang, kepalaku pusing melihat kalian bertengkar, ada apa dengan kalian?" omel David membuat mereka berdua terdiam dan duduk kembali dengan masih saling melempar tatapan tajam. Seperti ada kilatan dengan tatapan mereka.
Frank tertawa geli, "kakek kenapa tertawa?" tanya Alto bingung
"Alto makan saja ya, biar makin kuat." jawab Frank mengalihkan topik
David makan dengan tenang, begitu pula dengan Jack dan Jacob sambil terus siaga kalau David ingin sesuatu.
"Momy." ujar Alto disela makannya
"Iya sayang." jawab David
"Aku ingin punya adik lagi." pinta Alto
"Uhuk... Uhuk..." seketika David langsung keselek. Jack dan Jacob secara bersamaan memberikan segelas air kepada David. Dia mengambil gelas yang diberikan oleh Jacob, Jack terlihat kesal kembali, Jacob tersenyum mengejek kembali.
"Momy tak papa?" tanya Alto. "Dady mau kan?" tanya Alto kembali kearah Jacob
"Ya itu terserah momy sayang." jawab Jacob tersenyum senang, Jack terlihat makin kesal melihat Jacob tersenyum penuh kemenangan
David menatap tajam Jacob, dan Jacob hanya cengengesan lalu menatap Alto "Alto sayang sudah malam, selesai makan kamu tidur ya, besok kan sekolah." ujar David mengalihkan pembicaraan Alto
Altopun mengangguk, David sudah enggan melanjutkan makannya dan hendak beranjak dari meja makan, dengan cepat Jack langsung membantunya, Jacob kalah cepat "terima kasih Jack." ujar David.
"Apapun untukmu." ujar Jack lembut, ucapanya membuat wajah David memerah. Jacob melihat itu dan hatinya benar-benar panas terbakar cemburu. Kali ini Jack tersenyum mengejek dan membawa David kedalam kamar membantunya istirahat.
Jack keluar kembali dari kamar dengan senyum mengembang diwajahnya, Jacob menatapnya dingin sambil membawa Alto tidur dikamarnya. Lalu kembali keluar dan mendapati Jack sedang berbincang dengan Frank.
"Apa?" tanya Jack masih tersenyum
"Kau kira dengan begitu bisa merebutnya dariku." ujar Jacob.
"Aku akan istirahat, kalau kalian ingin melanjutkan persaingan kalian sekarang ya silahkan tapi jangan sampai berkelahi, kalian mengerti." ujar Frank lalu meninggalkan mereka berdua. Lalu berbalik kembali "ingat jangan berkelahi, David tak akan suka itu." sambung Frank menngingatkan.
"Ya om aku mengerti." jawab Jacob
"Ya ayah." jawab Jack.
"Kau mungkin bisa membuat Dave bersemu merah, tapi aku tetap menang." ujar Jacob penuh kebanggaan.
"Apa maksudmu?"
"Ya, maksudku adalah..." ujar Jacob menggantung lalu beranjak menuju kamar dan berbalik "kau lupa aku siapanya Dave, jadi aku bisa tidur bersama dengannya hahaha..." sambung Jacob sambil tertawa mengejek dan masuk kekamar David.
Jack lupa akan hal itu dan dia memukul meja kesal "sial..." ujarnya geram.
Dalam kamar Jacob naik keranjang memeluk David mesra dari belakang dan mengecup kepalanya "selamat tidur sayang, mimpi indah ya." bisik Jacob
"Jacob apa kau ingin membuatku horny dengan suaramu itu, karena permintaan Alto akan adik." ujar David tanpa menoleh
Jacob setengah bangkit dari tidur dan melihat wajah David yang merah, lalu tersenyum "tentu tidak sayang, aku hanya ingin tidur memelukmu, aku akan melakukan itu kalau kamu sudah sembuh dan kalau masalah adik untuk Alto, aku akan melakukanya kalau kamu sudah siap." jawab Jacob jujur.
David menghela nafas pelan, "padahal aku sedang bergairah." gumam David pelan
"Apa kamu bilang?" tanya Jacob
"Tidak, aku tidak bilang apa-apa." jawab David berbalik dan menatap Jacob dengan wajah malu
"Kamu kira aku tak dengar." goda Jacob
"Eh.. Itu. Ah aku ngantuk." ujar David salah tingkah langsung berbalik memunggungi Jacob kembali.
Jacob berbisik "kau sudah membangunkan si junior, jadi terima akibatnya." lalu Jacob menggigit ujung telinga David lembut hingga David menggelinjang dan mendesah membuat Jacob makin bergairah hebat....
Disisi lain Jack yang pendengarannya tajam, dia makin panas dan lalu beranjak cepat keluar rumah menuju tempat Peter, karena jika tetap berada dirumah, bisa mengamuk kepada Jacob, dia tak masalah jika bertarung dengan Jacob tapi itu akan membuat David juga Alto kecewa terhadapnya dan akan membuat mereka makin jauh dengannya, jadi dia lebih memilih pergi sejenak menenangkan pikiran di tempat Peter.
Peter dan Keith terkejut melihat kedatangan Jack malam-malam ketempatnya dengan raut wajah kesal. Saat Peter ingin menanyakan sesuatu "jangan bertanya, aku ingin istirahat disini, dan jangan ganggu aku." potong Jack hingga Peter tak jadi bertanya.
Keith menatap heran kearah Peter, Peter hanya mengangkat ledua bahunya menandakan tidak tahu. Jack pun terlelap beberapa jam kemudian sambil mendengar musik clasic....
Ada salah tulis lagi nih ("Ini salahmu." ujar Jack menyalahkan Jack)
Ada salah tulis lagi nih ("Ini salahmu." ujar Jack menyalahkan Jack)
Ada salah tulis lagi nih ("Ini salahmu." ujar Jack menyalahkan Jack)
deh coz kesannya aq kayak ngatur jalan cerita yang sepenuhnya hak TS, walau aq berharap David sama Jacob aja coz kalau aq jadi Alto aq pasti kecewa dan sakit hati kalau ortunya harus pisah.