It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Toraa hahaha kasian ga jadi mulu
turut mengundang
@3ll0 @zakrie @Arie_Pratama @Wita
@hendra_bastian
@Otho_WNata92 @SteveAnggara @Asu12345
@balaka
@nakashima @meandmyself @lulu_75 @Bun
@Ndraa @Rika1006 @boygiga @sky_borriello
@Adi_Suseno10 @Adiie @cassieput
@theproject49
@ABOTH @ngehaha @RenoF @HesanRehan
@dhina26
@4ndh0 @ardavaa @nicho1996 @hyujin
@ElninoS
@sumahan @boy_filippo @arbiltoha @PeterWilll
@pokemon @doodledeedum @Irfandi_rahman
@cevans
@Agova @arieat @FajarrSipitt
@codycummingfans
@freeefujoushi @doel7 @DoniPerdana
@NothinglikeusUs
@bagastarz @WYATB @bonyapolo @DM_0607
@abong
@rama_andikaa @ngehaha @DMLMBT
@adamy @jokerz @Toraa @Yangmerindu
@spunkedfan
@Vanilla_IceCream @aridinggo @Kibosuke
@_abdulrojak
@dimasalf9 @Rifal_RMR @bram @Akbar Syailendra
@FransLeonardy_FL @nawancio @Hiruma
@Pradipta24
@andre_patiatama @cansetya_s
@onewinged_bird
@Wooyoung @ar_dozu @Gak24 @aries18
@amira_fujoshi
@Pyromaniac_pcy @cetarr @Gaebara @d_cetya
@LostFaro @Riomantika @kuroi_o @viji3_be5t
@polos
@ffirly69 @gravitation @yuliantoku
@AryaPutra_25
@cute_inuyasha @Asu123456 @Putra_ina89
@putrafebri25 @DItyadrew2 @SyahbanNa
@faisalits_
@joenior68 @badboykem @jerry_mouse
@hehe_adadeh
@Fendy200 @ItsNotDaud_john @alvin21
@amir_tagung
@angelsndemons @OfficialStarboyz
@Gabriel_Valiant
@cute cowo @AlmeraVan @yansah678
@Watiwidya40Davi
@arjunaputra @octavfelix @Unprince @arGos
@Tsunami
@Tsu_no_YanYan @renitasalsabil1
@arifinselalusial @Daviano @haha_hihi12
@AbdulFoo
@Hon3y @Jerin @adamx @bumbellbee
@bluewolfie17
@saiff @dafaZartin @dhina26 @Revandityap
@akina_kenji @kvnandrs6 @Akukamukita
Diruang makan saat mereka sedang sarapan, Raja Victor menatap James yang tampak letih "sepertinya kau lelah James, istirahatlah, kasus ini terlalu banyak menyita waktumu, jaga kondisi tubuhmu biar bugar kembali!" ujar Raja Victor
"Aku tidak bisa ayah, setelah apa yang terjadi, aku kurang siaga, sampai-sampai entah orang atau makhluk itu hampir menyerang Erik!" jawab James keceplosan.
"Menyerangku? Kapan?" tanya Erik terkejut disela makan mereka
"Eh.... Maksudku menyerang istana!" ujar James mengelak
"Jangan bohongi aku James!" tuntut Erik
"Semalam saat kamu tertidur dikamarmu, penjahat itu berada tepat disampingmu dengan sesuatu yang tajam hampir melukai dirimu!" jawab Raja Victor jujur
"Pantas semalam banyak orang dikamar kita, kenapa hal sepenting itu kamu tak memberi tahuku James, kamu jahat tak menganggapku ada! Aku bukan perempuan yang harus selalu dilindungi." ujar Erik marah lalu bangkit dari tempat itu meninggalkan mereka
"Sayaaang... Bukan begitu maksudku! Sayaang..." panggil James tapi Erik tak mendengarkan.
James hendak bangkit mengejar Erik "Sudah sudah, James biarkan dia, mungkin Erik sedang butuh sendiri. Lebih baik kau istirahat, kalau kau sakit siapa yang akan menjaga ibumu dan Erik?" ujar Raja Victor membuat James kembali duduk.
"Aya benar juga!" ucap James
"Sudah, teruskan makanmu lalu istirahat sana!" ucap Ratu Selina.
"Tapi Erik?" ucap James
"Tenanglah, aku akan memerintahkan para prajurit berjaga di istana, dan tak akan aku biarkan dia keluar istana tanpa perintahku!" ujar Raja Victor menenangkan James
Selesai makan James beranjak menuju kamarnya untuk istirahat, beberapa waktu kemudian disisi lain Erik hendak keluar istana tapi dihadang oleh beberapa prajurit yang berjaga.
"Minggir aku mau ke kota!" ucap Erik.
"Maaf Pangeran Erik, Pangeran tidak boleh keluar istana!" jawab salah satu prajurit
"Kenapa?" tanya Erik mulai kesal
"Diluar tidak aman Pangeran, atas perintah Raja, Pangeran dilarang keras keluar." jawab Prajurit lainnya.
Erik makin kesal, lalu berbalik meninggalkan mereka "kenapa disini aku seperti terkurung di sangkar emas! Semua memperlakukan ku seakan aku tidak bisa apa-apa." gumam Erik
"Pangeran mau kemana?" tanya prajurit itu
"Mau ketaman istana, kenapa? Apa harus dikawal atau aku tidak boleh kesana juga hah!!" bentak Erik
Prajurit itu menggeleng cepat lalu tersenyum "tidak papa Pangeran, silahkan." jawabnya
Erikpun berlalu meninggalkan mereka dan menuju ke taman istana. Sesampai di ditaman Erik duduk sendirian dengan kesal memandang kolam ditengah taman. Disekeliling taman tampak beberapa orang berjaga. Erik berdecik kesal "apa harus seketat ini penjagaannya hanya karna seorang penyerang tak jelas." gumam Erik
"Ya karna penyerang itu sudah sangat meresahkan rakyat bahkan sampai berani masuk ke istana." ucap seseorang membuat Erik menoleh kearahnya.
"Alex!" ucap Erik
"Sepertinya Pangeran terlihat kesal? Kenapa?" tanya Alex
"Mereka semua memperlakukan ku seperti seorang putri, apa kau juga akan memperlakukan aku seperti itu juga?" tanya Erik menaikan sebelah alisnya.
"Hahaha itu memalukan Pangeran, aku tak akan memperlakukan anda seperti itu, karna anda juga pasti kuat seperti Pangeran lainnya." jawab Alex membuat Erik tersenyum
"Hentikan seringai mencurigakan itu Alex!" sela seseorang membuat menoleh Erik dan Alex bersamaan.
"Kau selalu saja menggangguku Val, bukankah Knight hebat sepertimu seharusnya istirahat sekarang setelah berjaga semalaman!" sindir Alex
Valerie terkekeh meremehkan "dan bukannya seorang Warrior hebat sepertimu berjaga sekarang, bukan mengganggu Pangeran Erik." balas Valeri membuat Alex mengeraskan rahangnya menatap tajam Valerie
"Alex tidak menggangguku!" bela Erik membuat Alex tersenyum memuakan buat Valerie
Valerie tersenyum menatap Erik "Pangeran apa tak mau mau menemani Pangeran James yang sedang kelelahan dikamar. Sepertinya butuh perhatian lebih dari Pangeran Erik." ujar Valerie membuat Erik berfikir, lalu Erik bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Kenapa kau selalu mencampuri urusanku!" ujar Alex
"Karena aku tak pernah percaya denganmu!" jawab Valerie enteng
"Itu karena selalu mencurigaiku." balas Alex
"Ya ya terserahlah, malas aku meladenimu!" ujar Valerie meninggalkan Alex sendiri.
"Ya lihat saja nanti." gumam Alex setelah dengan seringai setelah kepergian Valerie
Didalam kamar Erik melihat James terlelap. Erik mendekatinya membelai kepalanya lembut "aku bingung apakah aku benar-benar mencintaimu atau tidak, tapi aku menyukai permainanmu, entah kenapa hatiku jadi bimbang terhadapmu, kau menyebalkan James membuat aku seperti ini..." gumam Erik pelan hampir berbisik lalu menghela nafas pelan.
James mengeliat merasakan kepalanya diusap, dia membuka matanya dan tersenyum melihat Erik duduk dipinggir ranjangnya, James menarik tubuh Erik kedalam pelukannya. "Temani aku tidur sayang!" bisik James mesra.
Erik diam saja tak menjawab dan melepas pelukan James lalu gantian Erik yang memeluk James erat, "tidurlah, kamu masih terlihat lelah!" bisik Erik. James kembali tertidur didalam pelukan Erik.
Tak terasa Erik akhirnya ikut tertidur juga. Bangun tidur Erik tak melihat James disampingnya, ternyata hari sudah terik, Erik keluar beberapa prajurit hilir mudik tergesa-gesa, 'pasti James sedang rapat kembali!' pikir Erik. Erik melangkah bosan mengelilingi istana, saat melewati pintu depan istana, penjagaan sedang lenggang, seketika Erik tersenyum lalu melangkah keluar istana tanpa diketahui oleh siapa pun.
Beberapa saat kemudian Erik sudah berada di kota sendirian melihat-lihat sekitar, orang-orang yang sudah mengenal Erik memberi senyum ramah dan tertunduk sopan setiap berpapasan dengannya. Erik melihat tunawisma duduk meminta belas kasihan orang-orang yang lalu lalang, Erikpun mendeketinya. Tak lupa membeli roti Lalu memberikan sedikit uang dan roti itu kepadanya, tunawisma itu menatap dengan senyuman tulus "terima kasih tuan!" ucapnya membuat Erik tersenyum
"Wah sedang apa Pangeran disini!" sebuah suara mengagetkan Erik.
"Leon!" ucap Erik.
Tunawisma itu terkejut lalu menunduk hormat "maaf saya tidak sopan sama Pangeran, saya tidak tau!" ucapnya takut dihukum oleh Erik.
"Tidak apa-apa!" ujar Erik tersenyum
"Pangeran baik sekali, saya sungguh berterima kasih!" ucap tunawisma itu
"Leon sudah kubilang kan panggil namaku saja!" protes Erik melangkah meninggalkan tunawisma itu diikuti Leon. "Dan sedang apa kau disini!" tanya Erik
"Aku sedang berbelanjan keperluanku, seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini sendirian tanpa pengawalan Erik? Atau jangan-jangan kau kabur dari istana?" selidik Leon
Erik bingun jawab apa "hmmm... Aku hanya ingin berjalan-jalan hehehe!" jawab Erik cengengesan.
"Ya sudah kutemani." tawar Leon.
"Nanti malah merepotkanmu!"
"Tenang saja, kamu tidak akan pernah merepotkanku!" ujar Leon memperlihatka senyuman manisnya.
"Apa kau sedang merayuku?" tanya Erik mengenyritkan dahinya.
Leon terkekeh "tidak Erik, ini bukan rayuan!" goda Leon menoel hidung Erik hingga wajahnya bersemu dan itu membuat Leon makin tertawa.
"Berhenti tertawa Leon!" rajuk Erik menekuk bibirnya.
"Kau itu manis sekali Erik, beruntung James mendapatkanmu." ucap Leon merangkul bahu Erik, dan itu membuat dada Erik berdebar-debar sama seperti saat bersama James, itu membuatnya tambah bingung "seandainya...." sambung Leon tak meneruskan kata-katanya membuat Erik menatap heran kearah Leon.
"Seandainya apa Leon?" tanya Erik.
"Ah sudah lupakanlah Erik.." ujar Leon tersenyum manis membuat Erik salah tingkah dalam rangkulan Leon.
Dari kejauhan suara sepatu kuda sedang berlari terdengar jelas mendekat. Kearah mereka membuat mereka menoleh ke asal suara itu, penunggang kuda itu beserta kudanya berhenti tepat di depan mereka berdua, Leon langsung melepas rangkulannya di bahu Erik.
"Valerie!" sapa Leon
"Tuan Leon." sapa Valerie sopan "Pangeran Erik sedang apa anda disini? Disini berbahaya!" sambung Valerie.
'Kenapa wanita ini selalu saja menggangguku!' pikir Erik kesal menatap Valerie
"Kau dari mana Val?" sela Leon
"Dari kota sebelah, habis berpatroli, kebetulan saat perjalanan pulang aku melihat Pangeran dan tuan Leon." terang Valerie
"Lalu Pangeran James?" tanya Leon
"Pangeran James sedang ada tugas kekerajaan tentangga." jawabnya membuat Leon mengangguk mengerti "ayo Pangeran kita kembali ke istana, disini sangat berbahaya, jika Pangeran James tahu Pangeran Erik berada diluar istana nanti kami kena marah!" sambung Valerie mengulurkan tangannya untuk naik ke kudanya
'Bahkan wanita ini memperlakukanku seperti ini!' pikir Erik kesal sambil menatap tak suka pada Valerie. "Aku kembali sendiri saja jalan kaki." jawab Erik ketus
Valerie hanya tersenyum melihat tingkah Erik, sedangkan Leon geleng-geleng "tidak Pangeran, keselamatan Pangeran adalah mayoritas utamaku!" ujar Valerie tegas.
"Hei Erik, apa yang dikatakan Valerie benar!" sahut Leon membuat Erik makin kesal.
"Mari pangeran!" ajak Valerie masih mengulurkan tangannya
"Perlu kubantu naik keatas kuda?" tanya Leon
"Aaaah... Tidak usah, aku bisa sendiri!" ujar Erik ketus, lalu naik kebelakang Valerie diatas kuda dengan mudah.
"Hati-hati!" ujar Leon
Erik diam saja, Valerie tersenyum ramah ke arah Leon "mari tuan Leon!" pamit Valerie, "pegangan erat padaku Pangeran!" pinta Valerie kepada Erik lalu melesat dengan kudanya menuju istana.
Sampai diistana Erik segera turun tanpa bilang apa-apa ke Valerie yang membawa kudanya ke kandang kuda, didalam istana Erik melihat Ratu Selina memandangnya cemas "kamu dari mana saja Erik, ibu dan seluruh istana mencari kamu! Untung James dan ayah tidak tau." ucapnya
"Aku baik-baik saja bu, hanya berjalan-jalan keluar sebentar, aku bukan anak kecil bu, aku bisa menjaga diriku sendiri!" jawab Erik berusaha sopan walau kesal.
"Ibu bukan menganggap kamu seperti anak kecil, tapi kamu tidak tau situasi di negara ini, ibu yakin kamu itu tangguh, tapi itu tak menjamin keselamatanmu disini, bagimu yang belum tau kondisi kerajaan ini seperti apa. Lain ceritanya kalau kamu bersama dengan James, Valerie, atau Alex atau juga para petarung hebat dikerajaan ini. Kamu mengerti kan Erik, bahkan semalam saja kamu tak menyadari ada orang masuk kekamar kamu hampir menyerangmu bukan!" ucap Ratu Selina memberi penjelasan kepada Erik
Erik menghela nafas pelan "baik bu, maafkan aku!" ujar Erik lemah sambil menunduk.
Ratu Selina mendekat lalu mengusap kepala Erik "kami begini bukan karna membedakanmu Erik tapi karna kami menyayangi kamu!" ujar Ratu Selina
Erik hanya mengangguk mengerti "tenang Ratu kita akan menjaga keselamatan Pangeran Erik." sahut Valerie muncul dibelakang mereka "tadi aku melihat Pangeran berada di kota bersama tuan Leon. Makanya aku langsung membawa Pangeran pulang ke istana." sambung Valerie.
'Wanita ini tak bisakah membuatku tidak semakin terpojok dihadapan ibu sekarang!' pikir Erik geram
"Benarkah itu Erik?" tanya Ratu Selina menatap Erik
"Iya bu!" jawab Erik pasrah jika Ratu Selina marah.
"Beruntung kamu bersama bangsawan muda itu, jadi sedikit aman!" ujar Ratu Selina.
Fiuuuuhhh...!! Erik bernafas lega ternyata Ratu Selina "aku kekamar dulu bu!" ujar Erik permisi melewati Valerie yang tersenyum kearahnya, tapi Erik berekpresi datar saja.
Dengan perasaan kesal Erik memasuki kamarnya. Didalam kamar Erik masih saja kesal sendiri mengacak-acak rambutnya sendiri sangking kesalnya.lalu tiba-tiba Erik terdiam "siapa kau, berani masuk kekamarku seenaknya, apakah kau orang yang mencoba menyerang semalam?" tanya Erik dingin tanpa menoleh kebelakang.
"Wah wah wah, hebat sekali aku langsung ketahuan, kukira kau hanya Pangeran manis lemah yang selalu harus dilindungi." jawab seseorang dibelakang Erik
"Aku tanya apakah kau orang yang mencoba menyerangku? Jawab!" ujar Erik dingin
"Soal itu aku tidak tahu menahu dan bukan urusanku, tapi aku kesini hanya bertugas untuk menculikmu, karna kau bisa jadi senjata yang kuat jika dijadikan sandra untuk kudeta kami nanti melawan Raja itu. Jadi kau mau cara kasar atau lembut!" ujar orang itu memberi pilihan.
Erik terkekeh meremehkan "kebetulan aku sedang kesal, kau bisa jadi pelampiasanku, coba saja jika kau bisa!" tantang Erik.
Orang itu tertawa "jangan salahkan aku jika menyakitimu manis, tapi tenang aku akan membiarkanmu hidup!" ujar orang itu lalu menyerang Erik yang membelakanginya.
Belati kecil siap diluncurkan kearah Punggung Erik, dengan cekatan Erik menghindar lalu memegang pergelangan tangan pria bertopeng itu, dihentakan oleh Erik hingga belatinya terjatuh ke lantai, orang itu salto melewati atas kepala Erik, sehingga tangan Erik ikut tertarik kebelakang karna belom melepas tangan orang itu, posisi berbalik jadi Erik yang terkunci geraknya.
"Bagaimana manis! Menyerah sajalah!" bisik pria bertopeng itu.
"Dalam mimpimu!" ujar Erik sambil memajukan kepalanya lalu mengadu kepala belakangnya denga kepala pria itu hingga ada jarak beberapa centi. Lalu Erik menginjak kakinya hingga kuncian tangannya terlepas, Erik kemudian memutar badannya sambil menyerang tepat dileher samping antara telinga dan bahunya menggunakan pergelangan tanganya sangat kuat hingga pria bertopeng itu terpental tak jauh dari Erik, sebelum pria itu bangkit Erik segera mangambil belati dilantai tadi lalu mendekati pria itu mencengkram kerahnya sambil menghunuskan belati itu kelehernya "katakan siapa yang menyuruhmu! Atau kutancapkan belati ini kelehermu!" hardik Erik
Pria itu tertawa "kau hebat juga manis!" ujarnya santai.
Pintu terbuka "Erik...!" ujar James terkejut membuat Erik menoleh, pria itu mengambil kesempatan dengan menendang tubuh Erik hingga terjengkang, pria itu bangkit lalu berlari kearah balkon Kamar itu, Erik masih dalam keadaan telentang langsung melempar belati itu hingga tepat tertancap di kaki pria itu, namun pria itu berhasil melompat dan berayun menggunakan senjata dihubungkan dengan rantai. James lari mengejarnya kebalkon tapi dia berhasil lolos. "Siaaal..." ujar James kesal lalu kembali mendekati Erik yang sudah bankit berdiri "kau tidak apa-apa sayang!" tanya James khawatir.
"Aku tidak apa-apa, padahal sedikit lagi aku bisa dapat informasi lebih darinya!" ujar Erik kesal
"Apa yang dia mau menyerangmu?" tanya James
"Tidak, tapi dia diperintah untuk menculikku, untuk melakukan kudeta, itu informasi yang kudapat darinya." jawab Erik.
"Apa!! Kudeta, jadi desas desus itu benar! Ini gawat, masalah jadi ganda, apakah penyerangan itu berhubungan juga denga kudeta... Tapi aku lega kamu tidak apa-apa sayang! Tapi apakah sakit perutmu ditendang tadi!" tanya James cemas
"Sudah kubilang aku tidak apa-apa, kau sudah lihat kan aku bisa jaga diri!"
"Sayang level bertarung pria tadi berbeda tingkatannya dengan penyerang itu, aku tidak akan membiarkanmu sendirian tanpa pengawalan, kamu sudah dengar kan, kalau pemimpin kudeta itu mau menculikmu." ujar James, Erik diam saja dengan wajah masam, "kita pindah kamar, kamar ini sudah dua kali kecolongan, kemarin penyerang, sekarang penculik itu... Ini berbahaya... PENGAWAL!!" teriak James.
Beberapa prajurit muncul bersama Ratu Selina dan Alex di pintu kamar.
"Ada apa James?" tanya Ratu Selina
"Tadi ada seseorang mau menculik Erik, dan dia berhasil kabur saat aku datang bu!" jawab James
"Kamu tidak apa-apa Erik!" ucap Ratu Selina. Dijawab dengan anggukan Erik.
"Tapi Erik berhasil melukai kaki orang itu, dan kurasa dia tidak bisa berlari jauh, Alex kau dan beberapa prajurit kejar orang itu." perintah James
"Baik Pangeran!" ucap Alex langsung berlalu mengejar orang itu bersama beberapa prajurit.
"Aku mau pindah kamar bu, kamar ini tidak aman!" ujar James.
"Baiklah." ucap Ratu Selina.
"Besok saat ayah pulang, akan aku adakan rapat dadakan!" ujar James. Kemudian mereka pindah kamar, James langsung menarik Erik yang masih kesal kepelukannya saat berada dikamar, lalu mempreteli semua yang dikenakan Erik, walau kesal dia tidak melawan dan malah makin bernafsu oleh permainan James.
Disisi lain pria bertopeng itu terengah dengan kaki terluka di dalam hutan "kau payah, menculik seseorang saja tidak bisa." ujar Seseorang dibelakang pria bertopeng itu.
Pria itu berbalik gugup "tu... Tuan, ma... Maafkan aku, tapi Pangeran itu tangguh!" jawab pria bertopeng itu gugup.
"Begitu ya... Kau tau kan, kita tidak bisa membiarkan orang yang banyak mengeluh dan lemah!" ujarnya
"Ampuni aku tuan!" mohon pria bertopeng itu.
Orang itu menyeringai mengerikan "kegagalan tidak bisa dimaafkan!" ujarnya dingin lalu menarik pedang besar dipunggungnya.
"Tidaaaaaak...." triak pria bertopeng itu dan DUAAAAAR....!!! Ledakan besar ditengah hutan tepat dimana pria bertopeng itu dan orang misterius itu berada. Prajurit dan Alex muncul ditempat itu karna suaranya sangat menggelegar, mereka hanya mendapati tubuh tak bernyawa pria bertopeng itu saja. Tidak ada yang lain....