It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
niko suka sama hanhan? apa jemmy?
~ Niko pov ~
"Aku...aku homo," Jemmy tertunduk tepat didepanku, "aku suka sama cowok."
Aku masih terdiam. Jemmy terlihat makin gugup.
"Leo...Leo pacarku tapi aku memang mau putus sama dia."
Putus? Setelah ciuman?
Aku langsung melangkahkan kakiku pergi.
"Nik! Nik!!" Jemmy memegang lengan kiriku, "sorry aku nggak ada maksud..."
Aku kembali melangkahkan kakiku meninggalkan Jemmy.
"Nik tolong jangan kasih tau papi ama bunda. Nik...NIKO!!"
Didepanku ada sebuah pintu. Aku membukanya. Dari kanan muncul teman-teman satu sekolah waktu aku SMP. Ronny, Yongki dan Vio. Hari ini adalah hari pertama masuk untuk pelajaran di SMA. Kami berjalan melewati lorong kelas. Seperti biasa. Dari arah berlawanan aku melihat Jemmy dan dua temannya berjalan ke arahku.
'Aku...aku homo,' cuma itu yang aku ingat saat melihat wajahnya.
Aku berjalan melewati Jemmy tanpa menyapanya. Dan seolah-olah kami tidak kenal satu sama lain.
Apa aku jahat?
Tanganku kembali membuka pintu yang ada didepanku.
Jemmy yang ada di atas tempat tidurnya langsung berdiri.
"Ni...Nik..."
Aku langsung memeluknya.
"Sorry...Sorry...Sorry..."
Jemmy masih mematung.
Ya...dia pasti bingung.
Aku merasakan kedua tangan mendekapku. Tangan itu terasa gemetar. Aku juga merasakan isak tangisnya.
Aku melepas pelukan itu dan berjalan keluar kamar Jemmy. Pintu kamar itu kembali aku buka.
Aku melihat Jemmy duduk dikursi penonton. Kedua matanya menatap lurus ketengah lapangan. Aku mengikuti arah pandangannya. Ada cowok yang sedang bermain basket dengan cewek. Aku kembali menatap Jemmy. Matanya itu... Aku kembali menatap ke arah cowok yang sedang berusaha memasukkan bola.
Ha.......ha......
Jemmy melihatku dari kejauhan. Dia menyadari keberadaanku. Aku terus menatapnya. Bibirnya bergerak. Aku berusaha membaca gerakan bibirnya.
Ngun...ba....ngun...
Bangun??
Kini aku mulai bisa mendengar suaranya.
"BANGUUUUNNN NIIIIKKKK!!!!"
Aaahh... aku langsung menegakkan tubuhku.
Suara berisik tertangkap telinga. Mereka tertawa. Teman sekelasku semua tertawa. Sialan aku tertidur di dalam kelas.
"Tidurmu nyenyak???" bu Esmi menatapku datar.
"Maaf bu. Nggak sengaja. Kemarin malam kurang tidur."
Aku melirik Yongki yang duduk di sampingku. Dia menggeser bukunya ke arahku.
'Aku sdh bngnin km. Tp km g bngn2' Itulah yang tertulis.
"Keluar! Jangan ikut kelasku dua kali setelah pertemuan ini."
Brengsek.
Aku langsung keluar kelas. Berjalan menuju kantin.
Kenapa aku mimpi itu? Apalagi saat pelajaran. Itu seperti memutar lagi ingatanku. Aku ingat saat Jemmy memelukku dan menangis. Dia bilang padaku kalau dia sangat lega aku tidak memberi tau papi dan bundanya. Dia sangat takut kalau aku sampai memberitahu mereka berdua. Belum lagi sikapku begitu dingin padanya. Mungkin sampai sekarang. Rasa gengsi untuk menyapanya di sekolah terbawa sampai sekarang. Mungkin semakin kesini menjadi kebiasaan.
~ Hanhan Pov ~
Langkahku terseret ke kelas Jemmy. Hari ini aku mau nebeng lagi. Terpaksa. Gara-gara Tiar lebih memilih pulang bersama Vio.
Dari kejauhan aku melihat Jemmy yang sedang membawa setumpuk buku dan masih banyak lagi benda yang ada di atas tumpukan buku-buku itu.
Hahaha...
Perasaanku jadi nggak enak. Mungkin aku pulang naik angkot saja.
Baru juga aku membalikkan badanku. Namaku dipanggil.
"Bantuin!!" kata Jemmy sambil menurunkan buku-buku itu di lantai.
"Aah...aku harus pulang sekarang soalnya ada urusan."
"Kalau ini kena kepala gimana ya?!"
Aku melihat Jemmy melempar-lemparkan bola besi sekepalan tangan berwarna abu-abu di tangan kanannya.
"Itu pasti sakit. Aku sangat...sangat yakin," aku berjalan mendekati Jemmy, "butuh bantuan??"
Smile...
Sialan...
Jemmy langsung menyodorkan setengah tumpukan buku ke arahku.
"Kalau mau nebeng ya harus mau berkorban. Bantuin kek. Main kabur aja."
"Iya...iyaaaa..."
Akhirnya aku membantu Jemmy mengembalikan buku-buku dan perlengkapan lainnya ke perpustakaan. Lalu kami berdua langsung menuju tempat parkir.
"Bukannya itu mobilnya Vio?"
Aku menatap ke arah pandangan Jemmy tertuju.
Ah...benar.
Jadi mereka belum pulang ya.
"Yuk!!" aku mengajak Jemmy mendekati mobil itu.
Tempat parkir mobil mulai sepi. Hanya ada beberapa mobil saja yang masih terparkir di sana.
Dengan mengendap-ngendap aku dan Jemmy mendekati mobil Vio. Aku langsung memberi aba-aba ke Jemmy untuk berjalan sambil membungkuk. Dari kaca di kursi penumpang, aku dan Jemmy mengintip ke dalam mobil.
Deg...
Astaga...
Mereka...
Beradu mulut...
Maksudku...
Mereka...
Ciuman...
Jantungku rasanya berdetak cepat menyaksikan Tiar dan Vio berciuman. Pemandangan cukup langka.
DEG....
DEGDEGDEGDEGDEGDEG...
Jantungku kembali dipompa keras saat aku membalikkan tubuhku dan mendapati Jemmy berada sangat dekat denganku. Dia menatapku begitu dalam. Tanpa berkedip. Oke...dia berkedip. Dia baru berkedip. Berkedip satu kali.
Aku mencoba tersenyum biarpun itu sulit. Dan sekarang dia mendekatkan wajahnya ke arahku.
Tunggu!!!!
Tungguu!!!!
TUNGGUUUUUUUUU!!!!!
Aku langsung memejamkan kedua mataku rapat-rapat.
Bibir itu kembali menempel di bibirku.
Haaaahh...haaaahhhh...haaaaahhhh...
Nafasku...
Nafasku...
Ini buruk.
Ciuman itu berakhir saat kami mendengar suara pintu mobil terbuka.
Aku langsung nyengir saat Tiar menatap ke arahku dan yah...
Hehehehe...
"Ngapain kalian?? Ngintip??"
Aku masih tersenyum manis.
Dengan cepat aku menarik tangan Jemmy dan berlari menjauh sebelum Tiar ngamuk.
"AWAS KALIAN BESOOOOOKKK..." teriak Tiar.
Aku dan Jemmy hanya tertawa keras melihat ekspresi Tiar.
"Gila...bisa kena pukul kalau nggak cepet-cepet kabur," kata Jemmy yang menengok kebelakang, memastikan Tiar tidak mengejar.
"Aku baru tau kalau mereka nggak punya rasa takut. Ciuman di seko..." aku menghentikan kata-kataku.
Aku juga baru saja berciuman kan? Dua kali. Di sekolah.
"Pulang yuk," ajak Jemmy.
"Ayo. Aku juga udah laper. Mana belum ngerjain tugas."
"Samaaaaa..."
Kamipun akhirnya pulang. Jemmy mengantarku sampai rumah.
~Jemmy Pov~
"Bisa kekostku?"
"..."
"Sekarang."
"..."
"Oke."
Aku menutup telfonku lalu begegas mandi.
Setengah jam setelah aku mandi, orang yang aku tunggu akhirnya nongol. Cowok itu berdiri di depan pintu dengan mengenakan jaket kulit. Jaket yang aku berikan padanya dua tahun lalu sebagai kado ulang tahunnya.
"Masuk," aku memberi ruang untuknya masuk.
Leo masuk setelah membuang putung rokoknya.
"Ada apa? Kangen aku ya?"
Aku cuma terkekeh.
"Minum?"
"Air putih aja."
Aku mengambilkan air putih untuknya. Leo nampak asyik duduk di kursiku sambil memainkan laptopku. Aku langsung mendaratkan pantatku ke kasur.
Untuk beberapa saat kami saling mengobrol tentang kegiatan kami sehari-hari.
"Ada apa? Tumben kamu manggil aku. Ini pertama kalinya sejak kita putus kan?!" tanya Leo yang nampaknya nggak sabar ingin tau kenapa dia dipanggil.
Aku menatap Leo.
"Aku cuma pengen ngobrol aja."
Leo terkekeh.
"Ooohh...jadi?!"
"Aku udah ciuman sama Hanhan."
Leo terdiam menatapku.
"O...oh..." kini dia melemparkan pandangannya ke arah lain lalu meminum air putihnya, "jadi...dia udah jadi milikmu?"
Aku menggeleng.
"Nggak. Bukan gitu. Nggak seperti yang kamu bayangin."
"Terus?"
"Kami cuma...cuma ciuman. Nggak lebih. Atau lebih tepatnya...aku yang nyium dia," Leo masih menatapku, "dua kali."
Leo menghela nafas.
"Oh...terus dia gimana? Responnya?"
"Dia diem aja sih. Nggak bilang apa-apa setelah aku cium. Dia juga nggak marah atau..." kini aku yang menghela nafas, "dia hanya diem."
"Mungkin dia bingung? Katamu dulu dia itu lurus kan?!"
"Ya. Dia lurus."
"Jelas kalau dia bingung. Mungkin...ini hanya kemungkinan sih. Mungkin dia suka sama kamu atau mungkin dia mulai suka sama kamu tapi dia menyangkalnya atau..."
"Atau apa?!"
"Atau...." Leo menggaruk kepalanya.
Aku menghela nafas. Jelas dia sendiri juga bingung.
"Aku bingung Yo. Aku nggak tau apa yang dia pikirin. Dia hanya diem. Dia...dia itu bersikap seolah-olah nggak ada apa-apa. Dia bersikap biasa aja setelah aku nyium dia."
"Ya kalau menurutku sih dia itu kemungkinan besar suka sama kamu tapi takut."
Aku menghela nafas.
"Karena dia lurus."
Leo mengangguk.
Kini Leo duduk di sampingku. Membelai kepalaku. Aku bisa merasakan rasa sayang lewat belaiannya itu. Sama seperti dulu.
"Aku kan udah bilang. Jangan pernah suka ama cowok lurus. Itu percuma."
"Aku nggak...ya aku suka dia. Tapi..."
Aku kembali menghela nafas panjang.
"Kamu nggak tau perasaanku Yo. Kamu nggak ngerti."
Leo terkekeh.
"Salah. Didunia ini cuma aku yang paling bisa ngertiin kamu."
"Setelah bunda."
"Ya...setelah bundamu."
Aku terkekeh.
Leo...orang yang sangat dewasa dan baik biarpun dia juga brengsek.
"Gimana kalau kamu nembak dia?"
Aku langsung menatap Leo dengan mata terbelalak.
"Gila!!! Aku nggak berani lah."
"Bukannya kamu suka dia? Daripada ngegantung nggak jelas."
"Tapi aku nggak berani. Gimana kalau dia...dia marah? Terus dia jauhin aku?"
"Kamu cium aja dia nggak marah."
"Ya...ya...ya emang sih. Tapi kan itu beda. Cium sama nembak. Jelas beda jauh."
"Menurutku lebih parah nyium daripada nembak."
Aku mau membantah. Tapi aku hanya bisa membuka dan menutup bibirku lagi. Dia benar. Nyium lebih parah daripada nembak.
"Jem..."
"Hem??"
Aku menatap Leo yang tersenyum.
"Kamu udah baikan sama adikmu?"
Oh...Niko??
"Sudah. Tapi...yah dia masih belum mau mengakuiku di depan temen-temennya."
"Dia membencimu? Karena kamu..."
"Nggak. Dia baik sama aku. Dia cuma...cuma...cuma...yaaahh sedikit susah buat nerima hal itu."
Leo manggut-manggut.
"Leo...kamu memang teman yang enak untuk ngobrol."
Cowok yang mempunyai lesung pipit itu tersenyum.
"Kalau kamu butuh aku. Aku siap datang kapan saja."
"Ya."
Setelah itu Leo pamit. Selingkuhannya ah...sekarang sudah jadi pacarnya minta dijemput.
~ Author Pov ~
Leo menatap ke arah kamar Jemmy yang sudah tertutup. Wajahnya nampak sedih. Tergambar rasa kehilangan di sana.
"Jadi...aku sudah benar-benar kehilangan kamu ya Jem?!"
Cowok itu langsung memacu motornya pergi.
@Agova
Mas @harya_kei
@littlemark04
@lucifer5245
@raw_stone
@Otho_WNata92
@Pradipta24
@animan
@Aurora_69
@IamYuda
@Asu123456
@ffirly69
@Wita
@Sho_Lee
@doniperdana93
@SteveAnggara
salah sendiri sih,suruh sapa selingkuh. #lirik tajam Leo
Si HanHan ini aneh, nggak mau jadi homo tapi mau-maunya dipanggil HanHan. Apa deh. Tapi saya baru baca bagian awal aja. Semoga next bisa lebih oke.
Cukup menjanjikan, soalnya.
penasaran nih jemmy berani gak yee?