BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Step by Step ( update 50 ) tamat +《 Spesial Tiar-kesibukan di suatu minggu pagi 》

17810121341

Comments

  • edited May 2015
    double post
  • Jemmy nyuri ciuman waktu Hanhan tidur nih.nakal juga Jemmy #sentil



    lucu pas baca Vio dipangku ama Tiar.Uke dipangku Butchy :))
  • Weleh... pedekate pedekate... hoho @3ll0
  • kalau gaydar si leo bener, jemmy punya kesempatan yeay yeay xD makin gemes aja xD
    thanks @3ll0
  • Nahloh si Tiar, masa cowoknya dipangku!! *syok

    Asekkk dah Jemmy! :))
  • apa yg dilakukan jemmy?!
  • apa yg dilakukan jemmy?!
  • edited October 2015
    apa jemmy cium Hanhan waktu tidur ... terima kasih @3ll0 ...
  • dikit bngtttttttt???????????/ lophe.. lophe.. hanhan.... ama jemmy.. kapan jemmy n' hanhan.. jadian?///
  • danke @3ll0

    itu si jemmy kenapa megang bibir terus oh my god oh my god? nyium hanhan waktu tidur? ckckck. hanhan tau pasti marah tuh.
    vio dipangku? pasti malu bgt tuuh
  • si hanhan mzh denial
  • 13

    Ctttaaaaakk...

    Aku terkejut saat celana olah ragaku ditarik dari belakang lalu di lepas lagi sampai menimbulkan bunyi di kulitku.

    Aku menengok ke belakang dan menemukan Okki berjongkok dibelakangku sambil tersenyum lebar. Di sampingnya ada Bobby yang berdiri sambil merokok.

    "Nggak balik kelas?" tanya Okki.

    "Nggak. Nanti aja," tolakku.

    Aku menunjukkan rokokku yang belum habis. Bobby membuang putung rokoknya.

    "Kamu ketinggalan banyak tugas sama tes," kata Bobby.

    "Gampang lah," sahutku sebelum menghisap lagi rokokku.

    "Ada masalah ama kamu ama Ricky? Sampai adu jotos gitu," tanya Okki.

    "Salah paham doang."

    "Udah kelar?" kali ini Bobby yang tanya.

    "Belum. Males ah urusan sama dia. Nggak penting."

    Bobby terkekeh.

    "Kamu jadi susah dihubungin ya sekarang Jem. Di bbm nggak dibales, di telpon nggak di angkat," Bobby nyindir, "kebanyakan jalan ama Hanhan jadi lupa ma kita-kita."

    Aku menampol kepala Okki.

    "Apaan coba," dengusku.

    Okki terkekeh.

    "Ya udah aku balik dulu. Mau ganti baju," Okki menepuk bahuku.

    Mereka berdua pergi meninggalkanku.

    Ya aku memang jarang bareng mereka sih akhir-akhir ini. Terlalu sibuk sama Hanhan hehehe... ya mau gimana lagi. Kesempatan deket sama Hanhan itu langka. Nggak semua orang bisa deket sama dia.

    Setelah rokokku habis, aku berjalan menuju kelas. Menaiki tangga dan berhenti di anak tangga pertama. Aku melihat Hanhan sedang bicara dengan cewek di sana. Jari jemarinya membelai rambut Aulia yang hitam panjang.

    "Jem," Hanhan melihatku, dia tersenyum.

    Aulia melihat ke arahku sebelum beranjak pergi.

    "Kok diluar? Jam kosong?" tanyaku sambil kembali menaiki anak tangga.

    "Iya nih," sahut Hanhan, "olah raga?"

    Aku mengangguk.

    "Mau ganti baju."

    "Oh oke."

    Aku berjalan melewati Hanhan.

    Jujur, aku cemburu. Berkali-kali mulai kelas 10 sampai sekarang aku sering melihatnya bersama cewek dan aku cemburu. Terkadang aku ingin menggantikan posisi cewek-cewek itu. Aku mau memberinya sesuatu, roti atau hadiah kecil lainnya seperti mereka. Tapi pasti aneh kalau aku yang memberinya. Kalau sesama cewek kasih kado masih wajar, biarpun kadonya diberikan di hari-hari biasa selain hari ulang tahun. Tapi kalau sesama cowok???

    Teriakan cewek terdengar nyaring saat aku melepas kaos olah ragaku.

    "Hoi!!! Nggak usah lebay lah! Pake teriak-teriak segala," sindirku saat melihat Litha menutup kedua matanya dengan tangan tapi matanya masih melihat lewat celah-celah jari.

    Litha ketawa sok imut. Dia langsung berlari ke arahku. Cewek ini imut sih menurutku. Berponi, pakai kacamata, pesek, bibirnya mungil, kurus kira-kira beratnya 40kg dengan tinggi 150an. Gayanya mirip anak kecil, mulai dari tingkah lakunya, cara bicaranya, hobby nya.

    Aku sedikit tau tentang dia karena dia ini yang sering di comblangin ke aku sama teman-teman sekelas. Apa dia suka aku? Jelas nggak. Aku tau siapa yang dia suka.

    "Jem!!!" Litha melompat satu langkah di depanku.

    "Apa?" sahutku sambil memakai baju atasanku.

    "Aku liat-liat kamu lagi deket ama Hanhan ya?!"

    Aku terdiam dan hanya mengancingkan bajuku. Lalu memakai celana abu-abuku tanpa melepas celana olah raga.

    "Jem! Jem! Jem!"

    "Apa siih?"

    Litha nampak cemberut.

    "Cieee...cieeeee..."

    Aku melihat teman-teman sekelasku yang mulai ribut dengan kedekatan kami.

    "Uhuuukk...uhuuukkk..."

    "Aduh mulai deh mulai," dengusku.

    "Heeeiii bukukuuuu!!" aku langsung protes saat Litha melempar bukuku ke Retno.

    Aku langsung menyentil dahi Litha.

    "Dih kasar banget sih ama calon istri," Yusuf ikutan kompor, "harusnya dicium bukannya di sentil hahahaha..."

    Aku hanya memonyong-monyongkan bibirku sambil mengambil bukuku yang tergeletak di lantai. Litha? Dia sibuk nyubitin Tommy.

    "Kan kalian tau siapa yang disukai Litha, kok jadi aku yang di comblangin ama dia?!" protesku sambil menunjuk Litha.

    "Tuh denger!!" Litha menimpali.

    "Kalau Litha ama Hanhan jelas nggak cocok lah. Udah bukan level dia," kata Evi sambil ketawa.

    "Hanhan kan sukanya ama cewek sexy, bodynya yang kayak gitar spanyol, rambut panjang hitam lebat lha ini...." Tommy melihat Litha yang udah cemberut.

    Yang lain langsung ngakak.

    Ya si Litha emang nggak sexy sih, tapi juga nggak jelek. Dia imut. Cuma emang si Hanhan selalu dideketin ama cewek yang sexy. Si Litha jadi nggak pede.

    "Jem...!! Ikut bentar!!"

    Anak-anak langsung ribut semua saat Litha menarik tanganku.

    "Apaan sih? Jadi ribut kan mereka?!" protesku setelah kami berjalan cukup jauh dari kelas.

    "Bantuin aku biar deket ama Hanhan!!"

    "Nggak!!" jawabku cepat tanpa mikir.

    Litha tertegun melihatku.

    "Kok gitu?! Harusnya kamu seneng aku isa deket ama Hanhan. Jadi kita nggak dicomblangin lagi."

    Iya tapi aku yang nggak seneng liat Hanhan dideketin ama kamu!!!

    Aku menghela nafas. Coba aku bisa ngomong seperti itu. Tapi jelas nggak mungkin sih. Yang ada makin runyam. Bisa-bisa ada salah paham nanti. Ambigu.

    "Terus gimana caranya aku bantuin kamu?!"

    Litha langsung tersenyum lebar.

    "Berikan ini ke Hanhan," cewek itu menyodorkan sepucuk surat.

    "Percuma, dia pasti nolak kamu."

    "Aku tau. Tapi harus dicoba. Aku kirim surat dulu ke dia terus aku bbm dia."

    "Kenapa nggak langsung di sms atau bbm?"

    "Aku harus pendekatan duluuu...!!"

    "Lewat surat??"

    Litha mengangguk.

    Bego banget nih anak. Pendekatan lewat hp juga bisa kan?!

    Aku mengulurkan tanganku. Dengan senyum lebar cewek itu memberikan suratnya

    Litha pergi saat ada teman sekelasku yang tau kita berduaan. Aku menatap surat yang ada di tanganku lalu melihat tempat sampah di dekat anak tangga. Sosok Hanhan sudah lenyap. Tanganku bersiap meremas surat itu.





    ~ Hanhan pov ~
    Aku menatap sepucuk surat yang disodorkan kepadaku saat aku baru keluar kelar. Jemmy memberikan surat itu tanpa menatapku.

    "Dari Litha," kata Jemmy yang masih melemparkan pandangannya ke arah lain.

    Aku menerima surat itu dan langsung memasukkannya di tas.

    "Aku kira itu surat cintamu buat aku," kataku yang membuat Jemmy menatapku.

    Smile...

    "Emangnya aku homo apa," dengusnya kembali melemparkan pandangannya ke arah lain.

    Aku terkekeh.

    Tubuhku sedikit terdorong ke depan dan hampir menabrak Jemmy saat Tiar dengan brutalnya memeluk leherku dari belakang.

    "Ck...kebiasaan," dengusku sambil mencubit lengan cewek tomboy itu.

    "Kalian mau pulang? Nggak mau kemana dulu gitu?? Makan?? Atau main ke mana gitu?? Ngopi yuk! Di pemakaman umum di atas bukit rame lo."

    "Nggak ah. Ngapain ngopi di kuburan. Kayak nggak ada tempat lain aja," tolakku cepat.

    "Nggak sopan kali Yar ngopi di pemakaman gitu. Kasian makamnya di buat kongkow-kongkow," Jemmy menimpali.

    "Tuh!!!"

    Tiar yang kini bersandar di dinding cemberut.

    "Tapi kan seru. Tempatnya rame. Anak-anak yang lain juga udah pada kesana. Aku pengen."

    "Ajak tuh pacarmu," kataku sambil mulai menuruni anak tangga dan di susul oleh Jemmy lalu Tiar.

    "Dia nggak mau. Dia takut katanya."

    "Ya udah kalau takut kamu peluk aja. Peluk yang eraaaaatt," goda Jemmy.

    Hahahahaha...

    "Ajak ke rumah hantu aja Yar. Seru tuh. Dia pasti langsung nempel," usulku.

    "Ah ide bagus."

    Hahaha...

    Saat kami bertiga berjalan menuju tempat parkir, kami berpapasan dengan Yongki dan Niko. Aku spontan memperhatikan Niko dan Jemmy karena posisi mereka yang berdekatan. Mereka tidak saling melempar pandang. Seolah-olah mereka nggak kenal satu sama lain. Padahal aku yakin kalau Niko masuk ke kost Jemmy saat itu. Tapi waktu mereka di sekolah seperti inilah sikapnya.

    Siang ini Tiar mengajakku makan rujak cingur. Jemmy memilih undur diri, pulang. Rujak tempat kami makan ini ramai kalau siang. Aku nggak seberapa suka rujak sih. Tapi Tiar penggila rujak beserta cingur-cingurnya. Iiuuuhh... Aku sih cuma pesen rujak nggak pakai cingur.

    "Ah kamu..."

    Aku menatap cowok yang juga menatapku sambil menunjukku.

    Smile...

    Siapa ya. Wajahnya nggak asing sih. Tapi aku lupa.

    Tiar masih memesan rujak yang antri. Aku parkir pantat supaya nggak keduluan orang lain. Kalau ramai gini bisa nggak dapat tempat duduk.

    Cowok itu seakan berfikir. Mungkin dia juga pernah melihatku tapi dia juga lupa. Cowok itu duduk tepat di depanku. Maklum tempat ini sempit, jadi harus rela berbagi meja. Untung mejanya lumayan lebar.

    "Temennya Jemmy kan."

    Ah...

    Aku ingat sekarang. Dia yang di tempat remang-remang itu.

    Smile...

    "Iya," sahutku.

    Dia nampak tersenyum lega.

    "Untung nggak salah nebak," katanya sambil menjulurkan tangan ke arahku, "Leo."

    Aku kembali tersenyum.

    "Hanhan," aku menyambut uluran tangannya.

    Ada yang aneh. Dia masih menggenggam tanganku sambil terus tersenyum menatapku. Sumpah, perasaanku jadi nggak enak. Dengan perlahan aku menarik tanganku lepas dari genggamannya.

    "Sama siapa ke sini? Sama Jemmy?" tanya cowok yang bernama Leo itu sambil melihat sekeliling.

    "Oh nggak kok. Sama temen yang lain," sahutku, "kamu sendirian?"

    "Nggak lah. Ama temen juga. Temen kerja. Lagian mana enak makan sendirian."

    Aku tersenyum.

    Pakaiannya rapi. Khas orang kantoran. Kemeja dengan celana kain hitam. Rambut panjangnya di kuncir. Sama kayak aku.

    "Sering makan siang disini?" tanyaku.

    "Nggak sih. Nggak juga."

    "Ooo..."

    Canggung rasanya. Aku nggak bakat sksd. Apalagi dia terus melihatku.

    "Jadi dia memang suka ama orang berambut panjang ya," Leo tersenyum.

    Ha???

    Siapa???

    Aku tersenyum canggung.

    Akhirnya kami cuma diam sampai Tiar datang dan nggak lama kemudian teman orang itu juga datang. Kami sibuk sendiri-sendiri. Aku asyik dengan Tiar, cowok itu dengan rekannya.

    "Balik duluan ya Han. Salam buat Jemmy," Leo berpamitan.

    Dia juga menyalamiku lagi dan Tiar. Sedangkan rekannya hanya tersenyum.

    "Cakep ya," kata Tiar.

    "Inget udah ada Vio."

    "Ya tau. Cuma dia itu cakep lo Han," sahut Tiar, "tapi sayang temennya tadi melambay ulala hahahaha..."

    Aku menatap layar Hp ku.

    Jemmy nggak bbm.....





    ~ whoami pov ~
    Hiyaaaaaaaa....sorry br update...cz aq lagi baca manga assassination classroom xixixixixixi.... aq jatuh hati ama koro sensei versi gurita n orgx -///- cakep bingiiiittzzzz >< tp syng d part2 terakhir bikin sediihh =_= g sabar nunggu part selanjutnyaaa...tp dadaq deg deg deg...g tega liat koro sensei bakalan mati... ;_;
  • duh leo blak-blakan ya orang nya, jd gak sabar kapan hanhan suka jemmy, keren, lanjut
Sign In or Register to comment.