BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Will you be my boyfriend?

-Heart

Hei! Perkenalkan nama gua Evan Raditian, orang-orang biasanya manggil gua Evan. Umur gua sekarang 16 tahun,dan sekarang masih menyandang status 'Anak SMA' yang masih rada labil.

Betewe soal fisik kata mama gua, gua ini cakep banget, gua gak maksud kepedean ya. Tapi bukan cuma mama gua yang bilang, tapi juga temen-temen gua, katanya gua itu cakep, manis. Ce ileh lebay, cherrybelle kali ah.

Gua ingin sedikit bercerita tentang perjalanan panjang kisah gua dengan Farrel, dia temen yang entah muncul dari alam mana masuk kekehidupan gua dan mengubah segalanya dengan drastis. Gua gak bisa bilang hidup gua menjadi lebih baik, atau lebih buruk. Yang jelas gua selama ini cukup menikmati hidup gua hahaha. Gak tau lah! Selamat menikmati aja.

***

"Berdiri!" Teriak seorang kakak kelas dengan ganas bak wewegombel yang kesurupan.

Seluruh siswa yang sedang duduk dan ngerumpi jelas saja gugup setengah mati dan langsung berdiri tegap. Gak sampai satu menit, barisan langsung rapi layaknya pasukan FBI di Amerika serikat. Gua dengan santai memperhatikan kakak kelas itu dari sudut paling belakang. Gila, itu cewe ganasnya minta ampun, batin gua.

Tiba-tiba suasana hening, seluruh siswa dipaksa kusyuk memperhatikan kakak kalasnya koar-koar gak jelas menyampaikan pidato penutupan MOS hari itu. Yang namanya di paksa jelas seluruh siswa gak ada yang iklasnya ngedengerin. Gua lihat dua cewe yang baris didepan gua mengomel melaknat kakak kelas itu sambil berbisik dengan teman disampingnya, kira-kira begini :

"Gila itu kakak kelas, mending cantik, ini sudah gendut, item, tereak-tereak, kaya suara bagus aja dia," kata seorang cewe dengan gregetnya.

"Bener, gua santet juga lama-lama itu kakak kelas gila!" Timpal teman disebelahnya.

"Hah, emang lo bisa nyantet?" Temenya kebingungan.

"Mbah gua bisa!" Jelasnya mantap.

"Mbah lo, mbah subur ya?"

"Gila bukan! Mbah gua nama Makmur sepupunya mbah subur." Kata sang temen dengan bangganya.

"Hah yang bener?" Mata yang cewek terbelalak. Untung gak copot tuh mata, batin gua.

"Ya enggak lah! Bego lo!"

Ckckck ya seperti itulah kira-kira, cewek jaman sekarang emang rada absurd. Gimana gitu, udah ngomong blak-blakan terus hobinya ngerumpi tiap hari.

Sekitar 20 menit lebih berpidato gak jelas panjang lebar bak karya tulis sangsakerta karangan mpu tantular, akhirnya acara dan penutupan MOS hari ini berakhir dengan penuh dendam dan benci yang membara tepat pukul setengah 6 sore menjelang malam. Gimana enggak, cewek yang baris didepan gua tadi mengutuk sang kakak kelas karena kulitnya menjadi gelap gara-gara seharian panas-panasan. Makanya pake UVI UVB dong neng, batin gue cekikikan melihat dua wanita itu mengutuk jahanam sang kakak kelas, 'disini kadang saya merasa sedih' hehehe.

"Lo langsung pulang Van?" Tanya temen gua setelah semua acara penutupan MOS berakhir, namanya Riyo, temen baru gua.

"Iyalah, capek banget habis kerja rodi!" Jelas gua.

"Wahahaha." Riyo terbahak.

"Malah ketawa lu," kata gua."Lo sendiri langsung pulang?"

"Enggak, mau ketempat sepupu dulu." Katanya sambil memasukan barang-barang perlengkapan MOS kemaren. "Lo pulang sama siapa?"

"Di jemput kakak sih, elo?"

"Naek motor sendiri hehe." Jawabnya cengegesan. Gua malah gak dibolehin nyokap buat naik motor, katanya masih takut ngelepas. Lebay banget. "Betewe, lo pulang kemana?"

"Komplek hassanudin,"

"Wah satu jalur, gua juga mau kekomplek hassanudin. Sepupu gua rumahnya di situ." Jelas Riyo girang, wah ternyata bener, banyak temen banyak rezeki hehe. Dapet tebengan gua.

"Gak ngerepotin apa?" Tanya gua basa-basi kucing, ce ileh.

"Enggak lah, sesama temen kan harus saling membantu." Katanya sok bijak. Bukan itu yo tapi takutnya lo gua grepe-grepe sepanjang jalan, habisnya lo sexy banget sih, batin nista gua mulai bergejolak.

"Hehehe."

"Kita langsung pulang atau apa?" Tanyanya.

"Langsung aja lah, capek soalnya."

5 menit kemudian kami sudah melaju menuju komplek Hassanudin. Riyo bawa motor emang gak nanggung-nanggung, liat motor didepan dikit langsung dibalap, liat mobil langsung dibalap, liat truk langsung dibalap, liat tronton langsung dibalap, liat bajai langsung dibalap juga. Gua jadi mikir gimana kalau kereta yang ada didepan, gimana cara nih anak ngebalapnya.

Sekitar 15 menit kemudian kami sudah melewati sebuah papan petunjuk dengan tulisan 'KOMPLEK HASSANUDIN', Riyo mulai melajukan motornya secara perlahan, lalu berhenti tepat didepan rumah gua. Agak maju sedikit sih. Tapi hebat banget nih anak bisa tau rumah gua tanpa dikasih tau, hebat.

"Gua kerumah sepupu bentar dulu ya, bentar doang kok." Katanya.

"Emang rumah sepupu lo dimana?" Tanya gua heran, jangan-jangan gua lagi sepupunya. Halahhh.

"Tuhh...," katanya menunjuk rumah berwarna hijau disamping rumah gua. Pret, ternyata bukan gua sepupunya.

"Ya udah, makasih ya. Gue duluan kerumah,"

"Lah? Rumah lo yang mana?"

"Noh dihadapan lo," gua menunjuk rumah yang persis jadi tempat parkirnya.

"Eh jadi ini rumah lo? Wah tetanggaan dong lo sama sepupu gue." Katanya senang. "Bisa dong gue maen tiap hari dirumah lo."

"Hehe apapun bro, selalu buat lo."

"Weleh...ya udah gue masuk kerumah sepupu dulu ya." Katanya.

"Okeh bro!"

Selepas melambaikan tangan ke Riyo gua masuk ke dalam rumah. Banyak kebetulan banget hari ini, beruntung dah gua hehe.

Setelah melepas sepatu, tas dan baju gua langsung menuju kamar mandi buat mandi seger. Gak lama, sekitar 10 menit gua selesai mandi, dilanjut dengan mengenakan baju kaos dengan boxer. Setelah itu gua langsung menghempaskan diri keatas kasur. Huhh sumpah encok stadium lima gua hari ini.

"Evan, makan dulu!" Belum sampai 5 menit gua menenangkan pinggang, mama gua udah teriak dari dapur dengan volume khas batak. Memang kebanyakan orang batak itu ngomong rada nyaring dan kasar cuma gua aja orang batak yang agak woles ngomongnya hehe.

"Iya mah, bentar...capek," jawab gua malas-malasan, sanking capeknya udah gak berasa laper.

25 menit kemudian gua memutuskan untuk bangun dan makan menuju dapur, mau gak mau ini perut harus diisi. Ternyata saat gua udah sampai di dapur yang lain udah pada selesai makan, nyokap, bokap sama kakak gua. Kampret gua makan sendirian.

"Evan, nanti kamu antar itu kunci mobil ketetangga baru kita yang disebelah ya." Kata nyokap gua sambil mencuci piring sehabis makan. Gua yang tengah melahap makanan dengan kusyuk jadi agak bingung.

"Uhuk! Mobil kita dijual?" Tanya gua kaya orang bego.

"Enggak, itu tadi kuncinya ketinggalan. Tetangga baru kita, orangnya baik lho..." jelas nyokap gua, yang gua tau pasti ada sesuatu.

"Baik gimana?" Gua masih melahap nasi dengan ayam dan asam manis udang.

"Itu ayam yang kamu makan, tetangga kita yang ngasih. Mama kan jadi gak usah repot-repot masak hari ini!" Jelas nyokap gua berbinar-binar. Sudah gua duka, dasar nyokap berjiwa ekonomis.

"Oh..oke deh mah." gua cuman mengangguk miris, dan kemudian gua lihat nyokap gua udah berlalu pergi setelah mencuci piring yang sebelumnya udah ngingetin gua lagi tentang ngembaliin kunci mobil.

Selesai makan gua duduk-duduk santai dulu di ruang tamu sambil menonton Tv acara Mario teguh di metrotv. Gak lama, kemudian telepon rumah bunyi. Maka gua terpaksa harus mengangkat tubuh yang udah gak bisa bergerak dengan nastapa ini menuju telepon kampret yang sedang berbunyi itu. Sialan, pekik gua dalam hati.

"Halo, dengan keluarga Raditian." Kata gua.

"Saya Farrel yang tadi sore datang, maaf apa kunci saya ketinggalan disana?" Yang ngomong cowok, suaranya agak ngebass seksi gitu.

"Oh ada-ada, tunggu ya aku antar kesana."

"Eh, gak usah..saya aja yang kesana. Tunggu." Suara nada sambung terputus langsung berbunyi. Sialan, orang lagi nikamatin suara seksi juga.

Gak lama kemudian tetangga cowok yang suaranya agak ngebass seksi itu datang. Maka gua yang udah gak bisa berjalan dengan nestapa langsung bersemangat 45 untuk bertemu dengan yang empunya suara ngebass dan seksi itu. Gua langsung mengambil kunci mobil dan langsung membukakan pintu untuknya.

"Permisi, maaf malam-malam." Katanya sambil tersenyum tipis. Gua terpana beberapa saat menyaksikan cowok dengan tinggi 180 cm ini, berkulit putih, hidung mancung, matanya kecoklatan dan alisnya sedikit tegas dan tebal, bibirnya juga agak tipis. Dari bentuk dan jenis wajah sepertinya dia campuran antara indonesia, brazil atau jerman gitu, wajahnya sedikit bule tapi udah terkontaminasi sama wajah orang indonesia. Blasteran, ahh cowok idaman banget, batin gua.

Gua kembali berpikir lurus, lalu menarik nafas panjang."Gak papa, ini kuncinya."

"Makasih, kelupaan soalnya sore tadi." Katanya tersenyum. Yakin deh, gak ada satupun cewek didunia ini yang berani nolak cowok beginian pas pertama kali liat senyumnya.

Selanjutnya kamipun saling memperkenalkan nama satu sama lain.

"Aku Farrel," katanya mengulurkan tangan, tatapannya bersahabat.

"Ee..gua Evan," kata gua.

"Oke, Van aku balik ya. Udah malam soalnya." Katanya kembali tersenyum -Lagi-

"Oke, sip." Balas gua. Gak lama Farrel pun sudah kembali kerumahnya. Gua kemudian melanjutkan acara nonton Mario teguh gua yang sempat tertunda tadi.

Bersambung...
«1345678

Comments

  • Minta kritiknya kakak kakak diBoyzforum, aku baru belajar nulis-nulis...hehehe ikut-ikutan temen dikelas, katanya nulis ngilangin stres ^^
  • Menarik.
  • makasih kak @3ll0 sarannya gimana kak? alur selanjutnya yang bagus gimana? penulisannya udah bagus? ada yang salah gak soal hurf kapitalnya? hehe minta sarannya kak :D
  • Di- Ke- diperhatikan lagi,mana yang harus dipisah mana yang disambung.
    Masi ada sih yang harus pake huruf kapital tapi pake huruf kecil.
    Yang lain menurut aku sudah rapi n enak dibaca.
  • Lanjut...
  • suka ceritanya ... dilanjut ceritanya ...
  • suka ceritanya ... dilanjut ceritanya ...
  • update
    nb :Makasih sudah mau mampir dithread ini, mohon kritiknya :D
    @lulu_75
    @3ll0
    @4ndh0
  • -Colour

    Hari-hari berlalu seperti biasa, gua sudah menginjak jenjang SMA. Mendapat suasana baru memang sedikit membuat canggung, tapi lama-kelamaan suasana udah gak bikin gua canggung lagi. Soalnya udah saling kenal dan akrab satu sama lain di kelas. Ada yang awalnya pendiem ujung-ujungnya sekarang malah jadi yang paling ngehe, ada yang awalnya sok pinter sekarang malah jadi yang paling oon, ada yang awalnya paling hyperaktive sekarang malah jadi yang paling pendiem, bahkan ada yang awalnya hobi ngrumpi sekarang masih sama suka ngerumpi -__- Sialan.

    Soal tetangga baru gua, gua udah mulai akrab, namanya Farrel Rahsya, umurnya sekarang 18 tahun dan sedang menjalani kuliah pada semester satu. Dia mengikuti kelas axelerasi sewaktu SMA, makanya dia udah kuliah di umur yang masih muda. Gua sering maen kerumahnya, soalnya dia orangnya seru dan kocak juga baik hati dan tidak sombong -Ceileh- gua kalau sama dia ngomongnya pake aku kamu, soalnya dia itu 2 tahun lebih tua dari gua dan dikeluarganya juga diajarin ngomong pake aku kamu, soalnya dia berasal dari keluarga orang berkebangsaan jawa, cuma yang bokap aja blasteran antara korea dan jerman. Sebab itulah terpaksa gua ngomong dengan bahasa indonesia yang formal bak Ejaan yang sudah disempurnakan, tapi gak papalah buat yang satu ini hehe.

    Akhir-akhir ini setelah gua akrab sama Farrel, gua sering minta ajarin maen gitar. Dia hebat banget maen gitar akustik sambil nyanyi. Suaranya keren dah. Pernah suatu waktu gua nanya sejak kapan dia belajar gitar, dia jawab sejak pacaran sama pacar pertamanya yang ternyata seorang gitaris band rock. Gue jadi mikir, cewek kok jadi gitaris band rock? Gue tanya tuh pacarnya namanya siapa, eh dia malah gak mau jawab. Tapi ya sudahlah.

    Sekolah hari ini dimulai dari pukul 7 dan berakhir saat pukul setengah 3. Hampir 8 jam memang membuat gua agak ngehe hari ini, ditambah lagi pelajaran matematika yang kemudian dilanjutkan dengan fisika lalu kimia secara beruntut. Lengkap dah penderitaan hidup gua hari ini.

    "Lo habis pulang sekolah ada acara gak?" Tanya Riyo sambil mengekor dibelakang gua.

    "Enggak sih, kenapa? Mau ngajak kencan?"

    "Gila lo! Ya enggak lah." Si Riyo terbahak.

    "Ye elo yang gila, nanya-nanya gue ada acara apa enggak!" Timpal gua.

    "Gak salah dong gue nanya, lo aja yang ngarep banget diajak kencan." Katanya meng-skakmat gue, sialan nih makhluk.

    "........" gua menatap Riyo datar.

    "What?"

    "………" gua masih masang wajah datar.

    "Sinting ini orang, ckckck." si Riyo geleng-geleng kepala.

    "………" gua natap tajam matanya Riyo. Dia mulai ngerasa gak nyaman.

    "WHAT THE FUCK!!" Tereaknya tiba-tiba, sontak seluruh siswa yang berlalu-lalang hendak pulang langsung menatap kami berdua dengan kusyuk dan penuh hikmat.

    "Sinting lo, tereak gak kira-kira." Gua membuka mulut.

    "Hehe...sorry, lo sih kaya psikopat gitu natap gue."

    "What are you fucking say with me?"

    "Betewe, lo pulang sama siapa hari ini?" Katanya mengalihkan pembicaraan, dasar kampret, batin gua.

    "Mengalihkan topik pembicaraan...Sama bokap, soalnya hari ini gue mau nyari buku juga sekalian di Gramedia." Jelas gua."Kenapa? Lo mau nganter gue?"

    "Hehe enggak, cuma nanya." Katanya lagi."Ya udah gue duluan ya Van, bye." Riyo melambaikan tangannya, kabur dari gua.

    Gak lama setelah gua mengirim pesan singkat untuk minta jemput, bokap gue kemudian datang, gua langsung masuk menuju mobil. Gak lama, mungkin hampir setengah jam gua dan bokap gua udah sampai di Gramedia.

    "Jangan lama ya, papah nunggu di mobil." Kata bokap gua setelah memberikan selembar uang merah bergambar soekarno.

    "Siap bos! Hehe." Gua cengengesan gak jelas.

    Banyak buku yang udah gua buat daftarnya buat di beli, tapi gak sekaligus gua beli semua bukunya hari ini, karena daftarnya panjang dan banyak banget -Gua emang doyan baca buku-. Kebanyakan sih novel terjemahan fiksi, ada juga beberapa yang romance sedikit. Kalau buku pelajaran sekolah, no gua enek hehe.

    Saat gua sedang memilih buku-buku yang hendak gua beli, tiba-tiba seseorang mengacak-ngacak kepala gua.

    "Hey, bukannya beli buku pelajaran malah beli buku cerita." Kata sebuah suara yang gua kenal siapa.

    "Eh kamu Rel, hehe biasalah jiwa muda." Jawab gua cengengesan bercampur gugup.

    "Jiwa muda sih jiwa muda, tapi inget pelajaran sekolah juga lah." Katanya.

    "Lagian ini bukan buku cerita, tapi novel." Jelas gua.

    "Yee sama aja tuyul! Ngeles aja kerjaan." Katanya disertai tawa renyah.

    "Hehehe...ngomong-ngomong sendirinya beli buku apaan?"

    "Buku novel."

    "Yee dasar blekok! Sama aja kalau gitu!" Timpal gua sambil terkekeh.

    "Beda, aku belinya buat kado." Katanya gak mau kalah."Gak kaya kamu, beli buat di baca sendiri. Mending buku pelajaran, ini malah novel romance."

    "Wehh iyadeh, yang mau ngasih kado." Gua terkekeh -Lagi- "betewe buat siapa?"

    "Pacar, dia suka baca buku. Apalagi novel." Katanya bersemangat 45 bak emak-emak yang sedang ngantri sembako.

    "Widih yang punya pacar, senengnya." Kata gua 'diseneng-senengin.' Gak tau kenapa gua merasa cemburu denger Farrel udah punya pacar.

    "Halah, ya sudah aku duluan ya kekasir."

    "Oke bos, monggo." Kata gua konyol.

    "Haha bisa aja kamu." Balas Farrel lalu beranjak menuju tukang kasir.

    Gua cuma bisa mematung.

    Setelah membeli 2 buku novel dengan genre yang berbeda -Romance dan sci-fiksi- gua kekasir untuk bayar lalu kemudian kembali pulang sama bokap gua. Sebelumnya gua udah diomelin bokap gara-gara kelamaan milih buku. Kami tiba di rumah sekitar pukul 5 sore.

    Setelah mandi dan mengenakan kaos lengan pendek serta celana boxer, gua dan keluarga gua pun makan malam bersama. Seperti biasa, disaat makan malam ada aja percakapan minim intelektualitas yang terjadi antara gua dan kakak gua yang songong itu.

    "Tadi di sekolah gimana?" Nyokap gua membuka topik pembicaraan dengan bertanya ke gua dan kakak gua.

    "Biasa aja mah, paling tadi kata admin kuliahnya administrasi ujian harus dibayar besok mah." Jelas kakak gua. Gua tau akal-akalan lu wahai kakak, lu pasti mau minta duit, batin gua.

    "Oh kalau gitu besok dibayar aja." Kata nyokap gua menanggapi, kakak gua seketika girang tak terhingga.

    "Pembohong!" Satu kata yang keluar dari bibir gua.

    "Apa lo bilang tadi nyil!" Katanya membalas."Lo yang pembohong! Lo tadi bolos kan!" Tambahnya memfitnah gua, sialan itu makhluk keparat.

    "Papah yang jemput adik kamu, dia gak bolos." kata bokap gua menyelamatkan gua dari tatapan mata nyokap gua yang udah melotot kaya boneka annabelle.

    "......." kakak gua yang kampret itu seketika kalah.

    "Mah, tadi siang Evan liat kak Daniel pegangan tangan sama cowok!" Balas gua lengkap dengan tatapan picik."Dia gay mah, dia gay! Dia gay! Dia gay mah!"

    "Hak!!" Bokap gua kaget."Bener Niel?"

    "Enggak pah! Ini anak nenek gayung emang rada gak jelas kalau ngomong."

    "Bener pah, Evan liat sendiri."

    "Bener Niel?" Sekarang nyokap gua.

    "Enggak mah! Enggak! Aku normal kok!" Kakak gua udah mulai panas dingin.

    "Bohong! Bawa kepsikiater aja mah, biar dia dititipin aja sekalian di situ sampai mati hahahaha!" Gua tertawa bak setan jelangkung.

    "Evan, jangan becanda gitu. Lanjutin makannya!" Kata bokap gua. Sialan gua ketahuan bohong, batin gua.

    Makan malam saat itu terus berlanjut seperti yang terjadi barusan, pertengkaran gua sama kakak gua udah gak terhitung. Mulai dari saling ejek, saling ngerjain, saling fitnah, saling pukul memukul bahkan kami sempet ikut tawuran demo bbm cuman gara-gara saling gak mau ngalah adu argumen. Gua dipihak warga dan dia dipihak jokowi hohoho.

    Gua langsung masuk kamar setelah makan malam. Di kamar gua betul-betul gak ada kerjaan sama sekali, jadi gua putuskannya untuk ngirim chat lewat line ke Farrel.

    Evan : Lagi apa?

    Farrel : Lagi duduk dikamar, kenapa?

    Evan : Enggak, nanya aja hehehe

    Farrel : kamu sendiri lagi apa? Coli ya?

    Ya allah, ampun dah ini makhluk, batin gua.

    Evan : Haha dasar saraf!

    Farrel : Iya saraf, saraf-saraf cinta mu *pelukEvan*

    Evan : Aku?

    Gue udah mulai gugup panas dingin permisa, dia gombalin gue? Raja gombal digombalin? Gimana ceritanya itu.

    Farrel : iya kamu..kamuu..kamuuu *sambilNunjuk*

    Farrel : Hahay!!

    Evan : Gilak!!

    Farrel : Hehehe...

    Evan : ajarin gitar lagi dong Rel

    Farrel : Sekarang?

    Evan : Iyalah masa besok!

    Farrel : hehehe iya deh, aku kesana dulu beb.

    Evan : beb beb! Tai

    Evan : Jangan, aku aja yang kesana.

    Farrel : waiting..

    Entah kenapa ada yang menusuk waktu farrel bilang beb, walaupun gua orangnya bukan tipikal yang peka dan cepat ngerespon, tapi gua ngerasa ada yang beda, entah apa.

    Kemudian gua langsung menuju rumah Farrel, setelah mengetuk pintu beberapa saat, Pintunya dibukakan, Farrel langsung mempersilahkan gua masuk.

    "Serius mau belajar main gitar? Emang kamu ngerti gitarnya sampai mana?" Tanyanya sambil berjalan manuju kamarnya. Gua ngekor di belakang.

    "Baru ngerti sampai cara megang gitar," jawab gua lugu.

    "Haks!! Itu balita juga bisa."

    "Hehe mau gimana lagi."

    "Masuk." Katanya saat kami sampai di depan pintu kamarnya.

    "So, kita belajar kunci gitar dulu..." katanya setelah duduk dan mengambil gitar. Gua duduk melongo memperhatikan.

    "Kunci gitar?" Lagi-lagi gua melongo kaya orang bego."Aku punya banyak kunci Rel, mau jenis apa? Ngapain dipelajarin?"

    "Ye dasar tuyul! Maksudnya chord, bukan kunci rumah atau kendaraan, kalau bahasa umumnya itu nada." Katanya menerangkan sambil menatap gua iba, sialan.

    "Oh..." gua mangguk-mangguk.

    "Oon dasar, oke kita mulai."

    "Ini namanya C," katanya sambil melatakan jari nomer 1 di senar nomer 2, jari nomer 2 disenar nomer 4, dan jari nomer 3 disenar nomer 5, lalu dipetiknya satu persatu. "Paham?"

    Gua melongo, ini orang kalau jadi guru gak cocok deh, coba deh banyangkan gimana jika siswa-siswa cewek diajarin sama Farrel. Bukannya pada ngerti, palah pada menderita mimisan stadium 4 kali.

    "Sini aku coba!" Gua mencoba mempraktekan dengan penuh hikmat dan mata berbinar : Jreng prak pong pong bom prakk bom bom dor!!

    "Wuahahahaha!!" Si Farrel ngakak abis, sialan."Itu mah bukan suara gitar, tapi musik topeng monyet!" Katanya menambahkan disertai tawa tanpa henti.

    Luluh lantak pesona seorang Evan saat itu juga."Wajarlah baru belajar..."

    Si Farrel narik nafas panjang untuk menahan tawa. "Oke, kita ke chord selanjutnya lagi," Gua sekarang memperhatikan dengan penuh hikmat dan serius."Ini namanya E minor, paling mudah." Jelasnya sambil meletakan jari nomer 2 disenar nomer 4, dan jari nomer 3 disenar nomer 5. Lalu dipetiknya perlahan sehingga menimbulkan kesan nada yang merdu.

    "Sini ku coba!" Sekarang gua mulai menatap tajam gitarnya si Farrel. Gitar! Kali ini aja jangan malu-maluin gua didepan orang ganteng, batin gua. Gua mulai mempraktekkan dengan perasaan antara gugup dan takut diketawain. Gua petik satu persatu, ajaibnya nadanya langsung bagus dan merdu.

    "Weh, okelah buat pemula," katanya tersenyum.

    "Siapa dulu dong! Evan!" Gua membusungkan dada.

    Gak tau kesambet apa, Farrel tiba-tiba merhatiin gua dengan kusyuk bak empo-empo yang lagi ta'aruf di mekah buat naik haji. Gua balas natap dia tajam, bukannya sadar malah sambil senyum-senyum merhatiin gua.

    "What?"

    ".........." dia masih natap gua.

    "Apa? Kesambet?"

    "........."

    "Kamu kenapa sih?"

    "........"

    "Kakiku cukup kuat ya buat nendang muka mu!"

    "Kamu ganteng Van." Katanya, gua langsung senyum-senyum gak jelas. Sialan gua di gombalin, raja gombal kena gombal dua kali."Bibir kamu mungil kemerahan, mata kamu kecoklatan dan wajahmu juga polos." Katanya menerawang wajah gua.

    "Ye baru sadar, dari ratu pantai selatan sampai pangeran antasari dan dari ufuk timur sama ufuk barat juga semua orang udah tau aku itu handsome."

    "Iya sih hehe," dia mulai tersenyum, entah artinya apa, namun yang gue rasa...gue nyaman sama Farrel, gue nyaman ngeliat senyumnya. Dan entah sejak kapan, rasanya gua udah sangat akrab dengan Farrel, udah kaya orang yang udah kenal dari dulu. Persis bestfriend yang udah sejak tk sahabatan, gua berharap moment ini gak akan pernah berakhir.

    Bersambung...
  • ceritanya menarik. jangan lama digantungnya hahaha :D
  • Sadis bercandaannya...didepan keluarga bicarain hal yang tabu maen gay2 an....
  • @evanfarrel arghhhhhhhhhhhh, lapak kamu adalah salah sat yang aku kasih coment CETARRRRRRR MEMBAHANAAAAAAAAAAA.......... argh evan n' Farrel.. jadi ke inget kayak film jaman dulu.. Tersanjung ama dendam Nyi Pelet.. kan si Farrel ama si fitri jadian n' cinlok.. kayak evan dan farrel.. uhuyy alurnya jangan lama2 ya kakak cetarrrrrrrrr.............. dan klo udah update keep mention ya??????????? hehehehe ;)
  • sepertinya Farrel mulai suka Evan nih ...
  • sepertinya Farrel mulai suka Evan nih ...
Sign In or Register to comment.