It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Sini bang sini.. wkwkwkw
setau aku, poppers ada juga buat para top. karena jenisnya banyak. untuk boty, fungsinya biar otot anus relax. untuk top, bisa memperpanjang durasi. tapi kalo terlalu sering pake poppers, setau aku tingkat ereksi bakalan menurun buat top nya.
anyway, scene Tiki & Ethan dibuat karena Tiki khawatir kalo Ethan itu kurang relax. secara kan dia biasa jadi top.
sekian. terima kasih
kemaren akun Facebook yang aku pakai untuk login di akun Boyzforum ini, kena suspen.
gak tau deh siapa yg ngelaporin. padahal akun Facebook itu juga jarang aktif.
untuk update, sabar dulu ya. kemaren gara² bete karena akun Facebook nya kena suspen sampe lamaaaa banget, aku jadi males gak nerusin The Stars dulu. trus iseng nulis cerita baru (baru 3 chapter sih)
masalahnya, akunya malu mau posting. coz isinya FULL FRONTAL!!! dan penuh KHAYALAN BANCI!!!
Sekian dan terima kasih untuk kesabarannya.
Aku iseng bikin cerita baru, yang inspirasinya datang dari iseng-iseng stalking di banyak medsos (inspirasi kadang bisa dateng dari mana aja, termasuk saat aku lagi pup)
Nah, dari pada kalian nunggu The Stars yang inspirasinya gak dateng-dateng , bagaimana kalau aku posting aja cerita baru ini?
Ini 100 persen fiksi. 200 persen mengkhayal. Intinya sih ini cerita drama sebelum bobok yang disertai bumbu utama bahan colian [hehehehe!!]
Awalnya sih mau di posting di Wattpad. Tapi setelah aku baca ulang (padahal cuma 3 chapter yang baru rampung), isinya terlalu vulgar a.k.a full frontal. Kayaknya aku lebih berani posting disini, dari pada disana.
Tapi masalahnya, kira-kira kalian tertarik gak ya? (Aslinya aku tuh gak pedean lho)
"Bang..."
"Hmmm?"
"Gue mau nanya?"
"Nanya apaan?"
"Nanya serius nih!"
"Serius gurunya Harry Potter?"
Ethan terdiam dengan raut wajah bingung. Ia menggelengkan kepalanya dengan keras, dan baru berhenti saat aku memegang kepalanya. Dan kembali fokus pada aktifitasku lagi. "Bukan! Gue mau nanya soal itu Bang..."
Aku menoleh dan menatapnya sebentar lalu kuletakkan Mini Pizza, yang menjadi pesanan Nyi Ratu Kanjeng Mamah, ke dalam oven. Sepertinya Mamah ketagihan dengan menu cemilan yang iseng kubuat tempo hari.
"Gini Bang, gue liat, elu kan gak punya bokep tuh. Di HP lu gak ada. Di MacBook lu juga ga ada" aku manggut-manggut mendengarkan, lalu beralih berkacak pinggang menatap Ethan yang memasang ekspresi serius berubah jadi agak tersipu. Terlihat dari semburat merah di pipinya. "Tapi..." Ethan menundukan kepalanya, dengan kedua tangan dibelakang punggungnya. Seperti anak kecil ketahuan mencuri permen. "T-tapi... Kenapa elu pinter main ya Bang?" lanjutnya dengan suara lirih. Pandangan matanya tetap mengarah kebawah. Mungkin menatap kakinya sendiri yang bergerak canggung.
"Main apa?" godaku. Pura-pura tidak mengerti arah pembicaraan.
"Hih! Gak usah sok bego. Tarung ranjang lu keren gila, tau gak?! Gue aja sampe tepar gitu. Jangan-jangan.... Elu diem-diem streaming bokep ye Bang?"
Alisku terangkat naik mendengar pertanyaan konyol Ethan. "Enggaklah. Gue mah bukan Taka atau Suwek yang penuh riset ini itu. Gue pake ini..." kutunjuk kepala dan dadaku, "insting dan hati. Semua yang gue lakuin ke elu, murni dari rasa penasaran gue, gimana rasanya kalo begini. Gimana rasanya kalo begitu. Trus... Terjadi begitu aja. Let it flow... Tanpa skenario. Dan dengan hati, tentunya, gue ngerasa lebih indah. Gak kayak nafsu binatang di film-film bokep itu!"
"Oh... Berarti Abang beneran gak suka liat bokep, gitu?" Ethan kini menatapku dengan mata terbelalak. Bukan karena terkejut. Wajahnya menunjukan ekspresi takjub dan kagum.
"Hmmmm... Kadang. Antara kalo lagi iseng, atau dulu pernah tuh di pinjemin koleksi DVD bokepnya Taka. Tapi terus terang gue gak suka"
"Kenapa Bang?"
"Ya gak suka aja. Apalagi kalo ngeliat tingkah aktornya, ugh! Kayak binatang. Gak pake hati. Well, yeah... itu emang udah kerjaan mereka. Tapi pada dasarnya gue ga suka aja. Kecuali... mungkin beberapa film drama bertema gay"
"Kayak Brok... Brok..."
"Brokeback Mountain? Gue ga suka. Mau nonton sepuluh kali, gue pasti ketiduran, dan gak paham ama alur ceritanya. Malahan nih, lebih seru pas Taka ngejelasin alur ceritanya dari pada nonton filmnya"
Ethan tertawa. "Kok bisa?"
"Ya elu tau-lah gaya bicara dia kalo lagi cerita. Apalagi kalo nyeritain adegan ranjangnya, yang setelah gue cek biasa aja, tapi Taka cerita di selingi pake bahasa Perancis yang gue gak paham. Gak paham, tapi ekspresi dia itu konyol abis"
"Trus film favorit lu apa dong Bang? Yang bergenre gay juga, gitu"
"Hmm... Ada. Film tahun delapan puluhan. Maurice. One of my favorite movies of all time, passionate... And brilliant. Bukan karena ending filmnya yang berakhir bahagia juga lho ya. Gue suka aja"
"Berarti elu gak terlalu suka ama nuansa koboi yang modern gitu ya Bang?"
"Bisa jadi" aku menyahut sambil mengangkat kedua bahuku. Lalu tersenyum. "Elu tungguin Pizza Mini-nya mateng. Tolong bikinin garnish. Trus elo anterin ke kamar Mamah gue"
"Elo mau kemana Bang?"
"Gue mau telepon Taka" aku melepas apron dan melipatnya, lalu meletakkannya di laci khusus menyimpan apron. Kemudian melangkah menuju lobby.
Mengingat film Maurice, membuatku teringat saat menontonnya bersama dengan Bang Zaki. Kami menonton karena itu adalah film favorit Bang Toya. Bahkan situasi di dalam film tersebut, membuatku teringat dengan ucapan Bang Toya yang disampaikan oleh Bang Zaki padaku, 'You should ALWAYS choose the one you love, and that loves you back, even if there is someone else who maybe you are still linked to'. Dan film itu pun entah kenapa juga menjadi film kesukaanku.
Tokoh di dalam film Maurice memang lebih memilih orang yang membutuhkannya. Meskipun tanpa embel-embel chemistry. Lalu, apakah situasiku sekarang seperti itu? Sepertinya, iya.
Usai tarung ranjang selama satu hari satu malam dengan Ethan. Sampai dia hampir-hampir menolakku, tapi pada akhirnya dia sendiri yang meminta hingga ia sendiri yang tak sanggup. Keesokan paginya, Bang Bayu membawa kabar duka itu. Bahwa ternyata adik Ethan sudah tiada, dan Tantenya menutupi fakta kematian adiknya itu, membuat Ethan langsung jatuh pingsan.
Secara fisik dia sudah kelelahan. Lalu mentalnya diserang. Aku hanya bisa membiarkan Ethan menangis sepuasnya dalam dekapanku.
Ethan mencintaiku. Dan ia membutuhkanku. Sementara Bang Zaki? Aku tau, dan menyadarinya, kami memiliki banyak sekali chemistry. Kami sama-sama cocok disegala arah. Bahkan Bli Syaka mengatakan kami sangat serasi. Tapi sayangnya, bukan aku yang ia butuhkan.
Terlihat aku yang jahat disini. Setelah dengan mata kepalaku sendiri, melihat kondisi Bang Zaki yang menyedihkan seperti itu. Tapi aku butuh orang yang juga membutuhkanku. Aku mau mencintai orang yang mencintaiku.
Dan sama halnya denganku sekarang, aku memilih melabuhkan hatiku pada Ethan. Kuharap Bang Zaki pun...
Wait, tapi kan Bang Toya biar bagaimana pun sudah tidak ada. Aku sadar ia -Bang Zaki- sudah lama goyah. Dan ia memilih untuk mencintai dan menjalin kasih denganku karena aku bisa membuatnya kembali seimbang.
"Bang... Bang... Woi Bang!"
Aku terperanjat saat Ethan berteriak dan menghentakan tanganku. Aku pun langsung tersadar dari lamunanku.
"Itu Bang Taka udah dateng. Gak usah elu telepon" ujarnya.
Aku pun melempar pandanganku kearah gerbang, dimana Taka sedang berjalan masuk membawakan banyak sekali tas. Pasti milik Tika, pikirku.
Ethan meremas tanganku. Aku pun menoleh kearahnya. "Kenapa Than?"
"Kalo elu ada masalah, gue disini buat lu, Bang. Jangan elu tanggung sendiri" jawaban Ethan membuatku teringat dengan ucapanku sendiri. Ia meng-copy paste, dan melemparkan balik padaku.
"So sweet... Thanks my honey bunny, Ethan-ku tercinta..." Kupeluk erat Ethan, sebagai rasa terima kasihku atas perhatiannya padaku. "Yuk, kita kesana, gue kenalin ke adek gue yang satunya lagi..."
×××°•••°°•••°×××
"Kalian berdua jahat!!" Tika berseru penuh penghayatan.
"See? I told you! Udah Mamah bilang, kamu enggak usah kemari. Tetap aja di Jakarta. Bukan karena apa-apa. Tapi karena..."
"Bagaimana bisa? Gue... Gue yang cantik jelita ini belum punya pacar? Sementara dua begundal seperti kalian!" Tika menunjuk wajahku dengan telunjuk kirinya, dan wajah Taka dengan tangan kanannya. Dan dengan postur tubuh seperti rocker yang sedang konser saat melempar mic ke penonton.
"Dua begundal seperti kalian bisa punya pacar yang... Wew! Uuu~lala..." Tika menyipitkan matanya, "Taka! Ini bener temen lo yang nakutin dulu itu kan? Kenapa dia sekarang bisa kece badai sexy aduhai begituh?"
"Thanks to Tiki. Dia yang udah nge-make over yayank gue. Ya kan, Yank?" Taka merangkul dan mengecup pipi Suwek, mencoba memanas-manasi Tika lebih lanjut.
Mamah yang duduk tak jauh dari kami cuma bisa menepuk jidatnya, lagi dan lagi, sambil menyomot Pizza Mini dihadapannya.
"Serius? Emangnya dulu Bang Izul kayak apa?" tanya Ethan berbarengan dengan jeritan Tika.
"Serius? Elu yang make over, Ki?"
Aku mengangguk pelan. "Tapi selebihnya, ya berkat Taka juga. Ya kan We... Eh- Zul?"
"Dan elu Ki! Gue belum selesai. Dari mana elu bisa nemu brondong unyu kinyis-kinyis begini??? Ya ampun! Sapa tadi nama lu?"
"Ethan" aku menyahut. "Dan gue gak nemu. Lo pikir dia apaan?"
"Ya ampun Ethan... Elu unyu banget!!! Please tinggalin Tiki! Detik ini juga! Berpalinglah padaku!!" Tika tak menghiraukanku
"Yang ada dia takut ama tingkah liar lu ini, Tika" tanganku meraih wajah Tika dan menahannya agar kedua tangannya tak bisa menggapai Ethan yang bersembunyi dipunggungku.
"Maybe I should call an ambulance to pick up your beloved daughter. As you can see, she started going crazy"
Kudengar perbincangan Mamah dengan seseorang. Setelah melihat dan meneliti, sepertinya Mamah sedang Video Call dengan Daddy. Karena aku mendengar suara pria yang ngakak menanggapi ucapan Mamah barusan. Dan itu adalah suara tawa khas Daddy.
Aku sempat kaget saat Tika berhasil meloloskan diri dari cengkeraman tanganku. Saat kupikir ia ingin meraih Ethan, ternyata ia menerjang dan memelukku.
"Kangeeeeennnnn....."
Aku hanya tersenyum dan balas pelukan Tika. "Sama. Gue juga kangen"
Kami sempat ber-video call dengan Daddy. Kali ini di kamar Taka. Supaya tidak saling berdesak-desakan di depan handphone Mamah yang layarnya tidak seberapa besar itu.
Tika juga memperkenalkan Ethan dan Suwek kepada Daddy. Dan ajaibnya, Daddy masih mengingat Suwek dengan baik. Yah, walaupun sudah beberapa tahun yang lalu. Saat insiden menghilangnya Bang Toya di Jakarta akibat dia cemburu pada Taka dulu. Kejadian yang sangat menguras isi kepala dan keringat. Walaupun pada akhirnya ia berhasil ditemukan dan semua kesalahpahaman pun clear.
Yang menggelitik adalah saat Daddy menanyakan usia Ethan. Daddy mengira Ethan masih dibawah umur. Dan Beliau tidak mau aku kesandung masalah baru. Tapi setelah menjelaskan pada Daddy kalau Ethan sudah cukup dewasa dan aku juga menunjukan ID Card milik Ethan pada beliau, Daddy pun tersenyum simpul penuh arti.
Rasanya saat ini adalah hari terbahagia untukku. Saat semuanya berkumpul. Meskipun Daddy tak bisa datang karena alasan pekerjaan. Tapi dengan teknologi masa kini, bahkan beda benua pun terasa teramat dekat seperti ini.
×××°•••°°•••°×××
Aku tidak bisa berkata apapun usai menceritakan perihal kondisi Bang Zaki pada Mamah dan Tika. Tentunya aku tidak memberi tau soal sex toys dan poppers itu. Aku hanya menceritakan perihal kondisi fisik dan kemungkinan terganggunya psikis Zain yang hidup hanya berdua dengannya.
"Tiki ga mau bawa Zain kemari, Mah. Karena biar bagaimana pun, Bang Zaki adalah Ayahnya secara hukum" ujarku. Mencoba memecah kesunyian diantara kami bertiga.
"Kita kesana aja yuk" celetuk Tika.
"Kerumah Bang Zaki?" Pertanyaan bodoh tentunya, yang meluncur dari mulutku. Tika hanya mencubit pipiku hingga -sepertinya- merah. "Zain bilang, semua temannya dijauhi Bang Zaki. Paling cuma Mbak Donna dan Bang Akbar saja yang masih ditemuinya. Itu pun karena mereka kerja bareng"
"Tapi sebelum kesana, masakin gue masakan lu dong Ki. Mamah ama Taka selalu aja promosiin masakan lu. Minimal pamer mulu di Instagram mereka"
Aku mengerutkan kening dan menoleh menatap Mamahku. "Mamah punya Instagram?"
"Punya dong. Emangnya cuma anak-anak Mamah aja yang boleh punya?" Mamah menjawab sambil menunjukan akun Instagram-nya padaku.
"Ya ampun! Tiki udah lama gak buka Instagram, Mah. Jadinya gak sadar kalo sering di tag gitu" aku cuma bisa garuk-garuk kepala. Heran. Dan shock dengan Mamahku yang gaulnya ngalah-ngalahin aku!
"Pantesan aja. Temen-temen gue bilang elo cuek bebek pas di DM" Tika nyeletuk lagi. "Gue bilang aja, kalo elo ga pernah ngerespon orang yang ga dikenal"
"Artis kali, ah" sahut Mamahku disusul tawa cekikikan.
"Eh tapi Tika jadiin foto Taka ama Tiki waktu sesi pemotretan sebagai wallpaper loh, Ma" Tika menunjukan layar ponselnya. Itu adalah foto candid yang di ambil saat aku iseng menemani Taka. Aku pribadi juga menyukai foto itu.
"Itu di ambil candid. Soalnya Tiki pasti ogah difoto bareng" Tika berujar lagi. Seolah menjelaskan situasinya. "Taka yang bilang ke gue tentunya. Dia bilang elu selalu ngibrit kalo mau di foto barengan"
Aku tersenyum saja mendengar ocehan Tika.
Kemudian aku merogoh saku kemejaku, karena mendengar ponselku berdering. Kuacungkan telunjuk kearah Tika untuk memberiku waktu menerima panggilan telepon.
"Panjang umurnya! Baru aja di omongin, orangnya udah telepon" kataku pada si penelepon.
×××°•••°°•••°×××
Aku menyambut kedatangan Zain saat ia turun dari taxi online. Ia datang hanya mengenakan celana pendek jeans dan kemeja lengan pendek berwarna biru langit, yang dua kancing dibagian atas terbuka dan kancing paling bawah juga dibiarkan terbuka.
Zain yang dulu kecil dan unyu itu, kini sudah berubah menjadi pemuda tampan nan sexy. Aku menebak ia pasti lumayan populer di sekolahnya. Zain terlihat lebih cute dengan kacamata berframe bulat tipis.
Setelah sedikit memaksa Zain agar aku saja yang membayar taxi online itu, kurangkul bahu Zain. Tingginya setahun lalu hanya dibawah dadaku. Kini ia sudah melewati bahuku.
"Zain habis dari mana? Kok banyak pasir gini?" tanyaku saat memperhatikan bagian belakang celana Zain dan merasakan adanya pasir dibagian punggung kemejanya.
"Tadi iseng jalan-jalan ke Dreamland. Duduk di pantai sampai ketiduran" jawabnya sambil menepuk bokongnya. "Tadi sempet gak enak sama Pak Drivernya. Zain yakin kursinya pasti banyak pasir"
"Waduh! Kenapa gak bilang? Tau gitu kan Abang kasih lebih buat..."
Zain meletakkan telunjuknya dibibirnya sendiri. Memberi isyarat agar aku diam. Lalu ia mengedipkan mata kanannya. "Bercanda. Tadi Zain duduk pake handuk besar. Cuma kelupaan. Biarin ajalah"
"Dasar! Oh iya... Ayo masuk. Ada yang mau kenalan dengan Zain"
Taka dan Suwek menyambut kedatangan Zain dengan ekspresi terkejut. Aku memang sengaja tidak memberi taukan pada mereka tentang kedatangan Zain.
"Bau laut nih. Mana bajunya kotor lagi. Nanti ganti baju dulu" Taka mengelus kepala Zain setelah memegangi kedua pundaknya dan memperhatikan pakaian Zain.
Lalu, aku memperkenalkan Zain pada Mamah dan Tika. Ini pertemuan mereka yang pertama kali. Zain sempat terlihat kagok saat bersalaman dengan Mamah. Terlebih saat Tika nyeletuk kalau Zain adalah tipe cowok idealnya, pipi Zain langsung bersemu merah hingga ke daun telinganya.
Zain tersenyum saat kuperkenalkan pada Ethan. Bahkan Zain sempat membisikan sesuatu pada Ethan, hingga membuatnya mengerjapkan kedua matanya dengan alis terangkat. Itu ekspresinya kalau sedang terkejut, seolah berkata 'The hell! Where did you know that?'.
Saat memperhatikan Zain berdiri di samping Ethan, aku baru sadar kalau badan Zain terlihat lebih besar dibandingkan dengan Ethan.
Dan sekarang aku mulai membanding-bandingkan fisik kekasih baruku dengan Zain?, aku membatin.
Aku baru sadar kalau Zain jauh lebih berisi dibandingkan dengan Ethan! Setahun tidak melihat Zain, seolah aku sudah tertinggal jauh melihat pertumbuhannya.
×××°•••°°•••°×××
Zain berjalan cepat menuju pagar setelah ijin mau menerima telepon dari Bang Zaki. Dan tidak lama ia berjalan menghampiriku.
"Mang Zaki nyuruh Zain pulang" ucapnya dengan raut wajah sedih.
"...Oke" ujarku setelah sempat tercenung.
Aku yakin sekali, Zain sudah mau menangis kalau disini cuma ada kami berdua. Dan dugaanku benar saja, saat aku mengantarnya dengan mobil, Zain hanya duduk meringkuk dan menyandarkan kepalanya di kaca jendela. Dan tangannya sempat mengusap matanya dengan cepat.
"Tenang aja Zain. Ada gue" kataku pelan sambil meremas kemudi menahan amarah yang rasanya sudah sampai ubun-ubun.
×××°•••°°•••°×××
Aku langsung mendorong dada Bang Zaki saat melihatnya membentak Zain. Lalu aku meminta Zain untuk ke rumah sebelah saja.
"Jadi mau Abang apa? Memutus tali silahturahmi antara gue dengan Zain?!" Aku membentak bang Zaki dengan suara lantang. "Oke aja kalo Abang mau mutus silahturahmi diantara kita. Selama ini gue udah sabar nerima perlakuan Abang ke gue!"
"Kalo kalimat aja gak cukup buat ngejelasin, mungkin ini bisa buat Abang ngerti"
Bang Zaki jatuh tersungkur saat bogem mentah yang kulayangkan, mendarat di wajahnya.
••• ~~ ••• ~~ ••• ~~ •••
Some say our love was just made up words
But I could write a book about how much it hurt
It's not our fault life got in the way
You're now just a stranger I knew yesterday
They say there's one chance you get
They say there's one life you live
But there's only one you
Don't want to think about it right now
I'll put this love in a bottle
And I'll go to the beach
Lose the pain and sorrow as it floats out to sea
And if it's you, if it's you, if it's you
You'll come back to me
But for now I'll be right here with the memories
Just look at me now
I've got reasons to smile
'Cause the birds gonna sing
And the rains gonna fall
And the sun will shine
Just look at me now
I am free to fly
But there's only one of you
And you're just what I like
No I don't wanna lose my mind
My hearts in a suitcase waiting for another flight
No I don't wanna be in the gutter gutter gutter
Just laying there feeling all sorry for myself
Said there's only one of you and you're just what I like
I said there's only one of you and you're just what I like
[There's Only One For You - Nathan Sykes]
••• ~~ ••• ~~ ••• ~~ •••
°•¤ Update dikit dulu guys ¤•°
@Antistante @yuzz @sar_el
@meong_meong @anohito
@jeanOo @privatebuset
@Gaebarajeunk @autoredoks
@adinu @4ndh0 @rivaille @ando_ibram
@hakenunbradah @masdabudd
@zhedix @d_cetya
@DafiAditya @Dhivars
@kikyo @Tsu_no_YanYan
@Different @rudi_cutejeunk
@Beepe @dheeotherside
@faisalrayhan @yubdi
@ularuskasurius @Gabriel_Valiant
@Dio_Phoenix @rone
@adamy @babayz
@tialawliet @angelofgay
@nand4s1m4 @chandischbradah
@Ozy_Permana @Sicnus
@Dhivarsom @seno
@Adam08 @FendyAdjie_
@rezadrians @_newbie
@arieat @el_crush
@jerukbali @AhmadJegeg
@jony94 @iansunda
@AdhetPitt @gege_panda17
@raharja @yubdi
@Bintang96 @MikeAurellio
@the_rainbow @aicasukakonde
@Klanting801 @Venussalacca
@greenbubles @Sefares
@andre_patiatama @sky_borriello
@lian25 @hwankyung69om
@tjokro @exxe87bro
@egosantoso @agungrahmat
@mahardhyka @moemodd
@ethandio @zeamays
@tjokro @mamomento
@obay @Sefares
@Fad31 @the_angel_of_hell
@Dreamweaver @blackorchid
@callme_DIAZ @akina_kenji
@SATELIT @Ariel_Akilina
@Dhika_smg @TristanSantoso
@farizpratama7 @Ren_S1211
@arixanggara @Irfandi_rahman
@Yongjin1106 @Byun_Bhyun
@r2846 @brownice
@mikaelkananta_cakep @Just_PJ
@faradika @GeryYaoibot95
@eldurion @balaka
@amira_fujoshi @kimsyhenjuren @ardi_cukup @Dimz @jeanOo @mikaelkananta_cakep
@LittlePigeon @yubdi
@YongJin1106 @Chachan
@diditwahyudicom1 @steve_hendra
@Ndraa @blackshappire
@doel7 @TigerGirlz
@angelsndemons @3ll0
@tarry @OlliE @prince17cm @balaka
@bladex @dafaZartin
@Arjuna_Lubis @Duna
@mikaelkananta_cakep
@kurokuro @d_cetya
@Wita @arifinselalusial
@bumbellbee @abyh
@idiottediott @JulianWisnu2
@rancak248 @abiDoANk
@Tristandust @raharja
@marul @add_it
@rone @eldurion
@SteveAnggara @PeterWilll
@Purnama_79 @lulu_75
@arGos @alvin21
@hendra_bastian @Bun
@jeanOo @gege_panda17
@joenior68 @centraltio
@adilar_yasha @new92
@CL34R_M3NTHOL @Lovelyozan
@eka_januartan @tianswift26
@guilty_h @Dhivars @Togomo
@adilar_yasha @GeryYaoibot95 @CL34R_M3NTHOL @Lovelyozan @eka_januartan @tianswift26 @abyyriza @privatebuset @Bun @sujofin @centraltio
@TedjoPamungkas @cute_inuyasha @hehe_adadeh @Vio1306 @gemameeen
@febyrere @Prince_harry90
@ando_ibram @handikautama @babayz @seventama @Gaebara @coniostring1
×××°•••°°•••°×××