BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

SEMANIS CINTA UNTUK BRUDER RAKA [TAMAT]

1235711

Comments

  • gpp, balik aja ke rizky...
    apalagi aldy kan orang yang baru kamu kenal. belum tentu dia orangnya baik. sepertinya si aldy ini posesif dan agak kasar ya. walau dia bilang tujuannya mau narik perhatiannya si raka, tapi kan ga k harus macam itu...

    atau pakai aja dua2nya. toh juga ga bakalan dibawa ke penghulu juga.

    apalagi kontolnya di aldy besar... hmmm enak tuh dilahap... ckckkcc

    tapi apapun itu kita kembalikan kepada yang empunya.

    jadi mari kita segera meluncur kenTKP...
  • kalau gw pengennya sih raka terima aja si rizky, dengan modus tentunya. Sudah dalam jebakan si rizky, raka balas dendam deh dengan making out dengan cowo lain
  • jangan mau kaa.
    bilang aja gini,"pede banget lo yee. emang gw mau sama looo?"

    jangan terima kas. karena menurut gw, klo kita masih saling mencintai gak mungkin ada orang ketiga apalagi sampe tidur bareng
  • ayo ceritamu yang ini di update dek
  • ayo ceritamu yang ini di update dek

    Ia nanti pas libur bang.. Critamu juga dong he
  • edited March 2015
    ayo ceritamu yang ini di update dek


    Ia nanti pas libur bang.. Critamu juga dong he

    hahhahahaahahahahha... pissss
  • hmmm nice too.. setuju bgt sama jawaban Raka !
    Biarpun sering kayak pembantu tapi perawat bukan bukan pembantu. Kalo perawat gak mau bantu bisa apa pasien sama dokter. jangan meremehkan seorang perawat. hehehe...
  • udah bagus . .berasa menjadi bagian cerita . .
    Tapi ada 3kata yg pengen tau maknanya
  • bagus, tapi masih belum ada lanjutannya ya... sebaiknya raka nolak rizky...lebih baik buka lembaran baru...
  • edited March 2015
    Selesai juga nulis ini. Meskipun ngetik di HP qwerty. Disela-sela kesibukan bisa selesai juga. Maaf kalau jelek silahkan kritik sarannya kawan :)
  • CINTA 3
    ENDING

    Aldy membuatku gila, tergila-gila sehingga memaksaku mau melakukan hal gila. Bagaimana tidak saat ini aku tengah sibuk dengan sesuatu yang bisa dibilang luar biasa. Aku baru beberapa hari mengenalnya dan itupun tidak secara personal, tapi dia sudah bisa meyakinkanku bahwa tak ada alasan bagiku untuk menolak apapun keinginannya. Bahkan tanpa berpikir panjang aku menyerahkan hati dan juga tubuhku padanya, saat ini di atas tempat tidur diruangannya.

    Semuanya terjadi begitu saja, disaat rekanku yang lain sibuk dengan pasien mereka aku malah menyibukan diri dengan Aldy, aku memang tidak sepenuhnya berbohong karena saat ini aku memang tengah 'memandikan' Aldy. Memandikannya dengan tubuhku.

    "Aku mencintaimu Ka. Perkenalan kita memang singkat tapi kamu percayakan cinta pada pandangan pertama?" Tanyanya.

    "Aku ingin mengenalmu lebih jauh, memilikimu dan meyakinkamu tentang perasaanku"

    Aku tercekat, tak mampu menjawab pernyataan yang Aldy lontarkan. Tangannya masih bertaut dengan jemariku menghantarkan kehangatan dan keyakinan yang lambat laun merambat sampai kehati. Tak ada lagi Aldy si pasien menyebalkan, didepanku kini hanya ada sosok tampan mempesona dengan tubuhnya yang nyaris polos.

    "A.. Aku bingung Al. Jujur aku belum yakin dengan semua ini" kilahku, entahlah sepertinya sisi lain dalam diriku meragukan apa yang Aldy utarakan.

    Aldy tersenyum tangannya yang masih berbalut perban infus mulai mengusap bibirku hingga membuat bulu kuduku meremang.

    "Jangan terlalu keras berpikir, kita jalani saja apa yang akan terjadi lagipula aku juga tahu kamu menyukaiku, dari caramu melihat dan memperlakukanku aku bisa merasakannya Ka. Disini" tunjuk Aldy menyentuh dada kirinya.

    "Temanmu yang lain sudah tahukan kalau kamu sedang memandikanku?" Aldy bertanya sambil mengangkat daguku lembut, memaksaku untuk menatap wajahnya. Aku mengangguk ragu.

    "Aku hanya memastikan tak ada yang mengganggu kita" ujarnya parau. Pandanganku membias seketika, semakin buram ketika Aldy beringsut mengikis jarak diantara kami berdua.

    Dan tubuhkupun semakin menegang ketika bibir merah Aldy mendekat lalu tanpa bisa kucegah melumat bibirku. Aku bisa merasakan lidahnya yang hangat mulai memaksa masuk. Manis, itu yang aku rasakan ketika bibir kami menyatu, nafasku semakin tersengal ketika sesuatu yang kenyal dan basah mulai menari-nari didalam mulutku.

    Untuk beberapa lama, Aldy masih melumat
    bibirku, membuatku harus menghemat nafas agar tidak tersengal. kalau mau jujur aku juga ikut
    menikmati apa yang Aldy lakukan. Bahkan beberapa saat secara
    refleks aku juga tak sadar membalas lumatan
    bibir Aldy. Deru nafas kami semakin memburu sampai kemudian aku tersadar,
    lalu kudorong dada Aldy perlahan hingga ia menjauhkan bibirnya dari bibirku.

    Aku bisa menangkap kekecewaan dari sorot matanya ketika secara sepihak aku menyudahi ciuman kami.

    "A.. Apa kita benar-benar harus melakukan ini Al? Aku takut kamu menyakitiku, maksudku aku butuh waktu setidaknya sampai aku benar-benar mengenalmu"

    Beberapa saat Aldy terlihat bingung namun kembali tersenyum begitu mendengar ucapanku, aku hanya ingin dia mengerti bahwa kondisi hatiku saat ini sedang sangat rapuh, sedikit saja dia menggores maka akan timbul robekan yang semakin besar dan parah.

    "Kau sudah mengenalku jauh lebih dari apa yang orang lain ketahui Ka. Lagipula apalagi yang kamu tunggu? Tak ada yang aku tutupi maupun sembunyikan darimu. Lihatlah... aku bahkan sudah membuka semuanya hingga polos seperti ini" ujarnya nakal hingga membuat wajahku memanas. Aku tahu Aldy mencoba berkelakar mengusir kecanggungan dan keragu-raguanku. Tapi tetap saja semua ini membuatku bingung.

    Untuk beberapa saat aku hanya memandangi sorot matanya. Pancaran yang menyiratkan nafsu sekaligus cinta. Aku tak bisa membaca pikiran orang, tapi lewat tatapan matanya aku tahu bahwa apa yang akan kami lakukan ini untuk memastikan kepada siapa aku maupun Aldy akan menitipkan hati kami masing-masing.

    Pertahananku runtuh sudah, aku nekat melakukannya padahal saat ini kami tengah berada dirumah sakit, diruangan yang sewaktu-waktu bisa saja ada yang masuk. Namun sampiran yang menutupi tempat tidur ditambah tak ada lagi dokter yang visit membuatku mengenyahkan semua keraguan.

    Kueratkan pelukanku ditubuhnya yang keras, melebur semua rasa yang semakin lama semakin memanas. Tangannya sendiri tidak pernah diam, dengan nakalnya dia bahkan meremas pantatku sehingga membuatku memekik nikmat.

    "Kamu siap?" Tanyanya.

    Aku mengangguk pasrah bahkan ketika Aldy melepas seragam kerjaku, menyusul tubuhnya yang sudah polos. Ya.. Aku harus melakukan ini.

    Yang aku tahu Aldy sangat hebat bermain-main dengan tubuhku, berkali-kali aku dibuatnya memekik lirih menahan erangan yang sewaktu-waktu bisa saja aku teriakan, tapi aku cukup tahu tempat. Sekuat tenaga aku menahan semuanya termasuk ketika kelaki-lakiannya membelah tubuhku. Aku tahu ada nikmat yang menyambutku sebentar lagi.

    ..............*****..............

    Sudah 3 hari ini Aldy keluar dari rumah sakit, dokter sudah menyatakan bahwa kondisi Aldy sudah pulih. Meskipun belum 100% tapi penyembuhannya bisa berlangsung tanpa harus dirawat lagi.

    Selama ini aku merawat Aldy dengan sangat baik, beruntung bagiku karena rekanku yang lain tidak menaruh curiga sama sekali. Aldy pernah bilang kesembuhannya yang cepat tidak lain karena aku sebagai perawat pribadinya sangat memperlakukan dia dengan istimewa, ya istimewa karena dia lebih dari sekedar pasien untukku.

    Tapi dasarnya Aldy yang bebal bukannya istirahat dirumahnya sendiri, 3 hari ini dia malah memaksa untuk menginap di rumahku.

    "Aku tinggal sendiri Raka sayang, kalau sakitku kambuh lagi gimana? Lagipula buat apa punya pacar perawat kalau tidak kumanfaatkan untuk merawatku" Ucapnya ketika dia memaksaku untuk menerimanya dirumah.

    Ah mata itu, mana bisa aku menolaknya kalau dia sudah memasang tatapan itu, lagipula aku juga tinggal sendiri. Paling tidak dengan adanya Aldy bisa membuat suasana rumahku menjadi lebih hangat.

    Berkat kedekatan kami ini pula lah sedikit banyak akupun mulai mengetahui ritme didalam kehidupan Aldy. Bagaimana dia memulai tidur, apa yang dia lakukan saat bangun di pagi hari, kebiasaanya mandi maupun makanan apa yang ia suka dan yang ia benci.

    Aldy sendiri merupakan anak pertama sekaligus satu-satunya, sama sepertiku. Saat ini Aldy tinggal sendiri di rumah yang ia beli beberapa tahun lalu. Dan coba tebak, ternyata Aldy bekerja di salah satu bank yang lokasinya persis disamping rumah sakit tempat ku bekerja. Ah kemana aja aku selama ini?

    Dan selama beberapa hari ini juga aku harus terus-terusan menghindari Rizky, entah sudah berapa puluh kali dia menghubungiku, namun tak satupun yang aku hiraukan. Lagipula aku sudah bertekad untuk tidak menerimanya lagi. Terlebih dengan adanya Aldy yang semakin menguatkanku untuk melupakannya.

    ..............................

    FROM : Rizky
    Aku mohon Ka, aku sangat menyesali apa yang aku perbuat dulu, aku memang salah tapi aku benar-benar ingin menebus kesalahanku Ka..

    ...............................

    SMS terakhir dari Rizky, sempat membuatku terharu namun tak cukup untuk kembali membuatku yakin.
  • edited March 2015
    Satu hal lagi yang baru aku tahu tentang Aldy. Saat ini Aldy masih bersitegang dengan kekasihnya yang kuyakin akan menjadi mantan dalam beberapa hari ini. Dia memang kerap meyakinkanku bahwa kekasihnya yang sekarang adalah aku, hanya aku satu-satunya. Sedangkan sosok yang sekarang sering mengubungi Aldy tengah malam adalah calon mantannya.

    Meskipun terkadang aku ragu, takut sekaligus marah karena hampir setiap malam Aldy selalu menghabiskan waktu dengan calon mantannya itu. Hampir menjadi rutinitasnya setelah mencumbuku dan memberiku cairan ereksinya dia meninggalkanku ke halaman depan hanya untuk bertelpon. Butuh waktu satu sampai 2 jam bagi Aldy untuk menyelesaikan masalahnya.

    Biasanya aku selalu diam, menunggu dibalik selimut dikeremangan kamarku. Hingga malam ini... Setelah rasa penasaran yang merambat hatiku akupun meyakinkan diri untuk mendengar pembicaraan Aldy secara langsung, selama ini aku selalu percaya dengan cerita-cerita Aldy.

    Dia selalu mengatakan kepadaku bahwa kekasihnya yang di Bandung itu adalah perempuan yang sudah menyakitinya, aku sendiri tidak mempermasahakannya kalau memang kekasih Aldy benar-benar perempuan, sekalipun mereka masih bersama, tapi ini...

    "Jadi kekasih yang kamu bicarakan waktu itu.. Dia masih sering menghubungimu? Siang dan malam?" Tanyaku ragu.

    Untuk beberapa saat Aldy seolah tercekat kaget melihatku berdiri dibelakangnya, baru beberapa detik yang lalu dia mematikan handphone yang selalu menemaninya setiap malam. Dan hal itu cukup bagiku untuk mengetahui sekaligus menyimpulkan apa yang aku dengar.

    Dia mengangguk lemah. Degg... Rasa sakit pertama yang aku rasakan. Mungkin dia masih tak menyangka aku mendengar pembicaraannya kali ini.

    "Ka.. Aku bisa jelakan, ini tidak se...."

    "Apa dia laki-laki?" Tanyaku kembali memotong ucapannya.

    Dia kembali mengangguk kali ini lebih lemah dari sebelumnya.

    "Apa kamu masih mencintainya?" Kembali anggukan yang ia berikan, baiklah hal itu berhasil menceritakan semuanya. Tanpa kata dia sukses menerjemahkan apa yang selama ini terjadi.

    Dan kesimpulan dari apa yang aku dengar, saat ini dia memiliki kekasih di Bandung, mereka bertengkar lalu Aldy menjadikanku sebagai pelarian sekaligus pelampiasan agar dia bisa melupakan semua masalahnya.

    Aku mendengus. Mencoba membesarkan hati, ini bukan hal pertama untuku. Disakiti seperti ini bukan sesuatu hal yang baru. Tapi ini? Dulu aku begitu marahnya ketika Rizky mengkhianatiku demi seorang Benny, dan sekarang akulah yang berada di posisi Benny menjadi pengkhianat bagi hubungan Aldy dan kekasihnya.

    Aku menarik nafas perlahan, mengusap lelehan hangat dipipiku "Aku memang mencintaimu, tapi membuatmu meninggalkannya hanya akan membuatku sama sepertimu, pergilah.. Hadapi masalahmu dan jangan lagi jadikan orang lain sebagai pelarian"
    Ucapku terdengar tegar, tapi hati tak bisa dibohongi. Setegar dan sekuatnya aku air mata tetap jatuh tanpa bisa kutahan.

    Aldy mendekat mencoba untuk meraihku, aku mundur beberapa langkah hingga Aldy terdiam. Aku benar-benar tak ingin Aldy menyentuhku lagi.

    "Maafin aku Ka. Aku tidak pernah bermaksud membohongimu, kamu dan semua pesonamu terlalu memikatku. Aku lu...."

    "Cukup Al! Jangan diterusin lagi. Aku tidak mau ini berlanjut terlalu jauh, aku mohon jangan pernah sakiti dia lebih dari ini"

    "Aku sudah lebih dari puas merasakan sakit, asal kamu tahu saja Al aku bahkan sudah melepas masa laluku demi hubungan kita, tapi apa yang aku dapatkan? Aku tahu rasanya dikhianati, tak ada secuilpun dalam hatiku untuk menjadi perusak hubungan orang" sambungku.

    "Ka.. Kumohon"

    "Sudah Al. Aku tidak mau mendengar apapun lagi. Kumohon pergilah sebelum kamu menyakitiku lebih jauh lagi, kalau kamu memang mencintaiku... Lupain aku"

    "Ka... Maaf tapi aku tidak bohong dengan perasaanku, aku memang mencintaimu"

    "Kamu tidak mencintaiku Al, kamu hanya terobsesi denganku, kamu masih tidak bisa membedakan mana cinta dan mana nafsu. Malah aku ragu kamu pernah mencintaiku" ucapku gamang, Aldy terdiam. Dia hanya menunduk sambil meremas handphone yang ia pegang.

    "Pergilah Al, aku tak apa"

    ...........*****............

    Senja menanti diujung langit sana, bias keemasannya mulai merambat menyentuh ujung jemariku. Ah.. Bahkan langitpun terlihat begitu menyedihkan. Sudah 4 jam aku berdiri menghadap langit, menenggelamkan diri diantara kesedihan.

    Tadi malam merupakan malam yang panjang untukku, tak sedetikpun aku bisa memejamkan mata setelah Aldy pergi dari rumah. Ya.. Malam itu juga aku meminta Aldy untuk pergi ke Bandung, supaya ia bisa menyelesaikan masalahnya dengan kekasih yang masih ia cintai. Aku tidak mau membuat tautan hati kami semakin kuat, belum terlambat bagiku untuk menyadarkan Aldy bahwa ada sesosok hati disana yang harus ia obati dan meminta penjelasan kemana saja ia selama ini.

    Mengesampingkan rasa sakit hati aku membantunya mengemasi barang-barang, sekaligus memastikan agar tak ada yang tertinggal. Aku tidak mau ada kenangan yang ia tinggalkan dirumahku, aku ingin dia benar-benar menghilang dan menganggapnya hanya mimpi ditidur malamku.

    Aku limbung namun berusaha terlihat tegar. Saat ini dilantai paling atas rumah sakit aku berdiri menatap ufuk barat. Tak kuhiraukan rasa pusing akibat ketinggian dan radiasi. Aku benci ketinggian tapi hatiku membutuhkan sesuatu yang memacu adrenalin.

    Aku masih waras untuk tidak menerjunkan diriku kebawah tapi pemandangan diatas sini cukup membuat beban hatiku berkurang. Sangat aneh untuk seseorang yang fhobia ketinggian sepertiku.

    "Pejamkan matamu Ka. Biarkan dia pergi"

    Kurasakan genggaman hangat dikedua jemariku. Sosok ini, aku tahu dia akan datang setelah beberapa jam lalu aku menghubunginya.

    "Izinkan aku kembali Ka. Kali ini aku berjanji akan menjagamu"

    T-A-M-A-T

  • di bilang juga ape..
    jangan terima aldy, so?

    thanks dah namatin ceritanye
  • di bilang juga ape..
    jangan terima aldy, so?

    thanks dah namatin ceritanye
Sign In or Register to comment.