Aku posting cerpen aku ya.. sebenernya aku belum mau posting cerpen ini.. Tapi pas baca cerpen
@ragahwijayah_ cerpennya di beberapa bagian sama dengan cerpen yang aku ini.. huhu kebetulan banget emang.. Jadi aku edit lagi cerpen aku dan aku posting sekarng aja deh ya..
Mohon di komentarin ya, walaupun cerpen yang aku punya gak sebagus punya
@ragahwijayah_
@moccaking @3ll0 @cute_inuyasha @balaka @Tsunami @raden_sujay @harya_key @Different @muffle @AbdulFoo @kaka_el @Adamx @JNong @Unprince @kristal_air @d_cetya @lulu_75 @4ndh0 @Cyclone @Vanilla_IceCream
@Adityaa_okk @Tsu_no_YanYan @arGos @RenoF @arifinselalusial @Widy_WNata92 @Ndraa @Sicilienne @nakashima @Lonely_Guy @Adiie @BangBeki @Rifal_RMR @Adi_Suseno10 @rone @MarioBros
Lelaki Itu.......
"Lu yakin Rangga masih cinta sama lu?" Tanya Gian sahabatku. Aku dan Gian sudah bersahabat semenjak awal semester kuliah, dan sekarang kami sudah di semester akhir. Masa-masa memusingkan anak-anak kuliah!
"Apa yang harus gw raguin? Gw sama dia sudah pacaran selama 5 tahun dari gw SMA!" Jawab Ku yakin.
"Waktu bisa ngerubah apapun loh! Siapa yang tahu? Buktinya sekarang udah 2 bulan ini dia jarang banget kan punya waktu buat lu..?"
"Rangga lagi sibuk sama skripsinya, oke?"
"Oh ya? Bulshit! Sampai kasih kabar lewat sms 1 kali sehari pun gak sempat? Hey kita juga sibuk sama skripsi kita! Gw yakin yang gw lihat kemarin jalan sama brondong tuh si Rangga cowok lu!"
"Gw percaya dia! Udah gw bilang berapa kali lu salah lihat!" Jawab ku tersenyum yakin.
"Terserah lu deh!" Gian berdecak kesal dan pergi keluar dari kamar kost ku.
Aku tak tahu mengapa Gian sahabatku akhir-akhir ini bersikap begitu. Gian adalah satu-satunya orang yang tahu kalau aku gay. Gian yang pertama mengaku kalau dia adalah gay. Akhirnya aku pun mengaku terhadap orang yang paling aku percayai ini tentang keadaanku yang sama dengannya. Aku juga memperkenalkan Gian dengan Rangga, pacarku. Gian sangat tampan, itu yang membuat Rangga selalu cemburu dulu saat aku baru dekat dengan Gian. Tapi kebaikan Gian dan ketulusannya berteman denganku, membuat Rangga mempercayai aku terhadapnya.
Walaupun sudah 2 bulan ini aku dan Rangga jarang bertemu dan komunikasi, tapi cintaku padanya membuatku percaya pada Rangga. 'Gian pasti salah lihat!'
Apa yang harus aku ragukan?
Rangga Dwiputra.. Nama lelaki itu..
Lelaki yang menjadi duniaku..
Lelaki yang menjadi segalaku..
Aku mengenalnya saat aku duduk di kelas 11.. Seorang anak pindahan dari luar kota yang langsung di sukai teman-temanku karena dia pintar, tampan dan kaya. Aku hanya bisa mengaguminya secara diam-diam selama satu semester.
Siapa aku? Aku hanya anak panti asuhan yang di buang orang tua kandungku! Bahkan sampai aku hampir lulus SMA, tidak ada orang tua yang mau mengadopsiku.. Ya, siapa juga yang mau mengadopsi anak berusia di atas 15 tahun?
Itulah yang membuatku minder dan tidak punya teman di sekolah. Waktuku aku habiskan untuk belajar dan kerja sampingan di bengkel.
Aku masih ingat bagaimana saat pertama aku dekat dengan Rangga. Saat itu dia datang ke bengkel untuk menyervis mobil miliknya. Dia sedikit kaget saat melihatku yang pasti dalam keadaan kotor keluar dari kolong mobil yang baru aku perbaiki. Aku sendiri lebih dari malu saat bertemu dia dalam keadaanku yang paling jelek saat itu.
Siapa sangka pertemuan kami itu membuat kami menjadi dekat, sangat dekat sampai membuat banyak anak-anak di sekolahku menjadi iri. Kami duduk di kelas berdua, ke perpus juga berdua, ke kantin berdua, kemanapun selalu berdua. Setiap jam 5 sore, dia sudah siap menungguku di depan bengkel tempatku bekerja untuk menjemputku. Setelah itu kami berdua akan terus bersama sampai besoknya lagi, seperti itu seterusnya setiap hari.
Terkadang aku tidur di rumahnya, kadang juga dia tidur di kostan aku. Ya semenjak dekat dengan Rangga, dia menyarankan aku untuk keluar dari panti dan mandiri. Orang tua Rangga juga sangat baik terhadapku.
Rangga banyak membantuku masalah keuangan ku. Dia akan marah sampai mendiamiku berhari-hari kalau aku menolak uangnya.
Sampai suatu malam saat kami tidur, aku mendengar suara isak tangis seseorang di punggungku.
Rangga menangis terisak malam itu. Dia memeluk erat tubuhku dari belakang. Saat aku ingin membalikan badanku menghadapnya, dia menahannya agar aku tetep berada dalam posisi memunggunginya.
"Aku jatuh cinta Sha.." Katanya malam itu sambil terus terisak. Ada perasaan sakit yang menyesakan saat aku mendengar Rangga mengatakan itu.
"Dia gadis yang beruntung.." Kataku menanggapinya.
Rangga diam, dia masih sesegukan di punggungku.
"Apa aku mengenalnya?" Tanyaku lagi.
"Kamu kenal." Deg.. Hatiku semakin sakit mendengarnya.
"Namanya siapa?" Tanyaku memberanikan diri.
"Namanya.. Uwel Pashanandre" Ujarnya pelan
Deg.. Aku?
Aku langsung membalik tubuhku menghadapnya. Rangga memejamkan matanya menahan ketakutan.
Ku usap-usap dahinya yang berkerut. Rangga membuka matanya. Perlahan ku dekatkan wajahku lalu ku kecup bibirnya lembut.
"I Love you too.." Ku bisikan lembut di telinganya.
Semenjak saat itu kami resmi berpacaran. Terhitung sudah lima tahun kami berpacaran. Hanya Rangga dan satu orang lagi yang memanggilku Pasha, teman-temanku biasa memanggilku Uwel.
Rangga begitu sangat pengertian kepadaku. Dulu waktu awal kami berpacaran. Aku menceritakan tentang masa lalu yang merubah orientasi seksual ku.
Aku masih ingat saat itu aku masih duduk di kelas 6 SD. Suatu malam seorang senior di panti memanggilku untuk ikut bersamanya. Aku yang saat itu tidak berani melawannya karena usianya yang jauh di atasku. Aku pun mengikutinya sampai di gudang belakang. Di sana semua terjadi..!Masa lalu yang bukan hanya membuat orientasi seksual ku berubah, tetapi juga membuatku trauma.
Aku selalu trauma, dan menggigil saat Rangga mulai ingin melakukan anal seks dalam setiap kami bercinta. Rangga tak pernah memaksaku. Selama 5 tahun ini, kami berdua tidak pernah melakukan anal seks. Dia dengan sabar menunggu aku sampai benar-benar bisa menghilangkan traumaku.
Aku merasa bersalah pada Rangga, aku merasa belum memberikan semua milikku untuknya. Beberapa bulan ini aku rajin datang ke psikolog untuk menghilangkan traumaku. Dan malam ini, aku fikir aku siap melakukannya dengannya. Memberikan diriku seutuhnya untuk Rangga.
Hari ini aku sudah mempersiapkan segalanya untuk memberikan hadiah ini untuk Rangga. Besok adalah hari wisuda Rangga. Aku ingin menjadi orang pertama yang memberikannya hadiah. Aku ingin saat besok pagi datang, aku dan Rangga sudah menjadi satu.
Tanpa memberitahu Rangga terlebih dahulu, aku datang ke hotel tempat Rangga menginap malam ini. Untuk mempersiapkan wisudanya, Rangga memilih tidur di hotel yang dekat dengan tempat acara wisuda akan dilaksanakan.
Rangga tadi siang sudah menelponku untuk menemaninya malam ini. Tetapi aku sengaja menolaknya dengan alasan skripsiku, aku ingin memberikannya kejutan dengan kehadiranku yang tiba-tiba.
Dag dig dug jantungku membayangkan apa yang akan kami lakukan nanti. Kali ini aku tidak akan kalah dengan trauma ku! Aku akan menyerahkan seutuhnya diriku kepada Rangga.
Ku tekan bel pintu kamar hotel yang di beri tahu Rangga tadi siang. Aku langsung minggir ke samping pintu kamar hotel agar Rangga tidak bisa melihatku dari dalam. Geli sendiri aku membayangkan ekspresinya nanti dan reaksinya saat kami melakukan pertarungan yang hebat nanti!
"Kreek" Suara pintu terbuka..
Deg..
"Uwel?" Gian terlihat terkejut melihatku. Aku jauh lebih shock melihatnya di sini!
Gian kenapa ada di sini? Aku meneliti dirinya yang hanya memakai handuk untuk menutupi bagian tengahnya. Rambutnya basah seperti habis mandi..
Dadaku langsung sesak, tubuhku gemetar memikirkan apa yang sedang terjadi saat ini.
"Siapa?" Terdengar suara seseorang dari dalam. Suara yang begitu sangat aku kenal!
Aku menerobos pintu kamar yang baru terbuka sedikit tertahan oleh Gian.
Di atas ranjang itu, orang yang aku cinta berada di sana dengan selimut yang menutupi sampai batas pinggangnya.
"Sayaang..!" Rangga kaget melihatku. Dia berusaha bangun dari ranjangnya, tetapi dia batalkan. Mungkin saja dia menyadari kalau saat ini tidak ada sehelai benangpun yang dia pakai!
Ku teliti kamar hotel yang menyaksikan apa yang sudah mereka berdua lakukan di sini! Bau khas menusuk kedalam hidungku membuat amarahku terbakar!
"Sayang aku bisa jelasin semuanya!" Rangga berangsut mengambil celana dalamnya yang sudah tergeletak di lantai bawah ranjang.
"JANGAN PANGGIL GW SAYANG DENGAN MULUT LU ITU LAGI!" Aku berteriak nyaris menjerit pada Rangga.
"Wel gw.." Gian mencoba bicara padaku tapi kata-katanya langsung terpotong dengan tinjuanku di wajahnya.
"ANJ**G LU!! Lu sahabat gw!! Tega lu sama gw!! BANG**T!!" Aku berteriak penuh emosi! Sahabat yang paling aku percaya menusuk aku dari belakang dengan kejam!
"Pasha Dengerin aku dulu!" Rangga memeluk tubuhku dari belakang.
"Jauhin tangan lu!! Jangan sentuh gw!! JIJIK GW!!" Aku melepaskan tangan Rangga yang memeluk tubuhku.
"Gw kan dah bilang sama lu, lu putusin Rangga!!" Gian berangsut menghapus darah yang mengalir dari hidungnya.
"DIAM LU!" Rangga membentak Gian.
Setelah beberapa menit, aku mencoba menurunkan emosiku. Ku genggam erat jari-jariku untuk menahan amarahku.
Tubuhku gemetar, dadaku sesak, nafasku memburu! Tetapi aku tidak akan menangis di hadapan mereka!
"Maafin aku.. Aku khilaf.." Rangga membuka pembicaraan setelah kami bertiga cukup lama terdiam.
"Khilaf berulang kali?" Gian menyindir.
"Lu yang ngegoda gw!!" Rangga membela diri.
"Salahin diri lu Wel! Lu dengan trauma lu yang gak jelas! Selama lima tahun Rangga udah bersabar sama lu! Rangga udah berikan semua sama lu.. Tapi lu yang bilangnya cinta Rangga, cuma hal itu aja lu gak bisa kasih! Apa trauma lu lebih besar dari cinta lu ke Rangga? Kalau ada orang lain yang bisa nyenengin Rangga, lu harus terima! Lu.." Gian tersungut mengatakannya padaku.
"Bisa diam gak lu!" Rangga memotong kata-kata Gian.
Ya, aku fikir Gian memang benar. Aku gak bisa menyalahkan mereka! Aku lah letak permasalahannya..!
"Ya lu benar..! Semua salah gw.. Salah gw karena memiliki trauma itu.. Trauma yang membuat gw menggigil ketakutan saat petir.. Trauma yang buat gw ketakutan saat gelap.. Trauma yang membuat gw ketakutan setiap ngelihat orang yang mirip bajingan brengsek yang memperkosa gw saat usia gw belum genap 12 tahun.. Trauma yang membuat gw ngerasa bersalah setiap hari karena belum bisa menyerahakan diri gw seutuhnya buat orang yang begitu gw cinta..!" Aku menghentikkan kata-kataku saat ku rasakan air mata di sudut mataku akan tertumpah keluar..
"Maafin aku sayang.. Kamu gak salah.. Aku yang salah..!" Rangga terduduk di bawah kakiku. Dia menangis memegangi kakiku, tapi semua sudah terlambat!
"Aku maafin kamu.." Ku peluk lelaki yang begitu aku cintai ini. Dulu dia juga pernah menangis seperti ini saat malam itu dia menyatakan perasaannya padaku. "Tapi aku gak bisa bersama kamu lagi.." Kataku melepaskan pelukan kami.
Rangga terdiam terisak, memejamkan matanya menahan ketakutan. Tubuhnya gemetar..
Ku usap dahinya yang berkerut, seperti yang dulu pernah aku lakukan.
Ku kecup bibirnya lembut seperti saat aku menciumnya pertama kali dulu. "Terima kasih telah menjadi lelaki itu.. Lelaki yang pernah aku cintai dan mencintaiku sepenuh hati.." Ku bisikan kata-kata itu lembut di telinganya.
"Maafin aku(hiks).. Aku mohon(hiks).. Aku gak akan(hiks) khianati kamu lagi(hiks).." Kata Rangga terisak.
"Sekarang trauma ku bertambah.. Aku akan selalu merasakan kesakitan setiap kali aku melihat kamu.." Aku beranjak berdiri.
"Gw titip lelaki itu..!" Kataku pada Gian, dan aku mulai melangkah pergi.
"Maaf.." Kata Gian lirih.
Aku menoleh melihat Gian yang menundukan kepalanya. Lelaki tampan yang hampir membuatku terpesona dengan sosoknya. Teringat lagi dalam ingatan ku bagaimana persahabatan kami berdua terjalin selama hampir 4 tahun ini.
"Gw maafin lu, bukan karena lu sahabat gw! Tapi lu satu-satu nya sodara yang gw punya.. Kalian berdua harus bahagia, karena kalian berdua adalah segala yang berharga yang gw punya di dunia ini.." Kataku menatap lirih Gian dan Rangga.
Aku berjalan menjauh pergi menuju pintu. Tangisan mereka berdua tidak bisa menghentikan langkahku.
Ku tutup pintu kamar hotel itu.. Kakiku langsung lemas.. Air mata yang tertahan di dadaku langsung tumpah berjatuhan. Ku berjalan tertatih menahan sesak di dadaku.. Satu-satu pintu kamar hotel aku lewati dengan sisa-sisa tenagaku.
"Bruukk!"
Tenagaku yang sudah terkuras tak bisa menahan tubuhku lagi, saat seseorang menubrukku.
"Lu gak pa-pa?" Lelaki itu yang menubrukku memegang tanganku membantuku untuk bangun.
"I'm fine! Thanks..!" Kataku melepaskan lenganku dari pegangannya. Aku tidak mau terlihat lemah dan menyedihkan!
"Honey.. Ayo masuk!" Seseorang bertampang bule yang aku perkirakan berusia 45 tahunan memanggil lelaki itu yang sepertinya usianya sama denganku, mungkin juga lebih muda dariku?!
"Jangan nyeberang jalan dalam keadaan lu sekarang! Lebih baik cari halte atau tempat terdekat buat nenangin pikiran lu!" Kata Lelaki itu lalu pergi masuk ke dalam pintu kamar hotel bersama lelaki bule yang berumur itu.
*****
Aku terduduk di halte terdekat, menuruti lelaki itu yang menubrukku tadi. Lelaki itu mengingatkan ku pada cinta pertamaku di panti dulu.. Ah, aku sudah melupakannya saat aku bertemu dengan Rangga..
Rangga Dwiputra.. Lelaki itu, yang aku cintai dengan seluruh jiwaku..
Kini aku melepaskanmu bersama separuh jiwaku..
Mungkin ini semua sudah menjadi jalan takdirku..
Aku tersenyum melihat langit yang di penuhi bintang malam ini..
'Aku masih memiliki Tuhan..' Kata batinku.
Ku hapus air mataku.. Sekarang aku rasa aku sudah cukup tenang..
Ku stop taksi yang lewat, langkahku berjalan memasuki ke dalam taksi yang berhenti di depanku.
Aku sudah siap meninggalkan lelaki itu...
Comments
Walaupun cuma cerpen tapi sukses bikin aq menggalau,menggoncang q lagi,,, mgkn karna wajah pemerannya udah terbayang didepan mata
Nangis lagi dah nihhh,,, aq ngebayangin tokohnya mereka berdua,,, tidaaakkk jangan sampe itu terjadi,,,
Jujur dehhh itu nama dari pashadena dan alcanadre kan??? Disingkat jd pashanadre???
Jadi gereget pengen nimpuk betewe. Itu kenapa jahat jadi sahabat? Kenapa jahat jadi pacar? Kenapa baik jadi orang? Helaaah, rumit banget jadi Uwel. Uuwelas melas banget /berkaca-kaca/
sahabat yg pengen gue bejeg2, sahabat yg... Arrrggghh!
@cute_inuyasha huhu udah dong kakak galauunya krn yg ono noh! haha belum tau nih kak di bikin sequelnya gmna? aku posting skrg krn tkut nnti di depan harus edit lagi...
@Adamx Haha iya tuh mendengan sahabt bgtu di buang ke tempat sampah..haha
@Unprince Bukan nimpuk aku kan?haha Kenapa oh kenapa? :-? Rumit yee jadi orang baik..haha
@Sicilienne kn ini cerpen
@ragahwijayah_ iya bener setiap cerita pasti ad keunikan sendiri..hehe duh gk ada yg mau deh kyknya pnya tmen kyk Gian..Haha Aku punya satu lagi sih cerpen ada hantu2 nya gtu..haha pas aku selesai nulis cepernnya, aku ketakutan parah..haha
dan 1 lagi ada yang nabrak pasha pasti tuh gigolo??/ please kalo buat pasangan untuk pasha jangn yang aneh2. klo bisa yang nabrak pasha tadi dirut yang ganteng, dan sukses gituuuuuuuuu, biar tuh sih sialan rangga tahu rasa, selingkuh malah ama sampah si gian temen sialan. KMPRETTTTTTTTTTTTTT -_-