It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"haha... Lo udah kayak kerja jadi kuli aja Lov, sampe segitunya."
"heee... Bukan gitu Res! Gue kan abis sakit, jadi wajarlah badan gue agak lelah."
"so sweet banget ya Lov."
"hah! Maksud lo apaan Res?"
"itu loh! Kan kemaren lo sakit, terus Awan juga sakit. Duh! Pasti bathin kalian udah terikat oleh cinta ya? Hahaha!"
"oh hahaha, lo mah ada-ada aja!" ah ya! Mengenai keadaan Awan, kemaren aku sudah ke rumahnya. Benar kata Foni, lukanya memang tak seberapa di tubuhnya. Tapi kata Villon! Luka dalamnya lumayan parah, sampai-sampai tubuhnya seperti mayat. Kaku tak bergerak sama sekali, mereka bilang kalau Awan akan sembuh dalam jangka satu purnama.
"woy!" Restu menepuk punggungku, serbet yg kupegang langsung terbang bersarang diwajahnya. "ish! Itu kan bau Lov!" gerutu Restu sambil membasuh wajahnya dengan air.
"hahaha... Lagian lo sih ngagetin gue aja, makan noh serbet bau." tawaku seraya berlari ke arah toilet, saat Restu mengejarku.
Aku bersembunyi disalah satu bilik toilet di dapur. Duh! Kita jadi kayak anak kecil gini!
'loh! Kok kagak ada suara sih?' pelan kubuka kunci lalu mengintip ke luar sebentar, ku cari Restu dalam di... Astaga! Aku tak percaya ini. Kututup mulutku, 'Re-Restu!' pekikku dalam hati. Terdapat ekor hitam legam mengibas pada bokongnya, kulitnya kinipun kehitaman disertai bulu lebat pada tangan dan tengkuknya. Iya! Aku melihatnya dari arah belakang, dia masih di dekat westafel mengerang kesakitan ketika dua sayap kelelawar mulai muncul pada punggungnya.
Badanku mulai gemetar. Restu kini jadi setengah monster, bahkan kuku panjang mulai nampak pada jari tangannya. "argh!" teriaknya tertahan, kemudian Restu ambruk membentur lantai. Tak bergerak! Ya, Restu terlihat tak berdaya. Aku hanya diam terpaku di tempatku masih dengan pintu yg sedikit terbuka, aku tak berani mendekatinya. Aku takut jika aku mendekatinya, tiba-tiba dia menerkamku.
Kudengar suara dua orang yg melangkah ke toilet ini, segera aku meloncat mengunci pintu yg hanya berjarak dua langkah dari bilik tempatku berada. Bagaimanapun juga aku tak mau jikalau ada yg tau Restu dengan bentuk mengerikan ini. Mereka terdengar menggerutu dari luar, aku berbalik melihat keadaan Restu. Perlahan! Bulu, sayap serta kukunya lenyap, berganti dengan tubuh manusia normal Restu. Rambutnya acak-acakan, seragamnya juga berantakan, ikat pinggang, resletingnya juga terlepas. Menampilkan celana dalamnya yg berwarna biru tua, aih! Kenapa aku jadi memperhatikan celana dalamnya!
Dia bergerak pelan, terdengar erangan pelan darinya. Aku jadi panik lagi. Restu kemudian duduk dari posisi terlentangnya, dia memijit pelan keningnya lalu memicingkan matanya ketika pandangannya menangkap sosokku.
"Lov! Tolongin dong, malah diem disitu, pusing nih kepala gue." aku masih ditempatku tak bergerak. "ih! Disuruh nolongin malah tambah diem." Restu kemudian berdiri memegangi sisi westafel, badannya masih tak seimbang. Dia lalu berjalan agak terseok ke arahku.
'duh! Kok aku jadi keringetan sih! Padahal dia kan udah jadi manusia lagi.' bisikku dalam hati.
Hap!
Tanganku sudah di genggam Restu. "lo kenapa sih Lov? Kok jadi keringet-an gini. Kayak lagi ngeliat setan aja. Gue minta tolong lo malah kaku gini, kenapa sih?" apa Restu gak inget ya kejadian tadi? Kok dia kayak biasa saja!
"ta-tadi! Apa lo gak i-inget Res?" jawabku sambil menyeka keringat yg masih mengalir di keningku. "ta-tadi lo kan..."
Tok tok tok!
"halo! Ada orang di dalam?" suara seseorang dari luar toilet menghentikan perkataanku. Segera aku membuka pintu yg terkunci, lalu memohon maaf pada orang yg mengetuk pintu tadi.
"Lov! Tadi gue kenapa sih? Lo kan belum jawab pertanyaan gue, sampe gue pusing gini" kejar Restu sampai aku mencuci piring sejak beberapa menit yg lalu.
"gak apa-apa kok Res! Lo cuma pingsan aja tadi." aku coba menutupi kejadian tadi, mencoba meyakinkan Restu. Kening Restu berkerut, dia pasti tak percaya.
"setau gue, kalau gue pingsan pasti inget kejadian sebelumnya. Nah ini! Gue hanya mengingat pas masuk ke dalam toilet, setelah itu gak inget lagi." ucapnya masih menatapku.
"beneran kok Res! Tidak terjadi apa-apa sama lo, lo cuma pingsan doang."
"tapi lo kok kayak ketakutan gitu pas gue sadar? Trus lo jadi diem setelahnya, kan aneh." cercanya masih menatapku.
"itu... Itu... Gu-gue... Ah! Sebenernya lo kan tadi ngejar gue sampe toilet, terus lo kepeleset kepala lo ngebentur lantai terus pingsan deh!" ucapku mengatur nafas.
"hmmm!" Restu mengangguk-ngangguk. "tapi kok kepala gue gak sakit ya? Padahal kan ngebentur lantai, malah cuma pusing doang." gerutunya pelan sambil berlalu dari hadapanku.
Huh! Semoga saja dia percaya. Aku jadi ngeri sekarang kalau dekat Restu, ya meski aku tidak tau sosok monsternya baik atau jahat.
@kikyo @WYATB @DoniPerdana @dafaZartin @hyujin @Arie_Pratama @bagastarz @Otho_WNata92 @lulu_75 @animan @soratanz @Adhika_vevo @SteveAnggara @jacksmile @3ll0 @Tsu_no_YanYan @Adiie @Agova @Hon3y @RegieAllvano @Akucintakamu @4ndh0 @amir_tagung @JimaeVian_Fujo @ramadhani_rizky @jerk_am @Purnama_79 @ardavaa @chioazura @Wita @Bun @EllaWiffe10 @zeva_21
Restu g sadar didlm dirinya bersemayam monster..
baik apa jahat ya monster Restu itu??..
wah baik or jahat yak si Restu *berdo'a semoga mahluk baik
Lanjut ae Nda
lovi ada kawan apa lawan lagi ya!!!!
tp itu kok radennya gak balik2 lg yee? apakah karena ada tiga peri itu yg melindungi lovi jdnya raden merasa dia gak perlu lindungin lovi??
gw tunggu lanjutannya. mention yee