It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
So, ditunggu lanjutannya yaa, silahkan penasaran dulu...
Selamat Malam
*Rio POV*
Hari ini gue pulang ke rumah lebih cepat dari biasanya, karena memang jadwal kuliah gue hari ini selesai jam 1 dan memang tidak ada janji atau kegiatan lain, makanya gue memutuskan untuk pulang ke rumah. Dirumah siang hari seperti ini pasti sangat sepi, kedua orang tua ku bekerja, Reina pasti masih di sekolah, A Ega ntah kemana karena hari ini dikampus pun gue tidak sempat bertemu dengannya.
Gue berbaring malas-malasan di kamar, membuka pintu balkon agar bisa merasakan angin di hari yang panas ini. Gue memindah mindah chanel tv mencari tayangan yang bagus tapi sayangnya gak ada satupun acara yang seru menurut gue. Dan akhirnya gue lebih memilih tidur siang daripada gue ngelamun gak jelas.
Saat sedang asyik bermimpi di siang bolong, gue dibangunkan oleh nada dering hp gue. Gue mencari hp yang tadi gue simpan di kasur tidak jauh dari tempat gue tidur. Gue melihat hp gue dan Alex ternyata yang menelpon.
“Assalamuaikum, Lex, ada apaan nelpon siang begini?.” Tanya gue dengan malas
“Walaikumsalam, gue mau ingetin aja sekarang hari kamis, jangan lupa ya nanti malem lu kan perform kaya biasa.” Jawab Alex
“Aduh gue sampe lupa Lex, yaudah gue siapin dulu gitar-nya ya, makasih udah ingetin hehe.”
“Haduh dasar lu haha, siap sama-sama, sampe nanti malam.”
Gue menutup telpon dan langsung mencuci muka agar nyawa gue lebih cepat terkumpul. Gue beranjak keluar kamar dan langsung pergi ke gudang untuk mengambil gitar gue. Satu hal yang gue lupa dan belom sempat gue ceritakan, selain gue adalah mahasiswa yang aktif di kampus sebagai aktivis, gue juga suka perform live akustik di café milih Ayah-nya Alex.
Waktu grand opening, mereka emang pgn ada live akustik gitu di café-nya, tp ternyata orang yang seharusnya perform itu ngebatalin untuk kerja sama mereka dan gue yang punya hobi main gitar dan nyanyi nyayi pun diminta buat perform ganti orang yang kaga dateng itu, dan ternyata itu berlanjut hingga sekarang. Maka dari itu barusan Alex nelpon gue untuk ngingetin gue.
Gue mengeluarkan gitar gue dari dalam tempatnya dan mulai menyetel senar gitar mencari suara yang pas untuk lagu yang gue mainkan, eh tapi gue mau bawain lagu apa ya nanti malam? Gue jadi bingung sendiri. Gue buka playlist di hp gue dan sepertinya gue menemukan lagu yang pas buat malan ini.
Gue yang keasyikan menyetel gitar, tidak sadar kalau adzan maghrib sudah berkumandang. Gue langsung bersiap mandi dan siap-siap untuk sholat. Gue berpakaian sedikit rapih malam ini, gue memakai kemeja tangan pendek berwarna biru tua dengan tambahan sweater berwarna abu, celana jeans dan sepatu kets tentunya. Gue mengambil tas gitar gue berlari menuruni anak tangga menuju ruang keluarga untuk berpamitan.
“Bun, berangkat ya, biasa ada kerjaan di restoran-nya Alex.” Kata gue
“Mau bunda suruh Rega anterin kamu gak?.” Tanya Bunda
“Gak usah deh Bun, Rio bawa motor sendiri ya, yaudah pamit ya bunda.” Kata gue
Gue mencium tangan bunda dan mengucap salam dan kemudian berangkat.Kurang dari setengah jam gue sudah sampai di tempat tujuan,salah satu café daerah Dago yang lumayan ramai oleh pengunjung. Dan seperti biasa ketiga sahabat gue Andra, Nabila dan Alex sudah menunggu gue di meja yang paling dekat dengan panggung.
“Hey hey guys, kalian udah disini aja, udah pada gak sabar dengerin gue nyanyi ya?.” Kata gue sambil menghampiri mereka
“Eh nyet, udah dateng lu? Idih apaan pede amat lu, siapa juga yang mau liatin lu nyanyi?.” Jawab Andra
“Eh terus siapa juga yang mau nyanyi di liatin elu? Ogah deh gue hahaha.”
“Haha kalian ini mau di kampus mau dimana aja kalau ketemu pasti aja bernatem, heran kok kalian bisa jadi sahabatan tapi sering berantem.” Kata Nabila
“Haha…itu dia Bil uniknya gue sama si Rio, meskipun sering berantem dimana aja dan kaga pernah liat tempat, kita tetep sahabat yang saling menyayangi satu sama lain, iya gak sayang?.” Kata Andra
“Heh sayang sayang pala lu, ogah deh gue disayang-sayang sama elu hahaha yaudah gue siap-siapin dulu gitarnya ya.”
Kita semua tertawa dan gue meninggalkan mereka sebentar untuk menyimpan gitar gue di sebelah bangku yang ada di panggung kecil ini. Stand mic, bangku dan gitar sudah siap tinggal menunggu rekan lain yang akan membantu gue perform malam ini. Gue kembali menghampiri teman-teman gue yang sedang berbincang dan ikut nimbrung bersama mereka.
Sejenak gue melihat ke sekeliling café ini dan gue baru sadar kalau di beberapa bagian café sudah ada dekorasi valentine, mulai dari ucapan “Happy Valentine’s Day” sampai balon hati berwarna pink yang begantungan di sudut-sudut ruangan. Ah rasanya ingin cepat besok hari..besok Mas Angga pulang, dan jujur gue sudah amat sangat rindu kepada Mas Angga. Gue yang sedang melamun tersadar oleh tepukan di pundak gue.
“Hey melamun aja io, ayo sana mulai nyanyi daripada ngelamun mulu heheh.”
Ternyata itu Alex yang menyuruh gue naik ke panggung. Gue bergegas naik ke atas panggung, mengambil gitar dan mulai memetik asal gitar gue dan suara sorak sorai dari teman-teman gue mulai terdengar.
“cek cek…selamat malam semua, saya Rio Dewantoro akan menemani makan malam anda hari ini dengan beberapa menyanyikan beberapa buah lagu, selamat menikmati makanannya dan selamat menikmati musiknya juga.”
Gue mulai memetik gitar dan gue mulai menyanyikan lagu pertama gue malam ini, Perahu Kertas….
“Perahu kertas ku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila, tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
Mencari-car tambatan hati
Kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi
Cinta-cinta, cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua ku bisa percaya
Ku bahagia, kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada, diantara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Tiada lagi yang mampu berdiri
Halangi rasaku, cintaku padamu.”
Begitu gue selesai menyanyikan lagu pertama, gue mendengar tepuk tangan yang cukup meriah dari para pengunjung. Ini membuat gue semakin bersemangat malam ini. Gue langsung memetik gitar gue dan menyanyikan lagu selanjutnya, lagu yang menggambarkan suasana hati gue saat ini, yang sedang menunggu seorang kekasih untuk pulang.
“Kemarin, ku lihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku
Semalam, bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu
Aku pun sadari, ku segera berlari
Cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi
Firasat ku ingin kau tuk cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi
Akhirnya bagai sungai yang mendamba samudra
Ku tahu pasti kemana kan ku bermuara
Semoga ada waktu sayangku
Ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna dibalik semua pertanda
Firasat ini rasa rindukah atau kah tanda bahaya
Aku tak peduli, ku terus berlari
Dan lihatlah sayang
Hujan turun membasahi
Seolah ku berair mata…
Akupun sadari
Engkaulah firasat hati”
Gue kembali mendengar riuh tepuk tangan beserta suara siulan yang diakibatkan oleh lagu yang gue bawakan barusan. Berarti gue berhasil menghibur semua pengunjung disini. Gue tersenyum bahagia karena teman-teman gue mengacungkan jempol tanda merka pun terhibur.
Satu hal yang kurang malam ini, andai saja orang yang aku sayangi ada disini, pasti akan lebih terasa bahagia. Gue kembali memainkan gitar gue untuk memainkan lagu terakhir gue malam ini.
“Buat semua yang hafal lagunya boleh nyanyi bareng ya, ini lagu penutup untuk malam ini, terimakasih, selamat malam.”
“Your love is bright as ever
Even in the shadows
Ohh..baby kiss me
Before they turn the lights out
Your heart is glowing
And I’m crashin’ into you
Baby kiss me, kiss me
Before they turn the lights out
Before they turn the lights out
Baby love me lights out
In the darkest night hour
I’ll search though the crowd
Your face is all that I see
I’ll give you everything
Baby love me lights out
Baby love me lights out
We don’t have forever
Baby daylight’s wasting
You better kiss me
Before our time is run out
Nobody sees what we see
They’re just hopelessly gazing
Baby take me, take me
Before they turn the light out
Before our time is run out
Baby love me lights out
In the darkest night hour
I’ll search though the crowd
Your face is all that I see
I’ll give you everything
Baby love me lights out
Baby love me lights out
You can turn my lights out
I love you like XO
You love me like XO
You kill me girl XO
is all that I see
I’ll give you everything
Baby love me lights out
Baby love me lights out
In the darkest night hour
I’ll search though the crowd
Your face is all that I see
I’ll give you everything
Baby love me lights out
Baby love me lights out
You can turn my lights out.”
Gue menyelesaikan lagu terakhir gue dan tepuk tangan masih terdengar cukup meriah. Gue menyimpan gitar dan turun dari panggung untuk bergabung dengan teman-teman gue.
“Gilaaaa suara lu makin bagus aja deh io, keren.” Kata Alex
“Iya bener io, mengahayati banget kamu tadi haha.”kata Nabila
“Heheheh kalian bisa aja, efek merindukan sosok seorang kekasih, makasih yaa.”
“Okedeh untuk kali ini gue juga akuin lu tadi nyanyi bagus banget nyet haha.” Kata Andra
“Haha elu nyet, makasih yaa.” Jawab gue
Kami bercanda dan tertawa sambil menikmati makan malam bersama. Karena keasyikan mengobrol dan bercanda, gue sampai lupa waktu dan gue lihat ada beberapa panggilan masuk yang tidak terjawab dari kakak gue dan juga Mas Angga. Gue langsung sadar ini sudah larut malam dan gue langsung bersiap untuk pulang dan berpamitan untuk pulang.
“Eh guys, sorry nih gue balik duluan ya, ini Aa gue udah telpon ternyata, bisa bisa kalo gue gak cepet pulang Ayah ngamuk dirumah.” Kata gue
“Yaaaah kok pulang sih io?.” Kata Nabil
“Dasar cinderella kudu aja lu balik sebelum tengah malem hahaha.” Kata Andra
“Haha gue gak mau ntar harus tidur di teras depan nyet, lu kaya kaga tau aja gimana bokap gue.” Kata gue
“Haha yaudah gih sana, thanks ya udah mau perform lagi disini.” Kata Alex
“Yeee lex, kaya ama siapa aja lu, kan udah biasa kali gue suka ikut ngamen disini, yaudah gue balik, besok gue izin dulu ya, Mas pulang soalnya.”
“Iya deh yang mau Valentine bareng ama pacar bolos ngamen dulu.” Kata Andra
“Iya dong, emang elu jomblo haha.”
Setelah berbincang dan pamitan gue langsung membawa tas gitar gue dan menuju tempat parkir. Gue memacu kendaraan sedikit kencang karena ini sudah hampir jam 11 malam dan gue sedikit merasa takut mengingat seringnya terjadi tindakan kriminal menjelang tengah malam seperti ini. Sekitar 30 menit memacu kendaraan akhirnya gue sampai dirumah.
Gue langsung menyimpan motor gue di garasi dan langsung berjalan masuk ke rumah. Gue melihat cahaya tv dari ruang keluarga. Gue yakin Ayah belum tidur dan pasti gue akan diomelin habisan oleh beliau. Gue yang sudah siap dimarahi menhampiri seseorang yang sedang nonton untuk memberitahu bahwa gue sudah sampai rumah.
“Dek, kamu kenapa baru pulang?.” Tanya orang itu yang ternyata adalah kakak gue.
“Ya ampun A, dikirain Ayah, Rio udah kaget dikira bakal diomelin, fyuhh.” Jawab gue dengan lega
“Jadi kamu kira kalau yang nunggu kamu bukan Ayah kamu engga bakal kena omelan?.” Tanya A Ega dengan serius tanpa melihat ke arah gue.
“Emmm…ya..ya bukan gitu A, yaudah Rio minta maaf, kan tadi Rio udah pamitan sama Bunda juga.”
“Iya tapi kamu harus inget sama kondisi badan kamu, inget terakhir kali kamu kelelahan dan bikin panik semua orang?.” Tanya A Ega
Gue hanya bisa menunduk dan terdiam. Gue memang punya sedikit masalah dengan daya tahan tubuh gue, entah kurang darah atau apa, kalau kegiatan gue sehari terlalu di forsir dan gue kelelahan gue yang kelihatan fit bisa pingsan secara tiba-tiba. Dan salah satu kejadian itu terjadi sekitar awal gue masuk kuliah, gue yang disibukan dengan pekerjaan rumah kampus dan juga organisasi membuat gue harus lupa akan istirahat dan saat gue sedang melakukan presentasi di depan mahasiswa fakultas dan dosen gue, gue jatuh pingsan di panggung dan membuat semua kaget padahal gue tidak terlihat seperti orang sakit saat itu. Alhasil saat itu gue beristirahat di rumah sakit selama beberapa hari.
Gue melihat kakak gue bangun dari duduk nya, menghampiri gue yang masih berdiri mematung. Lalu dia mendekati gue dan memegang pundak gue.
“Aa marah sama kamu, supaya kamu jaga kesehatan, jangan sampe kamu bikin kita cemas lagi, kita semua sayang sama kamu dek.” Kata A Ega sambil tersenyum ke arah gue.
Gue menjawab dengan senyum dan anggukan saja
“Yaudah sana kamu istirahat, Ayah, Bunda sama Reina tadi berangkat ke Yogyakarta, katanya ada kerjaan dari kantor ayah selama beberapa hari, sekalian nengokin paman kita yang lagi kurang sehat katanya.” Kata A Ega
Gue hanya meng-iya-kan dan langsung berjalan menuju kamar. Sesampainya di kamar gue langsung menjatuhkan diri gue keatas kasur. Gue mengambil hp dan mencari nomor Mas Angga
“Halo, dari mana aja kamu?.” Tanya Mas Angga
“Yeee Mas, orang baru telepon udah langsung di introgasi, ya biasa lah Mas, kalo hari ini ya jadwalnya aku ngisi akustik di café nya Alex kan.”
“Iya Mas tau, Mas Cuma khawatir aja kamu sampe lupa kasih kabar dikira kamu keluyuran kemana, inget sama kondisi badan kamu sayang.”
“Iya Mas, pasti kok itu...pengen cepetan besok deh, gak sabar pengen ketemu Mas, besok jadi pulang kan?.”
“Hmmm…sebelumnya mau ada yang mas kasih tau dulu sama kamu.”
“Apa? Jangan bilang batal balik kesini besok?.”
“Maaf sayang, ternyata kerjaannya belum kelar, ada tambahan kerjaan mendadak juga tadi pagi, padahal Mas udah pesen tiket pesawat.”
“…………………….”
“Rio? Kamu marah ya?.”
“………………….”
“Maafin Mas, Mas juga gak tau bakalan ada kerjaan mendadak.”
“…………………..”
“Tapi Mas usahain weekend kita udah ketemu ya.”
“Gak usah maksain Mas, urusin aja dulu kerjaannya, kerjaan lebih penting, Rio ngantuk, pamit tidur ya, Goodnight.”
Gue langsung menutup telepon sebelum mendengar jawaban dari Mas Angga. Gue tiba-tiba merasa badmood seketika. Emang sih yang namanya pekerjaan jauh lebih penting, tapi ini yang gue gak suka, kalau janji yang sudah dibuat dibatalkan dengan alasan ada sesuatu mendadak atau apalah itu namanya. Gue langsung mengetikkan pesan singkat kepada Alex bahwa gue besok bisa ngisi acara Valentine di café dia. Gue lalu melempar hp gue keatas meja, mematikan lampu dan mencoba tidur dengan perasaan kesal, bete dan tak karuan…….
@Ndraa
@Adi_Suseno10
@DoniPerdana
@balaka
@DM_0607
@cute_inuyasha
@Tsu_no_YanYan
@4ndh0
@hendra_bastian
@Unprince
@kaka_el
@arifinselalusial
@lulu_75
ayo update lagi
ayo update lagi