It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aduh manis banget hubungan Angga-Rio... Rio sungguh beruntung...
Penasaran sama temennya a Ega ;;)
Lanjut ya
Titip mention ^^)/
duuh jd iri sama angga dan rio.
penasaran nih dony. apa dia suka sama rio?
kalo update aku di mention dong .. (^_^)
Ka @lulu_75 : terimakasih ka udah suka sama ceritanya, iya emang ceritanya dibuat semua orang yang kenal dengan mereka tuh udah tau kalo mereka pacaran, jadi nanti konfliknya soal hubungan mereka kedepannya gitu Kak hehe...
@3II0 : terimakasih, siap diusahakan gak lama lama kok heheh, makasih banyak udah narik temen-temen buat baca cerita ini hehe...
@hendra_bastian : iya dong, Mas Angga emang orangnya romantis hehe..siap pasti di mention
@Wita : hahaha terimakasih banyak yaa, siap gak akan lama lama, paling 1 bulan 1 kali cukup ya ? hehe *balik cipok basyaa* hihi
@kaka_el : hehe iya begitulah
@Tsu_no_YanYan : hehe iya maklum baru introduction, awal manis dulu sebelum nanti ada konflik..nah di part ini ada penjelasan soal Doni....siap nanti aku mention Kak dan terimakasih juga sarannya hehe
@balaka : hehehe siap nanti kalo update aku mention deh biar ga penasaran ya hehehe
@arifinselalusial : siap nanti di mention
@4ndh0 : hahaha makasih banyak Kak, siap beberapa menit lagi akan di lanjut
@DM_0607 : wah bingung ya? hehehe maaf deh maaf nanti diperbaiki lagi, makasih banget sarannya hehehe siap nanti aku mention
*Angga POV*
Pagi ini aku dibangunkan dengan cahaya matahari yang masuk lewat jendela kamar yang sedikit terbuka. Aku beranjak dari kasur untuk melihat jam, masih jam 6:30 pagi. Rumah dinas yang hanya diisi olehku seorang diri ini terasa sangat sepi. Aku bangun dan segera membereskan kasur lalu kembali membuka hp untuk menelpon Rio memastikan dia tidak lagi kesiangan pagi ini.
Aku menekan nomor telepon Rio yang sudah ku hafal diluar kepala. Beberapa kali panggilan masih saja belum ada jawaban, seperti biasa dia pasti terlambat lagi pagi ini. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya telponku diangkat juga oleh Rio.
“Assalamualaikum, Mas…selamat pagi” Sapa Rio
“Wa’alaikumsalam sayang, selamat pagi juga, kamu di telponin lama banget? Kesiangan lagi ya?”
“Engga dong, Rio gak kesiangan Mas hari ini, udah bangun, udah siap-siap, tinggal sarapan nanti langsung brangkat ke kampus hehehe.”
“Nah gitu dong, pangeran-nya Mas harus rajin dong tiap hari, sini sini cium dulu, muuaahhhh.”
“Ini kebetulan aja tadi abis sholat subuh gak ketiduraan lagi Mas, kalo ketiduran pasti kesiangan haha, idih apa cium-cium, jijik wleee.”
“Pokoknya biasakan rajin bangun pagi ya, biar kamu gak kesiangan terus ke kampus, eh awas ya Mas pulang ke Bdg gak akan Mas kasih jatah hahaha.”
“Iya siap Mas, bawel amat sih, yaaah jangan gitu dong Rio kan becanda Mas hehehe.”
“Hey, Mas bawel, cerewet karena Mas peduli sama kamu, sayang sama Rio, jangan banyak ngebantah ya kalo Mas cerewet.”
“Hehehe iya Mas, Rio tau kok, gak perlu Mas kasih tau, iya siap Mas gak akan lagi-lagi hehehe.”
“Hehe gitu dong sayang, eh udah siang nih, Mas harus siap-siap ke kantor, kamu jangan lupa sarapan ya, kalo ke kampus bawa kendaraan jangan ngebut!.”
“Iya gih sana Mas, ini udah mau jam 7, Rio sarapan sekarang nanti Rio langsung berangkat ya Mas, Rio kabari lagi di kampus.”
“Iya selamat sarapan sayang, selamat ngampus juga ya.”
“Makasih Mas-ku sayang, Mas juga selamat kerja ya nanti, jangan lupa sarapan juga ya sayang.”
“Iya makasih selalu ngingetin yasayang, have a nice day, love you, miss you my prince.”
“Have a nice day too Mas, love you more, miss you too Mas.”
Aku selalu tersenyum setiap kali percakapanku dengan Rio berakhir di telepon. Setiap percakapan singkat ini selalu membuat aku tersenyum di pagi hari seperti ini dan di malam hari menjelang waktu tidur. Aku keluar kamar, menyalakan tv dan membuat kopi. Masih terlalu pagi untuk bersiap ke kantor yang bejarak hanya sekitar 20menit dari rumah dinas ini.
Sedikit saja perkenalan dari ku, nama ku Angga Setia Purnama, umur ku saat ini menginjak 25 tahun, aku salah satu karyawan di perusahaan yang cukup besar dan ternama di Indonesia. Aku saat ini sedang bertugas diluar kota, sesuai dengan jabatan ku di kantor yang harus siap jika ada proyek diluar kota, maka disini lah sekarang aku berada.
Aku dan Rio kenal sejak pertemuan kami yang tidak sengaja di salah satu festival yang rutin di adakan di Bandung beberapa tahun terakhir, kami sudah saling mengenal di salah satu social media dan pertemuan tidak sengaja itu membuahkan hubungan yang saat ini sudah berjalan lebih dari 2 tahun.
Banyak sekali kesamaan antara kami berdua, mulai dari hobi berburu kuliner, hobi nonton film dan benar-benar senang dengan music, aku senang bermain instrument dan Rio senang bernyanyi. Sudah banyak sekali hal baik buruk yang kami lewati bersama, dan aku harap hubungan ini bisa berjalan lancar sampai benar-benar ada hal besar yang harus memisahkan kami berdua.
“and all my love, I’m holding on forever
Reaching for the love that seems so far
So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue to see you once again, my love”
“Ahh malah jadi tambah kangen sama Rio.”
Aku melamun sebentar mendengar lirik lagu ini, merasakan rasa rindu yang semakin menjadi di hati, ini baru pisah untuk beberapa hari, apalagi kalau pisah sebulan atau lebih. Walau setiap hari kami masih intens komunikasi, tidak melihat wajahnya secara langsung membuat aku sedikit sedih, wajah ceria-nya, semua lelucon-nya.
Aku membuka galeri foto dan langsung mencari foto Rio. Di foto ini dia sedang berfoto mengenakan jersey club bola berwarna merah dengan lambang setan merah favorite-nya, dengan senyum manis andalannya. Lalu aku mencari lagi foto yang lain, dan aku menemukan foto kami berdua sedang ber-narsis ria berdua dan mengenakan baju berwarna merah marun yang sama.
Rasanya ingin sekali sekarang terbang ke Bandung dan langsung menjemputnya di kampus seperti biasa, tapi apa mau dikata, aku masih punya tanggung jawab masalah pekerjaan disini untuk beberapa hari kedepan.
Aku menghela nafas sejenak lalu beranjak dari kursi menuju kamar mandi dan membiarkan lagu-lagu Westlife tetap diputar di laptop. Ritual mandi pagi cukup dengan waktu 20menit saja sudah ku selesaikan. Aku langsung memakai kemeja kantor lengan panjang lengkap dengan dasi, celana bahan dan juga sepatu pantofel hadiah dari Rio.
Setelah sedikit berkaca dan sudah rapih, aku membereskan laptop dan memasukannya ke dalam tas kerja. Aku sempatkan mengecek hp dan memberi kabar pada Rio kalau aku akan berangkat, kemudian aku keluar rumah, memanaskan motor yang memang ada di rumah dinas ini dan langsung berangkat ke kantor.
Sesampainya di kantor aku tidak langsung bekerja melainkan pergi ke kantin yang disediakan di dalam kantor untuk sarapan karena teringat kata-kata Rio di telpon tadi yang menyuruh aku untuk tidak lupa sarapan, kalau sampai ketahuan aku tidak sarapan bisa seharian dia akan cemberut bhakan tidak akan mau diajak ngobrol. Aku bukan tipikal orang yang susah makan, tapi kalau sudah menyangkut masalah pekerjaan aku bisa lupa dengan yang namanya sarapan bahkan makan siang dan bahkan bisa sampai tidak makan seharian penuh.
Pernah beberapa bulan yang lalu aku hampir 3 hari lupa untuk makan nasi dan hanya makan cemilan saja dan alhasil maag akut ku kambuh dan harus bedrest di rumah sakit sekitar satu minggu dengan tambahan omelan pedas dari Rio setiap kali jam makan atau minum obat. Maka dari itu aku sebisa mungkin meluangkan waktu untuk makan dan jangan sampai Rio ngomel masalah mengisi perut.
Setelah selesai sarapan, aku bersiap menuju ruangan dan bersiap untuk bekerja, aku melihat jam dan jam menunjukan jam 9 pagi, aku melihat hp dan bbm dariku belum Rio balas, mungkin dia sedang di dalam kelas. Aku langsung saja memulai pekerjaan yang menumpuk dan sepertinya akan membuatku lembur seperti biasa..fyuh... this is gonna be another long day...
*Doni POV*
Pagi ini seperti biasa gue datang ke kampus tepat waktu, ya namanya mahasiswa tingkat akhir harus rajin kalau ingin cepat lulus, jujur gue sudah bosan sekali dengan yang namanya kuliah, tapi bagaimana mau lulus jika skripsi saja masih belum rampung haha, stop ngomongin skrip-shit deh, bikin badmood pagi-pagi.
Gue pagi ini memakai kemeja lengan panjang berwarna coklat dengan celana skiny jeans dan sepatu kets seperti biasa. Gue yang masih bebenah rambut gue yang sedikit tidak rapih gara-gara helm, melihat dari kejauhan motor yang gue tahu siapa pemiliknya. Yap itu si adik kakak yang ganteng, kakaknya Rega, sohib gue dan adik-nya Rio yang sama gantengnya dengan kakaknya.
Gue Doni Setiawan, banyak yang bilang kalau gue ganteng, gagah dan bisa memikat siapapun, baik cewek maupun cowok. Gue adalah seorang Bisex yang tertarik dengan wanita maupun pria. Banyak yang bilang kalau gue itu hanya senang have fun dengan orang-orang yang gue dekati, tapi itu semua tidak benar, gue juga masih bisa pakai hati dalam hubungan dan gue bukanlah orang yang orientasi nya selalu kearah ranjang. Begini lah nasibnya kalau punya wajah keren nan tampan tapi di cap sebagai mahasiswa berotak mesum, padahal gue sama sekali tidak seperti itu.
“Hey Pagi, tumben berangkat barengan, lagi akur ya kalian? Hahaha.” Sapa gue.
“Pagi Don, Haha emang tiap hari gue ama adik gue gak pernah berantem, dia nya aja yang suka kesiangan dan jadinya gue tinggalin, Don hahaha.” Jawab Rega.
“Iya dia mah jadi kakak nyebelin tau Bang, main tinggalin mulu, eh selamat pagi Bang Doni.” Jawab Rio.
“Hahaha kalian ini adik kakak yang aneh tau gak, eh ayo Ga bentaran lagi kita masuk kelas nih, gue gak mau lewatin hari hari terakhir gue di kampus ini dengan bolos.” Kata gue dengan pede.
Dan seketika kepala gue ditoyor sama si Rega. “Heh, lu jangan so so an gitu deh jadi orang, biasa juga lu paling males masuk kelas, palingan dateng bimbingan skripsi doing, itu juga kalo gue maksa.” Kata Rega.
“Ih lu tuh ya, sohibnya lagi rajin malah ditoyor, heran deh.”
“Hahaha sorry becanda, yuk kita masuk kelas aja deh Don, Dek aa masuk kelas ya, kamu sana masuk kelas juga.”
“Iya ini mau kok A, byee a, byee Bang Doni.”
Gue hanya tersenyum dan melambaikan tangan kearah Rio yang berpamitan kepada gue dan Rega. Gue dan Rega langsung melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas. Dan ternyata dosen sudah mulai menjelaskan materi hari ini, gue dan Rega duduk di paling belakang bersama teman-teman saatu genk kami yang lain. Saat ibu dosen yang sedang menjelaskan gue bertanya sesuatu pada Rega dengan setengah berbisik.
“Ga, nanti abis pulang kuliah si Rio ada acara kagak ya?.” Tanya gue
“Heh bukan berarti gue kakak-nya gue tau semua kegiatan dia kali Don, lu ada ada aja sih, emangnya ada apaan?.”
“Yeee lu ya gue tanya ke lu siapa tau dia bilang apa gitu, soalnya kan dia barengan sama lu dateng ke kampus, pasti lu balik barengan dia juga kan.”
“Iya sih tapi si Rio kagak bilang apa apa sih, kayaknya dia mau langsung balik ama gue deh, emangnya ada apa? Lu mau ajak adik gue jalan ya? Hayo ngaku lu.”
“Iyee gue mau ajak dia keluar ntar siang, tapi lu kagak usah ikut ya, ini urusan pribadi hahaha.”
“Iyeeee Doni, terserah lu, tapi ntar anterin adik gue balik sampe rumah, awas aja kalo kagak sampe rumah, besok ketemu abis lu.”
“Yaelah ini Aa Rega bawel ya, heh tanpa lu suruh itu juga pasti gue lakuin kok, tenang aja bro.”
“Haha sip bagus deh, udah skarang perhatiin dulu noh si ibu, kasian daritadi dia ngomong kagak lu dengerin haha.”
Gue hanya membalas dengan nyengir kuda dan langsung kembali focus pada materi kuliah pagi ini.
Jam menunjukan pukul 12:35, gue sedari tadi sudah mencoba menghubungi Rio lewat sms dan bbm tapi belum ada jawaban dari dia. Gue berjalan kearah masjid yang ada di dalam kampus gue ini, dan gue langsung mengambil air wudhu kemudian sholat dzuhur. Setelah kelar sholat, gue berjalan kearah luar masjid untuk mengambil sepatu dan gue melihat Rio sedang duduk di lantai masjid dan memakai sepatu.
“Dek, kamu abang sms, bbm kagak bales tau nya ada disini.” Tanya gue.
“Eh iya aduh maaf bang Doni tadi keluar kelas Rio langsung sholat kesini dan belum sempat buat buka hp, ada apa bang?.”
“Oh gitu, yaudah gapapa lagian ini udah ketemu, eh..mmm…siang ini ada acara gak?.”
“Siang ini ya? Hmmm..Engga ada sih bang kayaknya, mau jalan juga kan aku nebeng A Ega jadi pasti langsung pulang, ada apa bang?.”
“Bagus deh, abang mau ngajak makan siang sekalian pengen jalan nih, bisa kan?.”
“Bisa, bisa tapi bentar aku kabari dulu A Ega ya.”
“Ah udah gak usah, abang udah bilang sama Rega kok, ayo ambil helm nanti kita langsung berangkat.”
“Oke ayo bang.”
Oke ajakan gue berhasil buat ngajakin Rio makan siang, dan gue akhirnya bisa tanya-tanya soal Andra ke dia. Kita langsung berjalan kearah parkiran dan mengambil motor lalu pergi ke mall daerah Cihampelas Bandung.
Sesampainya disana kami langsung mencari tempat makan sekaligus tempat ngobrol yang nyaman. Setelah mendapat kursi dan memesan makanan, gue melihat dia yang sibuk dengan hp nya dan gue pun mulai bertanya lagi ke Rio.
“Lagi bbm-an ama siapa dek?.” Tanya bang Doni.
“Ini A Ega bang, dia ngingetin untuk jangan pulang terlalu malam.” Jawab gue
“Hihi senengnya ya punya kakak yang bawel kayak gitu, diingetin terus.”
“Kadang bête sih, soalnya Rio juga tau tanpa harus di kasih tau hehe.”
“Kamu beneran hari ini gak ada acara?.” Tanya gue
“Engga ada bang, kalaupun emang ada acara Rio gak mungkin ikut kesini kan sama abang hehehe.”
“Hehe iya..Dek, abang boleh tanya sesuatu?.” Tanya gue serius.
“Hmm..emm.bo..boleh,mau tanya apa bang?.” Jawab Rio dengan muka yang sedikit bingung.
Dan sekarang gue kebingungan harus mulai bertanya dari mana, haduh..................
Gue sedikit kesal dengan dosen mata kuliah yang baru saja berakhir barusan, itu dosen berlebihan dan gak tahu waktu kalau udah ngajar, jam 11:50 harusnya mata kuliah itu kelar dan sekarang sudah hampir jam 12:30 dan gue baru keluar kelas, gue langsung bergegas ke masjid yang ada di kampus gue untuk sholat.
Hah selesai sholat mood gue sedikit membaik dan bête gue akibat si dosen menyebalkan itu hilang. Saat gue sedang memakai sepatu di depan masjid, ada suara yang gue kenal menyapa gue.
“Dek, kamu abang sms, bbm kagak bales tau nya ada disini.” Tanya bang Doni, si sohib kakak gue yang kece nan ganteng ini.
“Eh iya aduh maaf bang Doni tadi keluar kelas Rio langsung sholat kesini dan belum sempat buat buka hp, ada apa bang?.”
“Oh gitu, yaudah gapapa lagian ini udah ketemu, eh..mmm…siang ini ada acara gak?.”
“Siang ini ya? Hmmm..Engga ada sih bang kayaknya, mau jalan juga kan aku nebeng A Ega jadi pasti langsung pulang, ada apa bang?.”
“Bagus deh, abang mau ngajak makan siang sekalian pengen jalan nih, bisa kan?.”
“Bisa, bisa tapi bentar aku kabari dulu A Ega ya.”
“Ah udah gak usah, abang udah bilang sama Rega kok, ayo ambil helm nanti kita langsung berangkat.”
“Oke ayo bang.”
Gue langsung mengekor di belakang bang Doni yang berjalan menuju parkiran, dengan bingung gue bertanya-tanya sendiri dalam benak gue.
“Ada apa ya bang Doni tiba-tiba ngajak gue jalan dan makan siang, bikin penasaran aja nih, mana dia udah izin langsung ke A Ega lagi.”
Sesampainya di parkiran gue langsung disuruh memakai helm dan langsung naik motor bang Doni, lalu kami berangkat menuju mall yang lumayan dekat dengan kampus kami. Sampai disana gue hanya mengikuti bang Doni yang masuk ke dalam sebuah restoran dan memilih bangku yang lumayan pojok dan tidak kelihatan orang yang lalu lalang di mall ini.
Setelah duduk dan memesan makanan gue langsung membuka hp dan mengabari A Ega juga Mas Angga kalau gue tidak langsung pulang dan akan mengantar teman dulu untuk mencari sesuatu. Dan tidak lama A Ega pun membalas chat gue.
“Kamu bukan nganter temen tapi diajakin jalan kan ama si Dony haha dia tadi sempet tanya tanya ke Aa apa kamu ada acara apa engga Aa bilang suruh ajakin kamu aja langsung kalau emang mau ngajakin jalan, dan ternyata bener kan hahaha.” Balasan dari A Ega
Gue hanya membalas chat A Ega dengan beberapa emoticon dan dia kembali membalas dengan mengingatkan untuk tidak pulang terlalu malam, gue hanya meng-iya-kan. Begitu juga dengan Mas Angga, dia membalas chat gue dan mengingatkan untuk makan siang, jangan lupa sholat dan jangan pulang larut, gue pun membalas dengan mengingatkan hal yang sama ke Mas Angga.
“Lagi bbm-an ama siapa dek?.” Tanya bang Doni.
“Ini A Ega bang, dia ngingetin untuk jangan pulang terlalu malam.” Jawab gue
“Hihi senengnya ya punya kakak yang bawel kayak gitu, diingetin terus.”
“Kadang bête sih, soalnya Rio juga tau tanpa harus di kasih tau hehe.”
“Kamu beneran hari ini gak ada acara?.” Tanya bang Doni
“Engga ada bang, kalaupun emang ada acara Rio gak mungkin ikut kesini kan sama abang hehehe.”
“Hehe iya..Dek, abang boleh tanya sesuatu?.” Tanya bang Doni dengan wajah serius.
“Hmm..emm.bo..boleh,mau tanya apa bang?.” Jawab gue dengan sedikit bingung.
“Tapi jawab yang jujur ya dek.” Tanya bang Doni dengan wajah yang jauh lebih serius.
Aduh kok gue tiba-tiba deg-degan ya, ini bang Doni kok muka-nya serius amat sih, malah tambah ganteng tau gak ini orang kalo lagi serius begini, eh aduh salah focus kan gue..mau nanya apa ya dia?
Pasti mau nanya gue udah punya pacar apa belum, pasti mau jujur kalau dia senyum-senyum ke gue itu dia suka sama gue, apa gue bilang aja gue jomblo ya ke bang Doni?
Pasti ini bang Doni mau nembak gue deh, pasti gak salah lagi deh, pake nyuruh gue jujur segala soalnya, duh kalo gue gak inget sama Mas Angga, udah gue terima deh kalo bang Doni nembak gue sekarang, gak akan mungkin gue tolak hahaha.
“Dek, abang mau tanya, Andra itu orangnya gimana sih?.”
Duuuaaaarrr, bagai petir di siang bolong gue kaget sekaget-kagetnya, ternyata dugaan gue salah, gue kira bang Doni bakalan nembak gue dengan bawa gue makan siang kesini, eh ternyata dia malah nanyain si Andra.
Untung bang Doni gak bisa baca pikiram gue yang tadi, coba kalo bisa gue pasti malu setengah mati karena kepedean, ah gila malu banget gueee. Ini pasti muka gue udah sama merahnya sama kepiting rebus deh sekarang
“Dek, halo..kok malah ngelamun? Kok muka kamu merah gitu, kamu gak apa-apa kan?.” Tanya bang Doni sambil melambaikan tangannya di depan muka gue.
“Eh..mm..ga..gapapa..ta..tadi bang Doni nanya apa, lupa hehe.” Jawab gue
“Yaaa, kamu malah ngelamun sih dek, itu abang tanya kalo Andra itu orangnya kayak gimana?.”
“Andra? Andra ya? Andra itu seru orangnya, enak diajak cerita bang, asyik diajak becanda, dia itu sama kaya Rio, udah sayang sama 1 orang ya akan tetap bertahan sekuat kuatnya bang, dia baik kok anaknya, hayoh kenapa nanya-nanya Andra, naksir ya sama sohibnya Rio? Hahaha.” Kata gue
“Ah..eng..engga kok, abang cuma tanya aja dek, pengen kepo aja hehe.”
“Yaudah sih jujur aja sama Rio bang, toh ngapain juga abang kepoin dia kalo gak ada maksud apa-apa, iya kan?.”
“Aduh abang salah ngomong deh, jadi ketauan haha, iya deh, bukan naksir sih masih pengen kepo dulu aja, orangnya kayaknya seru, pernah beberapa kali abang liat kalian lagi becanda dan kayanya deket banget, beberapa kali juga ketemu di perpustakaan dan dia senyumin abang.”
“Cieee cieee udah mulai senyum-senyuman aja nih haha, mau titip salam? Nanti biar Rio salamin deh ya sama dia bang.”
“Eh eh gak usah dek, belum kenal udah main titip salam aja, nanti deh pengen kenalan dulu aja, abang boleh minta kontak dia gak?.”
“Hahahah iya deh kalau gitu, boleh boleh, tapi abang jangan bilang itu Rio yang kasih ya bang, nanti bisa bisa dia marah-marah ama Rio hehehe.”
“Siap dek, gak akan, by the way makasih ya, abang sebenernya udah lumayan lama merhatiin dia dan baru sekarang aja udah mantep pengen nanyain langsung ke kamu.”
“Iya bang santai aja, kalo emang perlu bantuan tinggal kabari aja ya, jangan sungkan bang.”
“Iya makasih banyak yah dek, ayo kita makan dulu, keburu dingin makanannya.”
“Ayo bang.”
Karena keasyikan mengobrol kami pun tidak sadar kalau makanan yang kami pesan sudah tertata rapih diatas meja. Kami menyudahi dulu percakapan kami dan langsung menyantap makan siang masing-masing.
Kurang dari 30 menit makanan diatas meja sudah habis, entah karena kami lapar atau karena porsinya yang memang hanya sedikit haha.
“Dek udah ini kamu mau kemana? Mau keliling dulu apa mau balik aja?.”
“Terserah abang deh, Rio ngikut aja hehe, soalnya kan pulangnya nebeng hehe.”
“Haha kamu ini yaudah kita langsung pulang aja, kasian kamu butuh istirahat kayaknya, cape kan tadi abis ngampus langsung abang culik kesini.”
“Hehe gak cape kok bang, santai aja kali, udah biasa kali bang ngampus langsung jalan hehe.”
“Yaudah ayo siap-siap kita pulang, jangan sampe ada yang ketinggalan.”
Gue hanya menganggukan kepala dan mengekor bang Doni menuju ke kasir, gue yang melihat total makanan yang gue makan dan hendak mengambil dompet dihalangi oleh bang Doni.
“Udah biar abang aja yang bayarin, kan abang yang ngajakin kamu kesini dek.” Kata bang Doni seraya tersenyum.
Ya tuhan, ini cowok, udah ganteng, gagah, baik pula sih. Gue hanya mengangguk tannda setuju dengan keputusan bang Doni. Kami berjalan keluar restoran itu, melihat langit sore ini sangat cerah ditambah dengan suasana mall yang ramai membuat sore ini terasa seru bagi gue.
Sambil berjalan gue tidak sadar tangan bang Doni mendarat di pundak gue dan mendekatkan jarak gue dengan badannya yang tegap itu, dan gue mendengar bang Doni berbicara dengan sedikit berbisik.
“Kalau aja kamu belum ada yang punya, abang pasti akan jadi salah satu orang paling bahagia di dunia ini kalau bisa milikin kamu.”
Degg...Gue seketika merinding, kaget dan tertunduk lemas mendengar apa yang barusan dikatakan oleh bang Doni, gue tiba-tiba merasa bersalah.
“Ma..maaf bang, Rio gak tau kalau….”
“Udah gak apa dek, sekarang yang penting kamu bantu abang supaya bisa deket sama Andra, tenang abang emang berniat jadiin dia pacar kok, bukan hanya sekedar pelarian dari kamu.” Jawab bang Doni
Gue tersenyum dan merasa senang mendengar jawaban dari bang Doni, sedikit merasa lega karena meskipun rasa sayang dia ke gue gak bisa gue balas, dia sudah bisa menemukan lagi orang lain yang mungkin adalah pasangan dia yang sesungguhnya.
Kami sudah berada di parkiran tanpa sadar dan bang Doni pun langsung melajukan motor nya ke arah rumah gue. Angin sepoi-sepoi sore ini membuat gue sedikit mengantuk, pada dasarnya yang namanya manusia, dalam keadaan kenyang pasti lanngsung mengantuk, begitu juga gue. Dan tanpa terasa gue tertidur saat dalam perjalanan.
“Dek, dek..ayo bangun ini kita udah sampe rumah kamu.”
Gue merasakan ada yang menepuk pelan kepala gue, gue terbangun dan gue sadar kalau gue tertidur dengan posisi kepala gue bersandar di pundak bang Doni, makin tambah malu aja gue hari ini sama bang Doni.
Gue langsung turun dari motor dan memberikan helm yang gue pake ke bang Doni
“Makasih banyak ya bang udah ngajakin makan siang, kalo perlu bantuan soal Andra, hubungi aja jangan sungkan.”
“Iya dek, sama-sama abang juga makasih udah ditemenin curhat loh ya, siap nanti pasti abang hubungi.”
“Hehe iya bang. Hmm…bang, Rio mau minta maaf soal yang abang tadi jujur ke Rio, maaf kita hanya bisa sebatas gini.”
“Hey, udah ah gak usah merasa bersalah gitu, abang paham kok, gak usah dibahas lagi ya.”
Gue tersenyum dan jujur saja gue masih merasa tidak enak dengan bang Doni. Saat gue sedang ngobrol dengan bang Doni, tiba-tiba A Ega sudah berada di samping gue.
“Eh Don, kok ngajak adik gue jalan udah balik lagi sih?.” Tanya A Ega.
“Haha ngapain juga lama-lama bawa anak orang jalan, ntar yang ada disangka mau nyulik gue Ga.” Jawab bang Doni
“Haha dasar lu ah, eh masuk dulu Don, minum-minum dulu lah.”
“Next time deh Ga, udah mau maghrib nih, nyokap gue juga kebetulan udah sms tadi, jadi gue langsung balik aja deh.”
“Yaaa lu mah gak asik, yaudah hati-hati ya bro.”
“Haha yaudah gue pulang ya Ga, eh dek abang pulang dulu ya, thanks btw buat hari ini, Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumsalam.” Jawab gue dan A Ega.
Gue dan A Ega masuk ke dalam rumah dan gue lihat rumah gue sepi, dan gue memutuskan untuk langsung masuk ke kamar, mandi dan ganti baju. Selesai mandi gue menghampiri kakak gue yang sedang duduk di balkon.
“A, Reina ama Bunda kemana?.” Tanya gue
“Tadi pamitan sih mau beli sesuatu keluar, tapi gak tau deh udah jam segini belom pulang, Ayah juga belom sampe jam segini.” Jawab A Ega
“Pantesan rumah ini sepi, ternyata nyonya-nyonya lagi pada keluar.”
“Eh, kamu diajakin kemana ama si Doni? Tumben banget dia ngajakin kamu keluar?.”
Dengan spontan gue tertawa mendengar pertanyaan dari A Ega dan gue langsung menceritakan kekonyolan yang sempat gue pikirkan dan apa yang sebenarnya tadi bang Doni tanyakan ke gue. Dan A Ega pun ikut tertawa terbahak dengan kekonyolan gue tadi. Tapi gue tidak bercerita soal bang Doni yang tadi sempat jujur ke gue soal perasaan yang dulu pernah dia simpan terhadap gue.
“Kamu ini, jadi orang jangan kepedean, jadinya gitu kan malu sendiri hahahaha.”
“Iya namanya juga kan tebak tebak doang eh tau nya Rio malu sendiri deh A hahaha.”
Saat sedang asyik mengobrol dengan kakak gue, gue dengar dari kamar nada dering hp gue berbunyi. Dan gue langsung masuk ke kamar dan melihat telepon masuk dari pacar gue tercinta…Mas Angga…
Jam 20:00 malam, setelah seharian mengerjakan tugas di kantor yang amat sangat menyita waktuku akhirnya aku punya waktu untuk sedikit menghirup udara malam yang segar ini. Aku ditemani secangkir teh manis hangat sedang menikmati suasana malam kota yang indah ini. Aku mulai menekan tombol untuk melakukan ritual malamku bersama pangeran kecil.
“Tuuuut….Tuuuuut.”
“Halo? Siapa ini?.” Jawab suara disebrang sana.
“Selamat malam, betul ini dengan dek Rio Dewantoro?.” Tanyaku
“Iya betul, bapak siapa ya?.”
“Hey jangan sekali-kali kamu berani panggil aku bapak ya anak kecil, kalau ketemu aku jewer kamu!.” Dengan nada pura-pura membentak
“Hahahahaha kena deh, jangan marah-marah mulu sih Mas, orang mah kangen-kangenan di telepon sama pacar, ini malah marah-marah.”
“Abisan kamu nyebelin sih, lagi apa malam ini sayang? Mas ga ganggu Rio kan?.”
“Barusan abis ngobrol sama A Ega di balkon depan Mas, sekarang udah dikamar lagi telponan sama Mas kan, ga lah, kalo ganggu ga akan Rio angkat hehe.”
“Wah Mas juga ini lagi di balkon loh, lagi ngaso sambil minum teh manis panas.”
“Ciee tumben bikin teh manis sendiri, makanya cepet pulang nanti Rio bikinin teh manis kaya biasa Mas hehe.”
“Hehe iya biasanya kalau kamu lagi di rumah Mas, pasti tiap sore atau malem dibikinin teh manis, jadi tambah kangen sama kamu sayang.”
“Iya cepet pulang dong makanya, jangan betah kerja mulu, Rio juga kangen Mas, kangen berat deh pokonya.”
“Iya bentar lagi ya sayang, Mas usahakan pulang pas malam Valentine ya.”
“Bukan diusahakan tapi memang harus pulang lah, awas aja kalo ga pulang, Rio ga akan mau diajakin ketemu pokonya.”
“Iya sayang, pacar Mas yang cerewetnya ga ada duanya deh pokonya hehehe.”
Kami berdua larut dalam obrolan seperti biasa, membahas kuliah Rio, membahas kerjaanku di kantor hari ini dan masih banyak lagi hal yang kami bahas, seperti biasa kami tidak pernah kehabisan topik untuk ngobrol. Dan tidak terasa waktu begitu cepat berlalu dan aku pun merasa hawa disini mulai terasa semakin dingin. Aku beranjak masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu Balkon, kemudian masuk ke kamar.
“Hoooammmm.”
“Udah ngantuk ya Mas? Mas udah beberapa kali nguap loh dari tadi.”
“Hehe iya nih, Mas udah ngantuk banget ini, kita lanjut besok pagi ya sayang, sekarang waktunya kita tidur.” Kataku
“Hmmmm…oke deh, cepet pulang ya Mas, jangan ditinggal terus pacarnya.” Kata Rio, ada sedikit nada sedih di kata-katanya barusan.
“iya Mas janji cepet pulang kok….I wish you were here beside me.” Kataku sedikit menghibur
“Me too, Mas…Goodnight Mas sayang, love you.”
“Goodnight my prince, sleep tight, love you too.”
Ku tutup teleponku dengan Rio malam ini. Bukannya merasa lega, yang ada rindu semakin terasa saja. Aku beranjak menyimpan hp di meja samping kasur dan mematikan lampu.
Goodnight….i’ll be home soon…that’s my promise….
@Unprince @lulu_75 @3II0 @hendra_bastian @Wita
@Tsu_no_YanYan @balaka @arifinselalusial @4ndh0 @DM_0607
Hope you guys enjoy this part, maaf kalo update-nya masih ada yang kurang-kurang, mohon saran dan masukannya...
selamat membaca