It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
uwah.. O.o A-aku gak tau kak..
Ok deh aku pelajari lagi.
Makasih banget udah ngasih tau kakak..
nanti gak lupa deh..
@Adityaa_okk siap!
peran Kenda kemungkinan (Mungkin?) gak bakalan terlalu banyak kok. Dia cuma muncul beberapa kali Aja..
Yah semoga aja..
aku mau coba fokus ke Rio sama ... (nama di samarkan).
#authorlabil
#dilemparpiring
setelah arsya yg berubah sikap kemare. sekarang muncul kenda mantannya dan erick yg nyium kening rio. makin yakin klo ricky suka rio
erick siapa ya @balaka kok gw bingung yaa
@3ll0 namanya banyak yg sama yaa dan gw yg pelupa ini suka lupa n kliru komen . Tp kayaknya gak cuma gw sih yg suka lupa :P
ayoo Ts dilanjut
*
Rio Pov
Aku duduk dengan tak nyaman di bangku kantin yang aku dan teman-temanku duduki.
Sesekali ku lirik kearah Ricky yang ternyata -masih- melihatku dengan intens.
Ught!
Bisa kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kalian sedang makan, lalu tiba-tiba ada seseorang yang memperhatikanmu terus tanpa mengalihkan pandangan nya darimu.
Rasanya pasti risihkan?
Aku sampai beberapa kali melap bibir dan pipiku. Takutnya Ricky melihatku terus karena ada mie atau nasi yang menempel disana.
Setelah kejadian di mobil tadi pagi. Aku dan Ricky tak saling bicara lagi. Rasanya masih canggung saja dan wajahku selalu memerah jika mengingat itu.
Dan sialnya karena kulit ku yang pucat ini. Warna merah di pipiku ini akan sangat terlihat.
Ku alihkan perhatianku kearah ke-dua teman ku yang lain. Alfa dan Dave.
Mereka pun dari tadi hanya bungkam.. Ah tidak, melamun mungkin? Kalau Dave sih sudah tak aneh lagi.
Nah ini? Alfa? Biasanya dia yang paling rusuh di antara kami. Kenapa sekarang dia jadi punya hobi yang sama kaya Dave?
Aku sempat melihat Alfa hampir salah memasukan basonya ke lubang hidungnya bukan kemulutnya.
' pfft.. Gila ni anak.'
Brak!!
" WOY!! " ku gebrak meja kantin cukup keras. Beberapa orang menatapku dengan pandangan terganggu. Che..
Alfa dan Dave pun berjengit kaget, hingga sedotan yang tadinya mau Alfa masukan ke mulutnya malah mampir ke lubang hidungnya.
Ppfft~~
Aku menggigit bibirku menahat tawa melihat kejadian konyol tadi.
Sampai Alfa dan Dave memandangku tajam. Aku pun akhirnya tertawa keras.
" pfftth..HAHAHAHA! "
Dengan kesal Alfa melemparku dengan sedotan yang tadi masuk lubang hidungnya. Dengan cepat ku hindari sedotan yang sudah terkontaminasi up*l Alfa itu.
" Apaan sih , Yo?! " kata Dave kesal.
Aku hanya nyengir di tatap penuh kesumat oleh Dave dan Alfa.
" Hehehe, sorry.. sorry. Lagian lo ber-dua kenapa sih ngelamun terus dari tadi? Ah jangan-jangan lo ngelamun jorok ya Fa? lo kan Omes ( Otak Mesum ) " Alfa menatapku tajam dan siap melempar garpunya kapan saja.
Segera ku pasang wajah memelas dengan tangan ku buat tanda 'Vis'(?) dan Alfa tak jadi melemparkan garpunya. Dia menghela nafas menyerah jika aku sudah memperlihatkan wajah memelasku padanya.
Alfa menopang wajahnya dengan tangan kanannya. Lalu menerawang entah memikirkan apa.
" Kayanya gue jatuh cinta deh " kata Alfa pelan dan sukses membuat Ricky mengalihkan pandangannya dariku ke arah Alfa. Begitu pun aku dan Dave. Kami menatap Alfa bingung.
" Maksud lo? Lo jatuh cinta lagi sama Fanny gitu? Halah gombalan basi tuh. " kataku denan nada mengejek.
Alfa menatapku dengan tatapan aneh.
" Ck. Bukan! Gue jatuh cinta sama-- "
" Siapa yang jatuh cinta? " Alfa langsung bungkam saat tiba-tiba saja Fanny duduk di sebelahnya.
" Alfa tuh. " celetuk Ricky yang di hadiahi pelototan Suzana oleh Alfa. Seolah tak terpengaruh oleh pelototan mengerikan Alfa, Ricky malah sibuk kembali dengan tumpukan benda hijau ( Salad ) di depannya.
Fanny menatap Alfa bingung.
" Kamu jatuh cinta lagi, yang?! " kata Fanny dengan nada suara yang cukup tinggi. Untung aja gelas-gelas di sekitar sini gak pecah. (Apaan sih?)
Alfa langsung memasang wajah memelasnya -yang membuat ku ingin muntah- kepada Fanny.
" Iya. " kata Alfa pelan sambil menundukan kepalanya. Dan langsung membuat Fanny membulatkan matanya murka.
" Sama siapa hah?! " Teriak Fanny, yang sukses membuat nya dan kami jadi pusat perhatian di kantin.
Alfa lalu mengangkat wajahnya dan menatap Fanny yang terlihat murka.
" Aku.. Jatuh cinta.. Lagi sama... kamu. " katanya dengan wajah memelas.
Mendengar itu, wajah Fanny yang tadi sudah mengerikan bak Medusa berubah bling bling hello kitty(?).
" Aah~ kamu romantis banget sih Sayang~ " ucap Fanny dengan manja-manja koala(?)
Cup..
Fanny mencium pipi Alfa pelan lalu bergelayut(?) di tangan Alfa yang hannya tersenyum hambar? Eh?
Aku mengerlingkan mata ku bosan.
' Tuh kan tebakan gue gak salah, dasar tukang gombal basi tuh anak. '
Dave hannya tersenyum tertahan melihat kejadian di depannya. Sementara Ricky terlihat acuh tak acuh.
Bruk..
Sekarang perhatian kami teralih kearah tumpukan buku yang tiba-tiba saja sudah ada di meja di dekat Dave.
Kami serempak melihat kearah si empunya buku.
Ergha.
Aku langsung memandangn tak suka Ergha yang berdiri tegap di sebelah Dave dengan wajah dingin nan angkuh ia menatap Dave.
" Gue ambil itu besok." katanya sambil menunjuk tumpukan buku -yang ternyata buku PR Ergha- dengan dagunya.
Dave hanya diam dan menampakan senyuman manisnya menandakan ia menyanggupi perintah seenakan Ergha.
Aku memamandang Ergha kesal.
" Seenaknya aja lo minta Dave yang ngerjain PR lo. Emang sebego itu ya lo, sampe PR aja lo minta orang lain yang ngerjain. " kataku sarkastik dengan pandangan mengejek.
Ergha hanya menatapku dingin tak berkomentar
" Udah gak apa-apa kok yo. " kata Dave.
Mendengar pembelaan Dave, Ergha langsung tersenyum menang kearah ku.
"kenapa sih Dave!?"
Dave hanya tersenyum lemah.
_
*
Rio Pov
Aku duduk dengan tak nyaman di bangku kantin yang aku dan teman-temanku duduki.
Sesekali ku lirik kearah Ricky yang ternyata -masih- melihatku dengan intens.
Ught!
Bisa kalian bayangkan bagaimana rasanya jika kalian sedang makan, lalu tiba-tiba ada seseorang yang memperhatikanmu terus tanpa mengalihkan pandangan nya darimu.
Rasanya pasti risihkan?
Aku sampai beberapa kali melap bibir dan pipiku. Takutnya Ricky melihatku terus karena ada mie atau nasi yang menempel disana.
Setelah kejadian di mobil tadi pagi. Aku dan Ricky tak saling bicara lagi. Rasanya masih canggung saja dan wajahku selalu memerah jika mengingat itu.
Dan sialnya karena kulit ku yang pucat ini. Warna merah di pipiku ini akan sangat terlihat.
Ku alihkan perhatianku kearah ke-dua teman ku yang lain. Alfa dan Dave.
Mereka pun dari tadi hanya bungkam.. Ah tidak, melamun mungkin? Kalau Dave sih sudah tak aneh lagi.
Nah ini? Alfa? Biasanya dia yang paling rusuh di antara kami. Kenapa sekarang dia jadi punya hobi yang sama kaya Dave?
Aku sempat melihat Alfa hampir salah memasukan basonya ke lubang hidungnya bukan kemulutnya.
' pfft.. Gila ni anak.'
Brak!!
" WOY!! " ku gebrak meja kantin cukup keras. Beberapa orang menatapku dengan pandangan terganggu. Che..
Alfa dan Dave pun berjengit kaget, hingga sedotan yang tadinya mau Alfa masukan ke mulutnya malah mampir ke lubang hidungnya.
Ppfft~~
Aku menggigit bibirku menahat tawa melihat kejadian konyol tadi.
Sampai Alfa dan Dave memandangku tajam. Aku pun akhirnya tertawa keras.
" pfftth..HAHAHAHA! "
Dengan kesal Alfa melemparku dengan sedotan yang tadi masuk lubang hidungnya. Dengan cepat ku hindari sedotan yang sudah terkontaminasi up*l Alfa itu.
" Apaan sih , Yo?! " kata Dave kesal.
Aku hanya nyengir di tatap penuh kesumat oleh Dave dan Alfa.
" Hehehe, sorry.. sorry. Lagian lo ber-dua kenapa sih ngelamun terus dari tadi? Ah jangan-jangan lo ngelamun jorok ya Fa? lo kan Omes ( Otak Mesum ) " Alfa menatapku tajam dan siap melempar garpunya kapan saja.
Segera ku pasang wajah memelas dengan tangan ku buat tanda 'Vis'(?) dan Alfa tak jadi melemparkan garpunya. Dia menghela nafas menyerah jika aku sudah memperlihatkan wajah memelasku padanya.
Alfa menopang wajahnya dengan tangan kanannya. Lalu menerawang entah memikirkan apa.
" Kayanya gue jatuh cinta deh " kata Alfa pelan dan sukses membuat Ricky mengalihkan pandangannya dariku ke arah Alfa. Begitu pun aku dan Dave. Kami menatap Alfa bingung.
" Maksud lo? Lo jatuh cinta lagi sama Fanny gitu? Halah gombalan basi tuh. " kataku denan nada mengejek.
Alfa menatapku dengan tatapan aneh.
" Ck. Bukan! Gue jatuh cinta sama-- "
" Siapa yang jatuh cinta? " Alfa langsung bungkam saat tiba-tiba saja Fanny duduk di sebelahnya.
" Alfa tuh. " celetuk Ricky yang di hadiahi pelototan Suzana oleh Alfa. Seolah tak terpengaruh oleh pelototan mengerikan Alfa, Ricky malah sibuk kembali dengan tumpukan benda hijau ( Salad ) di depannya.
Fanny menatap Alfa bingung.
" Kamu jatuh cinta lagi, yang?! " kata Fanny dengan nada suara yang cukup tinggi. Untung aja gelas-gelas di sekitar sini gak pecah. (Apaan sih?)
Alfa langsung memasang wajah memelasnya -yang membuat ku ingin muntah- kepada Fanny.
" Iya. " kata Alfa pelan sambil menundukan kepalanya. Dan langsung membuat Fanny membulatkan matanya murka.
" Sama siapa hah?! " Teriak Fanny, yang sukses membuat nya dan kami jadi pusat perhatian di kantin.
Alfa lalu mengangkat wajahnya dan menatap Fanny yang terlihat murka.
" Aku.. Jatuh cinta.. Lagi sama... kamu. " katanya dengan wajah memelas.
Mendengar itu, wajah Fanny yang tadi sudah mengerikan bak Medusa berubah bling bling hello kitty(?).
" Aah~ kamu romantis banget sih Sayang~ " ucap Fanny dengan manja-manja koala(?)
Cup..
Fanny mencium pipi Alfa pelan lalu bergelayut(?) di tangan Alfa yang hannya tersenyum hambar? Eh?
Aku mengerlingkan mata ku bosan.
' Tuh kan tebakan gue gak salah, dasar tukang gombal basi tuh anak. '
Dave hannya tersenyum tertahan melihat kejadian di depannya. Sementara Ricky terlihat acuh tak acuh.
Bruk..
Sekarang perhatian kami teralih kearah tumpukan buku yang tiba-tiba saja sudah ada di meja di dekat Dave.
Kami serempak melihat kearah si empunya buku.
Ergha.
Aku langsung memandangn tak suka Ergha yang berdiri tegap di sebelah Dave dengan wajah dingin nan angkuh ia menatap Dave.
" Gue ambil itu besok." katanya sambil menunjuk tumpukan buku -yang ternyata buku PR Ergha- dengan dagunya.
Dave hanya diam dan menampakan senyuman manisnya menandakan ia menyanggupi perintah seenakan Ergha.
Aku memamandang Ergha kesal.
" Seenaknya aja lo minta Dave yang ngerjain PR lo. Emang sebego itu ya lo, sampe PR aja lo minta orang lain yang ngerjain. " kataku sarkastik dengan pandangan mengejek.
Ergha hanya menatapku dingin tak berkomentar
" Udah gak apa-apa kok yo. " kata Dave.
Mendengar pembelaan Dave, Ergha langsung tersenyum menang kearah ku.
"kenapa sih Dave!?"
Dave hanya tersenyum lemah.
_