It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Harris.. Harris..."
"Harris.. Jangan pulang dulu.. "
Glenn dan Bima terbangun . Mereka kemudian memperhatikan Nial yang tengah mengigau .
"Kau benar" Kata Glenn kepada Bima dan lalu membelai kening Nial yang berkeringat .
"Setidaknya kita berhenti membuatnya teringat masalalu . Aku merasa benar benar iba padanya" Kali ini Bima memunggungi Glenn dan Nial . "Semoga saja dengan adanya kau ia bisa melupakan Harris"
Kerongkongan Glenn tercekat . Apa ini? Kenapa Bima menyerah begitu saja? Sesaat tadi Glenn benar benar bersemangat memiliki saingan untuk mendapatkan Nial . Tapi sungguh ia sama sekali tak mengerti dengan sikap Bima .
"Kau tak boleh melanggar kesepakatan yang telah kita buat" Glenn menarik selimut dan menyelimuti badan Nial . "Mungkin Harris adalah sosok yang sangat berharga baginya . Tepat seperti yang kau ceritakan . Tapi kepergian Harris itu tak ada hubungannya denganmu . Meskipun ia mirip denganku , tapi tak menutup kemungkinan jika Nial akan bahagia jika ia bersamaku . Nial juga membutuhkanmu" Glenn bangkit dari tidurnya dan meninggalkan Bima beserta Nial diatas kasur .
"Kau mau kemana?" Tanya Bima
"Merokok"
Glenn menutup pintu kamar . Bima memandangi Nial sebentar dan bangkit . Ia memandangi wajah polos Nial yang damai saat tidur dan dibasahi oleh butir butir keringat .
"Kumohon . Lupakanlah Harris . Seharusnya kau memilih aku waktu itu..." Gumamnya dan kemudian ia tercekat .
----------
Ini . Sangat . Lezat . Sekali!
Kak Bima meninggalkanku semangkok kolak didalam kulkas . Tentu saja bukan kolak biasa . Kak Bima mencampurkan beberapa bahan kedalamnya . Kau tahu? Rasanya benar benar nikmat dan kuahnya lumeeerr di mulut .
"Drrrrt" . Oh , ada SMS . Aku langsung merogoh saku dan mengeluarkan ponselku .
From : Bima
Udh bangun?
To : Bima
Udah .
From : Bima
Aku ninggalin kolak di dalam kulkas .
To : Bima
Iya . Aku lagi makan sekarang .
From : Bima
Gimana? Enak?
Aku tak membalas pesan terakhir dari kak Bima . Kakak pasti tau jawabanku . Selalu sama .
Aku mengedarkan pandanganku . Ya ampun , benar benar berantakan . Keranjang kain kotor di depan kamar Glenn , piring piring yang belum dicuci . Masih jam 08:42 . Ah biar aku bantu saja Glenn dan kak Bima dulu . Aku mau menyambut Koi dengan rumah yang bersih dan indah .
--------
"...Naturaru Ni Koishite .." Aku masih memperhatikan gerakan gerakan lincah dari lagu Natural Koishite di channel MTv . Aku bosan . Sekarang masih pukul 10 dan tak ada lagi yang bisa kukerjakan . Apa sebaiknya aku ke warnet dulu? Ah tapi kak Bima belum mengizinkanku untuk bekerja .
Aku jadi merindukan Glenn . Dan juga kak Bima . Dan juga bagaimana mereka bertengkar satu sama lain . Kak Bima.. Glenn.. pulang dong . Berantem lagi kek , aku bosan .
"Drrrt Drrrt Drrrt" Eh . Ada telfon . Dari Putra ,
"Ha..Halo?"
Terdengar suara ribut ribut diseberang sana , "Hei hei berhentii!!!" Putra berteriak lagi "Eh , halo Nial? Kamu bisa kesini ngga? Ada user nakal yang makai cheat dan dia nyebarin ke user yang lain . Dan dia juga nyerang komputer server"
"A.. Ap.. Apa Ghina disana?"
"Ghina lagi dirumahnya! Tolong aku yah! Sekarang"
Dan kemudian hening , Putra mematikan telfonnya . Masalah apa lagi yah? Aku lalu segera menuju kamarku dan berbenah .
-----
"Untung aja lo cepat datang , Ghin" kata Putra lega . "Tuh bocah kapok deh"
"Kau kenape tak telfon aku? Kau ken tau aku punya handphone . Tak payah kau macam tadi . Asyik teriak teriak" Ghina meracau pada Putra . Memang benar , tadi Putra nggak bisa memadamkan kehebohan di warnet .
Gara-gara cheat itu , komputer server jdi kena batunya dan terkena virus . Aku harus cepat menelfon game publishernya agar tak didenda nanti . Kau tau? Menggunakan program illegal didalam game online termasuk kriminal di kota ini . Yang menggunakan akan dikenakan denda sebanyak Rp. 5 juta . Itu bisa buat beli berapa Merchandise Cinta Henny yah..
"Jadi. . gimana?" tanya Putra padaku.
Virusnya banyak banget . Kayaknya bakalan lama nih kelarnya .
"Eh , gimana?"
Errr.. aku harus jawab apa yah?
"Udah bisa dipake sekarang nih komputernya?"
Sepertinya nggak . Aku menggeleng
"Kenapa menggeleng? Jawab dong"
Errr.. apa yang harus kukatakan yah..
"Udah bisa dipake belom nih?"
"Be.. belum.." kataku begitu pelan . Aku didesak disini . And i can't take it
"Apa?"
Ya ampun . Apa telinga putra juga terkena virus?
"K.. komputernya.. be.. belum..."
"Belum kenapa?"
"Be.. belum bi.. bissa.."
Putra mengangguk angguk lalu berjalan menuju pintu masuk warnet . "Mungkin sebaiknya kita tutup dulu warnetnya . Kau perbaikilah dulu . Biar aku yang menghubungi providernya" . Wanita itu lalu menutup pintu masuk dan menempelkan tanda "CLOSED" pada pintu kaca itu .
Eh.. tapi kan aku mau kerumah sakit , Put . Ya ampun , Nial . Komputer dan Warnet ini kan juga tanggung jawabmu! Jangan seenaknya saja!
"Drrrt" Ah , ada pesan masuk "Drrrt" . Lagi . "Drrrrt" dan lagi . Siapa sih?
From : Glenn
Qm dmn? Udh mkn siang?
From : Bima
Aku td krumah utk jmput kamu . Km kemana?
From : Bima
Aku td krumah utk jmput kamu . Km kemana?
To: Glenn
Aku bntar lagi kesana
Message Not Sent .
Ya ampun . Aku pakai acara lupa isi pulsa . Waktu itu setengah dari jatah pulsa bulananku habis gara-gara ikut kuis Cinta Henny di TV . Nyesel deh sekarang .
Yasudahlah aku akan selesaikan ini dulu . Tunggu aku , Koi!
Udah Nial Poliandri aja
ternyata mereka berdamai buat ngebantu nial ngelupain harris to, ok ok ok
sekalian gue mensyong deh
@Tsunami @lulu_75 siapa lagi yah . Duh lupa
Aku mendongak . Loh? Kak Bima?
"Ayo cepetan . Glenn udah nungguin" dan ia menarik tanganku .
Trus ini gimana? Masa' sih musti aku biarin gitu aja . Aku menatap Putra yang kebingungan melihat sikap kak Bima yang sepertinya benar benar tergesa gesa .
"Udah biarin aja . Putra bisa ngurus kok"
"Eh , gue mana ngerti yang beginiaan"
Kak Bima mengeluarkan dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang Rp.50.000 an dari sana . "Kau pergilah cari orang yang pandai . Nial belum bisa kerja dulu sekarang" dan kak Bima langsung menarikku keluar dari warnet .
"KEMBALIANNYA BAGAIMANAAA!!???" trriak putra ketika kami sudah mulai jalan
--------
Kak Bima menurunkanku dipelataran parkir Rumah Sakit Harapan . Aku sempat mengajaknya masuk untuk membantuku , tapi ia menolak . Katanya dia harus kerja dulu . Ntar dia ikut nyambut dirumah saja .
Setelah ia pergi . Aku langsung saja masuk kedalam dan memasuki lift . Kebetulan sekali lift ini kosong , beberapa hari yang lalu ketika berkunjung keruangan Glenn , aku selalu terpaksa naik tangga darurat menuju lantai 4 . Karena lift keseringan penuh dan beberapa diantaranya sedang macet . How i hate the crowd
Aku memencet angka 4 didalam lift dan kemudian bersandar . Oh , baru kali ini aku naik lift yang bersuasana kan Mall . Aku sayup sayup mendengar lagu soundtrack film , "Lost in Love" yang dibintangi Johannes Koko -aktor utamanya- . Selain itu juga , aroma pengharum ruangan mendominasi hidungku didalam sini . Apa lift juga termasuk jenis dari ruangan berdasarkan pengertiannya yah?
Setelah sampai aku berjalan menuju ruangan Glenn yang berada tepat diujung . Didepannya terdapat kursi kursi , ya semacam itulah . Kursi yang digunakan orang orang untuk menunggu gilirannya dipanggil .
Aku membuka pintu dan melihat Glenn sedang menulis nulis sesuatu di mejanya . "Tok tok tok" kuketukkan jari jariku .
"Ah . Kau sudah datang" Glenn berdiri dan menyambutku .
"Apa kau sudah makan?"
Kalau yang kau maksudkan makan pagi , tentu saja sudah . Tapi , jam 13:00 menurutku terlalu siang untuk di sebut makan siang .
"Baiklah . Ayo kita ke kantin dulu" Ia menggamit tanganku . Tunggu . Aku tak bernafsu makan saat ini , Glenn!
"Kenapa?"
Aku ingin langsung menggendong Koi . Koi-ku yang menggemaskan!
"Kau tak lapar?"
Ya! Ayolah aku ingin segera menggendong Koi!
"Kutebak kau pasti ingin segera bertemu dengan Koi?" kali ini ia menyeringai . "Apa kau siap menjadi ibu?"
What? Ibu? I've got to be blushing , over and over again .
"Tak apa . Biar aku yang menjadi ayahnya . Hahahahaha" dan kemudian Glenn keluar sambil menarik lenganku keruang inkubator
----------
"Jadi , dia pria yang sering kau bicarakan itu?"
Aku mendengarkan saja percakapan mereka . Aku tak mau ikut campur . Aku hanya ingin menggendong Koi dulu saat ini . I need him!
"Ya . Bagaimana? Apa ia cocok denganku?" Balas Glenn . Dasar , gombal!
Dokter Fitri -Dokter yang menangani Koi- terkekeh . "Jika kau berani melamarnya , aku mungkin bisa mempertimbangkan kata serasi untukmu" . Dokter Fitri lalu berjalan kearah ruangannya . "Oh ya . Setelah sampai dirumah jangan kau hadapkan dia dengan udara dingin . Tubuhnya masih rentan" . Dan lalu dia menghilang .
Aku dan Glenn berjalan menuju lift . Aku mengusap usap bibir Koi sementara Glenn membawa hoodie dilengan kanannya . "Kau yakin tak mau makan dulu?"
Tentu . Aku lebih memilih makan didalam rumah . Karena disana udaranya pas untuk tubuh Koi -Menurutku- .
"Kau yakin?"
I'm 100%
Di sepanjang jalan menuju basement . Banyak orang orang yang memandangku aneh . Mungkin karena sekarang tangan Glenn sedang merangkul pinggangku . Duh , aku sedikit jenuh .
"Jadi ini orang yang sering anda bicarakan itu , Dokter"
"Siang dokter , kekasih anda kelihatan sangat bahagia"
"Kalian tampak serasi.."
"Anakmu lucu sekali Dokter Glenn"
Setiap perawat dan dokter yang berpapasan dengan kami mengatakan itu . Glenn cuman bisa tersenyum dan kembali merapatkan pinggangku padanya .
-------------
Keluarga kecil.3 Ayah dan 1 Baby.Seruuu.
Ohya akankah ada konflik ala Cinta Henny entar.muncul sosok pengganggu?