It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bakar hio buat manggil:
@Tsunami @ryanadsyah @lulu_75 @3ll0 @arifinselalusial @d_cetya @4ndh0 @Adamx @kaka_el @Tsu_no_YanYan @dafaZartin @Cyclone @Rika1006 @Adi_Suseno10 @boygiga @JengDianFebrian @cute_inuyasha @Ndraa @Widy_WNata92 @ciel_P
"Ergghh!!" ku renggangkan tubuhku sejenak sesaat setelah turun dari mobil. Kulihat jam tanganku yang menunjukan pukul 10 malam.
Huh... benar-benar perjalanan yang melelahkan. Inilah malasnya kalau ikut mudik saat masa lebaran tiba. Padahal masih minggu ke-3 bulan Juli, tapi ramenya ampun-ampun deh. Butuh waktu 1 hari penuh untuk sampai di Jogja dari Jakarta, yang berarti dua kali lebih lama dari waktu biasanya saat jalanan tidak padat. Ingin rasanya aku cepat-cepat mencari kasur dan merebahkan tubuh disana, sekedar menghilangkan pegal.
Imbas dari kemacetan itu tidak hanya berdampak pada badanku, tapi juga hp ku. Sudah satu harian ini hp ku mati. Apa boleh buat, di perjalanan tidak ada tempat untuk mengisi baterai dan aku pun lupa membawa power bank. Padahal hp itu satu-satunya alat pembunuh waktu yang dapat kugunakan untuk mengusir rasa bosan. Hiks... lengkap sudah perjalananku.
"Tok tok tok" ketuk ku pada pintu.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan nenek sudah berdiri disana dengan muka yang kaget. Ya mungkin dia bingung siapa aku?
"Sisi?" ucap nenek ku pangling. Oh iya Sisi itu panggilan kecilku. Aku memanggil diriku sendiri dengan nama itu karena nama "Steven" sangat sulit diucapkan oleh anak kecil yang dimana saat aku tinggal di Jogja, umurku masih 4 tahun.
"Iya mbah" balasku sambil tersenyum dan meraih tangannya untuk ku cium.
"Ya ampun le (nak), udah lama mbah ga liat kamu, sampe pangling" ucapnya dengan kedua tangan kini berada di pipiku.
"Hehehe maaf ya mbah baru bisa kesini" jawabku.
"Ya gpp kok, toh sekarang kamu wes di sini. Mbah seneng sekali" ucap nenek ku dengan logat jawanya. "Kung! Kakung!" teriak nenek ku memanggil kakek.
"Opo toh yo Ti teriak-teriak?" tanya kakek sambil menghampiri nenek. Begitu ia melihatku, kakek juga ikut kaget untuk sesaat hingga akhirnya senyumnya mengembang. "Sisi toh?" tanyanya.
"Ia kung" jawabku sambil meraih tangannya untuk ku cium, sama seperti nenek.
"Wes gede toh yo le, le..." ucap kakek sambil menepuk pundakku."Mama mu endi (mana)?"
"Ada kung (kek), lagi rapihin barang di mobil" jawabku dan saat itu juga kakek langsung pergi menghampiri mobil.
"Mandi dulu sana biar seger. Mbah udah siapin air hangat" perintah nenek.
"Iya mbah" ucapku seraya memasuki rumah.
Begitu memasuki rumah ini, kenangan masa kecil kembali terulang di benakku. Tanpa terasa, setetes air keluar dari sudut mataku. Apa aku menangis? Tidak. Aku tidak boleh lagi menangis. Itu janjiku dulu saat papa masih disini bersama kami.
Ku amati sekelilingku. Rupanya rumah ini masih sama seperti dulu. Mungkin yang berubah hanya lantainya yang sudah di keramiki. Tapi sisanya... sama. Sebuah rumah sederhana yang mungil, namun sangat tentram. Oh iya, letak rumah kakek-nenek ku ini memang lebih terpencil dan terpisah dari rumah-rumah lainnya. Hanya ada adik dari nenek ku dan keluarganya saja yang tinggal dekat dengan rumah ini.
Oke, cukup pendeskripsiannya. Sekarang hal pertama yang perlu kucari adalah stop kontak! Hp ku perlu diberi asupan supaya nantinya bisa dipakai lagi. Hmmm mana ya? Ah! Itu dia, terletak di sebelah tv. Segera ku colokan chargerku dan menyambungkannya ke hp. Sip, beres. Hp sudah tercas dan sekarang saatnya mandi.
Sesudah mandi, aku membantu mama untuk mengeluarkan barang-barang dari mobil dan merapihkannya.
"Udah gih sayang tidur sana, udah malem" ucap mama.
"Iya ma bentar lagi" kulirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sepertinya ada sesuatu yang aku lupakan. Hmmm apa ya? Oh iya! Dengan segera aku berlari ke ruang keluarga untuk mengambil hp ku disana dan mengaktifkannya.
Tidak lama kemudian hp ku sudah menyala dan benar saja. Banyak pesan yang masuk dan salah satunya dari William.
"Hati-hati di jalan ya" (yesterday at 21.50 p.m)
"Oi kek (kakek), udah sampe belom?" (today at 17.40 p.m)
"Ven. Masih idup kan? Kabarin gw kalo udah sampe, jangan lupa" (1 hour ago)
Awalnya aku sudah tersentuh dengan kekhawatirannya. Namun begitu membaca pesan terakhirnya itu malah menghancurkan segalanya. Apa maksudnya coba nanya masih hidup? Huuu....
"Sbb (sorry baru bales) nek (nenek), baru sampe nih, terus tadi mandi dulu sama beres-beres" jawabku.
Oh iya kalian belum tau ya panggilan baru kami. Karena aku terkadang suka lupa pada suatu hal, dia jadi memanggilku kakek. Ya kalian tau lah konotasi "kakek" itu kenapa. Nah, untuk membalas panggilannya itu, aku pun memanggilnya nenek (pasangan kakek)—ngarep.com
Awalnya dia protes besar karena gendernya salah. Tetapi dengan teknik tertentu yang kumiliki, ia pun menerima dengan pasrah panggilan tersebut. Huahahaha.... inilah pembalasan atas panggilan Steffy nya dulu kepadaku (evil mode on)
Tak lama berselang, saat aku sedang membalas pesan lainnya, William juga telah membalas chatku sebelumnya.
"Gw bingung tau lu ga ada kabar. Sampe nanya ke Novi tadi sore. Terus dia bilang ga tau juga" balasnya.
"Uuu... kamu cemasin aku ya nek?" (memasang emoticon monyet menutup mata)
"Iya cemas, utang belom bayar" balasnya ditambah emoticon monyet membuka penutup mata. Asem!
"Asem! Jahat banget ih nenek. Padahal kan gw ga ada utang apa-apa" balasku.
"Ga ada utang? Wah si kakek emang udah pikun. Ckckck...." tunggu, tunggu. Emang aku ada utang apa?
"Emang kapan gw ngutang nek?" balasku sambil memikirkan apa yang pernah aku pinjam dari dia.
"Diminum dulu obatnya kek biar ga pikun" dibanding menjawab pertanyaanku, malah dia memilih untuk semakin menyerangku. Adik kurang ajar! Siapa sih kakaknya? (Lah ya situ sendiri) Oh iya, lupa #plak.
"Lupa beneran ini nek. Apaan sih?"
"Perlu clue?"
"Ya. Apa?" tanyaku penasaran.
"Foto...."
"Hah?! Itu seriusan?" balasku ditambah dengan emot shock. Aku pikir dia hanya bercanda. Damn. Seharusnya aku tau dia bukan tipe orang yang asal mencuap. Apa yang sudah ia ucapkan kemungkinan besar pasti dilakukan. Jadi itu rupanya hutangku? Hahaha....
****
FLASHBACK
Hari ini adalah hari keberangkaranku. Kulirik jam dinding yang menujukkan pukul 4 sore, berarti masih ada waktu 5 jam lagi. Ku ambil perlengkapan olahragaku dan bergegas mengeluarkan motor. Sore ini aku ada janji dengan Josh untuk bermain tennis. Entahlah, akhir-akhir ini aku tertarik untuk mencoba olahraga memukul bola tersebut, begitu juga temanku itu.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di lapangan tennis karena rumah Josh masih 1 komplek denganku. Sesampainya disana, kulihat ia sedang melakukan beberapa pemanasan. Setelah memarkirkan motor, aku pun datang menghampirinya.
"Oi Josh!" panggilku. Ia pun menoleh dan melambaikan tangannya padaku.
"Hoi bro!" jawabnya seraya merangkulku begitu aku sampai disebelahnya.
"Udah lama?" tanyaku.
"Belom kok. Yuk pemanasan" ajaknya.
Akhirnya kamipun sama-sama melakukan pemanasan dan setelah itu, permainanpun dimulai. Pertandingan berjalan cukup alot. Baik aku dan Josh sama-sama mencetak skor yang saling mengejar. Ronde pertama di menangkan olehku, sementara ronde kedua dimenangkan olehnya. Hingga ronde ketiga menjadi penentu dan menjadikan Josh sebagai pemenang. Hiks....
"Gila capek juga ya" ucap Josh yang kini terduduk di bangku penonton.
"Mayan lah" kulihat jam hp yang menunjukkan pukul setengah 6 sore. Wah udah harus pulang. "Josh, gw balik dulu ya" pamitku.
"Lah cepet bener langsung balik?" tanyanya.
"Iya gw mau pergi ni bentar lagi. Duluan ya bro" ku tepuk pundaknya dan berlari kecil menuju parkiran motor.
****
"Haduh kamu kemana aja sih?" tanya mamaku begitu aku sampai di rumah.
"Tadi olahraga dulu ma"
"Yauda sana mandi cepetan. Di cek lagi ada barang yang ketinggalan ngak?"
"Sip deh, aku ke atas dulu ya" ucapku mengakhiri pembicaraan dengan mama.
15 menit kemudian aku telah selesai mandi dan berganti pakaian. Sekarang tinggal mengecek apa ada barang yang lupa ku bawa atau tidak.
Setelah yakin semua barang telah lengkap, aku pun membuka hp dan melihat banyak chat belum terbalas. Rupanya ada chat dari William juga.
"Sbb kek, tadi gw lagi basket. Hpnya ditinggal"
"Udah tau gw. Kan emang jadwal lu nge'basket kalo sore" balasku.
"Hehehe tau aja. Btw, lu berangkat jam berapa?" tanyanya. Ya, dia tahu perihal keberangkatanku ke Jogja.
"Jam 9 ato 10 baru jalan"
"Oh... Nanti kalo lu pulang kita kuliner ya" ajaknya.
"Ayuk. Tiap hari ya? Kita kelilingin satu-satu" ajakku. Di dekat rumah William, terdapat satu lapangan luas yang setiap malamnya dipenuhi oleh banyak pedagang makanan disana. Mulai dari soto, ayam bakar, nasi uduk, sate padang, dan lain sebagainya. Pokoknya surga makanan deh. Selain makanannya yang enak, harganyapun terjangkau.
"Iya tiap hari. Hahaha..." balasnya.
"Sip deh. Awas aja PHP"
"Loh bukannya situ yang PHP?" jleb! Seperti ada pisau yang menusuk jantungku ketika membaca tulisannya.
"Udah lah jangan bikin gw merasa bersalah lagi dong" balasku.
"Hahaha becanda kok. Eh gw boleh nitip sesuatu ga?" tanyanya.
"Nitip apa?"
"Gw minta foto-foto lu pas liburan nanti ya" hah? Aku hanya tercengang membaca pesan terakhirnya itu.
"Buat apaan?" tanyaku.
"Pengen liat aja"
"Hmm... Tapi ada syaratnya" ketikku.
"Apa?"
"Tukeran sama foto lu yang pas di Singapore" ini saat yang tepat meminta foto darinya. Soalnya William memang jarang sekali memakai profile picture mukanya sendiri. Terakhir kali ia memakai mukanya sendiri ialah disaat aku memintanya memasang foto saat liburan di pulau seribu dan saat ia mengganti sendiri PP'nya dengan foto selfie kami kemarin dulu di taman. Padahal kan kalo dia suka ganti, bisa aku save banyak-banyak huehehehe....
"Oke. Deal"
"Bener ya?" tanyaku mengkonfirmasi.
"Iya. Tapi lu janji ya kirimin juga foto pas liburan"
"Iya gw janji nek"
END OF FLASHBACK
****
"Dan janji adalah hutang yang harus dibayar, kakek!" pesannya padaku.
Quote gw kali ini msh sama ma yg lalu temanya :
"The best thing about Memories is making them" :-bd
ada kalimat yg kurang pas buat dibaca misal ini nih :
-"Tok tok tok tok" ketukku 'pada' pintu. Apa gak lebih enak pake 'di'
-"ia kung" jawabku sambil 'mengambil' tangannya untuk dicium. Kata 'mengambil' enakan pake 'meraih' oke maaf udah sok tau lainkali diperhatikan lagi kata2nya ya
sisi.. lucu wow panggilannya *berasa gadis perawan ">
Perasaan Ko @Tsunami nanya juga deh.sesama kepo jangan saling nyindir
yuk didi @3ll0 kita kepo2an )
Love ur quotes, always hehehe
@Adamx lucu-lucu kalo pas kecil. Sekarang setelah dewasa agak merana dngn pnggilan itu hahaha...
@4ndh0 ayang bebeb #ea #alay
@3ll0 ngak tau sih, tp wktu itu dia cma pergi liburan kesana
@Ndraa makasih ya masukannya, udh ak edit
@nakashima semoga aja minggu dpn ya kalo ga ada halangan #kyk lagi 'dapet'
@Adi_Suseno10 sama2
@kaka_el emang msh prawan kok #eh #salah fokus
Aliansi kepoers ya ini? Akwkwkwk....
Mau bikin emot tawa kaga tau caranya, hiks.. (kurang gaul)