BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

TEBING TERJAL

1161719212287

Comments

  • Oh.... gara2 itu si rusli di siram...... ane kira apaan
  • gila efek dari kayu apalah itu (lupa namanya) ngeri iuy
  • wiji nyari2 kesempatan dalam kesempitan....
  • gw kira acara siraman itu mau ngerjain si wiji, ehh gak taunya selamat toh. sukur deh.
    wah wiji udah ada povnya toh. kemajuan buat wiji nih. hwahahaha



  • Meski pakaian masih lembab oleh siraman air, aku masih berusaha tegar mengikuti bimbel siang ini. Syukur sekali hanya pak Hamid, yang menjemput pulang sekolah.
    Terbebas dari serangan pertanyaan papa Ridwan ataupun uwo. Walau nanti pak Hamid mengadu, aku mikirnya nanti sajalah.
    Dalam mobil ini aku merasa kedinginan

    "Pak Hamid, AC nya dingin sekali ya " kataku berstrategi

    "lah iyalah kamu basah begitu" sergah dia sambil memainkan tombol AC

    "Nah ... makasih pak" lumayan enak terasa tidak terlalu dingin

    Sebenarnya perasaanku datar sajalah tidak yang kenapa-kenapa gitu menyambut hasil baik seleksi olimpiade matematika itu, kalau iya nenek mengizinkan aku ke Jakarta untuk berlomba tingkat nasional,
    hmm..... manalah boleh ! Jika hanya mencari kesibukkan di Jakarta, maka keluarga nenek tidak kekurangan kegiatan untuk meyibukkan ku disini.

    "Hari tidak hujan, baju kau basah, ajaib ! main apo kau ?" nyenyes nian pak Hamid ini

    "disiram kawan pak" jawabku

    "disiram kau diam sajo ? balaslah ! anak bodoh" sorak pak Hamid

    "Iyo pak" jawabku pendek

    "iyo .... iyo.... lah mulai kurang ajar juga kawan kau yo !" nyesak dihati pak Hamid

    hufffss susah, maka aku tidak berniat menjawab

    "aku tunggu kau disini, di sekolah disiram, di tempat les ini kau perlu penjaga" kata pak Hamid

    "papa dan nenek siapa yang njemput ?" saranku

    "biarlah papa kau yang nyetir sendiri" kata pak Hamid

    Aku berlalu menuju ruang belajar untuk menyelesaikan bagian penghujung modul yang dibimbelkan untuk kelas XI ini. Setelah itu ada ulangan (lumayan menarik) serta ujian akhir untuk melihat kemampuan peserta bimbel (ini yang kutunggu-tunggu).
    Baru saja pelajaran dimulai, terdengar sebuah kalimat dari pengeras suara :

    "Akhirnya ada juga anak didik di bimbel ini masuk kompetisi tingkat nasional olimpiade matematika, selamat ya Rusli" ....

    Terman-teman tercekal

    gerr gerr mirip lebah saling bertanya ....
    siapa itu Rusli siapa itu Rusli

    "Ada yang bernama Rusli ?" kata guru itu yang mana pula dia hafal peserta bimbel ratusan ini dari seluruh pelosok SMA di kota Jambi

    aku diam ....
    tidak bergeming ....
    ujung-ujungnya aku dimainin lagi ! mana mau aku

    "mungkin di kelas sebelah pak" jawan teman-teman

    aku menoleh, tidak adakah yang berasal dari SMA 1 ? hihihihi.... dan ya hari ini tidak ada, kalaupun ada, ku kan menekur sehingga mereka tidak melihat wajahku.

    hmmm naiklah popularitas bimbel ini dengan iklan yang seperti apa esok hari ...
    kalau menurut kaedahnya, tidak boleh merek bimbel !, prestasi itu resmi untuk nama sekolah, kota, dan provinsi.

    Selesainya, aku segera meninggalkan lokasi itu mengingat hari juga sudah sore ada pak Hamid lagi menunggu,
    duuh apa lagi nanti ya nyenyes nya
    selepas dari meja Adm Bimbel itu :

    "Rusli ini di kelas mana tadi kak ?" mereka bertanya

    "di kelas kalian itu lah" jawab kakak itu

    "loh yang mana ya ?" mereka masih bertanya


    hahahh.... syukurin, aku berlalu saja dan siap-siap dengan yang berikut

    "tuh kan aku tidak disiram lagi, pak Hamid ini tidak percaya terus bawaannya" saranku

    "aii tenang sajo lah kau tu, hidup ini waspada lebih baik" sergah pak Hamid dengan petuahnya

    dalam hal umur, pak Hamid punya pandangan tersendiri tentang bertahan hidup. Tidak ada yang perlu dibantah, makanya aku diam

    "hem bau nian kau nih ! disiram pakai air apa ?" tanya pak Hamid

    "tidak tahu pak, entah air apa" jawabku

    "habis ini langsung mandi yo" saran dia

    "iya pak" persetujuanku


    Sesampainya di gerbang, semakin penuh saja rumah nenek ini dengan mobil dan orang, astaghfirullah

    "lah mirip terminal" suaraku

    "hati-hati kau bicara ! tamu itu yang tidak lihai parkir" pembelaan pak Hamid

    betul sekali, mobil nenek ini diberhentikan pak Hamid terpojok, dan hampir menutup pintu masuk
    biarlah kacauuuuuuu.......
    hari yang kacauuuuuuu ......

    cas cus cas cus .... riuh suara tamu itu padahal hanya 4 orang. Ada tante dari keluarga nenek ! aku ga akrab, karena dilarang akrab oleh papa Ridwan. Mereka pegawai pemda itu, dah iya yah... dammmmmm

    Ini mobil CRV mas Wiji, wuiihh aku siap siaga melihat kanan dan kiri, mana si mas Wiji ? atau lagi berenang ???? tapi lumayan ada mama mas Wiji dalam rombongan itu.

    "apo kau bingung seperti itu ? baju tu bagus nian !!!!!! main apo tadi ??????" sindir nenek

    "nek, ado bang Wiji ????" tanyaku

    "ditanyo lain, dijawab lain !!!!!" sergah nenek dan sepertinya tidak ada mas Wiji, mamanya yang nyetir sendiri.

    "bukan nek, aku tidak main apo nek, kaki masih seperti ini" jawabku sambil menekur, kok nenek berkata begitu ya

    nenek diam ....

    "maaf, maksudku kalau dak main apo, baju kau kok kotor ?' balas nenek

    "disiram kawan nek" jawabku

    Aku melihat seperti tiket di tangan mereka dan di tangan nenek juga ada beberapa tiket dan buku-buku hijau,
    tadi cas cis cus sekarang mendadak diam, oh itu pasporku ya sepertinya nenek megang itu

    "masih ado zaman sekarang siram-siram, besok bawa ember Uni, siram pula" kata sedulur nenek itu, aku masih bersikap datar

    "bukan begitu kak, tadi Wiji nelpon katanya Rusli disiram karena kebahagian sekolah dan orang Jambi " kata mama mas Wiji

    "bahagia apa" tanya sedulur nenek yang lain

    "masuk seleksi nasional olimpiade matematika" kata mama itu lagi

    "lah lah sudah, jelang magrib, besok kita ketemu lagi" kata nenek menutup pertemuan itu dengan cara halus

    lalu nenek menggandengku ke lantai dua

    "maaf Rus jangan sedih gitu, aku hanya khawatir sama kaki kau, lah hampir sembuh" kata nenek

    "iya nek" jawabku

    "yang menyiram tidak ada maksud lainkan Rus" tanya nenek

    "tidak nek, mereka hanya bahagia" jawabku

    "tapi kok bau Rus" tanya nenek lagi

    "entah pakai air apo ini nek" jawabku

    "yolah mandi dulu yo, oh iyo selamat lah Rus" kata nenek

    "mokasih nek" balasku


    Dalam makan bersama setelah magrib

    "Rus, kalau ado libur kemano mano, ado jugo melihat ka'bah, mana yang kau pilih Rus ?" tanya papa, duugg kok gitu pertanyaanya ? ya pastilah ka'bah yang dipilih, bukan artinya sok -sok agama bukan, memang menarik dan unik yang ingin dilihat tidak ada dimanapun hanya di Mekah

    "aku pilih ka'bah pa" jawabku mantab

    "nian ?" balas uwo

    "nian" jawabku

    "heheh... tadi Rusli hampir nangis aku marahi" canda nenek

    "ah nenek" jawabku

    "mamak tuh kapan tidak marah ???? hipertensi mamak tuh nanti" giliran papa sekarang yang spaning

    "lah yo marah ! kalian berdua kalau tidak dimarah melunjak !" jawab nenek

    "hemmmm" papa ambil nafas

    aku terdiam saja sambil lihat uwo yang senyum-senyum

    "dengar dulu Wan ngapo aku marah, bajunyo kotor, disiram orang" jawab nenek

    ....

    nenek menceritakan semuanya, uwo juga ikutan melaporkan dari pak Hamid

    "yo tapi kalau air nyo bau, itu tidak benar Rus" kata papa

    langsung dia menelpon CS nya sang kepala sekolah ....

    "hahahahah..... air dikasih putih telor mak ! kata sekolah itu artinya pecah telor, SMA 1 on the fire" info dari papa Ridwan

    hemmm ada saja, air pake putih telor, bau lah ! cukup lah seumur-umur digituin, agak gimana gitu

    "menurut perasaan uwo, itu hanya menyulitkan nenek dan papa kau, tidak mudah balik-balik ke Jakarta nak" kata uwo dengan terawang nya

    kami mencermati .... segala asa biasa kami letakkan pada uwo

    "jadi gimana Rus" tanya nenek

    "sudah tahu sih nek rasanya bersaing, lagian ga akan menang lawan anak kota besar dari SMA setingkat internasional" pendapatku mencermati saran uwo

    "semoga ada waktu luang saja ! lihat sajalah sampai mana, yang penting ini Rus, ini tiket dan urusan Umroh sudah diurus etek Lani, adik sepupu mamak" kata papa Ridwan, oh ternyata itu tadi yang dipegang nenek

    "oh senangnya pa, aku senang bisa melihat ka'bah" sekarang air mataku benaran jatuh menetes

    Papa dan nenek langsung menoleh, mereka paling tidak tega melihatku menangis

    "kalau papamu dan nenek sudah berkali-kali Rus ! haji yang sebenarnya kita semua dapat jatah 4 tahun lagi" kata uwo.
    Iya om tante mas abang kakak dan mbak, di jambi seperti itu kuotanya, mungkin dikota lain juga begitu, agak lama antri naik haji.

    "iya uwo alhamdulillah" jawabku terbata

    "sudah yo nak, jangan nangis, tadi aku lah minta maaf" kata nenek

    "aku senang nek bisa melihat ka'bah, bukan masalah yang tadi" jawabku


    Dalam doa selesai sholat Isya, papa menangis di atas sajadah ! lalu menuju maja belajarku sambil mengacak-acak rambutku
    Jika itu tadi do'a papa untuk Bapak untuk berita bahagia hari ini, aku juga bahagia... Mereka tidak pernah secara gegap gempita menuji, namun mainya halus ! akan jadi penyemangatku untuk papa Ridwan dan nenek tersenyum diakhir hayatnya,
    bisakah aku selalu jadi anak baik di mata mereka ? tolong lah ya Allah jika itu untuk membuat nenek dan papa Ridwan tersenyum.

    Pagi-paginya sewaktu menyusun buku pelajaran ke tas, aku dapat SMS dari mas Wiji

    "sudah dapat tiket pesawat belum ? semoga aku jadi anak yang baik dan lulus UN" kata dia. Orang aneh ... pagi-pagi saja dah membuat bingung. Tiket ? dia ikut ? dengan mamanya ?

    aku segera duduk dekat nenek mencicipi air teh dan kue bolu di piring kecil

    "nek, kita rombongan ya nek berangkatnya ?" aku mulai memancing

    "iya Rus, etek Lani kau dan keluarga juga ikut, serta beberapa pegawai pemda dan keluarga" kata nenek, hemmmm beberapa pegawai ! oh mama mas Wiji ?

    "tahu tidak alasannya ? untuk hemat, tapi untung bagi agen perjalanan hahahah" ilmu dari nenek

    apaan beberapa pegawai, emang murah biayanya ? pegawai yang bagaimana tentunya.
    Keluarga mas Wiji hmmm, tapi tetap ingat jalan agama. Ambil positif saja, mas Wiji dengan keluarganya dan ada rombongan yang lain. Rame sepertinya, lagian ada papa Ridwan. Aku dekat-dekat papa Ridwan saja, dijamin aman ! setidaknya mas Wiji hormat sama papa Ridwan.
    Aku harus memikirkan bagaimana sikap yang baik untuk menghadapi mas Wiji dalam program ini.

    Memulai kegiatan sekolah, ketika turun dari mobil, aku melihat kembali motor Kawasaki milik mas Wiji. Berarti, orang tuanya sudah kembali dinas luar kota.
    Hingga masuk kelas, aku tidak menemukan keisengannya, alhamdulillah, hemm
    mungkin mas Wiji sibuk mempelajari tata cara Umroh dan lafaz-lafaz yang penting untuk diucapkan.
    Ternyata tidak, uuhhh......................
    dia sibuk sok jadi guru, ngajarin cowok baris belakang di kelasku itu.
    ada saja tingkahnya untuk dilihat, hemmmmm apa yang beda ?
    mas Wiji habis potong rambut sepertinya ! lumayan rapi
    oh jadi ini dalam rangka menunjukkan rambut baru ? kirain serius dengan hal yang penting dibiayai mamanya. Eh tapi Nana ikut ga ya ? nanti aku tanya

    jam istirahat

    "eh Rus, minggu depan orang tuaku datang dari Pekalongan, karena om, tante, dan mas Wiji berangkat umroh" kata Nana
    alaaaaamaaaaakkkkkkkkkk

    "aduh asik dong, tanpa si Wiji, kita asik-asik di Rumah Nana yo Rus ? yoi kan ?" sergah Titin

    aku hanya diam hahahha ..... belum tahu dia

    "kita cobain resep kue ya Rus" ajak Nana
    ya Tuhan, lama-lama gabung dengan grup ini aku jadi anak gadis chuantik juga nih. huffffffsss


    Bersambung ....


  • Ini lanjutannya Sobat :)

    bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212
  • sebenarnya siapa ya disuka Rusli, bang Jasri kah ...
  • hahaha....jangan jadi melambailah kau rus kalau kau berteman sama nana dan titin
  • Asal nggak jadi bintil aja rus,,,
  • gak mungkin lah rus. kan elonya umrah jadi gak perlu ikut bikin kue. hehehe
  • gak mungkin lah rus. kan elonya umrah jadi gak perlu ikut bikin kue. hehehe
  • jiahhh...
    siapa yg akhirnya di piluh rusli, wiji apa jasri
    lanjut bro @Turney
  • edited February 2015


    Jam empat sore keesokan harinya, ada sebuah mobil spesial memasuki halaman rumah nenek. Hari Selasa ini aku tidak ada jadwal bimbel, jadwalku adalah menolong nenek menyusun faktur dan input data seperti hari-hari yang lalu.

    "ondeeh mande, janji sebelum magrib, dio lah datang pulo, uwo lihatlah tu" perintah nenek

    "aiih itu tamu uni ! aku lagi mencocokan pembukuan" alasan uwo

    "Rus, tolong turun dan temani mereka nak ! bilang sajo nenek lagi tanggung kerjanya" kata nenek

    "iya nek, dicatatkan di kertas ini saja ya nek ! nanti magrib aku lanjutkan menyusunnya" kataku

    "iyo" kata nenek

    akupun turun menemui tamu yang kecepatan, hemmm itulah mobil keluarga mas Wiji

    Duuummmm.... oh terlihat yang turun dari mobil adalah mas Wiji

    baru setelah itu mamanya

    Mereka selanjutnya memasuki ruangan di lantai satu ini yang tentunya segera mereka melihat aku dan tiga orang karyawan nenek yang berdiri menyambut mereka. Mama mas Wiji sekedar berbincang dengan karyawan itu dan mas Wiji menuju ke arahku seraya berkata :

    "mana es jeruk pesananku ?" kata dia

    "hahaha kapan mas Wiji mesanya ? ya tenang sebentar lagi minuman datang" kataku

    "banyak juga ya karyawan nenekmu Bro, tapi di lantai satuuuuu..... semua !, kapan orang lain bisa ke lantai dua ?" tanya mas Wiji

    "waah mas Wiji, kalau boleh memilih maka aku lebih senang tinggal di lantai satu ini. Tidak letih tentunya pada kakiku yang bermasalah" alasanku

    "berapa kamar di lantai dua Bro ?" tanya dia lagi

    "empat mas, aku tidur kadang di kamar papa dan kadang di kamar nenek" jawabku

    "mereka benaran sayang sama kamu Bro, aku belum pernah tidur dekat papa ataupun nenek" kata mas Wiji

    "eehhh bukan berarti papa dan nenek mas Wiji tidak sayang ! cara orang itu berbeda-beda" penjelasanku

    "aku mau Bro jadi cucu nenekmu" guyon mas Wiji

    "hahaha nenek yang risih sama mas Wiji" kataku

    "hahahha" mas Wiji juga tertawa akhirnya

    Tak lama kemudian datanglah mama mas Wiji ikut diskusi kami

    "aduh asik benar tertawanya" sergah mamanya

    "oh ada tante" aku terdiam seketika hihihi

    "papamu sudah cerita masalah sesuatu Rus ?" tanya mamanya

    "masalah mas Wiji ? sudah tante kata papa ga boleh mendekatiku kalau pake motor" candaku

    "wkwkwkwkk" sorak mereka

    "aduh Rus, bukan itu, tapi masalah umrah !" kata mamanya

    "bukan umrah tante tapi umroh" jawabku

    "kamu bisa saja" balas mamanya

    "sudah tante, bahkan papa sudah mengatur segala hal kepergian 8 hari itu" kataku

    "tapi iya.. misal 10 hari lebih asik" sergah mas Wiji

    "10 hariiii... kamu yang bayar kelebihan dan kemahalan biayanya" jawab mamanya

    "haha iya mas Wiji 8 hari cukuplah, sudah meninggalkan faktur yang setumpuk bagi bisnis nenek" alasanku

    "hmm, bisnis bisnis gitu" gumam si tante

    "ya maaf tante, agak ga begitu jelas urusannya, tapi sebentar lagi nenek selesai" kataku

    "emang gitu, janjian juga dengan ibu-ibu lain yang ikut rombongan" jawab tante itu

    "maunya sih diizinin berenang, tuh mama lihat tepian itu teduh.... airnya serasa sejuk" kata mas Wiji memanasi mamanya

    "haha ga bolehlah, ada neneknya ! eh Rus sebenarnya sudah sejak lama loh tante ingin ikut rombongan ini" kata si tante

    "kenapa tante ?" tanyaku basa-basi

    "ga ada waktu terus dan ga pas dengan liburnya papa si Wiji, sekarang sungguh pas ! " kata tante itu lagi dan lagi hemmmm

    "berkah kasih sayangNya" kalimatku

    "iya berkat rahmatNya, tahun ini tahun terakhir tante di Jambi, cukup sudah 5 tahun sebagai pembina bapeda Jambi, Tante dipindahkan lagi ke Pekalongan kantor pusatnya di Semarang" kata tante itu lagi tanpa terduga ini informasinya

    "oh........" aku tercekal

    "keluargamu dan beberapa pegawai di kantor tante sangat membantu tante, dan tante dibawa merakyat sebagai orang Jambi " kata tante

    "harus gitu keles ma, mau membagun Jambi tapi mama ga merasa sebagai orang Jambi ayo gimana ?" sergah mas Wiji....cooll dia kelihatan laki-laki sekali dengan kalimat ini, hahaha apa dia sudah merasa sebagi orang Jambi, syukurlah

    "alhamdulilah tante, tapi yang penting mas Wiji akan kuliah di universitas yang lebih bagus tentunya" kataku

    "kenapa ?" tanya tante

    "ya gitu, biar kota Jambi sedikit adem, kalau mas Wiji sudah ke Semarang" jawabku

    dhuuuukksssss ..... kakiku digeser paksa oleh mas Wiji, bukan ditendang karena dia tahu kakiku sakit

    "Eh Wiji, kamu itu kurang ajar betul, yang sopan ah" amuk mamanya

    "hehe ga apa tante, ini masih mati rasa tante, ga kerasa meski dipukul juga" kataku

    mas Wiji terdiam dan matanya tajam menatapku

    "cieee... yang ngambek ! tapi ada yang rambut baru hari ini tante, hahah" godaku

    lalu dia kembali senyum karena dipuji

    "hahah akhirnya dipuji Rusli juga, dari kemaren dia bersikeras untuk memotong rambut Rus" kata mamanya

    "wkwkwk" aku agak geli melihat tingkah mereka

    akhirnya datang juga rombongan yang lain dan dimulailah acara itu dan kami juga asik dengan acara kami berdua, cieee, pastinya ga ada acara begitu-begituan ! ini rumah nenek jauh dari hal-hal yang tidak baik.

    Jam lima sorenya, nenek tampak turun menemui rombongan itu, seru deh riuh rendah mereka ibu-ibu dilawan ? hahaha

    Dari dinding sebelah selatan lantai satu itu, jendela kaca yang lebar di lantai dua juga terbuka lebar, itulah kamarku

    "kenapa ga boleh ke lantai dua, ga boleh ke taman ?" protes mas Wiji

    "mas, keturunan nenek ada sejarahnya ! untuk keselamatan mas ! hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk" kataku

    "meski sudah mencoba ?" sergah mas Wiji

    "iya mas" jawabku

    "serem juga ya keluargamu Bro" kesan mas Wiji

    "bukan serem mas, mas pernah dengar diciptakan makhluk mirip manusia yang baik tapi tidak tampak di mata" tanyaku

    "iya Bro, itukan pelajaran Agama" kata dia

    "iya mas, suatu waktu mas pasti paham, akupun masih banyak belajar memahami itu mas. waktu smp dulu aku sempat takut sama uwo" kataku

    "gitu ya Bro ? padahal kamarmu bagus dan luas banget Bro, taman itu juga bagus Bro" jawab dia

    "apa itu serem ?" tanyaku

    "eh kan sudah kubilang itu bagus" kata dia

    "nah begitulah mas, makhluk yang jenis itu ada yang jahat, ada juga yang baik dan bersih serta indah" penjelasanku

    "menarik Bro, aku ingin tinggal disini, ingin jadi cucu nenek" hahahaha kembali lagi candaan mas Wiji

    "hemmm" aku sambut sambil senyum

    "makasih ya Bro, sebelum aku berangkat ke Semarang, sebelum aku lulus, aku ingin kamu berkata sesuatu di taman itu Bro, siapa calon pacarmu itu, aku ikhlas Bro jika pergi dengan rasa kalah" kata mas Wiji sambil menoleh ke taman dimana nenek biasa istirahat bersama papa Ridwan.

    Pada waktu yang mengalir aku tuntaskan sholat magrib, makan malam bersama seperti biasa, menyelesaikan kerjaan nenek tadi, mengerjakan semua PR, dan shlat Isya, lalu langsung mengantuk

    "Rus, kesini nak" kata nenek dari dalam kamarnya

    "iya nek" jawabku

    sebelum ke kamar nenek, aku lihat sejenak HP ada banyak SMS hemmm hanya SMS mas Wiji yang aku lihat

    "Bro, aku akan berdoa sesuatu di Mekah nanti ! doa yang membuat kamu tidak pergi dariku" kalimat mas Wiji,

    kasihan mas Wiji dia anak baik, anak yang kurang mendapat perhatian orang tua yang dinas-dinas. Tapi apa ini benaran rasa sayang ? atau dia hanya sekedar mencari apa itu arti sayang ? setelah tahu dia menyesal telah berkata sayang ........
    oh .....
    hati dan dilema adalah selalu menyatu, coba hati dan cinta yang selalu menyatu itu valentine namanya, selamat hari valentine, hmmm boro-boro ! cinta bagiku entah dimana, cinta di kota Jambi ini hanya milik cowok dengan cewek.

    Berarti lulus nanti, mas Wiji akan meninggalkan Jambi dan kuliah di Semarang ! Jika ada cinta, hanya untuk beberapa bulan ? Habis itu bubaran ? tidak seperti novel-novel picisan percintaan remaja bertahun-tahun saling bersama dimabuk asmara ! ciaahhhh ..... hari gini ! apa masih seperti novel ? apa ga keganggu oleh selingkuhan, PR, Tugas, dan UAS ? heheheh, yaaah namanya juga novel.

    Berdo'a lah mas, ... tapi doakan juga mama papamu sehat dan sepupumu si nana diberi kecerdasan, itu yang lebih utama mas, tanda aku juga perhatian sama kamu.

    Keesokan paginya, sekitar 10 meter menuju kelas, datang mas Wiji dan tiba-tiba menggandeng pinggangku, aduh bagian itu yang dipegang, bagian lain yang terasa ngilu mas. Dia belok kiri, aku masuk kelas. Disana sudah ada Nana dan Titin

    "kok ga dibalas SMS kami ?" serentak mereka meracau

    "aku ngantuk heheh" agar mereka ga kesal

    "terus apa masukan dari kamu ?" argumen mereka heeemmm tidak lepas dari resep kue, cuci baju, maslah ketombe ohhhhhh

    "ada catatanya di buku resep nenek ! gini saja pergi ke toko bahan kue Marbelle bilang bahan brownis chocochips uwo si Rusli, mereka sudah hafal, nanti aku telpon toko itu" informasi dariku

    "benaran ya Rus dan makasih" sorak mereka berdua

    "ya kalian coba dulu segera, kalau sudah berhasil, kalian tidak perlu aku lagi minggu depan" kataku

    "kemana kamu minggu depan?" tanya mereka

    "aku sibuk membantu papa dan nenek" alasanku hihihi


    Datang juga hari yang ditunggu, kami dikasih dua seragam untuk pergi dan selama wisata selain ibadah di Masjidil Haram tentunya. Seragam pertama untuk pergi, nenek yang banyak ide, bagus sekali
    masih dengan sedikit polesan motiv batik Jambi tapi disatukan dengan bahan yang sejuk dan katun tentunya. Aku emang suka warna biru muda dan putih. Papa dan nenek memadu dengan syal rumbai yang putih bersih keren sekali agak membedakan kelas mereka dengan rombongan yang lain.

    Mas Wiji kelihatan lebih bersih dan tambah ganteng, duh jauh deh saat dulu-dulu dia kumpul dengan cowok tukang suittt suiitt cewek ... beda pokoknya
    kalau papa mas Wiji masih dengan rambut lapangannya yang gondrong, nurutku di Mekah nanti dia akan potong rambut, or what ? karena ini hanya umroh, ga ada acara potong rambut, sepengatahuanku, aku akan baca lagi buku-buku penuntun ibadah umroh.

    Dengan garuda kami menuju cengkareng, sampai disana, kami transit ke terminal 2D keberangkatan luar negeri dekat-dekat terminal garuda tentunya. baru kali ini aku lihat pesawat-pesawat yang superbesar parkir disana banyak sekali.
    Ketika antri pemeriksaan imigrasi terasa lama, mana bertongkat-tongkat ini ! agen perjalanan menawari kursi roda, tapi papa hanya menyuruh itu untuk ibadah mengelilingi ka'bah di Masjidil Haram. Lalu aku memilih duduk di tas berukuran sedang berisi baju papa dan aku, mas Wiji menemani melantai heheh. Tidak lama menunggu di ruang keberangatan, sekitar jam sembilan lebih 12 menit, kami berangkat menuju bandara King Abdul Aziz masih dengan garuda tapi ini pesawatnya besar sekali.
    Barisan keluarga mas Wiji duduk dua bangku di depan kami, aku duduk dekat gang, nenek yang duduk dekat jendela, sebelahnya papa, dan aku. Uwo kebagian deretan yang di tengah yaitu 5 bangku.

    Kala mas Wiji mau ke toilet, sengaja dia menyenggol kakiku atau tanganku, hemmm sambil senyum tentunya. Lebih baik begini mas Wiji, kalau tidak begini, kita duduk bergandengan berdua, maka batal ibadah umroh kita hahaha.

    Sudah tidur,
    sudah kaget karena pesawat menangguk-angguk,
    sudah makan,
    sudah nonton filem,
    sudah dengar musik,
    laaaaammmmmmaaaaaaa sekali terasa.
    Aku jarang naik pesawat hehehehhe
    Kalau orang-orang ini sudah biasa, jadi mereka santai.
    Mas Wiji juga sudah terbiasa nasik pesawat sepetinya.

    sekitar 9 jam perjalanan diterbangi oleh garuda bersayap perkasa, warnanya aku suka hahah garuda yang biru muda.
    Jam 14.45 waktu kota Jeddah, kami tiba di bandara King Abdul Aziz itu,
    ga terllau besar sih, tapi semuaaaaaaaaa putih atau semua bertutup kepala ......
    Tadi aku di cengkareng sempat ga sabar imigrasian, ini cek imigrasinya lebiiihhhhhhhhh laaaammmmmm sekali, manual bingit .......
    di depan saja ada ratusan yang antri, kata nenek emang begitu sih butuh sekitar 3 jam lebih baru dapat giliran
    aku paham ini adalah untuk melatih kesabaran, namanya juga ibadah !
    aku dan mas Wiji menuju Toilet, karena jalannya marmer dan menarik, maka kaki yang tertatih ditolong mas Wiji bukan halangan bagiku.
    kalau bagian ini lumayan beda dengan cengkareng, semua terkesan putih, kalau cengkareng coklat muda, menurut mataku.
    airnya agak hangat, apa suhu udara yang hangat atau karena emang air hangat
    selesai bersih-bersih dan gosok gigi, aku keluar dan melap wajah dengan tisu. saat mau pasang peci hitam, mas Wiji memegangnya dan ..

    "oh mas Wiji sudah ganteng, sudah pake peci" kataku sambil senyum

    "hahaha kalau begini kita aman, kalau di dalam pesawat tadi maka pesawat akan jatuh hahah" kata mas Wiji sambil memasangkan peciku pada posisi yang benar

    "oh makasih mas Wiji" kataku

    "sama-sma" kata mas Wiji yang gemes sambil memegang dagu ku

    itu saja kok kami ga berbuat yang tidak benar, jauh dari nafsu, itu bentuk sayang dari mas Wiji. Beberapa pembenaran akan diri mas Wiji nambah lagi di hatiku, jika nanti pulang-pulang umroh, aku sudah mantap, aku akan berkata terus terang sama mas Wiji.
    Setelah itu apa aku akan risau oleh waktu yang pendek, aku belum pasti, karena aku mau melihat sesuatu terjadi.

    Aku dan mas Wiji melihat pemandangan ke luar bandara, lumayan hijau ada bukit-bukit gundul tapinya nun jauh disana, hehehh itulah gurun pasir, tapi kok dekat bandara bisa hijau ya ? aduhhh ckckckck negara kaya.

    Bus dari jasa hotel menjemput kami menuju penginapan yang dekat ke kota Mekah. Dekat, tapi bukan di kota Mekkah oh... saat itu sedang rame sekali kunjungan umroh, ah biasanya juga rame.... bilang aja agen perjalanan ga dapat penginapan yang sesuai hahah

    lumayan, sekitar 165 Km saja harusnya sekitar 200 Km, kata nenek kalau begitu dari penginapan ke Mekah butuh waktu sekitar 30 menit
    dan menuju Masjidil Haram butuh waktu lagi tapi ga apa malah asik, jalannya menyenangkan diatas marmer yang sejuk, 2 atau 3 jam pun tak terasa. Lalu rombongan perempuan dan laki-laki dipisah oleh pemandu dari agen itu.

    Papa menunjukkan tempat berwudhuk di Masjidil Haram ini, itulah mata air dari Zam-Zam, kita kenal dipelajaran agama air Zam-Zam,
    oh ini yang air zam-zam
    dingin .... swejhuukk

    bersih dan bening

    katanya itu juga sumber air minum bagi warga kota Mekah

    menarik ... iya lah ...
    Masjidl haram ini dibangun bertingkat-tingkat mengelilingi ka'bah. Melihat disainya aku sering, di lukisan-liskisan atau di gambar-gambar yang dipajang di rumah orang-orang tertentu
    Saat ini jauuuh dari ka'bah, harus sabar, lagian bukan hari ini kami kebagian ibadah mengelilingi ka'bah, hari ini kami habiskan untuk ibadah sholat di sini dan berdo'a.

    Ya Allah, inilah kota kelahiran nabi Muhammad SAW
    semua tafakur, semua terduduk dan sujud, tak jarang mereka berlinang airmata minta ampun.
    Papa banyak menunjukkan pada papa mas Wiji, dan petugas pemandu tentunya juga menolong kami semua. Papa sudah sering haji dan umroh.

    Menjelang sholat magrib, aku dan mas wiji dari lantai dua ini pergi ke dinding terluar Mesjid,
    tenyata jauuuhhhhh...... bertongkat lagi !
    hahaha

    "Rus, kelihatan saja dekat ya...." mas Wiji sangat bahagia sekali

    "hahah betul ya mas" persetujuanku

    mana harus melewati orang-orang Sudan yang besaaaarrr dan baik hati pasti heheh ga boleh ah ngomong hitam, ntar sara, mereka baik lah kalau kita juga baik.

    Akhirnya sampai juga di dinding itu

    duaaangg !

    ada pemandangan kota yang aduhai .....

    sepertinya ini kota dikelilingi gunung karang

    pemandangan khas padang pasir

    Indah dan beda, banyak bangunan mancung itulah kubah Masjid, rumah penduduk sini rata-rata bentuk apartment bertingkat-tingkat.
    Ada satu atau dua gerombolan pohon korma

    "Sudah Rus, Wiji, ? nanti hilang, ga baik ! ini jelang sholat magrib" saran papa menyusul kami

    "iya pa" jawab kami

    Papapun menuntun kami menuju rombongan

    Ini jebakannya oh... semua pintu, jendela, kapet, permadani bulat, terlihat samaaaaaa.....
    semua sisi sama, jadi pintu mana dan dimana letak sendal benar benar harus hafal !!!!!

    "hahah caranya di jam tangan harus ada kompas !" kata sebuah rahasia dari mulut papa heemmm

    "Pa malam ini kami mau coba saja mengelilingi Ka'bah" kata mas Wiji

    haaa ? aku kaget .... hihihi mati terlindas aku sama orang

    "Wiji, ga boleh ! ada izin tertentu, dan bagi yang belum pernah itu berbahaya diinjak-injak orang" kata papa

    dia tercengang

    "coba berkeliling saja dari mesjid tapi dari lantai satu" kata pemandu itu

    "boleh gitu ?" tanyaku dan papa berfikir

    "boleh kan prinsipnya mengelilingi ka'bah di Masjidil Haram" kata dia lagi

    "iya boleh ! tapi capek nak ! bagaimana rasamnya menuju dinding itu ?" kata papa

    Ya capek, tapi mas Wiji masih memikirkan sesuatu, aku akan ingatkan dia agar tidak menurutkan kata hati. Aku ga ikut-ikut karena aku sadar diriku sekuat apa, hahah !

    Selesai sholat Magrib kami lapar, lalu dipandu membeli cemilan di luar mesjid,
    papa Ridwan pilihkan yang spesial, rata-rata roti makanan mereka itu, sepertinya unik,
    rotinya tipis ! berisi daging dan saos dengan max rasa merica.

    Dulu aku kagum sama lampu jakarta, sekarang lampu malam hari di kota Mekah lebih gegap gempita, ini hanya disekitar pelataran parkir mesjid, apa lagi ke tengah kota.
    Kapan ya selesai ibadah, biar bisa melihat pusat kota ? hahahah tapi katanya ya ini pusat kota,
    Masjidil Haram,
    pusat segala pusat orang beribadah, terutama pusat kiblat yaitu ka'bah.

    Demikianlah,
    hari ke dua begini,
    hari ke tiga begini, pas sudah larut malam hendak ke penginapan baru kami bertemu lagi dengan rombongan Ibu-ibu, hoh kangen juga sama nenek dan uwo, biasanya kami dah makan bersama di rumah !
    aku terdiam di samping nenek, mas Wiji juga disamping mamanya

    "kenapa kalian ???" kata uwo, kalem,
    biasanya uwo bersorak, oh iya ini kota Mekah, hahah rasain tuh uwo

    kami masih diam

    "kenapa ?" tanya mama mas Wiji

    "lapar..." kata mas Wiji

    hahaha mereka senyum semua termasuk tante Lani sedulur nenek itu dan yang lain
    ternyata diantara mereka ada yang bawa rice cooker dan beras, uwo bawa rendang, jadi kami makan bersama larut malam di penginapan.
    Alhamdulilah

    Hari ke empat, ibadah dalam tuntunan umroh dimulai, bedanya dengan Haji, ya kita tidak melempar Jumroh dan berkumpul di Arafah, itu saja yang lainnya sama
    terutama rambut papa mas Wiji jadi rapi hahahahha, dah tahu mau umroh tapi gondrong.

    Kota Madinah agak lebih kecil, dan gunung-gunung tandusnya lebih membentang, perumahan penduduk tidak serapat kota Mekah. Tapi aku tertarik pada rimbunan pohon kurmanya, lebih banyak, hemmm bahagia sekali aku melihat dari kejauhan barisan Onta berteduh di bawah rimbunan pohon kurma.

    Tidak banyak yang bisa aku ceritakan disini ya om tante mas abang kakak dan mbak, terutama ibadah, karena tidak semua pembaca adalah muslim. Terutama ibadah, hanya nuasa keindahan dan sisinya yang unik yang telah aku ceritakan. Namun aku melihat mas Wiji benaran serius berdoa, aku jauh kalahlah deh, aku masih asik melihat prilaku manusia dari semua bangsa ada disini terutama saudara muslim kita yang besar-besar dari Afrika. Serta sedikit melatih bahasa Ingris, hay yes no yes no, my name is, how are you, dan mereka menjawab khaifahaluk, syukron, itu aku tahu artinya
    tapi yang ini hamduleeee ?, artinya alHAMDULILLAH. Pengucapannya agak spesifik dan menarik.
    Dalam perjalanan pulang di garuda yang sayapnya begitu kuat, aku sudah kelelahan dan batuk, mas Wiji juga.
    Sampai di Jambi, aku bolos lagi satu hari, aku istirahat sepanjang hari.

    Bersambung ....



  • Selamat beraktivitas Sobat :


    bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212
  • nunggu wiji dan rusli saling ngungkapin perasaannya nih. dah gak sabar. kira2 gimana yee?
Sign In or Register to comment.